Anda di halaman 1dari 18

Kliping Keberagaman Di

Indonesia

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Disusun Oleh :

Nurtasya Erlan Husain

Kelas 7.3

MTsN 1 Kota Gorontalo


2023
Keberagaman Rumah Adat Indonesia
Rumoh Aceh
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Rumoh Aceh

Rumah tradisional Aceh oleh warga setempat disebut rumoh Aceh. Bentuknya seragam, yakni persegi
empat memanjang dari timur ke barat. Konon, letak yang memanjang itu dipilih untuk memudahkan
penentuan arah kiblat.

Dari segi ukir-ukiran, rumoh Aceh di tiap-tiap kabupaten di Provinsi NAD tidaklah sama. Masing-
masing punya ragam ukiran yang berbeda. Rumah adat Nangro Aceh Darussalam atau disebut juga
Rumoh Aceh merupakan rumah panggung yang memiliki tinggi beragam sesuai dengan arsitektur si
pembuatnya. Namun pada kebiasaannya memiliki ketinggian sekitar 2,5-3 meter dari atas tanah.
Untuk memasukinya harus menaikit beberapa anak tangga. Terdiri dari tiga atau lima ruangan di
dalamnya, untuk ruang utama sering disebut dengan rambat.

Rumoh Aceh yang bertipe tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan untuk tipe lima ruang memiliki 24
tiang. Bahkan salah satu rumoh Aceh (peninggalan tahun 1800-an) yang berada di persimpangan jalan
Peukan Pidie, Kabupaten Sigli, milik dari keluarga Raja-raja Pidie, Almarhum Pakeh Mahmud
(Selebestudder Pidie Van Laweung) memiliki 80 tiang, sehingga sering disebut dengan rumoh Aceh
besar. Ukuran tiang-tiang yang menjadi penyangga utama rumoh Aceh sendiri berukuran 20 - 35 cm.
Biasanya tinggi pintu sekitar 120 - 150 cm dan membuat siapa pun yang masuk harus sedikit
merunduk. Makna dari merunduk ini menurut orang-orang tua adalah sebuah penghormatan kepada
tuan rumah saat memasuki rumahnya, siapa pun dia tanpa peduli derajat dan kedudukannya. Selain itu
juga, ada yang menganggap pintu rumoh Aceh sebagai hati orang Aceh. Hal ini terlihat dari bentuk
fisik pintu tersebut yang memang sulit untuk memasukinya, namun begitu kita masuk akan begitu
lapang dada disambut oleh tuan rumah.Saat berada di ruang depan ini atau disebut juga dengan
seuramoe keu/seuramoe reungeun, akan kita dapati ruangan yang begitu luas dan lapang, tanpa ada
kursi dan meja. Jadi, setiap tamu yang datang akan dipersilahkan duduk secara lesehan di atas tika

Rumah Balai Batak Toba


Provinsi Sumatera Utara

Rumah Adat Balai Batak Toba


Nilai budaya itu sangat perlu dilestarikan dan hendaknya dapat ditempatkan sebagai dasar filosofi
sebagai pandangan hidup bagi generasi penerus kelak. Ada pendapat yang mengatakan bahwa bangsa
yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai budayanya, karena itu Bangso Batak perlu menjaga
citra dan jati dirinya agar keberadaannya tetap mendapat tempat dalam. Rumah Balai Batak Toba
adalah rumah adat dari daerah Sumatera Utara. Rumah ini terbagi atas dua bagian yaitu jabu
parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang. tempat ini juga
terkadang dipakai sebagai tempat untuk pembicaraan terkait dengan hal-hal adat. Jabu bolon adalah
rumah keluarga besar. Rumah ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga keluarga tinggal dan tidur
bersama. Rumah Balai Batak Toba juga dikenal sebagai Rumah Bolon. Bagi masyarakat Batak, rumah
ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang berdiri. Pembangunan rumah adat suku Batak ini
dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Batak. Rumah ini berbentuk seperti rumah panggung
yang disangga oleh beberapa tiang penyangga. Tiang penyangga rumah biasanya terbuat dari kayu.
Rumah Balai Batak Toba mempunyai bahan dasar dari kayu. Menurut kepercayaan masyarakat Batak,
rumah ini terbagi ke dalam tiga bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda.
Bagian pertama yaitu atap rumah yang diyakini mencerminkan dunia para dewa. Bagian kedua yaitu
lantai rumah yang diyakini mencerminkan dunia manusia. Bagian yang ketiga adalah bagian bawah
rumah atau kolong rumah yang mencerminkan dunia kematian.

Rumah Gadang (Rumah Adat Sumatera Barat/Sumbar)

Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat


Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat acara adat. Ukuran ruang tergantung dari
banyaknya penghuni di rumah itu. Namun, jumlah ruangan biasanya ganjil, seperti lima ruang, tujuh,
sembilan atau lebih. Sebagai tempat tinggal, rumah gadang mempunyai bilik-bilik dibagian belakang
yang didiami oleh wanita yang sudah bekeluarga, ibu-ibu, nenek-nenek dan anak-anak.

Fungsi rumah gadang yang juga penting adalah sebagai iringan adat, seperti menetapkan adat atau
tempat melaksanakan acara seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mengadakan
acara kebesaran adat, tempat mufakat dan lain-lain. Perbandingan ruang tempat tidur dengan ruang
umum adalah sepertiga untuk tempat tidur dan dua pertiga untuk kepentingan umum. Pemberian ini
memberi makna bahwa kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.
Rumah Gadang memiliki tiang yang tidak tegak lurus atau horizontal tapi punya kemiringan. Kenapa?
Karena dulu, masyarakat di sana banyak yang datang dari laut, sehingga mereka hanya tahu cara
membuat kapal dan tak tahu cara membuat rumah.
Rumah ini memiliki keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk
kerbau dibuat dari bahan ijuk. Di halaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah
bangunan rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi.
Rumah Gadang disebut juga sebagai Rumah Baanjuang. Sebab di sayap bangunan sebelah kanan dan
kirinya ruang anjuang (anjung). Ruang ini digunakan oleh masyarakat setempat sebagai tempat
pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.
Sebagai suku bangsa yang menganut falsafah alam, garis dan bentuk rumah adatnya kelihatan serasi
dengan bentuk alam Bukit Barisan. Coba deh perhatikan bagian puncaknya yang bergaris lengkung
meninggi pada bagian tengah. Lalu, garis lerengnya melengkung dan mengembang ke bawah dengan
bentuk persegi tiga.
Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar (Rumah Adat Kepulauan Riau)

Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau


Rumah Melayu adalah Rumah kayu atau rumah kampung pada suatu masa dulu boleh dikatakan tidak
asing bagi orang Melayu. Tapi dengan urbanisasi penduduk kini, ramai anak-anak Melayu yang tidak
lagi mengenal apakah ciri bentuk sebenarnya rumah kayu tradisional maupun caranya dibangun tanpa
paku.
Sebetulnya, lama sebelum kedatangan pengaruh luar dan telunjuk moden, penduduk asal Melayu dan
Orang Asli di Semenanjung Tanah Melayu dan Sumatera serta kaum Bumiputra/Pribumi lain di
Borneo dan bagian lain di alam Melayu telah mempunyai sistem perumahan yang canggih, cantik dan
serasi dengan gaya hidup dan alam sekitar.
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar disebut juga Balai salaso jatuh merupakan bangunan seperti rumah
adat tapi fungsinya bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat.
Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain Balairung Sari,
Balai Pengobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tinggal beberapa rumah saja,
didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangkut
keagamaan dilakukan di masjid.
Ruangan rumah ini terdiri dari ruangan besar untuk tempat tidur. ruangan bersila, anjungan dan dapur.
Rumah adat ini dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk pertemuan dan
musyawarah adat.Rumah tradisional masyarakat Riau pada umumnya adalah rumah panggung yang
berdiri diatas tiang dengan bentuk bangunan persegi panjang.
Dari beberapa bentuk rumah ini hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya sama,
dan memiliki ukiran melayu seperti selembayung, lebah bergayut, pucuk rebung dll. Selaso jatuh
kembar sendiri bermakna rumah yang memiliki dua selasar (selaso, salaso) yang lantainya lebih
rendah dari ruang tengah.

Rumah Panggung (Rumah Adat Provinsi Jambi)

Rumah Panggung Provinsi Jambi


Konstruksi dalam bentuk panggung adalah warisan budaya dalam membuat sebuah bangunan dari
nenek moyang kita. Kita dapat lihat rumah tradisional di beberapa daerah, seperti di Sumatra,
Kalimantan, atau Sulawesi, kebanyakan menggunakan bentuk rumah panggung.
Secara materi dan efesiensi, rumah panggung sangat banyak manfaat. Ruang bawah rumah yang
kosong dapat dimanfaatkan sebagai area bermain anak-anak, asalkan tinggi panggung aman untuk
dilalui, minimal tinggi panggung adalah dua meter.
Rumah Panggung (Jambi) adalah nama rumah adat yang berasal dari daerah Jambi. Rumah ini
terbuat dari kayu. Rumah ini juga dikenal dengan nama rumah Kajang Leko. Rumah ini terbagi ke
dalam 8 ruangan. Ruangan pertama bernama jogan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat anggota
keluarga dan juga sebagai tempat untuk menyimpan air. Ruangan kedua adalah serambi depan yang
berfungsi untuk menerima tamu lelaki. Ruangan ketiga adalah serambi dalam yang berfungsi sebagai
tempat tidur anak lelaki. Ruang keempat adalah amben melintang yang berfungsi sebagai kamar
pengantin. Ruang kelima adalah serambi belakang yang berfungsi sebagai ruang tidur untuk anak-anak
perempuan yang belum menikah. Ruang keenam adalah laren yang digunakan untuk menerima tamu
perempuan. Ruang ketujuh adalah garang yang digunakan sebagai ruang untuk mengolah makanan
dan juga sebagai tempat penyimpanan air. Ruang kedelapan adalah dapur yang digunakan untuk
memasak makanan. Rumah panggung Jambi merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang harus
dilestarikan.

Rumah Limas (Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan/Sumsel)

Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan


Rumah Limas Palembang dibangun di atas tiang-tiang yang terbuat dari jenis kayu unglen yang
berjumlah 32 buah atau kelipatannya. Rumah limas Palembang merupakan rumah panggung yang
bagian kolongnya merupakan ruang positif untuk kegiatan sehari-hari. Ketinggian lantai panggung
dapat mencapai ukuran 3 meter. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua tangga kayu dari sebelah
kiri dan kanan. Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung.
Makna filosofis dibalik pagar kayu itu adalah untuk menahansupaya anak perempuan tidak keluar
rumah.

Rumah Adat Doloupa (Rumah Adat Provinsi Gorontalo)

Rumah Adat Doloupa Gorontalo


DOLOHUPA adalah sebutan atau nama lain dari rumah adat Gorontalo,didalam rumah adat ini kita
bisa melihat seluruh kehidupan masyarakat sekitar dalam kehidupanya lengkap dengan perabot serta
pernik-pernik adat gorontalo.
Rumah Adat Bangka Belitung

Rumah Adat Bangka Belitung


Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan
Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti
kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di
sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di
muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah
ibu dan rumah dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.

Baileo (Rumah Adat Provinsi Maluku)

Rumah Adat Baileo


Baileo merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan warga (balai bersama), selain
sebagai tempat pertemuan / kegiatan Baileo juga berfungsi untuk menyimpan benda-benda suci,
senjata atau pusaka peninggalan dari nenek moyang warga kampung tersebut.
Rumah adat Baileo ini mempunyai beberapa bagian yang mempunyai fungsi yang berbeda dan
mempunyai filosofi yang tersirat di dalamnya.
Pada intinya rumah adat Baileo ini dibuat tanpa dinding, hal ini bermakna agar roh nenek moyang
dapat dengan leluasa untuk keluar masuk kedalam rumah adat tersebut.
Bagian depan atau pintu masuk rumah adat Baileo terdapat Batu Pamali batu besar yang berfungsi
sebagai tempat untuk meletakkan sesaji.
Keberagaman Pakaian Adat Tradisional Indonesia
1. Provinsi Riau - Pakaian Adat Tradisional Melayu
Pakaian adat tradisional Riau adalah pakaian adat tradisional Melayu. Di Riau ada 3 macam pakaian
adat tradisional Melayu yaitu Siak Riau, Indragiri dan Bengkalis Riau.

(Pakaian Adat Tradisional Siak Riau, Indragiri dan Bengkalis Riau)

2. Provinsi Kepulauan Riau Pakaian Adat Tradisional Belanga


Untuk pakaian adat tradisional pria, baju yang dipakai adalah baju Melayu  berupa atasan yang disebut
teluk belanga. Busana ini terdiri dari celana, kain sampin, dan songkok atau penutup kepala. Untuk
perempuan, pakaian yang dipakai berupa baju kurung, kain, dan selendang. Selendang dipakai dengan
cara disampirkan di bahu.

3. Provinsi Jambi - Pakaian Adat Tradisional Melayu Jambi


Pakaian adat tradisional Jambi sama seperti yang ada di daerah Pulau Sumatera yang lain, yaitu
pakaian adat tradisional Melayu. Pakaian adat tradisional Melayu dari Jambi ini biasanya lebih mewah
daripada pakaian yang digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang emas dan dihiasi dengan
berbagai hiasan yang mewah untuk kelengkapannya.

4. Provinsi Sumatera Selatan - Pakaian Adat Tradisional Aesan Gede


Pakaian adat tradisional Sumatera Selatan adalah Aesan Gede. Baju adat tradisional ini terinspirasi
dari zaman kerajaan Sriwijaya yang dulunya berjaya di daerah Sumatera Selatan.

5. Provinsi Bangka Belitung - Pakaian Adat Tradisional Paksian


Pakaian adat tradisional Bangka Belitung adalah Paksian. Untuk perempuan biasanya memakai baju
kurung berwarna merah yang berbahan kain sutra dan kepalanya memakai mahkota yang biasa disebut
dengan nama Paksian. Sedangkan untuk laki-laki menggunakan sorban atau yang biasa disebut
masyarakat Bangka Belitung sebagai Sungkon.

6. Provinsi Bengkulu - Pakaian Adat Tradisional Bengkulu


Pakaian adat tradisional wanita di Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang, bertabur
corak-corak, sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Pakaian adat
tradisional pria terdiri atas jas, sarung, celana panjang, alas kaki yang dilengkapi dengan tutup kepala
dan sebuah keris.

7. Provinsi Lampung - Pakaian Adat Tradisional Tulang Bawang


Pakaian adat tradisional Lampung bila dicermati terdapat perbedaan antara lampung pesisir dengan
lampung daratan tetapi pada dasar masih sama yaitu menggunakan kain tapis di hias dengan logam
kuningan yang memper indah dan mebuat mewah, sedangkan kain tapis adalah suatu kain yang
ditenun secara manual dengan menggunakan tinta mas yang di ukir dengan tangan tangan terampil
hingga membuat yang memakai pakaian penganten tersebut terlihat lebih berwibawa.

8. Provinsi DKI Jakarta - Pakaian Adat Tradisional Betawi


Pakaian adat tradisional Jakarta biasa disebut dengan nama Pakaian Adat Betawi yang dipengaruhi
dari berbagai corak masyarakat Jakarta yang sangat beragam diantaranya dipengaruhi oleh budaya
Arab, China, Melayu dan Budaya Barat.

9. Provinsi Jawa Barat - Pakaian Adat Tradisional Kebaya


Untuk pakaian adat tradisional Jawa Barat memiliki perbedaan untuk laki-laki dan perempuan. Kain
kebaya pada dasarnya digunakan perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan.
Perbedaannya mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya.

10. Provinsi Banten - Pakaian Adat Tradisional Pangsi


Untuk masyarakat Baduy masih mengenakan pakaian adat tradisionalnya dalam kehidupan sehari-hari.
Baduy Dalam sering mengenakan pakaian adat berwarna putih yang melambangkan kesucian.
Sementara Baduy Luar mengenakan pakaian adat berwarna hitam.
11. Provinsi Jawa Tengah - Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya
Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya dengan motif batik,
dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang masih tergolong asli.

12. Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta - Pakaian Adat Tradisional Kasatrian


Pakaian adat tradisional masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian adat
tradisional yang memiliki unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan
berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang meliputi fungsi dan
peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan,
di man dikenakan, dan siapa yang mengenakannya.
Keberagaman Senjata Daerah Di Indonesia
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 

Rencong (Bahasa Aceh : Rintjong) adalah senjata tradisional milik Suku Aceh. Rencong merupakan
simbol identitas diri, keberanian, dan ketangguhan Suku Aceh. Menurut catatan sejarah, Rencong
merupakan senjata tradisional yang digunakan di Kesultanan Aceh sejak masa pemerintahan Sultan
Ali Mughayat Syah yang merupakan Sultan Aceh yang pertama. Kedudukan Rencong di Kesultanan
Aceh sangatlah penting, Rencong selalu diselipkan di pinggang Sultan Aceh, selain itu para Ulee
Balang dan masyarakat biasa juga menggunakan Rencong. Rencong biasanya digunakan saat acara
pernikahan, Meugang, Peusijuk, Tung Dara Baro (Mengunduh Mantu), dan dalam setiap acara penting
lainnya.

2. Provinsi Sumatera Utara 


Senjata Tradisional : Piso Gaja Dompak

Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Nama piso gaja
dompak diambil dari kata piso yang berarti pisau yang berfungsi untuk memotong atau menusuk, dan
bentuknya runcing dan tajam. Bernama gaja dompak karena berarti ukiran berpenampang gajah pada
tangkai senjata tersebut.

3. Provinsi Sumatera Barat 


Senjata Tradisional : Karih, Ruduih, Piarit

Karih (Keris) adalah Senjata tradisional Sumatera Barat. Bentuknya seperti keris tapi tidak berlekuk.
Karih / Keris ini merupakan perlengkapan/ aksesoris yang dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan
di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi
ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para
mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek dan
juga dipergunakan dalam pertunjukan silat.

4. Provinsi Bengkulu 

Senjata Tradisional : Kuduk, Badik, Rudas

Kuduk adalah sejenis keris yang berlekuk, bermata satu dengan punggung yang agak tebal. Sarungnya
memakai centalan dan dipakai untuk membela diri dan berburu. Badik juga sejenis keris dengan
bentuk lurus dan bermata satu. Diapakai untuk berburu dan sebagai perlengkapan upacara adat. Rudas
adalah sejenis pedang yang terdiri dari mata, ulu, dan sarung. Dipergunakan untuk berperang,
membela diri dan kelengkapan pada upacara penobatan datuk (kepala adat). Selain dari itu terdapat
pula Pedang Kayu Nibung dan Kerambit.

5. Provinsi Riau / Kepulauan Riau  

Senjata Tradisional : Pedang Jenawi, Badik Tumbuk Lado

Pedang ‘Jenawi’ merupakan sejenis senjata tradisional berupa pedang yang dipergunakan oleh para
panglima perang tempo dulu. Panjang pedang Jenawi ini bisa mencapai 1 meter. Pedang
‘jenawi’merupakan sejenis senjata pedang yang dipergunakan oleh para panglima perangtempo dulu.
Jenis senjata badik (sekin) yang umum digunakan adalah ‘tumbuk lada’, yang bentuknya seperti keris
tetapi ukurannya lebih pendek. Senjata ini digunakanuntuk berperang dan keperluan sehari-hari. Pada
mata badik yang untuk berperangsering diolesi dengan racun. Penggunaan badik untuk melawan
musuh tersirat dalam ungkapan:
“Bila badik telah ditarik dari sarungnya, maka harus ditikamkan pada suatu benda atau binatang.
Barulah kemudian badik dimasukkan pada sarungnya ”.

6. Jambi 

Senjata Tradisional Jambi : Badik Tumbuk Lada, Sumpit Suku Kubu

Badik Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas melayu yang ada di Sumatera dan Kepulauan Riau
serta Semenanjung Melayu. Senjata tradisional Jambi ini bentuknya seperti badik khas Sulawesi hanya
saja pada sarung Tumbuk Lada terdapat benjolan bundar yang dihias dengan ukiran pahat. Sarung
senjata ini dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit. Bentuk badik tumbu
ladak juga menyerupai keris akan tetapi tidak bergelombang. Senjata tradisional dari Jambi ini pada
zaman dulu dipergunakan untuk berburu dan berperang. Namun selain untuk berperang Tumbuk Lada
pada zaman dulu juga menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat di Jambi, Kepulauan Riau, Deli,
Siak dan Semenanjung Tanah Melayu. Sumpit sebagai senjata tradisional banyak dipergunakan oleh
suku adat yang ada di Indonesia. Tidak terkecuali di Jambi. Di Suku Kubu terdapat sumpit yang
dipergunakan masyarakat untuk berburu binatang.

7. Provinsi Sumatera Selatan 

Senjata Tradisional :Tombak Trisula

Belum ada sumber yang bisa menjelaskan dengan pasti awal mula senjata tombak dengan ujung
berbentuk trisula ini. Ada sebagian ahli berasumsi bahwa tombak trisula punya kaitan dengan
perkembangan budaya Hindu pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Kota
Palembang. Namun, tombak trisula khas daerah Sumatera Selatan punya dua ujung sisi yang bisa
digunakan sebagai senjata. Salah satu ujungnya berbentuk trisula, sedangkan ujung yang lainnya
berupa mata tombak berbentuk segitiga yang diukir demikian cantik.
8. Provinsi Lampung 

Senjata Tradisional : Terapang, Pehduk Payan

Senjata tradisioal Lampung, yang terkenal adalah Terapang. Ulu terapang terbuat dari kayu dengan
ukiran kepala orang atau burung sebagai lambing keberanian. Senjata terkenal lainnya adalah payan,
beladau, penduk, badik, dan keris.

9. Provinsi Bangka Belitung 

Senjata Tradisional : Siwar Panjang

Siwar Panjang adalah senjata tusuk genggam yang bentuknya menyerupai golok panjang dengan sisi
tajam di salah satu bilahnya. Senjata ini mempunyai kedudukan yang penting bagi seseorang.
Berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri dan benda keramat.

10. Provinsi DKI Jakarta 

Senjata Tradisional : Badik, Parang, Golok

Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang atau golok
banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya,
cabang dan parang.
Keberagaman Tarian Daerah Di Indonesia
1. Aceh (NAD)

Seudati berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh
keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.
Busana yang digunakan dalam Tari Seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan
panjang yang ketat warna putih; kain songket yang dililitkan sebatas paha dan pinggang, rencong yang
disematkan di pinggang, ikat kepala berwarna merah, dan sapu tangan berwarna. biasanya dipentaskan
untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti
menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan
menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.

2. Bali

Tari legong merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diterikan secara
dinamis dan memikat hati. Busana yang digunakan dalamTari Legong Sambeh Bintang ini, di
antaranya adalah gelungan, gelang tangan, kain kancan (tutup dada), selendang kuning diikat ujungnya
di kelingking, sabuk dalam (stagen), selendang warna-warni.tari legong biasa di tampil kan untuk
menyambut tamu, untuk acara hiburan masyarakat setempat.

3. Bengkulu

Tari Andum dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang
dihormati. Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan pada saat pesta
perkawinan.Kelengkapan pakaian untuk kaum pria di Bengkulu terdiri dari jas, memakai sarung,
celana panjang, alas kaki yang juga dilengkapi dengan memakai tutup kepala serta sebuah keris. Jas
yang di pakai tersebut terbuat dari bahan kain yang bermutu seperti wol atau bisa juga bahan
sejenisnya dan umumya warnanya gelap seperti warna hitam dan warna biru tua. Sementara untuk
bawahannya berupa celana yang terbuat dari bahan serta dengan pilihan warna yang sama. 
4. DKI Jakarta

Tari Topeng merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Tarian ini
biasanya akan dipentaskan ketika ada acara-acara kepemerintahan, hajatan sunatan, perkawinan
maupun acara-acara rakyat lainnya. Kostum yang digunakan biasanya selalu memiliki unsur warna
kuning, hijau dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng.

5. Jambi

Tari Sekapur Sirih merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan
tari Melayu. Tari tersebut ialah Tari Sekapur Sirih. Tari ini merupakan tarian selamat datang kepada
tamu-tamu besar di Provinsi Jambi. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada
tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA. Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan
terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Jumlah
penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua
belas penari tersebut satu orang bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari.

6. Jawa Barat

Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja
karena cintanya ditolak. Kostum yang digunakan biasanya selalu memiliki unsur warna kuning, hijau
dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng. Tari Topeng, merupakan
sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung. Tarian ini biasanya akan dipentaskan
ketika ada acara-acara kepemerintahan, hajatan sunatan, perkawinan maupun acara-acara rakyat
lainnya.
7. Jawa Tengah

Tari Serimpi adalah sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan. Suatu jenis tari klasik dari daerah Yogyakarta yang selalu dibawakan oleh 4 penari, karena
kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang.
Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi.

8. JawaTimur

Tari Reog Ponorogo merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan
dan kegagahan. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-
laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi
oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog
adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau
mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita
pendekar,busana yang di gunakan pakaian reog.

9. kalimantan Barat

Tari Monong merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku
seperti dukun dengan jampi-jampi Tari ini sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan
sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh
si sakit.
10. Katimantan Selatan

Tari Baksa Kembang merupakan tari tunggal dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.
Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga. Sering dimainkan di
lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu.

11. Kalimantan tengah

Tari Tambun dan Bungai Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai
Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat. Tari Tambun dan bungai, merupakan tari
yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai.
12. Kalimantan Timur

Tari Gong di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan
sewaktu lahir seorang bayi kepala suku. Tari gong atau disebut juga dengan nama kancet ledo adalah
tarian tradisional suku Dayak di Kalimantan Timur. Tarian ini ditarikan seorang gadis dengan gong
digunakan sebagai alat musik pengiringnya.

Anda mungkin juga menyukai