Anda di halaman 1dari 25

Matakuliah : Arsitektur Nusantara

Tahun : 2020
Dosen : Mira Fitriana,S.Ars.,M.Ars.,IAI

ARSITEKTUR Batak,
Minangkabau, Toraja,
Nias, Dayak, Mentawai
PERTEMUAN – 5
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR – FAKULTAS TEKNIK DAN REKAYASA
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2020
“ArsitekturNusantaramemilikikarakteristikyangkhasyaituberbeda-
bedaditiapbagianwilayahnya.Perbedaanitudisebabkanolehkeragam
anadatistiadatdankebudayaanyangberkembangdidaerahsetempat.
Meskipunbegituarsitekturnusantarajugamemilikibanyakaspekyang
mirip.Halinidikarenakanmerekamasihmemilikirumpunyangsama,sep
ertikondisigeografis,pandanganadatdansebagainya.Diantaranyama
terial,strukturatap,rancangandenah,dansebagainya”
Rumah adat suku Batak Toba
Rumah adat suku Toraja
BatakToba dan Toraja adalah dua nama suku yang berbeda.Selain itu
letak daerahnya juga tidak berdekatan bahkan bisa dibilang amat
berjauhan.Namun ada yang menarik dari kedua suku ini.
“Perhatikanbentukrumahnya,makakitaakanmenemukankemiripanbentuk
padaatapnya.”
Rumah Balai Batak Toba
RUMAH ADAT BATAK TOBA
Rumah Balai Batak Toba atau Rumah Bolon adalah rumah adat dari Suku
Batak Toba yang berdomisili disalahsatu sisi SumateraUtara.Rumah ini
terbagi atas dua bagian yaitu jabu parsakitan dan jabubolon.
Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang.Tempat ini juga
terkadang dipakai sebagai tempat untuk pembicaraan terkait dengan hal-
hal adat.
Jabu bolon adalah rumah keluarga besar.Rumah ini tidak memiliki sekat
atau kamar sehingga keluarga tinggal dan tidur bersama.Rumah Balai
Batak Toba juga dikenal sebagai Rumah Bolon.Bagi masyarakat
Batak,rumah ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang
berdiri.Pembangunan rumah adat suku Bata kini dilakukan secara gotong
royong oleh masyarakat Batak.Rumah ini berbentuk seperti rumah
panggung yang disangga oleh beberapa tiang penyangga.Tiang
penyangga rumah biasanya terbuat dari kayu.Rumah Balai Batak Toba
mempunyai bahan dasar dari kayu.
BAGIAN RUMAH ADAT BATAK TOBA
Atap Rumah Bolon/Balai mengambil ide dasar dari punggung
kerbau,bentuknya yang melengkung menambah nilai ke-aero
dinamisannya dalam melawan angin danau yang kencang.Atap
terbuat dari ijuk,yaitu bahan yang mudah didapat didaerah
setempat.Suku batak menganggap atap sebagai sesuatu yang
suci,sehingga digunakan untuk menyimpan pusaka mereka.
PONDASI rumah Batak Toba menggunakan pondasi umpak,dimana batu
sebagai tumpuan dari kolom kayu yang berdiri diatasnya.Tiang-tiang
tersebut berdiameter 42–50cm,berdiri diatas batu dengan struktur yang
fleksibel sehingga tahan terhadap gempa.Tiang berjumlah 18,jumlah
tersebut mengandung makna kebersamaan dan kekokohan.
•KOLOM/TIANG.Jarak antar tiang
yaitu 90-100cm.Bentuknya bulat
dengan diameter sekitar 40cm.Tiang-
tiang hanya pada sisi-sisinya saja
sehingga membuat ruang kosong
ditengah.Ruang kosong tersebut
digunakan sebagai tempat hewan
ternak.
•TANGGA pada Rumah Bolon
berjumlah ganjil.Hal ini berdasarkan
pada kepercayaan suku Batak bahwa
angka ganjil adalah angka
keberuntungan.
•LANTAI terbuat dari papan kayu yang
dipasang sejajar dengan arah pintu
masuk rumah
DINDING
Terdiri dari 3 bagian berbeda letaknya terhadap garis vertical:
Bagian pertama: Bagian paling bawah yang miring dan didekorasi secara
kompleks sekali, terletak diatap pandindingan muka.Disini terdapat dorpi
yang juga didekor.Diatas dorpi terdapat Tombonan (tengah-tengahnya
mencuat keatas).
Bagian kedua: Iniialah bagian miring sebelah dalam dan terbuat dari 4 buah
papan besar yang ditumpuk/diikat pada bagian yang kecil, disebut
Songsonggok.
Bagian ketiga: Ialah sebuah segitiga yang dilubbangi ditengah dan disekor
secara kompleks sekali ditegakkan secara vertikal
DENAH
Ruangan Rumah Balai Batak Toba dibagi atas4wilayah yaitu:
1.Jabu Bona ialah daerah sudut kanan disebelah belakang dari pintu masuk
rumah,daerah ini biasa ditemapti oleh keluarga tuan rumah.
2.Jabu Soding ialah daerah sudut kiri dibelakang pintu rumah.Bahagian ini
ditempati oleh anak anak yang belum akil balik(gadis)
3.JabuSuhat,ialah daerah sudut kiri dibahagian depan dekat pintu
masuk.Daerah ini ditempati oleh anak tertua yang sudah berkeluarga,karena
zaman dahulu belum ada rumah yang diongkos (kontrak) makanya anak
tertua yang belum memiliki rumah menempati jabu SUHAT.
4.Jabu Tampar Piring,ialah daerah sudut kanan dibahagian depan dekat
dengan pintu masuk.Daerah ini biasa disiapkan untuk para tamu,juga
daerah ini sering disebut jabut ampar piring atau jabu soding jolo-jolo.
Rumah Tongkonan Suku Toraja
Rumah Adat Toraja atau yang biasa disebut dengan Tongkonan,kata
tongkonan sendiri berasal dari kata tongkon yang bermakna
menduduki atau tempat duduk.Dikatakan sebagai tempat duduk
karena dahulu menjadi tempat berkupulnya bangsawan toraja yang
duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi.
Rumah adat ini selain berfungsi sebagai tempat tinggal juga memiliki
fungsi sosial budaya yang bertingkat-tingkat
dimasyarakat.Masyarakat Suku Toraja menganggap rumah tongkonan
itu sebagai ibu,sedang kanalangsura (lumbungpadi)dianggap
sebagai bapak.
Ratarata rumah orang Toraja menghadap kearah utara,menghadap
kearah Puang Matua sebutan bagi orang Toraja kepada Tuhan YME
dan untuk menghormati leluhur mereka dan dipercayaakan
mendapatkan keberkahan didunia.
Rumah Toraja atau Tongkonan ini dibagi menjadi 3bagian:
1.Kolong (Sulluk Banua)
2.Ruangan rumah (KaleBanua)
3.Atap (Ratiang Banua)
Didaerah Tana Toraja pada umumnya merupakan tanah pegunungan
batu alam dan kapur dengan ladang dan hutan yang masih
luas,dilembahnya itu terdapat hamparan persawahan.
Rumah Tongkonan adalah rumah panggung yang didirikan dari
kombinasi lembaran papan dan batang kayu.Denahnya berbentuk
persegi panjang mengikuti bentuk praktis dari material kayu.Material
kaynya terdiri dari kayu uru,yaitu sejenis kayu lokal dari
Sulawesi.Kayu uru banyak ditemui dihutan-hutan didaerah Toraja dan
kualitas dari kayu uru cukup baik,kayu-kayu ini tidak perlu dipernis
atau dipelistur,kayu dibiarkan asli.Pada bagian atap rumah
Tongkonan,bentuknya melengkung seperti tanduk kerbau.Terdapat
jendela kecil disisi timur dan barat pada bangunan,bertujuan sebagai
tempat masuknya sinar matahari dan aliran angin
Rumah Adat Toraja atau yang biasa disebut dengan Tongkonan,kata tongkonan sendiri
berasal dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk.Dikatakan
sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkupulnya bangsawan toraja
yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi.Rumah adat ini selain berfungsi sebagai
tempat tinggal juga memiliki fungsi sosial budaya yang bertingkat-tingkat
dimasyarakat.Masyarakat Suku Toraja menganggap rumah tongkonan itu sebagai
ibu,sedangkan alangsura(lumbung padi)dianggap sebagai bapak.Rata-rata rumah
orang Toraja menghadap kearah utara,menghadap kearah Puang Matua sebutan bagi
orang Toraja kepada TuhanYME dan untuk menghormati leluhur mereka dan dipercaya
akan mendapatkan keberkahan didunia.
Dalam pembangunan rumah adat Tongkonan ada hal-hal yang harus diperhatikan dan tidak
boleh untuk dilanggar,yaitu:
Rumah diharuskan menghadap keutara,letak pintu dibagian depan rumah,dengan keyakinan
langit dan bumi itu merupakan satu kesatuan,dan bumi dibagi kedalam 4penjuru mata
angin,yaitu:

A.Utara disebut Ulunna langi,yang paling mulia dimana Puang Matua berada (keyakinan
masyarakat Toraja).
B.Timur disebut Matallo,tempat matahari terbit,tempat asalnya kebahagiaan atau kehidupan.
C.Barat disebut Matampu,tempat metahari terbenam,lawan dari kebahagiaan atau
kehidupan,yaitu kesusahan atau kematian.
D.Selatan disebut Pollo’nalangi,sebagai lawan bagian yang mulia,tempat melepas segala
sesuatu yang tidak baik atau angkara murka.
Pembangunan rumah tradisional Tongkonan biasanya dilakukan
secara gotong royong. Rumah Adat Tongkonan dibedakan menjadi
4 macam:
A. Tongkonan Layuk, rumah adat tempat membuat peraturan dan
penyebaran aturan-aturan.
B. Tongkonan Pakamberan atau Pakaindoran, rumah adat tempat
dilaksanakannya aturan-aturan. Biasanya dalam satu daerah
terdapat beberapa tongkonan, yang semuanya bertanggung jawab
pada Tongkonan Layuk.
C. Tongkonan BatuA’riri, rumah adat yang tidak mempunyai
peranan dan fungsi adat, hanya sebagai tempat pusat pertalian
keluarga.
D. Barung-barung, merupakan rumah pribadi. Setelah beberapa
turunan(diwariskan), kemudian disebut Tongkonan BatuA’riri.
Kenapa harus tanduk kerbau?
Bagi orang Toraja,kerbau selain
sebagai hewan ternak juga menjadi
lambang kemakmuran dan status.
Oleh sebab itu kenapa tanduk atau
tengkorak kepala kerbau dipajang dan
disimpan dibagian rumah,karena
sebagai tanda bawasannya
keberhasilan si pemilik rumah
mengadakan sebuah upacara atau
pesta.
Denah:
1.Tandok
Tandok terletak dibagian depan rumah
tongkonan.Tandok digunakan sebagai tempat
ruang tidur keluarga.
2.Sali’
Sali’terletak dibagian tengah rumah
Tongkonan.Sali’digunakan sebagai tempat untuk
berkumpul dengan keluarga juga digunakan
sebagai dapur dan tempat untuk membuat
kerajinan tangan.
3.Sumbu
Sumbu terletak dibagian belakang rumah
Tongkonan.Biasanya Sumbu digunakan sebagai
tempat barang atau sebagai kamar untuk orang
tidur(mayat).Dalam tradisi orang toraja,jika
Orang tidur(mayat) yang telah disimpan dibagian
sumbu biasanya sudah mau diupacarakan
Rumah adat suku Dayak Rumah adat suku Mentawai
TUGAS
BUAT ANALISIS STRUKTUR RUMAH ADAT TONGKONAN

FORMAT PENYAJIAN DALAM BENTUK POWER POINT


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai