Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 1

MK. SEJARAH ARSITEKTUR 1


SEMESTER-3 TH. 2021-2022
PRODI S1 ARSITEKTUR
SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR YKPN

Arsitektur Tradisional Batak


dengan
Arsitektur Tradisional Nias
BATAK

Salah satu suku bangsa terbesar di


Indonesia yang mayoritas bermukim di
Provinsi Sumatra Utara.

 Suku Batak sendiri terbagi dari:


1. Batak Toba (Tapanuli) : mendiami Kabupaten Toba
Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah
mengunakan bahasa Batak Toba.
2. Batak Simalungun : mendiami Kabupaten Simalungun,
sebagian Deli Serdang, dan
menggunakan bahasa Batak Simalungun.
3. Batak Karo : mendiami Kabupaten Karo, Langkat dan
sebagian Aceh dan menggunakan bahasa
Batak Karo
4. Batak Mandailing : mendiami Kabupaten Tapanuli
Selatan, Wilayah Pakantan dan Muara
Sipongi dan menggunakan bahasa Batak Mandailing
5. Batak Pakpak : mendiami Kabupaten Dairi, dan Aceh
Selatan dan menggunakan bahasa Pakpak.
Toba PUSUK BUHIT Simalungun Karo Pakpak Mandailing
Angkola
ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK

Selama suku Batak tinggal di pesisir danau toba, mereka


membentuk suatu daerah perkampungan yang cukup unik,
dimana mereka memiliki 2 rumah, yaitu
 rumah jantan – selatan – rumah tinggal dan
 rumah betina – utara – menyimpan padi.

Nenek moyang bangsa Batak (Bangso Batak) menyebut Rumah Batak yaitu
“jabu na marampang na marjual”.  Ampang dan Jual  tempat mengukur padi atau biji bijian seperti beras/kacang dll.
 Jadi Ampang dan Jual adalah alat pengukur, makanya Rumah Gorga, Rumah Adat itu ada ukurannya, memiliki hukum,
aturan,kriteria serta batas.
ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK

Biarpun Rumah Batak itu tidak memiliki kamar/dinding


pembatas tetapi ada wilayah (daerah) yang di atur oleh hukum. 4. Jabu Tampar Piring
ialah daerah sudut kanan di
Ruangan Ruma Batak itu biasanya di bagi atas 4 wilayah bahagian depan dekat
(bahagian) yaitu: dengan pintu masuk.
3. Jabu Suhat ialah daerah Daerah ini biasa disiapkan
sudut kiri dibahagian untuk para tamu, juga
depan dekat pintu masuk. daerah ini sering di sebut
Daerah ini di tempati jabu tampar piring
2. Jabu Soding ialah oleh anak tertua yang
daerah sudut kiri di atau jabu soding jolo-jolo.
sudah berkeluarga, karena
belakang pintu rumah. zaman dahulu belum ada
Bahagian ini di tempati rumah yang di
1. Jabu Bona ialah daerah oleh anak
sudut kanan di sebelah ongkos (kontrak) makanya
anak yang belum akil balik anak tertua yang belum
belakang dari pintu masuk (gadis)
rumah, daerah ini memiliki rumah
biasa di tempati oleh menempati jabu suhat.
keluarga tuan rumah.
BAGIAN – BAGIAN RUMAH ADAT BATAK

Menurut tingkatannya Rumah Batak itu dapat


dibagi menjadi 3 bagian :
3. Bagian Atas (Ginjang) yang terdiri dari atap (tarup),
ruma yang lama atapnya adalah ijuk (serat dari pohon
enau).  tempat-tempat penyimpanan benda-benda
keramat
(ugasan homitan).
2. Bagian Tengah (Tonga)
yang terdiri dari dinding
depan, dinding samping, dan
belakang.  ruangan
tempat hunian manusia.

1. Bagian Bawah (Tombara) yang terdiri dari batu pondasi


atau ojahan tiang-tiang pendek, pasak
(rancang) yang menusuk tiang, tangga (balatuk)  sebagai
tempat ternak seperti kerbau, lembu dll.
BAGIAN – BAGIAN RUMAH ADAT BATAK

 ATAP
• Atap Rumah Bolon  punggung kerbau
• Bentuknya yang melengkung menambah nilai
keaerodinamisannya dalam melawan angin danau yang kencang.
• Terbuat dari ijuk, yaitu bahan yang mudah didapat didaerah
setempat.
• Atap sebagai sesuatu yang suci, sehingga digunakan untuk
menyimpan pusaka mereka.

 BADAN RUMAH
• Badan rumah terletak dibagian tengah atau dalam mitologi
batak disebut dunia tengah,
• dunia tengah melambangkan tempat aktivitas manusia
seperti masak, tidur, bersenda gurau.
• Bagian badan rumah dilengkapi hiasan berupa ipon ipon
untuk menolak bala.
BAGIAN – BAGIAN RUMAH ADAT BATAK

 PONDASI
• Pondasi rumah batak toba menggunakan jenis pondasi cincin, dimana batu sebagai tumpuan dari kolom kayu yang berdiri diatasnya.
• Tiang-tiang berdiameter 42 - 50 cm, berdiri diatas batu ojahan struktur yang fleksibel, sehingga tahan terhadap gempa
• Tiang yang berjumlah 18 mengandung filosofi kebersamaan dan kekokohan
• Mengapa memakai pondasi umpak?, karena pada waktu tersebut masih banyaknya batu ojahan dan kayu gelonggong dalam jumlah
yang besar. Dan belum ditemukannya alat perekat seperti semen

 DINDING
• Dinding pada rumah batak toba miring, agar angin mudah
masuk
• Tali-tali pengikat dinding yang miring disebut tali ret-ret,
terbuat dari ijuk atau rotan.
• Tali pengikat ini membentuk pola seperti cicak yang
mempunyai 2 kepala saling bertolak belakang,
Maksudnya,
 cicak dikiaskan sebagai penjaga rumah,
2 kepala saling bertolak belakang melambangkan
semua penghuni rumah mempunyai peranan yang sama
dan saling menghormati.
SISTEM PERANCANGAN BATAK

 ORGANISASI RUANG
Bentuk-bentuk ruang ruang dimana posisinya dalam ruang diatur oleh pola grid, hal ini dapat dilihat dari kolom-
kolom yang tersusun secara modular pada denah.

 KESEIMBANGAN
Keseimbangan pada rumah batak toba adalah simetris, baik pada denah maupun fasade bangunan, hal ini dapat
dilihat jika kita menarik garis lurus tepat pada as gambar denah dan fasade

 SIRKULASI RUANG
Sirkulasi Ruang pada rumah batak toba adalah
tersamar, karena harus melewati jalan lurus
sebelum berbelok ke bangunan utamanya

 PINTU MASUK BANGUNAN


Pintu Utama Menjorok kedalam dengan lebar 80
cm dan tingginya 1,5 m, dikelilingi dengan
ukiran, lukisan dan tulisan dan dengan dua
kepala singa pada ambang pintu.
KEUNIKAN RUMAH ADAT BATAK KARO BATAK

1.Rumah Adat Suku Batak Karo Dibangun Tanpa Menggunakan Paku.


 Karena pondasi dan susunan kayu pada saat membangun Rumah adat karo,dibuat agar tahan terhadap
guncangan,Tiang-tiang utama rumah adat tersebut dibuat dengan kayu kayu yang besar dan sangat kokoh.

2.Rumah adat karo di huni oleh 8 keluarga


Rumah Siwaluh Jabu berarti Rumah 8 Keluarga dalam bahasa karo,jadi rumah ini dihuni oleh 8 keluarga,karena itulah
rumah adat karo biasanya dibuat besar, uniknya setiap dapur para keluarga ini memiliki Satu Tungku untuk memasak
dan menghangatkan badan.

3. Jenis kayu yang boleh dipakai untuk membangun, hanya boleh dari 3 jenis saja
Terdapat satu persyaratan yaitu untuk membangun rumah adat karo hanya boleh menggunakan 3 jenis kayu yang sudah
ditentukan, itu dikarenakan setiap jenis kayu ini memiliki makna/arti yang berbeda.
Berikut adalah 3 jenis kayu yang digunakan masyarakat karo untuk membangun Rumah Siwaluh jabu:
· Kayu Ndrasi, diyakini menjauhkan keluarga yang tinggal di rumah tersebut tidak mendapatkan sakit
· Kayu Ambartuah, dipakai supaya mereka diberi tuah, ataupun kesejahteraan hidup.
· Kayu Sibernaik, dipakai untuk mendoakan kemudahan rezeki.
NIAS

Nias adalah sebutan untuk pulau dan kepulauan yang terletak


di sebelah barat Pulau Sumatra, Indonesia, dan secara
administratif berada dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara.
 Pulau ini merupakan pulau terbesar di antara gugusan pulau
di pantai barat Sumatra,
 memiliki objek wisata seperti selancar, rumah tradisional,
penyelaman, hombo batu (lompat batu).
 Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini berpenduduk
hampir 1.000.000 jiwa. Pulau Nias terbagi atas lima daerah
administrasi, satu kota dan empat kabupaten.
PENGANTAR HISTORIS NIAS
Ribuan tahun lamanya, dua suku utama di Nias hidup di atas pohon (suku Ono Mbela)
dan di dalam gua (keturunan Laturadanö/Laturedanö/Ba’uwadanö).
Selama itu tak ada berita tentang arsitektur.

Secara singkat tradisi lisan menguraikan sejarah


mereka 700 tahun lalu:
< Owo – Omo – Gomo >

Para Imigran
mencapai Pulau Nias, di Desa Sifalagö Gomo di
membuat tempat tinggal
tempat baru hulu Sungai Gomo yang
(omo),
mereka, dengan naik disebut Gomo.
perahu (owo),

Jadi, budaya dan arsitektur rumah adat Nias, mula-mula berpangkalan di Gomo dan dari situ
dikembangkan dan tersebar ke seluruh Pulau Nias.
PENGANTAR HISTORIS NIAS

Lebih menarik lagi suatu istilah di Nias Selatan: omo


nifolasara, rumah yang dibentuk seperti lasara, seperti
Nama kuno untuk perahu adalah lasara. satu perahu.

Banyak desa di Nias disebut Lasara Elemen-elemen spesifik dari kapal laut atau
perahu menjadi unsur penting dalam arsitektur
rumah adat di Nias.
ARSITEKTUR TRADISIONAL NIAS

Berbeda gaya-gaya rumah telah dikembangkan di Nias.


 gaya di bagian selatan (rumah-rumah adalah berbentuk
Perbedaan utama adalah bentuk rumah dan struktur desa.
persegi panjang dan dibangun dinding ke dinding dengan
Secara kategorisasi sederhana, arsitektur Nias bisa
rumah-rumah tetangga)
dibagikan ke
 gaya di bagian utara rumah-rumah tradisional adalah
berbentuk lonjong dan berdiri sendiri)

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari tengah

Gaya rumah adat 'Omo Hada' dari utara


ARSITEKTUR TRADISIONAL NIAS

Bahkan ada tiga jenis rumah-rumah yang


berbeda di Nias, dengan beberapa variasi
dalam setiap gaya:
Rumah-rumah
Nias
Rumah-rumah Utara: Kabupaten
Nias tengah: di Nias Utara dan
bagian pedalaman Nias Barat dan
Rumah-rumah Kota Gunungsitoli.
Nias Selatan: di dan timur
Kabupaten Nias Juga bagian utara
ujung selatan Kabupaten Nias.
Kabupaten Nias Selatan,
Selatan termasuk khususnya di
Kepulauan Batu. Lahusa dan Gomo.
Ada beberapa
variasi yang STRUKTUR DESA NIAS. Utara: rumah berbentuk lonjong tersebar dalam kelompok kecil.
berbeda dalam Tengah: rumah persegi panjang di desa-desa kecil. Selatan: rumah persegi panjang
gaya ini. berdekatan di desa-desa besar. Gambar Oleh Prof. Alain Viaro.
FITUR UMUM RUMAH ADAT NIAS
 Semua rumah adat Nias terbuat dari kayu yang bergabung bersama tanpa menggunakan paku.
 Mereka dibangun di atas tiang yang kuat dari batang kayu dan atap sisi dilapisi daun rumbia.
 Bagian dalam rumah dibagi menjadi ruang publik besar di depan dan kamar pribadi kecil di belakang.
 Kebanyakan rumah tradisional Nias memiliki ukiran kayu yang rumit di dalam dan di luar rumah.

Semua rumah adat di Nias memiliki ruang depan besar, dan ada banyak ukiran
kayu, baik di dalam dan di luar rumah.
FITUR UMUM RUMAH ADAT NIAS
Karena getaran gempa sering terjadi di wilayah ini, masyarakat Nias memiliki cara
yang unik untuk membuat rumah mereka menahan gempa.
 Semua rumah adat Nias pakai Ndriwa, yaitu penyokong yang dipasang secara
diagonal di antara tiang-tiang vertikal di bawah rumah. Ndriwa ini penyokong
rumah ke 4 arah.
 Tiang-tiang berdiri di atas lempengan batu bukannya dipancangkan ke dalam
tanah. Sehingga sering ditimbang oleh batuan atau pengaturan rumit batang-
batang kayu secara tegak miring di bawah rumah. Ini untuk mempertahankan
rumah dari bergerak selama badai atau gempa bumi.

Kiri: tiang besar dari rumah raja desa Onohondrö (Omo Sebua) di Nias Selatan. Kanan: sistem tiang pendukung rumah gaya utara.
FITUR UMUM RUMAH ADAT NIAS
 Sebuah struktur serupa dengan balok vertikal dan diagonal menahan atap.
 Biasanya tidak ada plafon bagian dalam dan barang rumah tangga dan peralatan
lainnya sering disimpan di atas, di antara balok atap.
 Di atap depan ada pembukaan jendela di bagian atap sebagai ventilasi.
 Fitur ini juga unik untuk Nias dan tidak ditemukan di rumah-rumah vernakular lainnya
yang menggunakan atap daun rumbia.

Semua rumah adat di Nias ada atap daun rumbia dan Metode atap jerami digunakan di seluruh Nias
juga ada pembukaan jendela (lawa lawa) di atap.
HUBUNGAN ARSITEKTUR dengan BUDAYA PERANG NIAS

 Hubungan Arsitektur Rumah Adat Nias dengan budaya perang di Nias :


 Rumah dibangun dengan cara yang bisa dilindungi.
 Semua rumah ditinggikan diatas pilar dan di beberapa daerah setinggi
dua sampai tiga meter.
 Pintu masuk dicapai dengan tangga yang bisa dipindahkan, mengarah
ke pintu kokoh.
 Muka bangunan rumah yang miring ke arah luar dengan jendela
berjerajak. Ini membuatnya sangat sulit untuk orang lain mendobrak
ke dalam, sementara pada saat yang sama memungkinkan warga
untuk mengamati gerakan musuh dari atas.
 Pada malam hari rumah tegas terkunci, dan kadang-kadang ada juga
barikade (perintang) antara ruang umum dan pribadi.
RUMAH ADAT NIAS SELATAN NIAS
Rumah tipe di ujung selatan Pulau Nias dan di Kepulauan Batu dengan jelas merupakan perkembangan dari tipe di Gomo.
 Berbentuk persegi panjang dan dibangun saling menempel dinding ke dinding dengan rumah-rumah tetangga
 Dinding papan di sisi kiri dan kanan pada rumah ini berdiri tegak dan memikul atap.
 Dalam rumah bangsawan di ruang umum di depan, persis di pertengahan, terdapat 1 atau 2 tiang dengan ukiran yang di
Gomo disebut handro mbatö atau handro lawa-lawa, di Nias Selatan namanya kholo-kholo.

Muka rumah adat dari desa Hilimaetaniha dan Hilimondregeraya, di Nias Selatan
RUMAH ADAT NIAS SELATAN NIAS
 Muka bangunan miring ke arah luar dan memiliki bukaan berjerajak yang memungkinkan warga untuk melihat ke jalan di bawah.
 Jumlah tiang dalam deret depan rumah ini selalu genap, entah 4 atau 6 tiang.
 Balok panjang melintang di atas tiang-tiang, di deret kiri dan kanan rumah.
 Di bagian depan ujungnya melengkung ke atas, disebut Ewe, dan dihias dengan ukiran-ukiran seperti ayam jantan, biawak, ukiran
hiasan emas, matahari dlsb.
 Bentuk Ewe ini sering menyerupai depan sebuah perahu.
 Dinding rumah biasanya polos, hanya di rumah bangsawan terdapat panel dinding yang diukir dengan sangat teliti.

Omo Sebua di desa Hilimondregeraya, tidak jauh dari Telukdalam di Nias Selatan.
RUMAH di WILAYAH LAHUSA dan GOMO NIAS

 Rumah di Gomo dikerjakan agak rustikal dan pakai


berbagai ukiran “primitif”.
 Jumlah tiang dalam deret depan selalu ganjil.
 Rumah di Gomo sering memakai satu balok (hulu)
panjang yang melintang di atas kediaman rumah,
persis dalam pertengahan rumah. Balok ini dibentuk
dari satu pohon yang bersama dengan akar pohon
digali dari dalam tanah dan ujungnya yang dibentuk
dari akar pohon itu disebut balö hulu (ujung
punggung). Balö hulu biasanya penuh ukiran.
 Rumah-rumah bangsawan (Omo Sebua) di wilayah
Gomo lebih besar dan lebih dihiasi daripada rumah
biasa, tetapi tidak spektakuler seperti di selatan.

Rumah adat gaya Nias tengah dari Sifaoro'asi-Gomo


RUMAH di WILAYAH LAHUSA dan GOMO NIAS
 Rumah-rumah disini menunjukkan variasi besar dan membuktikan kreativitas para penduduk di kecamatan-kecamatan
yang berbeda: Lölömatua, Lölöwa’u, Bawölato dan Idanoi (Holi).
 Dan semua rumah yang bervariasi masih tetap memakai Ewe, balok panjang di sisi kiri dan kanan rumah.
 Model-model rumah juga memperhatikan iklim dan lokasi rumah, entah itu di atas gunung dengan suhu lebih dingin
atau di lembah.
 Di lokasi yang lebih panas, mungkin ada bukaan jendela di semua tiga sisi depan.

Rumah Adat di wilayah Gomo (Nias tengah) sering dihiasi dengan banyak ukiran kayu yang rumit.
RUMAH ADAT NIAS UTARA NIAS

 Rumah Nias Utara berbentuk lonjong yang sangat


tidak biasa di dunia arsitektur vernakular.
 Rumah-rumah memiliki sisi panjang menghadap
jalan di desa.
 Di ruang depan lantai di sepanjang dinding umumnya
sengaja ditinggikan dan sebuah bangku diletakkan
menempel sepanjang dinding.
 Pada salah satu ujung biasanya ada tangga ke pintu
masuk rumah dengan serambi kecil.
 Di rumah-rumah yang lebih besar mungkin ada dua
pintu masuk, satu pintu besar ke ruang umum, dan
satu yang sederhana untuk ke tempat tinggal pribadi
di ujung lainnya.
 Di belakang biasanya ada ruang perpanjangan atau
bangunan ambahan untuk dapur.
Rumah Adat (Omo Hada) gaya Nias Utara di desa Te'olo, Kec. Tugala Oyo, Kab. Nias Utara.
RUMAH ADAT NIAS UTARA NIAS
 Balok-balok diagonal tidak bersandar terhadap satu sama lain di tanah, tetapi disangga
oleh balok-balok kayu yang berselang lintas di tengah.
 Biasanya menggunakan pemberat batu dalam ruang yang diciptakan oleh balok-balok yang berselang lintas.
 Tidak ada dinding papan di dua sisi rumah yang memikul atap rumah tetapi 4 tiang utama yang memikul seluruh atap. Nama ke-4
tiang adalah silalö yaŵa (yang menuju ke atas artinya). Di atas 2 silalö yaŵa sebelah kiri dalam rumah dan begitu pula di sebelah
kanan dalam rumah melintang satu balok yang disebut alisi (pundak).
 Rumah bangsawan biasanya lebih besar dan lebih dihias, tetapi jauh lebih kurang spektakular daripada rumah Omo Sebua di selatan.
 Ada Kecamatan di perbatasan ke Nias Utara seperti Idanö Gawo, Gidö, Ma’u dan bagian Utara dari Kecamatan Lölöwa’u. Disitu
terkadang kita temukan arsitektur transisi dari rumah persegi panjang ke arah rumah berbentuk lonjong.

Rumah Adat gaya Nias Utara yang berdiri bebas dan selalu berbentuk lonjong.
Rumah Adat Batak maupun Rumah Adat Nias
memiliki dasar filosofi yang mendalam yang mendukung
fungsi dan struktur bangunan dan sesuai dengan alam dan
lingkungan di tanah Sumatra Utara.
DAFTAR PUSTAKA

Merna. 2021. https://www.orami.co.id/magazine/rumah-adat-sumatera-utara/

Rizki Wulandari. https://pdfcoffee.com/2-arsitektur-tradisional-batak-nias-bali-dan-lombok-pdf-free.html

Sahabat Lokal. 2018. https://www.adira.co.id/sahabatlokal/article_short/metalink/lompat-batu-nias

Yayasan Pecinta Danau Toba. 2016. http://danautoba.org/makna-dan-filosofi-rumah-batak-yang-perlu-kita-


ketahui/

Anggie Caradina Aruan. https://pdfcoffee.com/arsitektur-tradisional-batak-pdf-free.html

Museum Pusaka Nias. https://museum-nias.org/arsitektur-nias/

Vitrianda Hilba Siregar. 2019. https://daerah.sindonews.com/artikel/sumut/2079/7-keunikan-ada-di-


provinsi-sumatera-utara?showpage=all

Anda mungkin juga menyukai