Anda di halaman 1dari 10

Rumah Adat NTT | Keunikan, Fungsi, Filosofi Beserta Pandangan Mistiknya

 6 min read

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang di Indonesia yang terletak dibagian
tenggara Indonesia yang beribukota di Kupang, Timor Barat.

Provinsi Nusa Tenggara Timur terkenal akan keindahan pulau dan masuk ke salah
satu provinsi yang terdiri dari banyak pulau diantaranya Flores, Sumba, Timor, Alor,
Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo, dan Palue.

Berbeda dengan provinsi lain di Indonesia, di provinsi Nusa Tenggara Timur


memiliki keragaman dan keunikan budaya sangat melimpah bahkan telah dikenal di
dunia internasional.

Salah satunya Rumah Adat NTT tentunya merupakan salah satu ragam budaya yang
ada di provinsi tersebut yang sangat menarik untuk dipelajari.

Daftar Isi  [Tutup]

 1 Rumah Adat  Nusa Tenggara Timur


 2 Rumah Adat NTT – Mbaru Niang
o 2.1 Pembagian Ruangan Rumah Adat Mbaru Niang
o 2.2 Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang
 3 Rumah Adat NTT – Musalaki
o 3.1 Fungsi Rumah Adat Musalaki
o 3.2 Pembagian Ruangan Rumah Adat Musalaki
 4 Rumah Adat NTT – Sao Ata Mosa Lakitana
o 4.1 Jenis Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana
o 4.2 Bentuk Bangunan Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana
 5 Rumah Adat NTT – Sao Ria Tenda Bewa Moni
 6 Filosofi Rumah Adat NTT
 7 Macam-Macam Rumah Adat NTT di Lio Flores Tengah
 8 Pandangan Mistik Rumah Adat NTT
 9 Penutup

Rumah Adat  Nusa Tenggara Timur

Rumah adat adalah produk budaya berbentuk rumah atau bangunan yang memiliki
gaya arsitektur, dekorasi, fungsi, bahkan nilai filosofi yang diciptakan oleh suku
bangsa tertentu.

Hampir setiap wilayah atau suku bangsa di Indonesia memiliki rumah adatnya
sendiri dan memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya, salah satunya yang bisa
kita jadikan contoh adalah Rumah Adat yang berada di NTT.

Bahkan salah satu rumah yang berada di NTT ini berhasil mendapatkan
penghargaan dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization)

Yuk, simak rumah apa saja yang berada di Nusa Tenggara Timur, berikut ini
penjelasannya.

Rumah Adat NTT – Mbaru Niang


source: pesona.travel
Rumah adat ini bisa kalian temukan di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, lebih
tepatnya di Desa Wae Rebo,

Rumah Mbaru Niang ini merupakan rumah yang memiliki lima tingkatan.

Bentuk atap dari rumah adat ini memang terbilang unik dan dan tidak biasa karena
bentuk atapnya yang mengerucut hingga kebagian paling bawah (hampir menyentuh
tanah).

Dengan kata lain atap dari rumah ini hampir menutupi seluruh bagian rumah.

Atap dari rumah Mbaru Niang ini terbuat dari daun lontar yang sudah dikeringkan.

Oh iya, Rumah adat Mbaru Niang ini adalah rumah adat yang berada di Flores dan
salah satu rumah yang mendapatkan penghargaan Award Of
Excellence dari UNESCO.

Pembagian Ruangan Rumah Adat Mbaru Niang

1. Lutur

Lutur merupakan lantai pertama dari rumah adat Mbaru Niang.

Lutur biasanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Nusa Tenggara Timur
yang bertempat tinggal dirumah ini.

Ruanganya terdiri dari kamar tidur seluruh anggota keluarga


2. Lobo

Lobo merupakan lantai kedua dari rumah Mbaru Niang, Lobo digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan bahan makanan.

3. Lentar

Lentar adalah lantai ketiga dari rumah Mbaru Niang. Fungsi dari ruangan ini sebagai
tempat menyimpan benih tanaman

4. Lempa Rae

Jika lantai kedua digunakan untuk menyimpan bahan makanan, berbeda dengan
lantai keempat yaitu Lempa Rae.

Ruangan ini digunakan masyarakat NTT sebagai tempat untuk menyimpan seluruh
cadangan makanan.

5. Hekang Kode

Lantai kelima bernama Hekang Kode adalah  tempat yang disucikan oleh masyarakat
NTT.

Alasannya, karena ruangan ini adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan
sesajian (sesajen)

Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah Mbaru Niang ini berada diatas pegunungan, tepatnya berada diketinggian
1200 mdpl.

Karena kabut yang sering kali menutupi daerah pemukiman yang dimana rumah
adat ini berada, menjadikan rumah adat Mbaru Niang mendapat julukan “Negeri di
Atas Awan”

Hal unik lainnya yang ditemukan pada rumah ini adalah rumah adat ini hanya
ditopang dengan satu tiang terbuat dari kayu warok.

Tiang ini diikatkan dengan kerangka rumah membentuk pola lingkaran berpusat.

Pola ikatan ini terinspirasi dari compang, yakni tumpukan batu tua yang
mengelilingi bagian tengah pemukiman rumah adat Mbaru Niang.

Masyarakat setempat percaya bahwa compang dapat mejaga kestabilan dan


keutuhan rumah dan mereka juga meyakini bahwa compang sebagai pusat
kehidupan dan bentuk penghormatan kepada Tuhan.

Rumah Adat NTT – Musalaki


source: celticstown.com
Rumah adat NTT yang satu ini merupakan rumah yang paling banyak dijumpai,
pemerintah bahkan telah menetapkan rumah adat Musalaki sebagai lambang
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tidak lain dan tidak bukan adalah rumah adat Musalaki, kata Musalaki berasal dari
bahasa Ende Lio dan terdiri dari dua kata, yaitu Mosa yang artinya ketua atau
kepala dan laki memiliki arti adat atau suku.

Sesuai namanya, dapat ditarik kesimpulan bahwa rumah adat ini diperuntukkan
sebagai tempat tinggal para ketua suku Ende atau kepala adat.

Keunikan dari rumah ini adalah:

Rumah ini hanya boleh dihuni oleh masyarakat setempat berjenis laki-laki.

Fungsi Rumah Adat Musalaki

Sesuai dengan namanya. Rumah adat Musalaki merupakan rumah khusus yang
ditempati oleh kepala suku atau ketua adat suku Ende Lio.

Selain untuk rumah tinggal ketua adat, rumah ini juga di fungsikan sebagai tempat
untuk melaksanakan upacara adat, musyawarah adat, dan acara-acara adat lainnya.

Karena memiliki banyak sekali fungsi, rumah adat asal Nusa Tenggara Timur ini
dibangun dengan ukuran yang besar dan struktur yang kokoh.
Materialnya yang digunakan untuk membangun rumah ini sebagian besar
menggunakan bebatuan, kayu, dan dedaunan.

Pembagian Ruangan Rumah Adat Musalaki

1. Struktur Kuwu Lewa/Pondasi

Bagian paling dasar pada rumah adat Musalaki adalah Kuwu Lewa.

Kuwu Lewa terbuat dari batu panjang yang tegak, yang berfungsi sebagai pondasi
utama agar rumah ini dapat berdiri dengan tegak.

Fungsi lain dari Kuwu Lewa ini yaitu untuk mencegah bangunan tersebut roboh pada
saat terjadinya gempa.

Tidak hanya itu, pada Kuwu Lewa juga terdapat kayu yang dijadikan sebagai
tumpuan pondasi untuk menyangga atap rumah.

2. Struktur Maga/Lantai

Maga adalah lantai pada rumah adat Musalaki.

Di rumah adat ini, ada 2 jenis lantai, yaitu lantai Teo dan lantai Ndawa.

 Lantai Teo adalah penyebutan lantai untuk teras yang letaknya berada di bagian luar
rumah.
 Sedangkan lantai Ndawa adalah lantai yang berada di bagian dalam rumah.

Jika dilihat, lantai Teo memiliki permukaan yang lebih tinggi daripada lantai Ndawa.

Struktur Wisu/Atas Lantai

Di atas lantai rumah adat Musalaki terdapat empat buah tiang kolom atau disebut
dengan wisu dalam bahasa suku Ende Lio.

Keempat tiang tersebut disangga oleh palang balok kayu bagian atas (isi ine wawo)
dengan panjang 4 meter dan palang balok kayu bagian bawah (isi mbasi) dengan
panjang 4,5 meter. Ketinggian dari setiap tiang kolom yaitu 1,2 m.

Pada bagian tengah rumah juga terdapat satu tiang yang disebut dengan leke
raja dengan panjang 1,2 m.

Pada setiap tihang dihias dengan ukiran-ukiran khas suku Ende Lio seperti motif
binatang atau lainnya.

3. Struktur Atap

Rumah adat ini memakai jerami untuk membuat atap rumah. Jerami ini nantinya
akan bertumpuan dengan rangka yang disebut dengan Saka Ibu.
Yang paling unik dari atap rumah adat ini adalah bagian dari kerangka atap yang
dinamakan Leka Reja.

Leka Reja memiliki bentuk yang menjulang tinggi ke atas.

Rumah Adat NTT – Sao Ata Mosa Lakitana

source: celticstown.com
Rumah adat ini bisa dibilang cukup unik karena bahan dasar yang menjadi
pembuatan rumah adat ini, yakni terbuat dari dari atap ilalang dengan bentuk
kerucut hingga menyentuh tanah.

Jenis Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana

1. Amu Kelaga

Amu Kelaga adalah rumah adat Sao Ata Mosa Lakitana yang memiliki bentuk
seperti rumah panggung.

2. Amu Laburai

Rumah adat ini juga ada yang memiliki dinding yang terbuat dari tanah, yang
disebut dengan Amu Laburai.

Bentuk Bangunan Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana


1. Atap Joglo

Rumah adat ini memiliki atap yang berbentuk joglo saat pemiliknya merupakan


masyarakat Nusa Tenggara Timur bersuku Sumba.

2. Atap Kerucut Bulat

Jika menemui rumah adat Sao Ata Mosa Lakitana yang memiliki bentuk atap
kerucut bulat, maka pemiliknya adalah suku Timor.

3. Atap Bentuk Perahu

Rumah adat Sao Ata Mosa Lakitana yang memiliki bentuk atap seperti perahu yang
sedang diperbaiki adalah milik suku Rote di Nusa Tenggara Timur.

Rumah Adat NTT – Sao Ria Tenda Bewa Moni

source: thisismymonumen.blogspot.com
Bukan hanya wilayah Wae Rebo yang memiliki rumah adat, wilayah lain di NTT juga
memiliki rumah adat lain yang tidak kalah uniknya.

Rumah adat ini bernama Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara. Keunikan rumah ini
terletak pada bahannya yang terbuat dari atap ilalang dengan bentuk kerucut dan
hingga menyentuh tanah.
Rumah adat NTT yang satu ini juga memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu:

 Tenda Bewa Moni Koanara atau rumah baku untuk menyimpan tulang-belulang
leluhur.
 Rumah tempat tinggal.
 Lumbung padi.

Rumah tinggal pada rumah adat ini ditandai dengan adanya kepala kerbau di
depannya.

Filosofi Rumah Adat NTT

Rumah adat NTT sama halnya dengan rumah adat lain yang memiliki nilai filosofis,
lebih dari sekedar rumah untuk tempat tinggal, rumah adat juga memiliki makna
yang sangat dalam.

Karena pada dasarnya hidup ini berkaitan dengan keseimbangan antara manusia
dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Rumah adat NTT juga memiliki makna lain yakni sebagai tempat untuk
“berkumpulnya” nilai religi, norma, estetika, serta budaya.

Rumah adat ini mencerminkan perilaku arif dari suku Lio.

Macam-Macam Rumah Adat NTT di Lio Flores Tengah

Di Lio Flores Tengah, terdapat banyak jenis rumah adat NTT, diantaranya:

 Sao Ria sebagai tempat tinggal tiga mosalaki (Laki Puu, Laki Turu Tena Nata Ae,
dan Laki RUU Tuu jaga tau Rara). Ketiga mosalaki ini memiliki peran pentingnya
masing-masing.
 Sao Labo sebagai tempat tinggal Laki Puu.
 Sao Ndoja sebagai tempat tinggal Laki Tuu Nasu.
 Sao Tua sebagai tempat tinggal Laki Dai Nua Ulu.
 Sao Meko sebagai tempat tinggal Laki Koe Uwi.
 Sao Leke Bewa sebagai tempat tinggal Laki Ria Bewa.
 Sao Ndoka Ame sebagai tempat tinggal Laki Ndeto Au.
 Sao Embu Laka sebagai tempat tinggal Laki Ndeto Au.
 Sao Bewa sebagai tempat tinggal Laki Ndeto Au.
 Sao Gamba Jati sebagai tempat tinggal Laki Gao Lo Kaka Taga.
 Sao Wewa Mesa sebagai tempat tinggal Laki Dai Enga Ae Ulu Nanga Mau.
 Sao Watu Gana sebagai tempat tinggal Laki Bei Nggo Lamba Wangga.
 Sao Tana Tombu sebagai tempat tinggal Laki Laki Tau Sani.
 Sao Pemo Roja sebagai tempat tinggal Laki Pama Nggo Lamba.

Pandangan Mistik Rumah Adat NTT


Berdasarkan berbagai macam rumah adat NTT, Jhon Mansford
Prior memberikan gambaran pandangan mistiknya sesuai dengan realitas.

1. Sepasang batu yang lebih tinggi melambangkan pria sebagai penghubung antara langit
dengan bumi. Sedangkan yang lebih rendah melambangkan perempuan.
2. Atap yang terbuat dari alang-alang dari atas ke bawah serta tanpa jendela
menghubungkan tana dan liru serta membagi dunia luar dan dalam, terang dan gelap.
3. Dua belas tiang dengan tinggi sekitar 1 meter. “Tiang-tiang ini berdiri pada tanah
yang diratakan”.
4. Ruangan untuk tinggal berada di atas tiang besar, Balok-balok kayu tidak
bersambungan dengan tiang dasar atau dengan balok atap. Bagian bawahnya terdapat
tempat untuk babi dan ayam.
5. Ruangan langit ada di bawah loteng. Di atas ruangan ini terdapat dua tiang panjang
tempat diletakkannya bubungan atas. Bubungan ini menjadi simbol sumber kehidupan
yang mengalir dari generasi satu ke generasi selanjutnya.
6. Tiga ruangan vertikal, terdiri atas ruangan bumi, ruangan langit, dan ruangan
manusia. Ruangan-ruangan ini berdiri sendiri dan dibuat terbuka dengan makna
mereka “sadar” ada yang lain.
7. Tiga ruangan horizontal, yang terdiri atas tempat untuk istirahat (bale-bale), ruang
tengah (maga-lo’o), dan one’ atau ruang paling belakang serta gelap.

Penutup

Demikian yang bisa sampaikan mengenai Macam-macam rumah adat yang ada di
NTT.

Semoga bisa menambah pengentahuan kawan-kawan sekalian mengenai


kebudayaan yang ada di negeri tercinta kita ini.

Terimakasih.

 Budaya

Anda mungkin juga menyukai