Anda di halaman 1dari 5

1.

Rumah Adat Aceh “Krong Bade”

Rumah adat Aceh disebut rumoh Aceh atau Krong Bade, sebuah rumah panggung berbentuk
persegi empat memanjang dari timur ke barat. Bangaunan rumah dibuat dari kayu dan atapnya
dari daun rumba, serta memiliki ornamen rumit.

Rumoh Aceh memiliki 5 ruang. seuramo-ukeu (serambi depan) untuk tamu laki-laki, seuramo-
likoot (serambi belakang) untuk tamu perempuan, rumoh-inong (rumah induk) diantara serambi
depan dan belakang, rumoh-dapu (dapur) dan seulasa (teras) di bagian paling depan rumah.

2. Rumah Adat Sumatra Utara “Bolon”

Masing-masing suku di Sumatra Utara memiliki rumah adat sendiri, tetapi secara Nasional,
rumah adat Sumatra Utara diwakili Rumah Adat Bolon, yaitu rumah adat suku Batak. Rumah
adat bolon berbentuk rumah panggung dan bagian kolongnya digunakan untuk memlihara
hewan.

Tiang rumah dibuat dari kayu gelondongan, dindingnya dari anyaman bambu, lantainya dari
papan dan atapnya dari ijuk atau rumbia. Rumah ini terdiri dari 4 ruangan. Jabu bong (kamar
kepala keluarga) jabu soding (kamar anak perempuan, jabu suhat (kamar anak laki-laki) dan
tampar piring (ruang tamu) tampar piring (ruang tamu).
3. Rumah Adat Riau “Selaso Jatuh Kembar”

Meski terdapat beberapa jenis, rumah adat Provinsi Riau diwakili Rumah Selaso Jatuh Kembar,
yang artinya “rumah yang memiliki dua selasar”. Rumah ini berbentuk panggung dengan tiang
berbentuk persegi panjang dan pada awalnya merupakan balai pertemuan adat.

Rumah adat Riau memliki beberapa ciri khas unik, yaitu memiliki dua silangan pada kedua
ujung atap (sayok layanagan) dan kaki atap (sulo bayung) sebagai pengingat agar manusia
senantiasa beribadah, dua loteng (langsa panas), dinding miring 20–30 derajat, dan bendul
(penguat ujung lantai).

4. Rumah Adat Kepulauan Riau “Belah Bubung”

Rumah adat Provinsi Kepri adalah Belah Bubung yang merupakan rumah panggung. Rangka
rumahnya dibuat menggunakan bubung (bambu) dengan desain tertentu sehingga tampak
terbelah. Dinding rumah terbuat dari papan kayu dan atapnya dari rumbia.

Dari sudut kegunaannya, Rumah Belah Bubung memiliki beberapa ruangan, yaitu selasar atau
pendopo untuk menerima tamu, rumah induk tempat para ibu dan anak perempuan, ruang tengah
untuk kamar anak laki-laki, ruang dalam kamar orang tua dan penganggah atau dapur.
5. Rumah Adat Sumatra Barat “Rumah Gadang”

Rumah Gadang yang berbentuk panggung dan dibangun dari bahan-bahan alami, seperti kayu,
bambu, dan ijuk, merupakan rumah adat Sumatra Barat. Atap yang melengkung seperti tanduk
kerbau atau sebuah kapal. Salah satu tiang rumah menancap ke bumi sehingga rumah menjadi
tahan goncangan gempa.

Rumah Gadang terdiri dari ruangan lepas, kamar yang jumlahnya sebanyak jumlah perempuan,
rangkiang (ruang penyimpanan bahan makanan), anjuang di kanan dan kiri bangunan, serta
surau kaum, yaitu tempat salat dan tempat tinggal para pemuda yang masih lajang.

6. Rumah Adat Jambi “Kajang Leko”

Sebagai rumah dengan desain tertua di Jambi, Rumah Kajang Leko layak dinobatkan sebagai
rumah adat Jambi. Rumah panggung ini berbentuk persegi panjang dan dilengkapi dua buah
tangga. Atap rumah disebut “Gajah Mabuk” yang tampak seperti perahu dengan ujung atas
melengkung (lipat kajang).

Ruangan pada rumah berlantai dua ini terdiri dari pelamban (ruang tunggu tamu), gaho (dapur
dan tempat menyimpan makanan), masinding (tempat bermusyawarah atau kenduri), balik
menalam (kamar-kamar dan ruang makan), balik malintang, dan bauman (zona memasak saat
kenduri).
7. Rumah Adat Bengkulu “Bubungan Lima”

Dibuat dari kayu pilihan, Rumah Bubungan Lima, rumah adat Bengkulu, sudah ada sejak tahun
1916. Rumah panggung beratap limas ini ditopang 15 tiang setinggi 1,8 meter, beralas batu,
beratap ijuk, berbentuk limas setinggi 3,5 meter. Lantainya dibuat dari kayu, dilengkapi anak
tangga berjumlah ganjil.

Pembagian ruangan Rumah Bubungan Lima terdiri dari: barendo depan (tempat menerima
tamu), bilik gedang (kamar keluarga), bilik gadis (kamar perempuan), ruang tengah, garang
(tempat menyimpan tempayan air), dapur, dan barendo belakang (tempat bersantai kaum
wanita).

8. Rumah Adat Bangka-Belitung “Rumah Rakit”

Rumah Rakit, itulah nama rumah adat Provinsi Bangka-Belitung. Ciri khasnya adalah rumah ini
dibangun di atas sungai dan bentuknya seperti rakit. Dahulu, sungai merupakan sumber mata
pencaharian sekaligus sumber makanan bagi masyarakat luas.
9. Rumah Adat Sumatra Selatan “Rumah Limas”

Sesuai bentuknya, rumah adat Sumatra Selatan disebut Rumah Limas. Bangunannya terdiri dari
beberapa tingkat (bengkilas) yang masing-masing memiliki teori sendiri. Karena terletak di
wilayah perairan, Rumah Limas berbentuk panggung dengan tiang yang dipancangkan hingga
ke dalam tanah.

Rumah adat ini memiliki lima ruangan yang disebut kekijing, yaitu: pagar tenggalung, jogan,
kekijing ketiga, kekijing keempat, dan gegajah. Ornamen berbentuk simbar atau tanduk berhias
melati di bagian atas atap melambangkan mahkota yang bermakna kerukunan dan keagungan
rumah adat ini.

10. Rumah Adat Lampung “Nuwou Sesat”

Meski masyarakatnya dikenal heterogen, rumah adat Nuwou Sesat menjadi bukti eskistensi suku
asli Lampung. Bentuk asli rumah adat ini adalah panggung dengan bahan utama papan kayu
dengan tujuan menghindari serangan binatang buas dan mengantisipasi bencana gempa.

Di bagian depan rumah terdapat ijan geladak (tangga) yang berhias ukiran serta teras mini yang
disebut anjungan. Bidang dalam rumah terdiri dari beberapa ruangan, yaitu pusiban (ruang
musyawarah), tetabuhan (tempat alat musik), gajah merem (kamar orang tua), dan kebik tengah
(kamar anak).

Anda mungkin juga menyukai