Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI TENGAH SEMESTER

ARSITEKTUR & KEARIFAN LOKAL

(Semester 2/2 SKS/2501)


S1 ARSITEKTUR

Oleh:
Nama Mhs. : Nabila Mega Ardarina
NIM : 20100005

Pembimbing
Ir. Adibowo, MT

SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR YKPN YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR
2021
SEBUTKAN NAMA, GAMBAR DAN FUNGSI/ MAKNANYA (20):
(No, Ganjil) Kearifan Lokal selain di Jawa yang tidak langsung terkait dengan arsitektur
1. Kearifan Lokal – Seni Pertunjukan Khas Akan Tortor
 Tortor adalah tarian khas suku batak yang bisa di
jumpai di daerah Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir juga di
Simalungun. Dalam adat batak tarian ini selalu
digunakan bukan hanya sekedar tarian akan tetapi
sebagai media komunikasi seperti tortor somba.
 Setiap gerakan dalam tortor memiliki makna
tersendiri, itulah mengapa disebut sebagai media
komunikasi dari gerakan tortor ada pesan yang tersampaikan
 Hampir setiap acara suku batak menampilkan tarian tortor seperti upacara
pernikahan, pemakaman dan acara festival.
2. Kearifan Lokal – Pacu Jawi –Tradisi Adat Minangkabau
 Pacu Jawi dikenal juga dengan sebutan
Pacu Sapi. Pada mulanya, Pacu Jawi ini
diselenggarakan oleh para petani dan
masyarakat sekitar Tanah Datar untuk
mengisi waktu setelah masa panen. Ajang
balapan sapi ini awalnya murni untuk hiburan
bagi para petani usai masa panen. Hal itu lah
yang membuat Pacu Jawi menarik, dan selalu terkesan meriah.
 Tradisi Pacu Jawi merupakan balapan sapi tahunan oleh masyarakat petani di
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Atraksi ini diselenggarakan secara
bergiliran selama 4 minggu di 4 kecamatan, yakni di Pariangan, Rambatan, Lima
Kaum dan kecamatan Sungai Tarab.
3. Kearifan Lokal – Tradisi Ngobeng – Palembang
 Ngobeng merupakan tradisi
makan bersama warisan budaya leluhur.
 “ngobeng” sangat dalam
maknanya, yaitu untuk menghargai tamu
dan mempererat silaturahmi. Ketika
masuk rumah, tamu langsung disiapkan air
untuk cuci tangan dan kemudian menuju
hidangan.
 Satu hidangan dengan menu beragam, akan disantantap oleh delapan orang.
Biasanya, nasi minyak adalah santapan utama yang dilengkapi dengan opor ayam,
gulai kambing dan daging sapi masak malbi. Kadangkala ditambahkan acar dan
tumisan buncis yang diberi santan serta sambal nanas. Makanan penutupnya
adalah srikaya, yang dibuat dari campuran telur, santan dan gula yang diberi
pewarna dari perasan daun suji.

SEBUTKAN NAMA, GAMBAR DAN FUNGSI/ MAKNANYA (20):


(No. Ganjil) Kearifan Lokal selain di Bali yang terkait dengan arsitektur

Gambar 1 : Pemukiman Toraja Gambar 2 : Kampung Naga Tasikmalaya

 Pada Gambar 1 dan 2 pola pemukiman keduanya terbentuk menyesuaikan dengan


kondisi topografi lingkungan, rumah-rumah tradisional tersebut dibangun tanpa
mengubah kondisi lingkungan yang sudah ada.
 Rumah tradisional tersebut dan kebanyakan rumah tradisional di Indonesia
berbentuk rumah panggung, selain sebagai bentuk perlindungan dari binatang
buas, dapat difungsikan sebagai bentuk kepekaan terhadap iklim dengan
memanfaatkan aliran udara melalui kolong rumah.
 Sirkulasi angin dimana angin masuk melalui celah-celah pada selubung bangunan
dan kolong dapat menurunkan hawa panas yang ada di dalam bangunan dan
menyejukkan manusia yang berada di dalam bangunan tersebut.
 Pemanfaatan udara secara alami
merupakan salah satu bentuk kearifan
lokal yang menunjukkan arsitektur yang
hemat energi dengan cara memanfaatkan
kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia.
 Rumah tradisional Bugis berupa rumah
panggung dengan sistem struktur
knockdown yang dapat dibongkar pasang
dan juga memiliki tradisi angkat rumah untuk memindahkan dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat
setempat yang disebut dengan Mappalette Bola.
 Mappalette Bola dilakukan biasanya karena tanahnya terjual, dan harus pindah ke
lokasi baru tetapi dengan rumah yang sama. Itulah sebabnya rumah-rumah adat
Suku Bugis menggunakan tiang-tiang yang menancap di tanah, agar mudah
dipindahkan.

Gambar 4. Rumah Tradisional Aceh Gambar 5. Rumah Joglo

 Pemahaman masyarakat tradisional juga terdapat pada penggunaan pondasi


umpak seperti Gambar 4 dan 5, yang secara sadar memisahkan struktur bangunan
rumah dengan pondasi sehingga getaran yang terjadi pada pondasi akibat tanah
yang bergoyang hanya menimbulkan efek yang tidak terlalu besar pada struktur
bangunan rumah.
 Maknanya, umpak juga melambangkan kesuburan, dimana Tuhan menciptakan
manusia mulai dari embrio yang merupakan awal kehidupan dan ditempatkan di
bumi agar mereka berkembang biak.
 Nilai kearifan lokal pada arsitektur tradisional tentunya tidak hanya dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan alam saja, tetapi juga dipengaruhi sosial budaya setempat
yang meliputi perilaku, tradisi, adat dan kepercayaan setempat, yang pada
penerapannya juga hanya dapat dilakukan oleh masyarakat setempat.

JELASKAN TERKAIT TUGAS-2 SAUDARA: (60)


Pada tugas ke-2, topik diwilayah/ daerah manakah tugas saudara?
 Didaerah Padang, Sumatra Barat
Apakah tugas ke-2 tersebut?
 Kearifan Lokal Tradisi Adat Minangkabau yang terkait dengan fase kehidupan manusia.
Adakah kearifan lokal yang terkait dengan arsitektur tradisional di wilayah/ daerah tersebut?
(berilah contoh gambar dan penjelasannya)

- Rumah gadang merupakan rumah adat Minangkabau.


- Bangunan ini disebut rumah gadang tidak hanya karena ukurannya yang gadang
(besar), tetapi juga karena fungsinya yang besar.
- Rumah gadang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal bersama, tapi juga
sebagai tempat bermusyawarah, sebagai tempat merawat keluarga, sebagai tempat
melaksanakan upacara adat, dan sebagai simbol eksistensi suatu kaum dalam nagari.
- Rumah adat ini juga disebut rumah bagonjong karena bentuk atapnya yang
melengkung runcing yang disebut gonjong mirip lengkung tanduk kerbau.
- Rumah gadang memiliki keunikan tersendiri baik dari segi arsitektur maupun nilai
filosofi yang memaknainya, yang menunjukkan kearifan lokal nenek moyang Suku
Minangkabau dalam membangun tempat tinggal mereka.
- Rumah gadang bisa menjadi salah satu bukti fisik keberadaan Suku Minangkabau
sekaligus menjadi identitas karakteristik bagi Suku Minangkabau sendiri yang bahkan
bentuk atap gonjong ini diterapkan pada bangunan modern.

Berikut beberapa Indikasi kearifan tradisional Suku Minangkabau dalam ‘meramu bahan‘
bangunan rumah gadang dan alasan ilmiahnya :
1. Kayu yang dipilih tidak boleh ada tanaman merambat yang melilit pohonnya.
Menurut kepercayaan kalau kayu dijadikan bahan bangunan, maka penghuni akan
dililit hutang. Alasan ilmiahnya adalah Tumbuhan merambat diistilahkan dengan
liana. Pohon yang dijadikan sebagai tempat merambat liana akan mengalami
kemunduran kualitas kayu karena liana akan mengambil bahan makanan dari kulit
pohon sehingga nutrisi pohon menjadi tidak penuh. Tidak hanya mengambil nutrisi
makanan, ada juga liana yang dapat membunuh pohon. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan kayu berkualitas baik untuk bangunan rumah gadang tidak diambil dari
pohon yang dililit oleh tanaman merambat.
2. Pohon yang dipilih tidak boleh dalam keadaan bersemi atau berbunga. Alasan
ilmiahnya adalah Pada saat bersemi atau berbunga, kadar pati dalam pohon tinggi
sehingga rentan terhadap serangan. Pada saat bersemi atau berbunga, pohon dalam
keadaan muda dengan ketersediaan air yang banyak dan proses fotosintesis sedang
berlangsung.
3. Sebelum pohon ditebang, pohon tersebut dipukul dengan palu kayu sebanyak tiga
kali, ditunggu beberapa saat. Alasan ilmiahnya adalah Mengetok-ngetok kayu
merupakan sarana untuk mengetahui rongga dalam kayu. Palu kayu digunakan
karena memberikan resonansi suara yang berbeda. Daun yang menempel pada
ranting memiliki tingkat kelengketan yang berbeda. Di pucuk daun kelengketannya
semakin tinggi dibandingkan pada bagian pangkal. Defisiensi nutrisi dimulai dari
menggugurkan daun, sehingga daun muda atau pucuk pohon yang jatuh
menunjukkan kemuduran kualitas kayu. Binatang umumnya hidup di pohon yang
berongga. Kalau yang jatuh binatang mengindikasikan kalau terdapat rongga di dalam
pohon, sehingga pohon tersebut bukan merupakan pohon berkualitas baik untuk
bahan bangunan.

Adakah karya arsitektur baru/ saat ini disana yang menurut saudara mengikuti kearifan lokal di
daerah tersebut? (berilah contoh gambar dan penjelasannya)
 Masjid Raya Sumatera Barat
(Sumbar) telah menjadi ikon baru di
daerah Minangkabau. Masjid yang
berada di jantung kota Padang ini
berada di Jalan Khatib Sulaiman,
Kecamatan Padang Utara, Kota Padang,
Sumatera Barat.
 Berada di jantung kota Padang,
Masid Raya Sumbar ini menjadi ikon
baru di daerah Minangkabau. Arsitektur
masjid ini kental dengan kearifan lokal Minangkabau, dengan bentuknya yang
menyerupai rumah gadang tanpa penyangga atau tiang di dalam masjid.
 Masjid Raya Sumatera Barat selain atapnya yang mirip rumah gadang, juga memiliki
corak ukiran Minangkabau di dinding-dindingnya.
 Ruang utama masjid ini dipenuhi interior ukiran Minang dan kaligrafi. Bagian Mihrobnya
seperti hajar aswad dan terdapat ukiran asmaul husna berwarna emas.
 Meski berbentuk seperti gonjong Rumah Gadang, namun sebenarnya atap masjid ini
mencerminkan 4 sudut kain yang digunakan 4 khalifah untuk memindahkan batu Hajar
Aswad. Atap gonjong pada masjid ini juga merupakan akulturasi antara budaya Islam dan
Minangkabau.
 Secara keseluruhan bangunan masjid dirancang dengan memadukan aspek tradisional
masyarakat setempat dan kebudayaan Islam dengan konsep modern. Hal ini sejalan
dengan falsafah adat masyarakat Minangkabau yaitu “Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi
Kitabullah”. Falsafah ini berarti adat dan agama adalah dua hal yang senantiasa berjalan
beriringan.

Anda mungkin juga menyukai