Anda di halaman 1dari 14

Bahan material local

RAMADANNI ISKANDAR

CESON MINOVAL
Rumah adat Nuwo Sesat
Rumah tradisional lampung
Definisi
 Nuwo Sesat adalah ikon rumah adat Kebanggan Lampung.
Dalam bahasa setempat, Nuwou berarti rumah atau tempat
tinggal. Sedangkan Sesat berarti bangunan musyawarah. Jadi
bisa dibilang Nuwou sesat adalah Bangunan atau rumah
untuk bermusyarawah para tetua adat Lampung.
 Rumah tradisional adat lampung termasuk kategori adat
lampung , atap yang terbuat dari anyaman ilalang dan
sebagian besar bahanya berbahan kayu
 Bentuk rumah panggung ini untuk menhindari ancaman dari
makhlu buas dan lebih lkokoh bila terjadi gempa bumi,
karena masyarakat klampung telah mengenal gempa dari
zaman dahulu, dikarenakan lampung dekat dengan
lempengan asia dan australia.
Sejarah

Penjelasan Rumah adat Nuwo Sesat yang


berasal dari daerah Lampung Sumatera.
Rumah tradisional adat Lampung ini
termaksud kategori rumah panggung. Atapnya
terbuat dari anyaman ilalang dan sebagian
besar bahnnya terbuat dari kayu. Bentuk
rumah panggun ini untuk menghindari
serangan hewan dan lebih kokoh bila terjadi
gempa bumi, karena masyarakat lampung
telah mengenal gempa dari zaman dahulu dan
lampung terletak di pertemuan lempeng Asia
dan Australia.
 Terdapat ornamen yang khas pada bagian sisi bangunan
tertentu rumah sessat ini. Umumnya bentuk rumah sessat
berbentuk rumah besar. Namun saat ini bentuknya tidak
terlalu besar. Di perkampungan penduduk asli Lampung
sebagian besar rumah adat ini dibangun tidak bertiang dan
berlantai di tanah dengan fungsi yang tetap sama.

 Ciri khas lainnya di rumah sesat ini adalah hiasan paying


payung besar di atapnya [Rurung Agung] yang berwarna
putih, kuning, dan merah yang melambangkan tingkat
Kepenyimbangan bagi masyarakat adat Lampung Pepadun.
 1. Kebiasaan Ngarak Maju Atau Budaya Ngarak

 Dalam adat perkawinan pada Masyarakat Adat Lampung Pesisir


dikenal istilah “Ngarak Maju”. Ngarak menurut istilah adalah Arak-
arakan, sedangkan Maju adalah Pengantin. Maka “Ngarak Maju”
adalah Adat arak-arakan pengantin Lampung yang dilakukan di
tempat pihak pengantin pria, sebagai pertanda bahwa si pria telah
resmi menikahi dengan si wanita (pengantin perempuan).

 Dalam tradisi ngarak tersebut unsur yang terpengaruh Budaya


Islam adalah penggunaan alat musik Rabana sebagai alat musik
pengiring arak-arakan dan pelantunan Salawat dan Syair Arab yang
dikenal dengan istilah Zikir Lama dan Zikir Baru. Demikian juga
pada saat pengantin telah tiba di rumah pihak pengantin pria
(setelah diarak), maka pihak keluarga si Pria menyambut
rombongan Arakan tersebut dengan melantunkan Syair Arab “Lail”
(ciptaan Imam Maliki).
 2. Adat Manjau Pedom
 Adat Manjau Pedom adalah Adat bertamu untuk menginap di rumah
pihak wanita oleh pihak keluarga pria yang dilakukan setelah prosesi
ijab kabul. Hal yang ditekankan dalam Adat Manjau Pedom ini
adalah menjalin hubungan silaturahmi antara keluarga pihak
mempelai, sehingga terjalin hubungan saudara yang kuat dan saling
tolong menolong antar kedua keluarga.

 3. Cempala Khua Belas


 Dalam peraturan bujang gadis dikenal istilah “Cempala Khua
Belas”, dimana hal ini mengatur tentang pergaulan bujang gadis dan
barang siapa yang melanggar aturan Adat tersebut maka akan diberi
sangsi. Dalam aturan tersebut tersurat akan adanya pengaruh hukum
Islam yang mengatur hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim,
aturan pergaulan hidup bermasyarakat, serta aturan kesopanan dan
kesusilaan.
 Bangunan lain adalah Nuwo Sesat pada dasarnya merupakan balai pertemuan adat
tempat para Perwatin pada saat mengadakan Pepung atau musyawarah adat,
karenanya itu juga disebut sebagai Sesat Balai Agung. Bagian bagian dari
bangunan ini adalah Ijan Geladak, tangga masuk yang dilengkapi dengan atap yang
disebut Rurung Agung. Selanjutnya adalahAnjungan, yaitu serambi yang
digunakan untuk pertemuan kecil, lalu Pusiban sebagai ruang tempat musyawarah
resmi. Ruang Tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional
dan Ruang Gajah Merem sebagai tempat istirahat bagi para Penyimbang. Hal lain
yang khas di rumah sesat ini adalah hiasan paying payung besar di atapnya [Rurung
Agung] yang berwarna putih, kuning, dan merah yang melambangkan tingkat
Kepenyimbangan bagi masyarakat adat Lampung Pepadun.

 Dilihat dari filosofi suku suku ulun(orang) Lampung yaitu “Nengah-Nyampur, aktif
dalam pergaulan masyarakat dan tidak individualistis”, hubungan dengan bangunan
Nuwo Sessat adalah dimana temat pertemuan para suku untuk menyelenggarakan
musyawarah resmi.
FILOSOFI

 Desain arsitektur terlihat pada bagian atapnya yaitu berwarna putih,


kuning, dan merah yang artinya:

 1.      Warna putih melambangkan tingkat marga.


 2.      Warna kuning melambangkan tingkat kampong.
 3.      Warna merah melambangkan tingkat.

 Jadi semua warna pada symbol tersebut menunjukkan perbedaan


status social, marga, dan suku. Namun begitu masyarakat
tradisionaldi daerah tersebut tetap menjaga perpaduan dan saling
menghormati antara pihak satu dengan pihak yang lainnya.
Pada setiap sisi Rumah Adat Lampung dihiasi ornamen-ornamen,
ukiran dan aksara kuno yang diambil dari Kitab Kuntara Raja Niti.
Bebrapa diantaranya yaitu:

 Pill-Pusanggiri yang artinya setiap manusia harus mempunyai


rasa malu jika hendak melakukan perbuatan yang hina menurut
agama dan dapat melukai harga diri.

 Juluk-Adek yang artinya setiap orang yang telah mendapatkan


gelar adat sebaiknya bersikap dan berkeperibadian yang sesuai.

 Nemui-Nyimah yang artinya menjaga tali silaturahmi dengan


saling mengunjungi sanak keluarga serta bersikap ramah tamah
terhadap tamu.
 Nengah-Nyampur memiliki makna menjaga
hubungan dalam kehidupan bermasyarakat.
.
 Sakai-Sambaian merupakan sikap saling tolong
menolong dan bergotongroyong

 Sang Bumi Ruwa Jurai merupakan sebuah rumah


tangga yang berasal dari dua garis keturunan yaitu
masyarakat beradat pepadun dan beradat sebatin.
Meskipun terdapat 2 garis keturunan tetapi tetap
bersatu
Kontruksi
Konstruksi rumah Rumah Adat Lampung Nuwou
Sesat berbentuk rumah panggung dengan kayu
sebagai bahan bangunan utamanya. Rumah ini
disangga dengan tiang-tiang penopang yang didirikan
di atas pondasi hingga lantai rumah. Berikut ini
sekilas gambaran mengenai rumah adat Lampung:

A. Pondasi dan Tiang Penyangga Pondasi rumah adalah umpak batu yang
berbentuk persegi. Di setiap umpak batu ditaruh tihang duduk (tiang penyangga)
yang berjumlah kurang lebih 35 tiang dan tihang induk (tiang utama) berjumlah 20
tiang.

B. Atap Ujung bubungan atap Rumah Adat Lampung memusat ke titik tengah
bagian paling atas yang terbuat dari kayu bulat (disebut dengan button). Di atas
kayu bulat tersebut diletakkan satu kayu bulat lagi yang berlapis tembaga
kemudian di atasnya ada 2 tingkat dari tembaga atau kuningan. Dan bagian paling
atasnya diletakkan perhiasan dari batu sesuai selera pemilik rumah
C. Lantai Nuwou Sesat berlantaikan bamboo atau bisa disebut
khesi atau papan yang berasal dari kayu klutum, bekhatteh dan
belasa.

D. Dinding Dindign rumah merupakan susunan papan-papan


kayu yang dipasang berjajar di setiap rangka rumah dalam
posisi berdiri.

E. Pintu dan jendela Pintu berbentuk setangkup ganda


berbentuk persegi panjang. Sedangkan jendela berbentuk sama
namun dengan ukuran yang lebih pendek. Setiap jendela
dilengkapi dengan teralis dari kayu. Terdapat 4 jendela pada
bagian depan rumah, sedangkan bagian lainnya jumlah jendela
tergantung dari panjangnya badan rumah.
Pembagian ruang
Ketika memasuki Rumah Adat Lampung kita akan menemukan
beberapa bagian, yaitu:

1.Panggakh:
loteng rumah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-
barang adat, senjata atau benda pusaka. Jan: tangga menuju rumah

2.Lepau/ Bekhanda:
ruangan terbuka luas di depan rumah seperti serambi yang digunakan
sebagai ruang tamu atau tempat Himpun (bermusyawarah adat). L

3.apang Lom:
ruang keluarga. Digunakan sebagai temapt berkumpulnya keluarga
atau acara-acara adat seperti Himpun atau Bedua
4.Bilik kebik:
merupakan kamar tidur utama untuk kepala keluarga

5.Tebelayakh:
kamar tidur kedua

6.Sekhudu:
terletak di bagian belakang yang digunakan oleh ibu-ibu

7.Dapokh:
dapur. Terletak di bagian paling belakang rumah, terdiri dari beberapa ruangan
lagi,
yaitu: gakhang atau tempat mencuci peralatan dapur dan bah lamban atau tempat
penyimpanan hasil panen

Anda mungkin juga menyukai