Anda di halaman 1dari 15

Tabel Macam-Macam Rumah Adat di Indonesia

NAMA DAERAH RUMAH ADAT CIRI - CIRI


Aceh Rumoh Aceh  panggung.
 mempunyai 3 serambi.
Sumatera Barat Rumah Gadang  tonjolan atap mencuat ke atas.
 banyaknya tonjolan 4-7 buah.
Riau Selaso Jatuh  dilengkapi dengan balai adat.
Kembar  terdiri dari ruangan besar untuk tempat tidur,
ruangan bersila, anjungan dan dapur.
Sumatera Selatan Rumah Limas  rumah panggung berjenjang lima.
Jawa Joglo  atap pendapanya yang menjulang tinggi seperti
gunung.
Papua Honai  terdiri dari 2 lantai.
 lantai pertama sebgai tempat tidur.
 lantai kedua sebagai tempat bersantai dan
tempat makan.
 Berbentuk jamur dengan ketinggian 4 meter.

Sulawesi Selatan Tongkonan  rumah panggung dari kayu .


 kolong di bawah rumah biasanya dipakai
sebagai kandang kerbau.
 atap rumahnya dilapisi ijuk hitam dan
bentuknya melengkung persis seperti perahu
telungkup dengan buritan.
 terdiri dari 3 ruangan : ruang tamu, ruang
makan, dan ruang belakang.
 depan rumah tersusun tanduk-tanduk kerbau.
Sulawesi Tenggara Malige  berbentuk panggung.
 terdiri dari 3 lantai.
 pada kiri kanan lantai 2, ada ruang tempat
penenun kain.
Sulawesi Utara Rumah Pewaris  mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, dan
kamar-kamar.
 di kanan kiri rumah terdapat tangga.
 tangga sebelah kanan untuk memasuki rumah.
 tangga sebelah kiri untuk keluar rumah.
Sulawesi Tengah Rumah Tambi  berbentuk panggung.
 atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding.
 atap terbuat dari daun rumbia atau bambu
dibagi 2.
Kalimantan Tengah Rumah Betang  panjang
 bawah kolong digunakan untuk bertenun dan
menumbuk padi.
 satu bangunan rumah dihuni kurang lebih 20
keluarga.
Kalimantan Selatan Bubungan Tinggi rumah panggung.
 dibawahnya untuk menyimpan padi dan
sebagainya.
 terdapat pelatar.
Maluku Bailo  atapnya besar dan tinggi.
 atapnya dari daun rumbia.
 dindingnya dari tangkai rumbia.
Betawi Rumah Kebaya  teras rumahnya yang luas.
 pagar terbuat dari kayu dengan ukiran khas
betawi dengan bentuk rumah kotak (
dibangun diatas tanah berbetuk kotak).
 Rumah Bapang terdiri dari ruang tamu, ruang
keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur
dan teras extra luas.

Tipologi Bangunan - Analisa Arsitektur Periode Modern dan Klasik


Arsitektur Klasik

Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal-hal yang
berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh penahanan diri tersebut
menghasilkan “keseimbangan” yang sempurna serta “keutuhan” yang seterusnya disebut sebagai
“klasik”. Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada dewa-dewanya.

Paham tentang seni dan arsitektur adalah :


§ Kepolosan
§ Keanggunan
§ Kegunaan
Karakter Arsitektur

Arsitektur Aegea ( 3000 - 1100 BC)


Arsitektur di pulau Kreta dan Mikena serta pulau lain disekitarnya berbeda dengan karakter
arsitektur di daratan Yunani. Penduduk kepulauan tersebut berasal dari Asia Kecil yang
berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya serta membawa budaya asalnya.

Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur,
sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan “Cella”,
yaitu ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu).

“Megaron” adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas sebagai berikut :


§ Berbentuk cella yang dilengkapi dengan lobby/vestibule.
§ Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
§ Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan dibagian paling belakang.
Bahan bangunan :
§ Memakai batu pecah ataupun batu gamping/gibs yang dikeraskan untuk lapisan lantai.
§ Bata yang dikeringkan untuk dinding
§ Atap memakai kayu.

Arsitektur Yunani Daratan (650 – 30 BC)


Ada dua phase peradaban Yunani Daratan, yaitu :
1. Phase Hellenic
2. Phase Hellenistic

Phase Hellenic (650 – 323 BC)


§ Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi
bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk dasar dari Megaron selanjutnya
dikembangkan.
§ Konstruksi utama memakai system kolom (tiang) dan balok (gelagar).
§ Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan yang lain yaitu marmer “Carpentry in
marble” mulai tahun 600 BC.
§ Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota.
§ Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen
yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan
udara terbuka) terutama Kuil dan Agora.
§ Hubungan dengan dewanya terjadi di udara terbuka dengan angin yang berhembus sepoi melalui
“Collonade” yaitu barisan tiang yang menopang atap pada serambi memanjang serta “Portico”
yaitu barisan tiang penopang atap pada serambi depan (memendek), sebagai ucapan selamat
datang dengan permainan bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang tertimpa
sinar matahari.

Phase Hellenistic (323 – 30 BC)


§ Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani, Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks
bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali.
§ Pada phase ini banyak dibangun public building (bangunan umum) yang berkembang sangat pesat,
bervariasi dan berkesan megah.
§ Banyak dibangun “Stoa” yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara
bangunan yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang
beratap agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari “Agora”
yaitu tempat untuk pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar bagi masyarakat
Yunani (terutama di Athena)

Bangunan pada masa Yunani

Propilae di Akropolis Athena


Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai tempat
pagelaran seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran antara tiang corak
Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari gunung Pentelikus di
dekat Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya matahari dari warna emas
dan coklat ke merah jambu kelabu.
Agora
Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat kota,
semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pasar.

Stoa
Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk tempat
masyarakat umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang terbuka
juga untuk menghubungkan antar bangunan.

Akropolis
Komplek bangunan suci yang terletak di puncak/ tempat tertinggi di Athena, paling atas dipakai
sebagai kuil/ tempat tinggal dewa-dewi yunani.
Theater
Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang menempel pada lereng-lereng gunung
(karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang berdiri sendiri dengan skala
besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai tempat duduk, dan berakhir pada
stage yang digunakan sebagai area persembahan yang berbentuk lingkaran.

Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi bagi dewa
Dionisious (Dewa Seni).

Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani upacara persembahan tersebut,
maka dengan membentuk area seperti gentong (sistem akustiknya), persoalan suara dapat diatasi.
Order Langgam
Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada arsitektur Yunani (dari masa kebudayaan Aegea
sampai dengan Hellenistik), yaitu:

Langgam Doric
Merupakan langgam yang berasal dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa hiasan
(polos), lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar tiangnya, sehingga langsung menempel

pada lantai.
Langgam Ionic
Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala tiangnya mengambil bentuk
noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada dasar tiang
memakai alas.

Langgam Corinthian
Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil alih bentuk-bentuk alam (flora) daun
Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantai berundak.
Arsitektur Modern
Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep bentuk,
ruang, fungsi, dan konstruksi. Penekanan disini lebih pada pembahasan bentuk dan ruang. Ciri
pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata atau terlihat atau teraba”, sedangkan ruang memiliki
ciri khas “ada dan tak terlihat atau tidak nyata”. Ditinjau dari segi bentuk, bangunan Arsitektur
Modern memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena
perkembangan teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan.
Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan Arsitektur Modern bersifat lebih mengalir
berdasarkan proses sirkulasi dan berkegiatan (step to step).
Dari segi konstruksi, perkembangan Arsitektur Modern ditandai oleh penggunaan konstruksi
beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan yang ringan. Dilihat dari segi fungsi, bentuk
bangunan Arsitektur Modern menggunakan modul manusia (Le Corbusier), karena bangunan
ditekankan pada fungsinya. Berdasarkan Slogan Le Corbusier “rumah sebagai mesin untuk
tempat tinggal”, yang menginginkan dua hal. Yang pertama adalah sebuah rumah yang
menyerupai mesin yang murah, standard, mudah digunakan dan mudah dalam perawatan. Tapi ia
juga mengartikan sebuah rumah yang didisain dengan kejujuran. Oleh karena itu slogan tersebut
menjadi terkenal pada masa perkembangan Arsitektur Modern dan menjadi konsep dasar suatu
rancangan bangunan yang modern.
Bentuk
Bentuk dalam Arsitektur Modern tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan
bangunan yang dipakai. Dalam Arsitektur Modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak
satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan spesifik antara gabungan ketiganya.
Solusi unik umumnya karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk
mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena
semua gaya lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada Arsitektur
Modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya.
Arsitektur Modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada
awal abad 20, dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas dalam
mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik konstruksi yang
baru, Muncul pemikiran baru tentang struktur yang tergantung pada tempat dimana bangunan itu
dibangun.
Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang Arsitektur Modern adalah kesadaran dalam mendesain
ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam,
ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Konsep ruang pada Arsitektur Modern yaitu ruang tidak
terbatas meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat).
Arsitektur Modern dipahami dalam tiga dimensi. Ruang yang di dalam merupakan eksperimen
ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat ditelusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola
perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya Arsitektur Modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian fisik
dari Arsitektur Modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional;
yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari ruang yang
tidak terbatas dan tidak terukur.
Berikut beberapa contoh tentang konsep bentuk dan ruang dalam Arsitektur Modern:
(menurut para tokoh Arsitek terkemuka)

villa savoye, Le Corbusier.


villa savoye, Le Corbusier.
· Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang
adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana
bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana.
· Bentuk bangunan menggunakan modul manusia, karena bangunan ditekankan pada fungsinya.
· Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.

Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950


· Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah
nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara
struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).
Bentuk bersifat kubisme dan futuristik
Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line, Walter Gropius.
· Pembentukan ruang dimulai dari suasana, kemuian beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan
dari produk industri dan bukan dari alam.
· Penciptaan bentuk bangunan, disesuaikan dengan pola perletakan dan hubungan antar ruang
yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.

Falling Water, Frank Lloyd Wright

Falling Water, Frank Lloyd Wright


· Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan bisa
merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari
alam.
· Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi
alam, topografi dengan Arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk
lokasi tapak dari bangunan.
Arsitektur (Modern) Minimalis.
Arsitektur Minimalis itu berakar pada Arsitektur Modern. Prinsip utama dari Arsitektur
Minimalis ini masih berpedoman pada Arsitektur Modern, yaitu fungsional dan efisiensi.
Fungsional berarti bangunan tersebut benar-benar mampu mewadahi aktifitas pemakainya, dan
efisiensi harus mampu diterapkan ke berbagai hal; efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan
aspek free maintenance pada bangunan.
Penggunaan ornamen pada Arsitektur Minialis muncul kembali, namun bukan berupa bentuk-
bentuk rumit, tapi lebih sederhana dan sifatnya geometric. Penggunaan ornamen ini juga
lazimnya tidak dominan, namun hanya sebagai aksen pemanis saja. Penggunaan pengolahan
material pada bangunan juga lebih attraktif dan bervariasi. Walaupun bentuk ekspresi box pada
bentuk masih dominan, explorasi ke bentuk-bentuk lainnya seperti bentuk lengkung dan bidang
miring banyak diterapkan.
Karena menyikapi iklim tropis di Indonesia bentuk atap menyesuaikan dengan bentuk atap
pelana atau perisai/limasan dengan penutup atap genteng, ketimbang memilih bentuk atap datar
(cor beton). Akhirnya bisa dibilang Arsitektur Minimalis sekarang ini merupakan Arsitektur
Modern yang telah mengalami pengembangan desain sesuai dengan fungsi, material dan
konstruksi.
Rumah dengan gaya Arsitektur Modern didominasi eksterior jendela berukuran lebar dan tinggi.
Lis plang beton pada rumah modern didapati memanjang dengan kanopi yang menjorok ke
depan. Adapun untuk interior rumah dilengkapi dengan ornamen sederhana dengan plafon
bertingkat dan ruang kosong yang menambah kesan ruangan yang lebih luas.
Ruang-ruang pada Arsitektur Modern saling terhubung satu sama lain tanpa sekat pembatas.
Ruang-ruang hanya dibatasi oleh interior yang tidak permanen. Ruangan pun transparan,
menggunakan dinding kaca sebagai pembatas.
Bahan bangunan yang sering digunakan untuk Arsitektur Modern biasanya stainless steel
finishing polished, kaca berwarna (printed glass), alumunium anodized. Bahan-bahan yang
digunakan tersebut merupakan bahan yang mencirikan Arsitektr Modern di awal berkembangnya
gaya Arsitektur Modern di Indonesia.

Arsitektur (Modern) Minimalis.


Arsitektur Modern menawarkan keindahan yang asli dan bukan sekedar meniru. Gaya yang
dihadirkan sangat unik lain dari yang lain. Membangun rumah dengan gaya Arsitektur Modern
membutuhkan imajinasi yang luas. Imajinasi yang dituangkan dalam bangunan Arsitektur
Modern pun menjadi ciri khas tersendiri. Demikian beberapa ciri Arsitektur Modern yang
dengan mudah Anda temukan pada banyak bangunan rumah sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai