Indonesia
Disusun Oleh :
Kelas 7.3
Rumoh Aceh
Rumah tradisional Aceh oleh warga setempat disebut rumoh Aceh. Bentuknya seragam, yakni persegi
empat memanjang dari timur ke barat. Konon, letak yang memanjang itu dipilih untuk memudahkan
penentuan arah kiblat.
Dari segi ukir-ukiran, rumoh Aceh di tiap-tiap kabupaten di Provinsi NAD tidaklah sama. Masing-
masing punya ragam ukiran yang berbeda. Rumah adat Nangro Aceh Darussalam atau disebut juga
Rumoh Aceh merupakan rumah panggung yang memiliki tinggi beragam sesuai dengan arsitektur si
pembuatnya. Namun pada kebiasaannya memiliki ketinggian sekitar 2,5-3 meter dari atas tanah.
Untuk memasukinya harus menaikit beberapa anak tangga. Terdiri dari tiga atau lima ruangan di
dalamnya, untuk ruang utama sering disebut dengan rambat.
Rumoh Aceh yang bertipe tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan untuk tipe lima ruang memiliki 24
tiang. Bahkan salah satu rumoh Aceh (peninggalan tahun 1800-an) yang berada di persimpangan jalan
Peukan Pidie, Kabupaten Sigli, milik dari keluarga Raja-raja Pidie, Almarhum Pakeh Mahmud
(Selebestudder Pidie Van Laweung) memiliki 80 tiang, sehingga sering disebut dengan rumoh Aceh
besar. Ukuran tiang-tiang yang menjadi penyangga utama rumoh Aceh sendiri berukuran 20 - 35 cm.
Biasanya tinggi pintu sekitar 120 - 150 cm dan membuat siapa pun yang masuk harus sedikit
merunduk. Makna dari merunduk ini menurut orang-orang tua adalah sebuah penghormatan kepada
tuan rumah saat memasuki rumahnya, siapa pun dia tanpa peduli derajat dan kedudukannya. Selain itu
juga, ada yang menganggap pintu rumoh Aceh sebagai hati orang Aceh. Hal ini terlihat dari bentuk
fisik pintu tersebut yang memang sulit untuk memasukinya, namun begitu kita masuk akan begitu
lapang dada disambut oleh tuan rumah.Saat berada di ruang depan ini atau disebut juga dengan
seuramoe keu/seuramoe reungeun, akan kita dapati ruangan yang begitu luas dan lapang, tanpa ada
kursi dan meja. Jadi, setiap tamu yang datang akan dipersilahkan duduk secara lesehan di atas tika
Fungsi rumah gadang yang juga penting adalah sebagai iringan adat, seperti menetapkan adat atau
tempat melaksanakan acara seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mengadakan
acara kebesaran adat, tempat mufakat dan lain-lain. Perbandingan ruang tempat tidur dengan ruang
umum adalah sepertiga untuk tempat tidur dan dua pertiga untuk kepentingan umum. Pemberian ini
memberi makna bahwa kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
Rumah Gadang memiliki tiang yang tidak tegak lurus atau horizontal tapi punya kemiringan. Kenapa?
Karena dulu, masyarakat di sana banyak yang datang dari laut, sehingga mereka hanya tahu cara
membuat kapal dan tak tahu cara membuat rumah.
Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk
kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah
bangunan rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi.
Rumah Gadang disebut juga sebagai Rumah Baanjuang. Sebab di sayap bangunan sebelah kanan dan
kirinya ruang anjuang (anjung). Ruang ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat
pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.
Sebagai suku bangsa yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah adatnya kelihatan serasi
dengan bentuk alam Bukit Barisan. Coba deh perhatikan bagian puncaknya yang bergaris lengkung
meninggi pada bagian tengah. Lalu, garis lerengnya melengkung dan mengembang ke bawah dengan
bentuk persegi tiga.
Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar (Rumah Adat Kepulauan Riau)
Rencong (Bahasa Aceh : Rintjong) adalah senjata tradisional milik Suku Aceh. Rencong merupakan
simbol identitas diri, keberanian, dan ketangguhan Suku Aceh. Menurut catatan sejarah, Rencong
merupakan senjata tradisional yang digunakan di Kesultanan Aceh sejak masa pemerintahan Sultan
Ali Mughayat Syah yang merupakan Sultan Aceh yang pertama. Kedudukan Rencong di Kesultanan
Aceh sangatlah penting, Rencong selalu diselipkan di pinggang Sultan Aceh, selain itu para Ulee
Balang dan masyarakat biasa juga menggunakan Rencong. Rencong biasanya digunakan saat acara
pernikahan, Meugang, Peusijuk, Tung Dara Baro (Mengunduh Mantu), dan dalam setiap acara penting
lainnya.
Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Nama piso gaja
dompak diambil dari kata piso yang berarti pisau yang berfungsi untuk memotong atau menusuk, dan
bentuknya runcing dan tajam. Bernama gaja dompak karena berarti ukiran berpenampang gajah pada
tangkai senjata tersebut.
Karih (Keris) adalah Senjata tradisional Sumatera Barat. Bentuknya seperti keris tapi tidak berlekuk.
Karih / Keris ini merupakan perlengkapan/ aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan
di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi
ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para
mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek dan
juga dipergunakan dalam pertunjukan silat.
4. Provinsi Bengkulu
Kuduk adalah sejenis keris yang berlekuk, bermata satu dengan punggung yang agak tebal. Sarungnya
memakai centalan dan dipakai untuk membela diri dan berburu. Badik juga sejenis keris dengan
bentuk lurus dan bermata satu. Diapakai untuk berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat. Rudas
adalah sejenis pedang yang terdiri dari mata, ulu, dan sarung. Dipergunakan untuk berperang,
membela diri dan kelengkapan pada upacara penobatan datuk (kepala adat). Selain dari itu terdapat
pula Pedang Kayu Nibung dan Kerambit.
Pedang ‘Jenawi’ merupakan sejenis senjata tradisional berupa pedang yang dipergunakan oleh para
panglima perang tempo dulu. Panjang pedang Jenawi ini bisa mencapai 1 meter. Pedang
‘jenawi’merupakan sejenis senjata pedang yang dipergunakan oleh para panglima perangtempo dulu.
Jenis senjata badik (sekin) yang umum digunakan adalah ‘tumbuk lada’, yang bentuknya seperti keris
tetapi ukurannya lebih pendek. Senjata ini digunakanuntuk berperang dan keperluan sehari-hari. Pada
mata badik yang untuk berperangsering diolesi dengan racun. Penggunaan badik untuk melawan
musuh tersirat dalam ungkapan:
“Bila badik telah ditarik dari sarungnya, maka harus ditikamkan pada suatu benda atau binatang.
Barulah kemudian badik dimasukkan pada sarungnya ”.
6. Jambi
Badik Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas melayu yang ada di Sumatera dan Kepulauan Riau
serta Semenanjung Melayu. Senjata tradisional Jambi ini bentuknya seperti badik khas Sulawesi hanya
saja pada sarung Tumbuk Lada terdapat benjolan bundar yang dihias dengan ukiran pahat. Sarung
senjata ini dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit. Bentuk badik tumbu
ladak juga menyerupai keris akan tetapi tidak bergelombang. Senjata tradisional dari Jambi ini pada
zaman dulu dipergunakan untuk berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang Tumbuk Lada
pada zaman dulu juga menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Jambi, Kepulauan Riau, Deli,
Siak dan Semenanjung Tanah Melayu. Sumpit sebagai senjata tradisional banyak dipergunakan oleh
suku adat yang ada di Indonesia. Tidak terkecuali di Jambi. Di Suku Kubu terdapat sumpit yang
dipergunakan masyarakat untuk berburu binatang.
Belum ada sumber yang bisa menjelaskan dengan pasti awal mula senjata tombak dengan ujung
berbentuk trisula ini. Ada sebagian ahli berasumsi bahwa tombak trisula punya kaitan dengan
perkembangan budaya Hindu pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota
Palembang. Namun, tombak trisula khas daerah Sumatera Selatan punya dua ujung sisi yang bisa
digunakan sebagai senjata. Salah satu ujungnya berbentuk trisula, sedangkan ujung yang lainnya
berupa mata tombak berbentuk segitiga yang diukir demikian cantik.
8. Provinsi Lampung
Senjata tradisioal Lampung, yang terkenal adalah Terapang. Ulu terapang terbuat dari kayu dengan
ukiran kepala orang atau burung sebagai lambing keberanian. Senjata terkenal lainnya adalah payan,
beladau, penduk, badik, dan keris.
Siwar Panjang adalah senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan sisi
tajam di salah satu bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang.
Berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri dan benda keramat.
Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang atau golok
banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya,
cabang dan parang.
Keberagaman Tarian Daerah Di Indonesia
1. Aceh (NAD)
Seudati berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh
keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.
Busana yang digunakan dalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan
panjang yang ketat warna putih; kain songket yang dililitkan sebatas paha dan pinggang, rencong yang
disematkan di pinggang, ikat kepala berwarna merah, dan sapu tangan berwarna. biasanya dipentaskan
untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti
menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan
menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.
2. Bali
Tari legong merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diterikan secara
dinamis dan memikat hati. Busana yang digunakan dalamTari Legong Sambeh Bintang ini, di
antaranya adalah gelungan, gelang tangan, kain kancan (tutup dada), selendang kuning diikat ujungnya
di kelingking, sabuk dalam (stagen), selendang warna-warni.tari legong biasa di tampil kan untuk
menyambut tamu, untuk acara hiburan masyarakat setempat.
3. Bengkulu
Tari Andum dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang
dihormati. Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan pada saat pesta
perkawinan.Kelengkapan pakaian untuk kaum pria di Bengkulu terdiri dari jas, memakai sarung,
celana panjang, alas kaki yang juga dilengkapi dengan memakai tutup kepala serta sebuah keris. Jas
yang di pakai tersebut terbuat dari bahan kain yang bermutu seperti wol atau bisa juga bahan
sejenisnya dan umumya warnanya gelap seperti warna hitam dan warna biru tua. Sementara untuk
bawahannya berupa celana yang terbuat dari bahan serta dengan pilihan warna yang sama.
4. DKI Jakarta
Tari Topeng merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Tarian ini
biasanya akan dipentaskan ketika ada acara-acara kepemerintahan, hajatan sunatan, perkawinan
maupun acara-acara rakyat lainnya. Kostum yang digunakan biasanya selalu memiliki unsur warna
kuning, hijau dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng.
5. Jambi
Tari Sekapur Sirih merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan
tari Melayu. Tari tersebut ialah Tari Sekapur Sirih. Tari ini merupakan tarian selamat datang kepada
tamu-tamu besar di Provinsi Jambi. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada
tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA. Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan
terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Jumlah
penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua
belas penari tersebut satu orang bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari.
6. Jawa Barat
Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja
karena cintanya ditolak. Kostum yang digunakan biasanya selalu memiliki unsur warna kuning, hijau
dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng. Tari Topeng, merupakan
sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Tarian ini biasanya akan dipentaskan
ketika ada acara-acara kepemerintahan, hajatan sunatan, perkawinan maupun acara-acara rakyat
lainnya.
7. Jawa Tengah
Tari Serimpi adalah sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan. Suatu jenis tari klasik dari daerah Yogyakarta yang selalu dibawakan oleh 4 penari, karena
kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang.
Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi.
8. JawaTimur
Tari Reog Ponorogo merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan
dan kegagahan. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-
laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi
oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog
adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau
mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita
pendekar,busana yang di gunakan pakaian reog.
9. kalimantan Barat
Tari Monong merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku
seperti dukun dengan jampi-jampi Tari ini sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan
sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh
si sakit.
10. Katimantan Selatan
Tari Baksa Kembang merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.
Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di
lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu.
Tari Tambun dan Bungai Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai
Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat. Tari Tambun dan bungai, merupakan tari
yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai.
12. Kalimantan Timur
Tari Gong di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan
sewaktu lahir seorang bayi kepala suku. Tari gong atau disebut juga dengan nama kancet ledo adalah
tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan Timur. Tarian ini ditarikan seorang gadis dengan gong
digunakan sebagai alat musik pengiringnya.