Anda di halaman 1dari 6

PULAU SUMATRA

Pulau Sumatra terletak di bagian barat Indonesia Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk
Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda dan di
sebelah barat dengan Samudra Hindia. Dengan luas 473.481 km² yang dibagi kedalam 10
Provinsi. Berikut keragaman upacara adat, rumah adat, dan alat musik

A. Keragaman Upacara Adat


1. Upacara Peusijeuk (NAD)

Upacara ini dilakukan sebagai rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh tuhan Yang Maha
Esa. Dalam pelaksanaannya, proses upacara adat Peusijuek ini dipimpin oleh salah seorang
tokoh agama atau tokoh adat yang dituakan atau dihormati oleh masyarakat setempat. Bagi
laki-laki, biasanya upacara adat ini dipimpin oleh seorang Teuku, sedakan oleh kaum
perempuan dikenal dengan sebutan Ummi, sebagai tokoh yang dituakan dan dihormati oleh
masyarakat.

Hal ini karena proses dari upacara Peusijuek diisi dengan doa keselamatan serta kesejahteraan
sesuai dengan ajaran agama Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat
Aceh. oleh karena itu, pemimpin upacara Peusijuek diutamakan dari golongan yang cukup
memahami serta menguasai hukum agama Islam.

2. Upacara manggokal holi (Sumatera Utara)

Dalam masyarakat Batak Toba, mangongkal holi adalah sebuah tradisi membongkar kembali
makam untuk mengumpulkan sisa tulang belulang dan menempatkannya ke bangunan tugu.
3. Upacara Tabuik (Sumatera Barat)

Tabuik atau Tabot merupakan salah satu tradisi tahunan yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Perayaan ini telah dilakukan sejak puluhan tahun
untuk memperingati hari wafatnya seorang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali bin
Abi Thalib, pada tanggal 10 Muharram.

4. Tradisi Tepung Tawar (Sumatera Selatan)

Adalah upacara adat yang dilakukan sebagai bentuk persembahan syukur atas terkabulnya
suatu keinginan atau usaha, untuk mendapat rida dari-Nya, terhindar dari bahaya dan
memperoleh rahmat yang berkesinambungan
B. RUMAH ADAT

1. Bubungan Lima (Bengkulu)

Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang
penopang. Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada umumnya. Biasanya rumah ini
digunakan untuk acara adat masyarakat Bengkulu.Rumah ini terbagi atas tiga bagian yaitu
rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah.Rumah Bubungan Lima
memiliki materi dasar yaitu kayu.
 Kayu yang dipilih pun bukan kayu sembarangan melainkan kayu yang kuat dan tahan
lama.Kayu yang biasanya digunakan untuk membangun Rumah Bubungan Lima adalah Kayu
Medang Kemuning.Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi agar menghindari pemilik rumah
beserta keluarga dari serangan binatang liar dan juga dari bencana alam seperti banjir. Karena
tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah
pun harus menggunakan tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah
umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercayaan
masyarakat Bengkulu.

2. Rumah Atap lontik (Riau)

Rumah Lontik merupakan rumah panggung yang berbentuk persegi panjang. Tujuan
pembuatan rumah panggung ini ialah untuk menghindari serangan binatang buas serta bahaya
banjir yang bisa datang kapan saja.

Secara garis besar, Rumah Lontik menggunakan tangga, tiang, rasuk, gelegar, tutup tiang,
alang, kasau, tunjuk langit, sento dan jenang sebagai elemen yang selalu ada dalam rumah
adat ini. Uniknya, beberapa elemen tersebut selalu identik dengan makna tertentu. Misalnya
tiang segi empat di Rumah Lontik melambangkan empat arah mata angin, harapannya sang
penghuni bisa mendapatkan rejeki dari empat arah tersebut. Contoh lainnya tiang segi enam
melambangkan rukun iman dalam agama Islam, tiang segi tujuh melambangkan tujuh
tingkatan surga serta neraka, dan lain sebagainya.

3. Rumah Belah Bubung ( Kepulauan Riau)

Rumah Belah Bubung adalah rumah adat dari kepulauan Riau yang berada


di Indonesia. Rumah Belah Bubung juga dikenal dengan nama rumah rabung atau rumah
bubung melayu. Konon, nama rumah ini diberikan oleh orang-orang asing yang datang ke
Indonesia seperti Cina dan Belanda. 

Rumah Belah Bubung memiliki model rumah yang sama dengan rumah panggung. Rumah
ini memiliki tinggi 2 meter dari tanah dan ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Rumah
ini memiliki atap yang berbentuk seperti pelana kuda. Rumah induk terbagi menjadi 4 bagian
yaitu selasar, ruang induk, ruang penghubung dapur, dan dapur. 

Rumah Belah Bubung memiliki bahan dasar yaitu kayu. Proses pembangunan rumah pun
tidak sembarangan karena harus melalui beberapa tahap yang dipercaya menghindari pemilik
rumah dari kesialan. Ukuran rumah ini juga bergantung dari kemampuan ekonomi dari sang
pemilik rumah. Semakin besar ukuran rumah ini memperlihatkan bahwa kemampuan
ekonomi dari pemilik rumah adalah menengah ke atas, tetapi semakin kecil rumah ini
menunjukkan bahwa ekonomi pemilik rumah menengah ke bawah. 
C. Alat Musik

1. Serangko (Jambi)

Serangko adalah alat musik yang memiliki bentuk mirip dengan clarinet. Serangko terbuat
dari tanduk kerbau yang diukir dengan aksara incung Suku Kerinci Jambi. Serangko
menghasilkan suara yang sangat keras sehingga pada jaman dahulu digunakan untuk
memperingatkan masyarakat akan sesuatu yang penting.

2. Membling (Lampung)

Membling adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Lampung. Alat musik ini
termasuk ke dalam alat musik berdawai atau memiliki senar sebagai sumber suara. Bentuk
dari membling hampir menyerupai hasapi dari daerah Sumatra Utara.

Ciri khas membling ialah pada bagian atas atau puncak, terdapat hiasan yang berbentuk figur
manusia menggunakan peci / kopiah dalam posisi jongkok.

Membling memiliki dua buah dawai atau senar yang dimainkan dengan cara dipetik
menggunakan jari tangan. Alat musik ini dimainkan secara tunggal sebagai sarana hiburan
dan mengungkapkan perasaan hati.
3. Tawa tawa (Bangka Belitung)

Alat musik khas daerah Kepulauan Bangka Belitung yang terbuat dari batok buah kelapa
yang sudah dikeringkan. Adapun cara memainkannya dengan cara dipukul dengan sebilah
kayu. Biasanya alat musik ini dimaikan bersama dengan dengan alat musik tradisional
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai