Anda di halaman 1dari 30

ANALOGI ARSITEKTUR DALAM AL-QURAN

(Peranan lebah madu bagi arsitektur)

OLEH,

NURMASYITHAH

110160027

PRODI ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2016

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang


)(

Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya,
maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. An-Naml : 93).

Al-Quran adalah Anugerah bagi seluruh alam, sebuah pedoman tanpa cela yang mengulas
tentang seluruh alam semesta, tentang apa-apa yang tersurat dan apa-apa yang masih tersirat.
Al-Quran juga merupakan salah satu petunjuk utama dalam tersingkapnya rahasia-rahasia
alam, baik itu secara logika maupun secara bukti-bukti nyata yang terjadi. Dengan bantuan
teknologi masa kini, semakin banyak pula rahasia-rahasia yang dulunya tidak terjangkau oleh
manusia kini menjadi semakin nyata terungkapnya. Hal yang menakjubkan adalah, rahasia-
rahasia yang diungkapkan oleh ilmuan masa kini atau beberapa dekade silam ternyata telah
lebih dulu tertulis di dalam Al-Quran dalam masa ribuan tahun silam.

Al-Quran bukan hanya menyingkap masa depan, namun juga menguak tabir masa lalu,
mengisahkan hal-hal yang tidak pernah kita jumpai karena masa yang telah terlewati maupun
hal hal yang akan kita jumpai karena masa yang belum kita jejaki.

Dari segi teknologi bangunan, Al-Quran mengisahkan dengan jelas, dari masa dimana
manusia belum menetap, masa manusia pertama sekali menetap, masa dimana bangunan
pertama sekali dibangun pada era prasejarah, masa dimana bangunan merupakan gua-gua
yang masih kasar hingga masa dimana bangunan-bangunan tinggi didirikan. Selain itu, Al-
Quran juga mengisahkan Arsitektural dari sudut makhluk ciptaan Allah SWT yang lain.





)(

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah
maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?. Dengan perumpamaan itu banyak
orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.
(QS. Al-Baqarah :26).

Salah satu makhluk yang dicontohkan Allah di dalam Al-Quran adalah lebah madu.

Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok
meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku
atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-
kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.

Sebagai serangga, lebah madu mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah
membuat sarangnya di atas bukit, di pohon-pohon dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun
dari propolis (perekat dari getah pohon) yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar lebah betina
yang masih muda yang terdapat dalam badannya. Adapun untuk memperoleh makanan, lebah
menghisap nektar bunga dan serbuk sari.

Gerakan lebah madu diadopsi menjadi gerakan dansa dan kode rahasia, madunya dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan dan pengobatan. Selain itu, lebah madu juga
memberikan contoh bagi perkembangan ilmu bangunan.

Adapun hal-hal yang dapat di terapkan dalam karya Arsitektural dari sarang lebah adalah :

1. Pengaturan kelembapan dan ventilasi


2. Penyimpanan maksimal dengan bahan minimal
3. Estetika

Rumusan Masalah

1. Bagaimana memaknai alam dari sudut pandang Al-Quran

2. Bagaimana penerapan sarang lebah madu dalam ilmu arsitektural

Tujuan

1. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada lebah madu berdasarkan penjelasan dalam
Al-Quran
2. Mengetahui penerapan sarang lebah madu dalam ilmu arsitektural

Manfaat

Membuka wawasan dan pola pikir calon Arsitek, bahwa semua yang telah di bangun dan
berusaha kita bangun hari ini telah tertulis dalam Al-Quran beribu tahun sebelumnya.

Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer dan
sekunder untuk kemudian dianalisa dan dirumuskan agar dapat memperoleh kesimpulan yang
dibutuhkan. Proses-proses pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Data Primer
2. Melakukan studi literatur
3. Data Sekunder
4. Studi literatur dari Al-Quran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analogi

Dalam pengertian umum, analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap
gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah
teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang
berlaku umum.

2.2 Pengertian Arsitektur

Menurut Vitruvius dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis tertua
yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik harus memiliki Kecantikan / Estetika
(Venustas), Kekuatan (firmitas), dan Penggunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat
dikatakan keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur ini, dan tidak ada satu elemen
yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup
pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis.
Pemahaman Vitruvius ini telah disebutkan di dalam Al-Quran melalui ayat-ayat yang
menjelaskan tentang keistimewaan alam semesta melalui hewan-hewan yang dicontohkan di
dalam Al-Quran.

1. Sarang Lebah : Venustas

) (




)(

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-


pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An
Nahl: 68-69)

Lebah mengambil yang baik dengan cara yang baik dan menghasilkan yang baik. Lebah
mengambil nektar (cairan manis) dari bunga dengan cara yang baik untuk dijadikan madu
yang sangat bermanfaat bagi manusia. Penelitian ilmiah terkini mengungkapkan bahwa untuk
memproduksi setengah kilogram madu, lebah harus mengunjungi sekitar empat juta kuntum
bunga. Sungguh perjuangan yang berat dan panjang, apalagi itu semua dipersembahkan lebah
untuk manusia. Sayangnya kadang manusia menjahili lebah tak bersalah padahal lebah hanya
akan menyerang bila diganggu dan tidak pernah mengusik manusia jika ia tidak diusik.
Harusnya kita mengambil pelajaran dari sini.

Selain berakhlak baik, lebah juga memiliki sarang yang begitu indah. Sarang yang terbentuk
dari bentukan heksagonal yang dibuat secara berulang, sehingga tersusun menjadi komposisi
yang menarik dengan proporsi yang tepat.

and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and when its
members are in due proportion according to correct principles of symmetry. )Vitruvius : Ten
Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi keindahan.
Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap anggota tubuhnya memiliki proporsi yang
baik terhadap keseluruhan tubuh dan hubungan yang simetrikal dari beberapa anggota tubuh
yang berbeda ke pusat tubuh. Hal ini, kemudian, diilustrasikan oleh Leonardo da Vinci pada
Vitruvian Man.

Selain itu, seperti yang telah disebutkan oleh Vitruvius juga, arsitektur yang baik
memperhatikan ketiga aspek itu. Memang yang menonjol dari sarang lebah adalah keindahan,
namun bukan berarti tidak kuat dan tidak berfungsi.

Menurut ahli matematika, cara terbaik membangun gudang simpanan dengan kapasitas
terbesar dan menggunakan bahan bangunan sesedikit mungkin adalah dengan membuat
dinding berbentuk heksagonal.
Andaikan lebah membangun kantung-kantung penyimpan tersebut dalam bentuk lain, akan
terbentuk celah kosong di antara kantung satu dan lainnya atau lebih sedikit madu tersimpan
di dalamnya.

Kemudian, yang menarik lagi adalah ketika proses konstruksi dari sarang lebah. Mereka
memulai membangun sarangnya dari titik yang berbeda-beda. Ratusan lebah menyusun
rumahnya dari tiga atau empat titik awal yang berbeda. Mereka melanjutkan penyusunan
bangunan tersebut sampai bertemu di tengah-tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun pada
tempat di mana mereka bertemu. Perhitungan yang sempurna.

Bahkan dalam penerapannya pada bangunan arsitektur modern, fungsi utilitasnya dapat
digunakan sebagai upaya pemasok cahaya maksimal untuk sebuah bangunan peristirahatan
siswa yang dirancang oleh Ryan Ficher. Sedang kekokohan sarang lebah madu diterapkan
pada The Sinostel skycrapper dimana bangunan ini mengandalkan bentukan heksagonal
sarang lebah madu sebagai strukturnya.

2. Sarang Semut : Utilitas

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:



)(





)(

Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka Dia tersenyum dengan
tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. dan Dia berdoa: Ya Tuhanku berilah aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.
(QS. An Naml: 18-19)

Semut adalah binatang yang perkasa dan santun. Ia mampu mengangkat beban yang lebih
besar dan lebih berat dari dirinya. Ia mengucapkan salam dan berjabat tangan kala berpapasan
dengan sesamanya. Semut adalah binatang yang berkelompok. Tiap semut ada perannya,
entah itu prajurit entah pekerja. Semut memiliki ketajaman indra, sikap hati-hati,
kedisiplinan, dan etos kerja yang sangat tinggi. Mereka pun membangun jaringan komunikasi
dan pertahanan yang sangat kompleks.

convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents no


hindrance to use, and when each class of building is assigned to its suitable and appropriate
exposure;.. )Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.(

Jadi, yang ditekankan pada aspek Utilitas adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan
pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan
lain sebagainya). Pengaturan seperti ini terdapat dalam sarang semut.

Harun Yahya, dalam bukunya Keajaiban pada Semut, mengumpamakan sarang semut
sebagai markas tentara yang sangat sistematis dan ideal. Seluruh ruang yang terdapat di
dalamnya dirancang agar setiap prajurit dapat menjalankan fungsinya masing-masing dengan
tingkat kesesuaian yang sempurna.

Ruang yang memerlukan energi matahari, walaupun berada di bawah tanah, memperoleh
sinar matahari dengan sudut seoptimal mungkin. Sarang semut juga memiliki mekanisme
pengaturan panas (sistem ventilasi atau penghawaan) dan sterilisasi ruang yang juga menjadi
bukti dari keajaiban makhluk ciptaan Allah SWT ini. Hal tersebut seperti yang dibutuhkan
dalam perancangan sebuah rumah sakit.

Ruang-ruang dalam sarang semut yang membutuhkan akses yang cepat dan senantiasa
berhubungan, dibangun berdekatan. Gudang-gudang penyimpanan bahan makanan mudah
dicapai dan terhindar dari kelembaban yang berlebihan. Sebagai pusatnya, terdapat ruang
yang cukup luas, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan pengikat ruang-ruang
lainnya.

Tambahan dari Quran surat An Naml ayat 18 yang ditulis awal, dapat kita ambil hikmah
bahwa arsitektur harus melindungi dan mengamankan kita dari bahaya luar seperti cuaca,
hewan buas, dan ancaman-ancaman lain yang mungkin kita dapatkan.

3. Sarang Laba-laba : Firmitas

perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah


seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah
rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. Al Ankabuut: 41)

Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground and
materials wisely and liberally selected; )Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I.
Chapter III.)

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari bangunan ke
tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan setiap material yang ia
pakai dalam bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur, pozzolana, batu dan kayu. Setiap
material dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap jenis-jenisnya hingga cara
mendapatkan/membuatnya. Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya (konstruksi).

Anehnya, sarang laba-laba disebut paling lemah. Namun alasan kuat saya memasukkannya
dan menyebutnya sebagai strutur terkuat, adalah :

Ilmuan Jelinskis dan temannya dari Cornell University, Ithaca, New York, mengungkap
rahasia laba-laba. Dalam penelitiannya di laboratorium, ditemukan bahwa jaring laba-laba
yang diproduksi dari tubuh binatang itu sendiri, terbuat dari molekul berbentuk serat, yang
tersusun dari 42% residu asam animo glisin, 25% alanin, dan 33% sisanya glutamin, serin,
dan triosin.

Analisi Resonansi Magnetik Serat terhadap jaring laba-laba yang mengandung 40% alanin
menunjukan suatu struktur yang terorganisir sangat rapi dan berbentuk seperti kristal. Jaring
laba-laba ternyata tahan air.
Jaring laba-laba juga memiliki kekuatan lima kali lebih besar daripada seutas kabel baja
dengan ukuran yang sama.

Selain itu, jaring ini juga memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi, yaitu dapat menahan
regangan sampai empat kali panjang awalnya. Keistimewaan lainnya, dengan panjang sekitar
40.000 km (setara dengan panjang keliling bumi), sehelai benang sutera ini bahkan hanya
memiliki berat sebesar 320 gram. Betapa kuat, elastis, dan ringan. Para arsitek dari Jerman
mengembangkan konstruksi lebar yang sangat kuat tetapi tipis yang diilhami dari jaring laba-
laba.

Dari segi struktural, jaring laba-laba terdiri dari serangkaian benang-benang bingkai penahan
beban, benang-benang spiral penangkap dan benang-benang pengikat yang menyatukan
semuanya. Jaring laba-laba merupakan satu kesatuan sistem struktur yang masing-masing
bagiannya saling mempengaruhi. Benang-benang pembentuk jaring merupakan benang-
benang yang meregang, dan gaya yang bekerja pada struktur adalah gaya tarik.

Pada keadaan normal, benang-benang yang teregang biasanya putus karena retakan yang
terjadi pada permukaan akan membelah benang dengan cepat. Gaya-gaya yang bekerja di
sepanjang serat terpusat pada retakan dan mengakibatkan sobekan ke dalam semakin cepat.
Hal yang menarik, adalah pada sarang laba-laba, komposisi bahan yang terdiri dari rantai
asam amino dan kristal mencegah peristiwa ini. Kristal-kristal yang tersusun secara teratur
dalam benang menyebabkan sobekan-sobekan yang terjadi berbelok-belok dan melemah.
Cara ini kemudian digunakan pula pada kabel-kabel industri yang menahan beban berat,
seperti pada jembatan layang dan high-rise building.

Jadi, jaring laba-laba sama sekali tidak lemah. Lantas, mengapa Al Quran menyebut lemah?
Firman Allah tidak mungkin keliru. Coba perhatikan ayat di atas baik-baik, ternyata yang di
sebutkan lemah adalah rumah laba-laba (baitul ankabut), bukan jaring laba-laba (nusjatul-
ankabut/spider-web).

Rumah laba-laba inilah yang mungkin bersifat lemah. Karena memang kelemahan dari
struktur jaring laba-laba yang hanya menahan gaya tarik ini adalah kurang mampu menahan
gaya tekan, terutama gaya tekan yang datang tiba-tiba dan melebihi ambang batas kekuatan
bangunan.

Karena itu, pada sebagian besar bangunan konvensional, penggunaan baja yang memiliki
kekuatan dalam menahan gaya tarik dikombinasikan dengan penggunaan beton yang
memiliki kekuatan menahan gaya tekan.

Kemudian sebagai sebuah struktur, kerusakan pada salah satu bagian sarang laba-laba,
misalnya putusnya salah satu benang, mengakibatkan bagian lainnya melemah dan
berangsur-angsur putus pula. Hal ini dikarenakan, kemampuan menahan gaya tarik yang jauh
berkurang pada keseluruhan struktur. Kelemahan lainnya adalah, bagian spiral untuk
menangkap mangsa dapat dengan mudah rusak karena hujan, debu atau gerakan mangsa yang
terperangkap. Karena itu, jaring laba-laba memerlukan pengurusan terus-menerus.

Mungkin itulah maksud Al Quran mengumpamakan rumah laba-laba ini. Bila kita mengambil
pelindung-pelindung selain Allah, iman kita akan mudah hancur seperti jaring laba-laba,
sehingga kita disibukkan secara terus-menerus untuk melindungi iman kita dari kerusakan.
Padahal seperti rumah, seharusnya iman-lah yang melindungi kita.
Ternyata konsep yang dibawa oleh Vitruvius sudah terkandung dalam ciptaan Allah SWT
sehingga konsep tersebut tinggal diterapkan di dalam dunia keilmuan arsitektur. Inilah
Arsitektur Islam.

Pemaknaan lebih dalam kepada keilmuan Arsitektur, sejatinya akan mengantarkan manusia
kepada kesadaran yang lebih tinggi (transendensi) akan keesaan dan kebesaran Allah SWT.
Pada akhirnya, keilmuan menjadi penguat dan penegak keyakinan agama. Ya, Arsitektur
adalah ilmu dari Allah. (https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/06/14/arsitektur-
firmitas-utilitas-dan-venustas/)

2.3 Pengertian Alam



)(

Kata aalam berasal dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya
yang menciptakannya. (Segala puji bagi Allah) Lafal ayat ini merupakan kalimat berita,
dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di
dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan
oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat
yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah.
(Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu
terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing
mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya.
Lafal al-`aalamiin merupakan bentuk jamak dari lafal `aalam, yaitu dengan memakai
huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya.
(Jalaluddin Al Mahalli As Suyuthi ; Tafsir Al Jalalain Q.S. Al-Fatihah: 1 )

2.3.1. Definisi alam di dalam Al-Quran

Al-Quran adalah satu-satunya Kitab suci yang masih terjaga kemurniannya.

)(

Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S Al-
Baqarah : 2 )

Dan di dalamnya terkandung rahasia-rahasia alam semesta. Allah SWT telah menjelaskan
segala hal tentang alam di dalam Al-Quran, mulai dari proses penciptaannya. Al-Quran
diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, namun untuk memberikan pengetahuan kepada
seluruh makhlukNya. Al-Quran tidak dapat ditandingi oleh siapapun di dunia ini. Seperti
yang telah ditegaskan Allah SWT di dalam Al-Quran.


)(

Dan jika kamu meragukan (Al-Quran) yang kami turunkan kepada hamba kami
(Muhammad), maka buat saja satu surah semisal dengannya. Dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Al- Baqarah : 23).

Mengenai penciptaan alam, para ilmuan menyimpulkan bahwa adanya kesesuaian antara teori
ilmiah dengan apa yang disebutkan di dalam Al-Quran.
Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang
panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya
galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi
terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini.
Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari
Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.

Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Quran
telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30:

)(

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
yang beriman?.

Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut / nebula :


)(


Artinya : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan
suka hati.

(Q.S Fussilat : 11) (http://rasyid-ic.blogspot.co.id/2012/01/terjadinya-alam-semesta-menurut


alquran.html)

Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam surat
Fushillat ayat 9-12.


) (


) (




) (


)(



Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam
dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam;

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya;

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan suka hati
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap
langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang
dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S Fushillat 9-12).

Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas, yaitu:

1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan lalu
mengalami proses pemisahan.

2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.

3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus, tetapi
secara bertahap. Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut
sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Quran tidak dapat
disangkal lagi kebenarannya.

Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau
dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh
Al-Quran jauh sebelum sains modern mengemukakannya.

Allah SWT, di dalam Al-Quran juga menjelaskan tentang proses penciptaan bumi dan alam
semesta dalam surat An Naziat ayat 27 33.

Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam
perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam
periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang
dimaksud.

) (
) (

) (

)( ) (
) ( ) (

Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit yang Allah telah
membangunnya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita,dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan Bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya,dan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. Semua itu
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatag ternakmu. (Q.S. Annaziat : 27-33)

Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pada masa I ini dijelaskan
mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah Teori Big Bang.
Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan
dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal
dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun
lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang
terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen.
Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar
dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk
pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan,
yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian
dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian
yang terisi. (alam semesta menurut pandangan islam _ Wijil Setyana Putra.pdf)

2.3.2 Pembagian alam

Jika para ulama fikih hanya membagi dua alam, yakni alam syahadah dan alam gaib, para
sufi membagi alam ke dalam berbagai tingkatan.
Pembagian besarnya tetap sama, hanya dibagi pada alam syahadah mutlak dan alam gaib
mutlak. Di antara dua alam mutlak itu ada alam antara (barzakh).

Bagi Ibnu Arabi, alam syahadah tidak murni alam fisik karena ia hanya elemen dasar dari
rangkaian tingkatan alam yang terdiri atas tanah, air, udara, dan api. Alam syahadah mutlak
disebut juga alam dunia (dari akar kata dana, berarti rendah).

Alam dunia ini juga terdiri atas alam mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan sebagian unsur
manusia.

(http://www.republika.co.id/berita/tingkatan-alam-menurut-para-sufi-1)

2.4 Alam Dunia





)(















) (











(Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki
untuk kalian dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian) yang dimaksud adalah perahu
(supaya bahtera itu berlayar di lautan) sehingga kalian dapat menaikinya dan memuat
barang-barang di atasnya (dengan kehendak-Nya) dengan seizin-Nya (dan Dia telah
menundukkan pula bagi kalian sungai-sungai.)

(Dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian matahari dan bulan yang terus-menerus
beredar) di dalam garis edarnya secara terus-menerus dan tidak pernah berhenti (dan Dia
telah menundukkan pula bagi kalian malam) supaya kalian tenang di dalamnya (dan siang)
dan supaya kalian mencari kemurahan Allah di dalamnya. (Jalaluddin Al Mahalli As Suyuthi
; Tafsir Al Jalalain Q.S Ibrahim : 32-33)

Al-Quran menjelaskan alam dunia sebagai alam di mana manusia tinggal. Alam dimana ada
bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atapnya. Adapun alam dunia ini tidak hanya di isi
oleh manusia, namun juga oleh tumbuhan dan hewan.

2.4.1 Alam Manusia


Ketika berbicara tentang manusia, Al-Quran menyebutnya dengan beberapa sebutan di
antaranya adalah basyar, ins, insaan, naas dan bani Adam.

Dan diantara semuanya, kata Naas merupakan kata yang paling banyak digunakan untuk
menyebut manusia. Kata ini disebutkan sebanyak 240 kali di dalam Al-Quran.

Al-Quran paling banyak menggunakan kata ini dibandingkan dengan kata-kata yang disebut
di atas meskipun sama-sama mengacu pada manusia. Kemunculan kata tersebut dalam al-
Quran mencapai 240 kali.

Pengamatan terhadap pemakaian kata naas dalam Al-Quran memperlihatkan bahwa al-
Quran menggunakannya dalam pengertian manusia dalam aktualnya di muka bumi dengan
segala sepak terjangnya, apakah negatif ataupun positif.

Manusia ini adalah manusia yang berada dalam ruang dan waktu yang aktual. Karena
mengacu pada wujud manusia secara faktual dalam kehidupan dunia ini, kepada naas inilah
titah Tuhan sering diarahkan, seperti titah untuk menyembah, memakan makanan yang halal
dan bagus, dan lain sebagainya.

)(

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, (QS. al-Baqarah: 21)


)(



Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (QS. al-Baqarah: 168)

1. Kebutuhan Manusia Akan Pedoman Hidup

Al Quran adalah petunjuk dari Allah SWT untuk manusia hingga akhir zaman kelak. Al
Quran turun kepada manusia secara berangsur-angsur melalui Nabi Muhammad SAW.
Setelah suatu ayat turun, Nabi Muhammad SAW segera menyampaikannya kepada para
sahabat dan umat manusia pada waktu itu.

Kemudian di antara para sahabat dan umat manusia ada yang menghafalkannya sehingga
kemurnian Al Quran selalu terjaga. Bahkan setelah Rasulullah SAW wafat kemurnian Al
Quran tetap terjaga karena banyaknya para penghafal Al Quran di tengah umat Islam.

Dirintis sejak masa khalifah Abu Bakar dan direalisasikan pada masa Khalifah Utsman, Al
Quran dibukukan menjadi satu mushaf. Pembukuan tersebut bermanfaat mendukung
penjagaan kemurnian Al Quran yang telah dan terus dilakukan oleh para penghafal Al
Quran. Walaupun diduga pada masa sekarang ini pembukuan Al Quran juga diwarnai oleh
motif yang kurang tepat, seperti motif bisnis atau motif perpecahan, namun kemurnian Al
Quran tetap terjaga dengan izin Allah dan ketekunan para penghafalnya.

Al Quran adalah petunjuk Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Al Quran
menunjuki manusia dalam ibadah manusia kepadaNYA maupun dalam muamalah manusia
kepada manusia yang lain, baik berupa muamalah politik, ekonomi, maupun muamalah
pergaulan. Demikian juga Al Quran menunjuki manusia dalam merawat dirinya sendiri,
berupa berpakaian, makan, minum dan berakhlakul karimah. Dengan demikian Al Quran
adalah petunjuk Allah SWT kepada manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa manusia membutuhkan Al Quran sebab Al
Quran jelas sekali sampai akhir zaman merupakan petunjuk dari Allah SWT dalam seluruh
aspek kehidupan. Melalui Al Quran manusia tidak akan kebingungan apalagi tersesat.
Melalui Al Quran manusia akan tertuji dalam kehidupannya.

Selain itu, petunjuk Al Quran disampaikan kepada Nabi Muhammad dan diteruskan kepada
umat manusia dan para sahabatnya dalam bentuk lisan. Yang selanjutnya dihafal oleh banyak
umat Islam. Al Quran dalam bentuk mushaf baru muncul belakangan dan metode utama
menjaga kemurniannya tetap berupa hafalan Al Quran. Al Quran adalah petunjuk dari Allah
SWT sampai akhir zaman nanti.

Demikian juga jika memperhatikan perbedaan isinya, manusia akan sampai pada kesimpulan
bahwa Al Quran adalah petunjuk Allah SWT, sedangkan selain itu bukan petunjuk Allah
SWT.

Isi Al Quran yang penuh mukjizat itu mencakup seluruh aspek kehidupan sedangkan
petunjuk yang lain tidak lengkap dan tidak mencakup seluruh aspek kehidupan. Perbandingan
ini sangat menunjukkan bahwa yang dibutuhkan manusia sebagai petunjuk adalah Al Quran
yang dibawa Nabi muhammad SAW.

1. Perintah untuk berfikir

Manusia adalah makhluk yang sempurna karena diberi anugerah kelebihan untuk berfikir
terhadap segala yang ada di alam sebagai wujud dalam kehidupan. Aktifitas berfikir sebagai
karakter utama manusia mendapat perhatian yang istimewa dalam al-Quran. Akal yang
merupakan alat untuk berfikir disebutkan al-Quran sebanyak 49 kali. Hal ini mengisyaratkan
bahwa akal adalah sebuah proses berfikir yang berkesinambungan tanpa henti, sebab akal
tidak akan memiliki makna kalau tidak digunakan.

)(



Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-
bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memahaminya(menggunakan akal). (QS.An-Nahl:12)

Pada hakikatnya Semua manusia mengalami 3 fase ,yaitu : Kelahiran (Awal dari Kehidupan
didunia), kematian dan kebangkitan

)(

Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu )pula( kamu akan
dibangkitkan. (Q.S. Al-Araf : 25)

2.4.2 Dunia tumbuhan


Dalam biologi, tumbuhan adalah organisme eukariota multiseluler yang tergolong ke dalam
kerajaan plantae.

Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa. Hampir semua
anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi energi sendiri dengan mengubah
energi cahaya matahari melalui proses yang disebut fotosintesis dalam organel sel bernama
kloroplas. Karena warna hijau yang dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang
dipakai adalah Viridiplantae )tetumbuhan hijau(. Nama lainnya adalah Metaphyta. Namun
ada juga tumbuhan yang bersifat parasit dan beberapa sudah tidak memiliki kemampuan
fotosintesis dengan sedikit atau bahkan tanpa klorofil. Tanaman juga bisa dikarekterisasi dari
cara mereka berkembang biak, kemampuan pertumbuhan, dan pergiliran keturunan.

Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau.
Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan
lumut. Tumbuhan hijau menghasilkan hampir seluruh molekul oksigen di muka bumi ini dan
merupakan bagian terpenting dalam sistem ekologi bumi. Tumbuhan-tumbahan yang sudah
di domestikasi bisa menghasilkan biji, buah-buahan dan sayuran yang berguna sebagai bahan
dasar pangan manusia. Selain itu tumbuhan juga digunakanan sebagai tanaman hiasan dan
banyak yang berkhasiat obat serta digunakan dalam ilmu medis. Ilmu mengenai studi
tanaman disebut botani, yakni salah satu cabang ilmu biologi.

Di dalam Al-Quran, banyak ayat yang menyebutkan tentang tumbuhan, salah satunya adalah
:

) (







)(

Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi
minuman dan sebahagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan yang (pada tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan
itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 10-11)

2.4.3 Dunia hewan

Selain manusia, hewan adalah salah satu makhluk yang mengisi alam dunia, memiliki tujuan
tersendiri dalam penciptaannya, selain untuk turut membantu kelangsungan hidup manusia,
hewan-hewan ini juga mampu memberikan pelajaran bagi manusia.





) (


)(

Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan
itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang
disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-
orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa
yang diperintahkan Allah (kepada mereka)untuk menghubungkannya dan membuat
kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-Baqarah :26-27).

Ada 4 hewan yang disebutkan di dalam Al-Quran, yaitu :

1. Nyamuk
2. Unta
3. Lalat
4. Lebah madu.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu dari hewan tersebut, yaitu lebah
madu.

2.5 Lebah Madu

) (



)(

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-


pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
(QS. An-Nahl: 68-69)

Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis, dari sekitar 20.000
spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka memproduksi dan
menyimpan madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang
dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja di koloni lebah madu.

Lebah madu yang ada di alam Indonesia adalah A. andreniformis, A. cerana dan A. dorsata,
serta khusus di Kalimantan terdapat A. koschevnikovi.

Lebah madu telah dikenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu
tahun yang lalu.

Pembudidayaan lebah madu yang kini populer berasal dari kawasan Laut Tengah (Afrika
Utara, Eropa selatan dan Asia Kecil) yang selanjutnya menyebar ke seluruh wilayah dunia.

Bangsa Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah, kemudian dari
keranjang anyaman.

Di Afrika, lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu berbentuk silinder dan sarang
tersebut digantung di pohon.

Bangsa Rusia sebagai pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai
daerah lahan madu. Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga
kini. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa dipindah-pindahkan, teknik
tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich (1775-1850). (https
://id.wikipedia.org/wiki/Lebah_madu).

Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia,
tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu
lebah madu.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada
musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada
musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini
menghasilkan zat bergizi yang baru-yaitu madu-dan menyimpannya untuk musim dingin
mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari
yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah:
mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-
buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata wahyu
yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia.
Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia;
sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
(Harun Yahya)

Selain sebagai penghasil madu yang memberikan banyak manfaat bagi manusia, lebah madu
juga memberikan pelajaran dalam hal :

2.5.1 Menentukan arah

Lebah madu bekerja secara berkelompok, dan untuk menentukan arah bunga, jaraknya dari
sarang, serta sudut dan arah bunga tersebut, lebah madu menggunakan tarian khusus.

Tarian ini berbentuk angka 8 yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut. Lebah
tersebut membentuk bagian tengah angka 8 dengan mengibas-ngibaskan ekor dan bergerak
zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber
makanan dengan tepat.

Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja juga
harus mengetahui seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan
pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk bunga
dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan
menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk menjelaskan jarak 250 m, ia mengibaskan
bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti
sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun
arahnya.

Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber
makanan. Saat lebah -yang hanya mampu menjelaskan sumber makanan berdasarkan arah
matahari- kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1cm setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan
melakukan kesalahan 1cm setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beri tahukan pada lebah-
lebah lain.

Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut. Mata lebah terdiri atas ratusan mata
segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop.
Lebah yang melihat ke arah matahari pada waktu tertentu di siang hari akan selalu dapat
menentukan lokasinya saat terbang.

Lebah melakukan perhitungan ini dengan memanfaatkan perubahan cahaya matahari


berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan
melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika matahari bergerak
maju. (Yahya, 2004)

2.5.2 Metode penandaan bunga

Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil
nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia
menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa,
bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?

Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu menandainya dengan tetesan
berbau khas. Begitu seekor lebah baru mengunjungi bunga yang sama, ia mencium bau
tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung
pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada bunga yang
sama (Yahya, 2004)

2.5.3 Sarang lebah Madu

Sarang lebah digunakan sebagai model untuk membuat kerangka teleskop. Lensa teleskop
angkasa yang dirancang untuk mengumpulkan sinar x yang dipancarkan benda-benda langit,
dibuat dari cermin segi enam, meniru sarang lebah. Cermin segienam digunakan karena
dengan bentuk ini tidak ada ruang yang terbuang. Memberikan medan penglihatan yang lebih
luas dan teleskop berkualitas tinggi. Kombinasi ini juga akan memperkuat struktur secara
umum. (Yahya, 2004)

2.5.4 Lebah madu dan Arsitektural

Adapun hal-hal yang dapat di terapkan dalam karya Arsitektural dari sarang lebah adalah :

1.Pengaturan kelembapan dan ventilasi

Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas perlindungan tinggi, harus
dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan
rusak serta kehilangan kualitas dan gizinya.

(http://id.harunyahya.com/id/books).
Adapun dari segi Arsitektural, kelembapan dan ventilasi juga memegang peran penting, salah
satunya adalah untuk menjaga suhu di dalam ruangan agar tetap nyaman bagi penggunaanya,
sehingga tidak diperlukan mesin pendingin buatan yang justru merusak alam.

2. Penyimpanan Maksimal Dengan Bahan Minimal

Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun
sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh
menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima.
Ahli matematika memberikan alasannya: struktur segi enam adalah bentuk geometris yang
paling cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksimum.

Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai,
sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang mendapatkan
manfaatnya.

Bentukan ini sangat cocok diterapkan pada masa kini, mengingat jumlah penduduk yang
terus bertambah dan lahan yang terus menyempit, sehingga akan ada banyak penduduk yang
dapat di tampung dalam satu bangunan, hal ini akan semakin menghemat lahan, sehingga
lahan yang tersisa dapat di upayakan sebagai ruang hijau, baik ruang hijau yang
menghasilkan sumber daya maupun ruang hijau yang hanya berfungsi sebagai sarana
rekreasi.

3. Estetika

Estetika merupakan salah satu pilar penting dalam arsitektur, mengingat arsitektur adalah
ilmu yang mempelajari tentang penggabungan teknik serta seni.

, tafsir serta hadist

1. Studi literatur dari buku-buku yang membahas tentang lebah madu


2. Pencarian data melalui internet..

Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan ditekankan pada hal-hal yang berada dalam disiplin ilmu arsitektur,
untuk memahami lebih dalam tentang penerapan konsep sarang lebah madu berdasarkan apa
yang disebutkan di dalam Al-Quran, pada ilmu arsitektur.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

A. Deskriptif Kualitatif Kritis


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif-kritis.
Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan
digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan
secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan
argumentasi berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data
tersebut untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara
sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif atau normatif dengan mengadakan
klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu

unsur dengan unsur lain.

Dalam penjelasannya lebih menekankan pada kekuatan analisis data pada sumber-sumber
data yang ada. Sumber-sumber tersebut diperoleh dari berbagai buku dan tulisan-tulisan
lainnya dengan mengandalkan teori-teori yang ada untuk diinterpretasikan secara jelas dan
mendalam.

B. Studi Kepustakaan

Studi ini mendasarkan kepada studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat
serta mengolah bahan penelitiannya. Ia merupakan suatu penelitian yang memanfaatkan
sumber perpustakaan untuk memperoleh data.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif-kritis

dengan lebih menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada
dengan mengandalkan teori serta konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdasarkan
tulisan-tulisan yang mengarah kepada pembahasan.

3.2 Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini bersifat kualitatif tekstual dengan mengacu
pada Al-Quran, tafsir, Hadist serta pendapat para ulama.

3.3 Sumber Data

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan Al-Quran dan tafsir sebagai sumber
data penelitian.

Al-Quran dan tafsir sebagai sumber dasar atau data primernya, dalam hal ini adalah acuan
penting yang berkaitan dengan pengertian alam di dalamnya, penjelasan tentang
pembelajaran yang dapat diperoleh dari lebah madu dan penerapannya pada bidang
arsitektural.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, selain berpedoman pada Al-Quran dan
tafsir, juga mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal,
koran, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan
untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan sebagainya yang
mempunyai keterkaitan dengan kajian tentang alam, lebah madu dan penerapannya pada
karya arsitektural.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah


mencari suatu data mengenai suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti-prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

A. Analisis Data

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis untuk mendapatkan
konklusi, bentuk-bentuk dalam teknik analisis data sebagai berikut:

1) Metode Analisis Deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data,
kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.

Pendapat analisis data deskriptif tersebut adalah data yang terdiri dari kumpulan kata-kata
dan gambar bukan dalam bentuk angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif.

Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

2) Content Analysis atau Analisis Isi. Menurut Weber, Content Analysis adalah metodologi
yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang tepat dari sebuah
dokumen.

Menurut Hostli bahwa Content Analysis adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karekteristik pesan, dan dilakukan secara
objektif dan sistematis.

Kajian dengan cara analisis isi ini dapat dibandingkan antara satu buku dengan buku yang
lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu penulisannya maupun
mengenai kemampuan buku-buku tersebut dalam mencapai sasaran sebagai bahan yang
disajikan kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu. Kemudian data kualitatif
tekstual yang diperoleh dikatagorikan dengan memilah data tersebut. Sebagai syarat yang
dikemukakan oleh Noeng Muhajir tentang Content Analysis yaitu, objektif, sistematis, dan
general.

3) Analisis Kritis adalah sebuah pandangan yang menyatakan peneliti

bukanlah subyek yang bebas nilai ketika memandang penelitian. Analisis yang sifatnya kritis
umumnya beranjak dari pandangan atau nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh peneliti. Oleh
karena itu, keberpihakan peneliti dan posisi peneliti atas suatu masalah sangat menentukan
bagaimana teks/ data ditafsirkan.
Paradigma kritis lebih kepada penafsiran karena dengan penafsiran kita dapatkan dunia
dalam, masuk menyelami dalam teks, dan menyikapi makna yang ada di baliknya.

B. Metode Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka sangat diperlukan

untuk menggunakan pendekatan-pendekatan yaitu:

1) Metode induktif adalah berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwakhusus dan


kongkrit, kemudian digeneralisasikan menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

2) Metode deduktif adalah metode yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum saat
hendak menilai sesuatu kejadian yang sifatnya khusus.

3) Metode komparasi adalah meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi
atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain, dan
penyelidikan bersifat komparatif.

. Selanjutnya Baca Bagian 2 disini

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Sumber utama dalam penelitian adalah Al-Quran.

Dengan memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat yang menyebutkan
tentang alam, lebah madu dan arsitektural. Selain itu, penelitian juga memfokuskan pada
tafsir mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan alam, lebah madu dan arsitektural.

4.2 Analisis Penerapan Sarang lebah madu dalam ilmu Arsitektural

Dalam penerapannya pada ilmu arsitektural, sarang lebah madu memiliki ketiga unsur yang
disebutkan Vitruvius, yaitu Utilitas, Firmistas dan Venustas. Atau dengan kata lain,
Kekuatan, Fungsi dan Keindahan.

Kekuatan bentukan heksagonal yang terinspirasi dari sarang lebah madu telah dibuktikan
secara ilmiah oleh Goh jun rui, Ricky Wijaya, Vincent, Kuo yi jun dan Muhammad ashiq.
Berikut cara dan hasil pembuktiannya.

[the_ad id=1244]

4.2.1 Kekuatan
[the_ad id=1245]

4.2.2 Fungsi

Setelah melalui penelitian panjang, para ahli matematika menyimpulkan bentuk heksagonal
adalah bentuk paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu, dilihat dari segi efektivitas
ruang yang terbentuk dan bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Bentuk hexagonal yang simetris, jika digabungkan akan menghasilkan kombinasi ruang guna
yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan ruang-ruang sisa yang tak berguna, seperti jika
ruang-ruang yang berpenampang lingkaran atau segilima.

Hal kedua yang juga menakjubkan dari sarang lebah, adalah keteraturan sudut yang sangat
akurat. Setiap rongga dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat, dengan bagian yang
lebih rendah berada di dalam. Sudut-sudut ini selalu berulang dengan tingkat akurasi yang
sempurna. Dengan demikian, madu yang disimpan tidak akan mengalir ke luar.

Dari segi kekuatan, sarang lebah yang menggantung dan tampak rentan terhadap kerusakan
ini, sebenarnya memiliki kekuatan yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan sarang
itu untuk menahan beban beratus-ratus lebah, sekaligus menampung madu di dalam setiap
rongganya. Dengan demikian, sistem perekatan yang digunakan untuk menggantung sarang
di tempat-tempat yang tinggi pun memiliki tingkat kekokohan yang tinggi.

Ada pertanyaan besar yang timnul dalam benak para ilmuwan, mengapa harus segienam dan
bukan segitiga atau segiempat atau segi yang lainnya. Para ahli matematika yang mencari
jawaban pertanyaan itu mencapai kesimpulan menarik, Heksagon adalah bentuk geometri
paling tepat untuk penggunaan maksimum suatu ruang.
Warna kuning menunjukkan material yang dapat dihemat dalam mengkonstruksikan
bentukan itu dengan sesamanya.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa bentuk heksagonal memegang peranan lebih
efektif dalam pembentukan ruang, dimana tidak ada ruang yang terbuang, bentukan ini juga
dikenal lebih menghemat material jika disusun dengan bentukan heksagonal lainnya.

Percobaan Ilmuan struktur di bawah ini menguji pemanfaatan ruang sekaligus kekuatan
bentukan dengan memasukkan sebuah cairan ke dalam rangkaian bentukan solid

Pada bentukan persegi, cairan hanya mengalir pada satu bilik, sedangkan pada bentukan
segitiga, cairan mengalir ke beberapa bilik. Berbeda dengan bentukan heksagonal, dimana
cairan mengalir pada seluruh bilik.

4.2.3 Estetika

Listverse, dalam rubrik our world menyebutkan ada 10 contoh dari bentukan simetri yang
indah di alam.

Salah satunya adalah bentukan heksagonal, yang terlihat pada sarang lebah madu dan salju.
Sementara kita tahu bahwa tidak ada kepingan salju dengan bentuk yang sama persis.

Ditinjau dari teori Vitruvius, yaitu kekuatan, keindahan dan fungsi, bentuk heksagonal
merupakan bentuk dengan fungsi maksimal, dimana bentuk heksagonal dapat menampung
lebih banyak, dengan tidak adanya ruang yang terbuang. Dari segi kekuatan, bentuk
heksagonal juga telah terbukti memberikan daya tahan yang luar biasa bagi bangunan. Dari
segi keindahan, bentuk heksagonal juga merupakan bentuk yang paling indah menurut
beberapa orang, bahkan bentuk heksagonal juga dapat dilihat keindahannya dari bentuk-
bentuk alami yang tercipta di alam. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa heksagonal
merupakan bentuk paling efektif untuk diterapkan, salah satunya pada bangunan.

4.3 Hubungan teori vitruvius dengan sarang lebah madu

1. Firmitas

Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground and
materials wisely and liberally selected; )Vitruvius, Ten books on architecture(

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari bangunan ke
tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Pada bentukan heksagonal sarang lebah madu,
dapat kita lihat bahwa bentukan ini efektif dalam menyalurkan beban secara merata. Dimana
bentukan yang satu menopang bentukan lainnya dan saling menguatkan, sehingga
penerapannya pada The sinosteel skycraper sebagai stuktur utama bangunan adalah pilihan
yang tepat.

2. Utilitas

convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents no


hindrance to use, and when each class of building is assigned to its suitable and appropriate
exposure;.. )Vitruvius : Ten Books on Architecture.(

Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan
pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan
lain sebagainya).

Bentukan heksagonal terbukti sebagai bentukan dengan pengaturan dan pemanfaatan ruang
terbaik, dimana fungsi ruang dapat dimanfaatkan secara maksimal tanpa ada sedikitpun ruang
yang terbuang. Hubungan antar ruang yang terciptapun tidak menyisakan rongga kosong.
Penerapannya pada Arsitektur dapat meningkatkan nilai guna suatu ruang, seperti yang
diterapkan pada vertical village yang di desain oleh Yushang Zhang dan teman-temannya.

Selain itu, bentukan heksagonal juga terbukti mampu meningkatkan intensitas cahaya dan
udara yang masuk ke dalam bangunan, seperti pada Student Lounge yang di desain oleh Ryan
Fischer, dimana Student Lounge yang diapit oleh dua bangunan tinggi masih bisa
mendapatkan pencahayaan maksimal.

3. Venustas

and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and when its
members are in due proportion according to correct principles of symmetry. )Vitruvius : Ten
Books on Architecture.)

Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi keindahan.
Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap anggota tubuhnya memiliki proporsi yang
baik terhadap keseluruhan tubuh dan hubungan yang simetrikal dari beberapa anggota tubuh
yang berbeda ke pusat tubuh.
Bentukan heksagonal, merupakan salah satu bentukan terindah di alam. Sebuah survey yang
dilakukan oleh majalah Litsverse membuktikannya. Selain itu, bentukan salju dan kristal air
juga cukup untuk memperlihatkan, betapa heksagonal adalah bentukan yang memiliki
proporsi dan simetri.

4.4 Contoh Bangunan yang menerapkan konsep sarang lebah madu

4.4.1 A Daylighting Design for a Student Lounge by : Ryan Fischer

Seperti yang dapat kita lihat, space yang di desain adalah ruangan santai milik siswa dalam
area belajar, yang diberikan pengembangan desain cahaya alami dan buatan. Untuk
memberikan gambaran, Ryan Fischer menyajikan gambar-gambar penting tentang proses
kerjanya. Gambar-gambar yang disajikan adalah hasil penelitian dalam kurun waktu satu
minggu.

Perlu diketahui bahwa ruangan ini terletak pada lantai 3 dari fasade sebelah Selatan milik
bangunan Parson yang terletak di sebelah Timur jalan ke-13 di New York City. Kira-kira
terletak pada 20 derajat dari fasade Selatan, dengan kedalaman 40 kaki dan ketinggian 24
kaki. Lokasi dan dimensi menjadi penting karena mereka meletakkan ruangan pada lkasi
yang berhubungan langsung dengan sumber cahaya, yaitu matahari. Yang mana sama-sama
kita ketahui, memberi sumbangan terbesar bagi cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

Fishcher bersama parnertnya Mark, tertarik pada gambar ini karena mengambarkan dua tipe
cahaya yang berbeda, dari dua nuansa yang juga berbeda. Dan mereka, ingin mewujudkan
pencahayaan itu ke dalam ruang studi tadi.

Paparan sinar matahari yang langsung, menggambarkan suasana yang diinginkan untuk
memperoleh kenyamanan pencahayaan. Dimana, kenyamanan yang diinginkan adalah
pencahayaan dengan pancaran sinar yang hangat yang menjanjikan sebuah space yang
nyaman untuk digunakan sebagai tempat berkumpul dengan teman, sekedar duduk untuk
bersantai bahkan untuk belajar.

Mereka ingin menciptakan sebuah dinding fasade yang dapat mewujudkan konsep yang
mereka rencanakan sekaligus dapat mengontrol cahaya matahari yang masuk secara langsung
ke dalam bangunan. Mereka memutuskan untuk menggunakan dinding yang tebal dengan
struktur heksagonal dengan ukuran serta ketebalan yang berbeda untuk mewujudkan kedua
tujuan desainnya. Ini adalah foto yang diambil dalam skala model untuk memberikan
gambaran umum mengenai solusi terbaik untuk lebih memahami konsep pemikiran Ryan dan
Mark.
Mereka menyadari bahwa bentukan heksagonal yang digunakan di dinding akan menangkap
cahaya, membiarkannya memantul di sekeliling bentukan dari fasade dengan ukuran berbeda,
sekaligus membiarkan sisa cahaya untuk merembes langsung menembus dinding,
menciptakan cahaya lurus dan limpahan cahaya yang sesuai dengan imajinasi di atas.

4.4.2 Vertical Village: A Sustainable Way of VillageStyle Living by Yushang Zhang, Rajiv
Sewtahal, Riemer Postma & Qianqian Cai (with studio tutor Alexander Sverdlov)

Desain ini memperoleh penghargaan pertama pada kompetisi d3 Housing Tomorrow 2011.
Proposal yang diajukan menekankan pada cara baru dalam menikmati kehidupan pedesaan
tanpa perlu menguasai lahan.

The Vertical Village mencoba untuk mencapai tujuan ini. Pekerjaan yang dilakukan oleh
team dalam studio ini memfokuskan pada analisa. Mereka menganalisa tentang pro dan
kontra dari ruang tipikal yang mengorganisir desa tradisional dan tempat tinggal perkotaan
dan memutuskan konsep Pembagian bidang 3D di dalam sebuah volume vertikal untuk
mewujudkan ide dari desa vertikal.

Pembagian ini didasarkan pada sistem algoritma Voronoi 3D, yang menerjemahkan
hubungan dari hal-hal pokok kepada hal standar untuk membagi volume tertentu kepada sel-
sel individu. Dengan asumsi, tiap sel dimiliki oleh satu keluarga. Posisi bentukan 3D yang
berusaha diwujudkan ini dapat diganti dengan domain individu. Control dari generasi tiap
titik sangat diperlukan. Tiap titik harus berhubungan secara ortogonal dengan titik yang
terdekat dengannya, sehingga tiap sel bisa menyajikan permukaan terbesar yang tegak lurus
atau paralel pada garis horizon.

Beberapa aktivitas, seperti memasak dan belajar dapat bergantung pada permukaan ortogonal,
sementara aktivitas lain, termasuk berkebun atau menghabiskan waktu luang, dapat
memanfaatkan sisi lain dari bidang ortogonal itu.

Oleh karena itu, baik space yang praktis maupun dramatis dapat digambarkan dengan sistem
ini. Tiap keluarga dapat memutuskan dimana dan bagaimana mereka menempatkan rumah
dalam desain 3D mereka.

Rangkaian sel di desain sebagai sirkulasi dan fasilitas publik untuk memberikan kenyamanan
dan tempat berkumpulnya berbagai aktivitas bagi pengguna apartemen.
Pada akhirnya, tempat tinggal yang kolektif tidak sesederhana menggabungkan dinding-
dinding, namun, tempat tinggal yang lebih rumit dengan keteraturan yang melingkupi
keunikan tiap individu.

(http://www.evolo.us/architecture/cellularverticalvillaged3housingtomorrow/

2/9)

<!no-chitikaPremium>

4.4.3. HAESLEY NINE BRIDGE CLUB HOUSE Yeoju, South Korea

Architects: KyeongSik Yoon (KACI International) and Shigeru Ban

Bangunan ini menggunakan konsep alami dan ramah lingkungan, dengan desain heksagonal
sebagai ventilasi yang memaksimalkan pertukaran udara. Serta berfungsi sebagai struktur
utama penopang bangunan.
4.4.4. KROED // Chun Qing Li of Pavilion Architecture

KREOD terletak di Greenwich Peninsula. KREOD membentuk sebuah pusat pada public
space London. Chun Qing Li berkata bahwa KREOD merupakan inovasi dari sclupture,
memiliki bentuk organik, ramah lngkungan dan terinspirasi dari alam.

KREOD terdiri dari tiga bagian dengan luasan 20m persegi yang dikombinasikan melalui
rangkaian bentukan heksagonal yang saling terkait untuk menciptakan struktur tertutup yang
tidak hanya menjamin interaksi maksimal, namun juga aman dan tahan terhadap cuaca.

KREOD berfungsi sebagai landmark juga penggunaan space secaga imaginatif. Ketiga
bagiannya dapat dikombinasikan dalam pengaturan yang bervariasi sebagai bentukan bebas.

Menggunakan bentukan dari desain parametris dan fabrikasi digital, KREOD terbentuk dari
kolaborasi desainer, enginer dan material yang inovatif untuk mengubah pola pikir yang
sudah ada. Ahli struktur Ramboll UK berkerjasama dengan konsultan Evolute, Serge Ferrari,
Targetti Poulsen dan AR18 untuk mewujudkan struktur yang unik ini.

KREOD mewujudkan cara baru dalam berfikir, mendesain, stukturisasi, dan fabrikasi. Desain
ini mempertimbangkan transportasi, penyimpanan, tempat untuk berkumpul.

4.4.5 University of Stuttgart unveils carbonfibre pavilion based on beetle shells.

Bentukan modern dari jaring-jaring karbon membentuk sebuah paviliun yang bersadarkan
pada sturktur sarang lebah madu. Ini adalah proyek kedua yang diwujudkan oleh tim
arsitektur dan teknik sipil Universitas Stuttgart.

Struktur ini menggunakan sistem robotic yang digunakan untuk merancang sebuah seri
modular dari benang-benang fiber komposit.

Proyek ini dikembangkan dari sebuah proses fabrikasi robotic untuk modular. Pelapisan
struktur komposit fiber ganda dimana bentukan ini mengurangi pekerjaan yang diperlukan
untuk pembentukan dan memperbesar derajat dari kebebasan geometris.bentukan ini
memungkinkan untuk menstransfer fungsi dari prinsip-prinsip yang ada di alam kepada
struktur Arsitektur.
Hasil yang didapatkan benar-benar menakjubkan, dimana terbentuk sebuah paviliun dengan
dinding dan atap seperti jaring laba-laba. Bangunan ini menaungi area seluas 50 meter
persegi dengan hanya berat 593 kilogram.

<!no-chitikaPremium>

4.5 Pembuktian keefektifan sarang lebah madu

4.5.1 Firmitas

Dari ke-tiga gambar, dapat disimpulkan bahwa bentukan paling efektif, dengan penyaluran
beban terbaik adalah bentukan heksagonal, dimana bentukan ini saling menopang struktur di
atasnya, sehingga susunan bentuk heksagonal akan saling menguatkan.

4.5.2 Utilitas

Setelah dilakukan uji dengan model, dimana pada masing-masing model gambar bangunan
dibuat bentukan berbeda sebagai jalur masuk cahaya, maka didapati bahwa bentukan
heksagonal juga terbukti sebagai bentukan paling efektif untuk menyaring cahaya yang
masuk ke bangunan.

Anda mungkin juga menyukai