Anda di halaman 1dari 6

Rumah Adat Melayu

1. Rumah Adat Melayu Riau


Rumah Adat Daerah Riau identik dengan Melayu. Karena Riau juga
banyak ragam corak budaya, masing-masing daerah di Riau memiliki ciri
khas tersendiri pada Traditional House kabupaten di Riau. Seperti di
Kuantan Singingi, namanya Gajah Menyusu, di Kabupaten Kampar
(Bangkinang) nama rumah adatnya Lancang / Pencalang / ataupun Rumah
Lontiok begitu juga rumah adat Pekanbaru, Rumah adat Pelalawan dan
Rumah Adat Melayu Riau lainnya. Jadi Rumah Adat (Traditional House)
Daerah Riau itu cukup beragam, maka Rumah adat Riau bisa dikatan
rumah adat Melayu Riau. Ditambah pula Riau terdapat banyak sungai
maka setiap sungai itu beda pula beradaban serta adatnya walaupun
banyak terdapat persamaan.
Secara umum ada 5 jenis rumah adat Melayu Riau:

Balai Salaso Jatuh,

Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar,

Rumah Melayu Atap Limas,

Rumah Melayu Lipat Kajang dan

Rumah Melayu Atap Lontik.

Bentuk rumah tradisional daerah Riau pada umumnya adalah rumah


panggung yang berdiri diatas tiang dengan bangunan persegi panjang.
Dari beberapa bentuk rumah, semuanya hampir serupa, baik tangga,
pintu, dinding, susunan ruangannya identik.

Balai Adat Melayu Siak Yang terletak di Kabupaten Siak

Rumah Adat Pekanbaru (Pekanbaru Traditional House)

Rumah Adat Pelalawan (Pelalawan Traditional House)

Rumah Godang / Rumah Adat Kuantan Singingi (Traditional


House Kuansing)

Rumah Lontiok / Lancang / Pencalang,Rumah Adat Kampar

Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini
bentuk atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau.
Sedangkan dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip
perahu atau lancang. Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan
dan-sesama. Rumah adat lontik diperkirakan dapat pengaruh dari
kebudayaan Minangkabau karena kabanyakan terdapat di daerah yang
berbatasan dengan Sumatera Barat. Tangga rumah biasanya ganjil.

Balai Salaso Jatuh

Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya
bukan untuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat
secara adat. Sesuai dengan fungsinya bangunan ini mempunyai macammacam nama antara lain : Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai
Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesadesa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang
menyangklut keagamaan dilakukan di masjid.
Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah
dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan
baik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.
Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan
biasanya hiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau
Sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Rumah Adat Melayu Langkat, Sumut


Kabupaten Langkat dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan
Melayu Langkat. Penduduknya pun didominasi Suku Melayu. Oleh
karena itu, di kabupaten ini banyak ditemukan bangunan-bangunan
berarsitektur Melayu. Salah satunya adalah gedung MABMI yang
berada di Jalan Proklamasi, Kota Stabat.
Gedung MABMI adalah gedung Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia,
sebuah majelis atau lembaga penelitian dan pengembangan sosial
budaya Melayu serta sebuah majelis yang menjaga agar adat budaya
Melayu tetap eksis sesuai perkembangan zaman.
Bangunan gedung ini berbentuk rumah adat Melayu dengan arsitektur
Melayu yang cukup kental. Dibangun dengan bentuk rumah panggung
yang ditopang tiang-tiang setinggi 2 meter, membuat gedung ini
terlihat kokoh dan megah.
Bagian bawah rumah ini bisa dijadikan tempat bersantai maupun
tempat parkir kendaraan. Terdapat dua tangga di bagian depan yang

terhubung ke teras depan. Di samping kanan dan kiri bangunan juga


terdapat tangga yang terhubung dengan teras atau serambi samping.
Gedung berbentuk rumah adat ini juga memiliki serambi yang cukup
luas dari bagian depan sampai bagian samping kanan dan kirinya,
sehingga cukup nyaman untuk bersantai. Pemandangan dari
serambinya pun cukup indah dan memberi kesan tenang serta damai
karena di bawah terhampar rumput hijau yang membuat mata menjadi
segar.
Selain arsitekturnya, ornamen-ornamen khas Melayu pun terlihat jelas
pada ukiran pucuk rebung yang memenuhi beton-beton penyangga
dan tembok-temboknya, serta hiasan kandang rasi yang menjadi
pembatas lantai atas menampilkan keindahan yang sangat
mengagumkan.
Pada bagian kiri gedung ini juga terdapat gazebo kecil yang asyik
dijadikan tempat bersantai. Tempat yang sempurna untuk melihat
arsitektur Melayu Langkat.

3. Rumah Adat Melayu Pontianak Kalimantan Barat


Arsitektur Melayu yang ada di Kalimantan Barat memiliki beragam
keunikan dan kekhasan yang masih terus harus di gali kekayaannya
sebagai bukti keberagaman budaya bangsa, khususnya Melayu.
Hampir
semua
rumah
Melayu
yang
tersebar di
Asia
tenggara
memiliki
banyak

persamaan dan perbedaan. Keberagaman dan perbedaan tersebut


justru membawa keunikan dan membawa ciri khas masing masing
daerah mengenai keberagaman masyarakat Melayu. Melayu
Kalimantan Barat juga kaya akan keberagaman tersebut. Dalam tulisan
ini, penulis ingin mengangkat rumah Melayu dari sudut pandang
bentuk, susunan, dan pola ruang rumah Melayu yang ada di
Kalimantan Barat sebagai bagian dari penambahan khasanah budaya
Melayu.

Dari masa ke masa terlihat bahwa semakin lama manusia semakin


memerlukan identitas. Identitas ini ditujukan bagi dirinya maupun
benda-benda yang ada di sekelilingnya. Di bidang arsitektur, manusia
menciptakan berbagai bentuk, simbol serta konsep-sonsep bangunan
yang beragam yang antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan
akan identitas tadi. Mengenai identitas arsitektur, sebenarnya masih
merupakan Polemik yang tak kunjung habisnya. Mungkin dalam
pencarian identitas tersebut memang tidak akan pernah dicapai kata
akhir dikarenakan sifat dari arsitektur (kebudayaan) itu sendiri yang
selalu berubah dan berkembang. Di Indonesia, jati diri arsitektur masih
dalam tahap penelitian dan merupakan hal yang sering
dipermasalahkan. Demikian pula jati diri arsitektur di daerah-daerah,
masih perlu dipertanyakan. Tidaklah mudah mengemukakan suatu
jawaban mengenai bentuk arsitektur yang berciri khas. Tetapi paling
tidak diperlukan upaya-upaya menggali dan mengkaji konsep-konsep
dan proses merancang yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
karya arsitektur yang secara utuh memiliki ciri sebagai karya arsitektur
Indonesia atau pun arsitektur daerah. Merancang suatu bangunan
yang dikehendaki dapat mewakili bentuk atau ciri daerah, misalnya
pada gedung pemerintah, haruslah memandang budaya (adat) dan
arsitektur setempat. Ini dapat dicapai dengan menggali sebanyak
mungkin unsur-unsur yang membentuk ciri daerah tersebut.

Sumber :

http://ndakia.blogspot.co.id/2016/01/rumah-adat-riau.html
https://travel.detik.com/read/2015/12/07/113000/3080782/1025/meliha
t-rumah-adat-melayu-di-langkat-sumut
http://wisatapontianak.com/rumah-adat-melayu-pontianak-kalimantanbarat/

Anda mungkin juga menyukai