Anda di halaman 1dari 11

SUKU SASAK

LOMBOK
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
Arini Dessyanti
Fikri Maulana
Jaki Natasasmana
Kartika Widi
M. Shandy
Rifqi Nayif
Suci Syafitri
DESKRIPSI SUKU SASAK
Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami pulau
Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian
besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada
sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik
agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada
umumnya yakni Islam Wetu Telu, tetapi hanya
berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah
seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang
menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan
nama "Sasak Boda".
KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK
1. Rumah Adat
Salah satu kearifan lokal suku sasak adalah
rumah adat sade Mereka melapisi lantai rumah
dengan kotoran kerbau bukan tanpa alasan.
Katanya, kotoran kerbau itu ampuh untuk
mengusir nyamuk dan mengurangi debu yang
biasa banyak bertebaran ketika musim kemarau
tiba. Selain itu, mereka juga percaya kalau
melapisi lantai dengan kotoran kerbau, rumah
mereka menjadi jauh lebih hangat,juga dengan
filosofi mereka adalah mereka dapat menjadikan
RUMAH ADAT BALE rumah nya semakin nyaman dengan bahan dari
alam dan tidak merusak lingkungan.
2. Rumah Lumbung
Selain bale, ada juga rumah lumbung (dikenal dengan
sebutan Berugak) yang digunakan untuk menyimpan
hasil panen padi., hanya wanita yang bisa memasuki
berugak bagian atas (tempat penyimpanan padi)
karena merekalah yang paling mengerti urusan dapur.
Berugak mengajarkan warga Suku Sasak untuk
berhemat, stok makanan biasanya disimpan dan
dipakai untuk keperluan yang bersifat mendadak,
seperti: gagal panen atau perayaan-perayaan penting
(pernikahan & festival adat). Berugak biasanya didirikan
di depan rumah karena bagian bawahnya juga sering
Rumah Lumbung digunakan untuk menerima tamu atau sekedar kumpul
keluarga.
KETERAMPILAN LOKAL
Kain Tenun
Suku Sasak memiliki dua jenis kain tradisional, yakni kain
tenun songket dan kain tenun ikat. Cara membedakannya
adalah dari warna, motif, dan fungsinya. Masyarakat Sasak,
khususnya kaum perempuannya, banyak yang ahli menenun.
Mereka wajib menerima ajaran ini sejak masih anak-anak.
Bahkan ada aturan adat yang menyebutkan bahwa seorang
perempuan Sasak harus berhasil menenun setidaknya 3 kain
sebagai syarat menikah. Jika belum berhasil, artinya mereka
belum mampu untuk berumahtangga. Keahliannya menenun
bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian
keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka
Kain Songket seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong
bayi, selimut, serta penutup jenazah.
SUMBER DAYA ALAM
Suku Sasak mengandalkan pertanian,Mereka
mempunyai sistem pertanian sendiri pada
kampung Sade selain mereka menggunakan
sistem pertanian tadah hujan dalam percocok
taman, mereka juga menggunakan sistem
pengolahan hasil panen yaitu lumbung beras
atau lumbung padi. Dimana hasil panen dari
sawah tersebut di simpan, tujuan
disimpannya hasil padi di Lumbung tersebut
yaitu sebagai pasokan makanan daerah
PERTANIAN
setempat.
NILAI LOKAL
1. Bidang politik, sosial,
kemasyarakatan
saling jot/perasak: sama-sama saling
memberi atau mengantarkan makanan
saling pesilaq: sama-sama saling undang
untuk suatu hajatan keluarga
saling belangarin: sama-sama saling layat
jika ada kerabat/sahabat yang meninggal
2. Bidang ekonomi perdagangan
Saling liliq/gentiq: suatu bentuk menolong kawan
dengan membantu membayar hutang tanggungan
sahabat atau kawan, dengan tidak
memberatkannya dalam bentuk bunga atau ikatan
lainnya yang mengikat
Saling sangkul/sangkol/sangkon: saling menolong
dengan memberikan bantuan material terhadap
kawan yang sedang menerima musibah dalam usaha
perdagangan
3.Bidang adat budaya
Saling tulung: bentuk tolong menolong
dalam membajak menggaru sawah ladang
para petani
saling sero: saling tolong dalam menanami
sawah ladang
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Material bangunan rumah harus
dari alam
2. Tidak boleh mengotori lingkungan
3. Tidak boleh merusak lingkungan
4. Harus selalu sopan atau dalam
istilah sasak "Tabeq Walar"

Anda mungkin juga menyukai