Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PERANCANGAN TAPAK(STARS14305)
Oleh Meryana A. Linome-1906090001

MASJID AGUNG
Identifikasi fungsi

Definisi Fungsi
Masjid secara bahasa diambil dari kata sajada, yasjudu, sajdan wa sujuudan dan sebagai isim
maknanya (yang menunjukkan tempat) adalah masjidan. Sedangkan kata sujud memiliki arti patuh
taat serta tunduk dengan penuh hormat dan ta’dzim.Sujud adalah meletakan dahi, kedua tangan
lutut dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud. Oleh sya’riat adalah bentuk lahiriyah yang
paling nyata dari makna-makan di atas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan
untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid. (Qurais Syihab: Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai
Persoalan Umat, Mizan 2000)

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Masyarakat Isam No. DJ. II/802 Tahun 2014, Masjid
Agung adalah sebuah masjid yang terletak di Ibu Kota Kabupaten/Kota, ditetapkan oleh Bupati
atau Walikota atas rekomendasi Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten atau Kota.

Menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan Pemerintah dan masyarakat muslim di wilayah
Kabupaten atau Kota.

Berdasarkan berbagai pengertiannya, maka dapat disimpulkan bahwa masjid adalah sebuah
bangunan yang berfungsi sebagai pusat peribadatan umat islam. Bukan hanya untuk sholat saja,
tetapi untuk dzikir, baca Al-Quran, iktikaf pengajian dan sebagainya. Masjid juga berfungsi sebgaai
pusat kegiatan kemaslahatan umat Islam antara lain sebagai tempat Pendidikan, kegiatan sosial
dan sebagainya.
Berdasarkan Jurnal Pemaknaan Ruang Pada Masjid, Saefu Zaman, 2017, terdapat tujuh buah
fungsi yang diemban sebuah Masjid, antara lain:
• Tempat kaum muslim beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.,
• Tempat kaum muslimim beritikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina
kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan,
• Tempat bermusyawarah kaum muslimin untuk memecahkan persoalan kemasyarakatan
• Tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan, meminta ban tuan dan
pertolongan,
• Tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan umat,’
• Tempat meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin, dan
• Tempat mengumpulkan dana dan membagikannya.

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Filosofi Fungsi

Bangunan Masjid: Kesan Kuat, Megah, Terbuka, Agung, dan Sakral


► CITRA
Dalam arsitektur, bangunan dapat memperlihatkan sebuah ekspresi. Ekspresi itu menjadi
suatu media komunikasi untuk memperlihatkan apa fungsi bangunan tersebut, bangunan
itu seperti apa rupanya, sebesar apa. Sehingga tampilan bangunan merupakan salah satu
faktor penting yang dapat memberi kesan awal pada orang yang melihatnya. Tampilan
Luar dari sebuah Masjid agung sewajibnya menampilkan beberapa citra antara lain,
tampilan yang terbuka bagi siapapun yang ingin mengunjunginya, tampilan Masjid yang
bersifat mengajak umat untuk datang/berlindung pada bangunan ini dapat diciptakan
dengan gerbang yang megah dan terbua lebar,dan suasana tapak yang ramah dan
terbuka. Selain itu, bangunan masjid merupakan bangunan agamawi yang mana harus
menampilkan citra dari agama tersebut, penggunaan kubah, atau gaya arsitektur timur
tengah dapat menambah kesan islami. Selain itu, penggunaan minaret, ornament arab
atau islami, lambang bulan dan bintang, memberikan identitas agamawi bagi masjid itu
sendiri. Masjid Agung bisa menjadi alternati kunjungan bagi masyarakat dari daerah lain
yang berkunjung kesebuah kota, karena itu citra yang terbuka dan familiar akan sangat
cocok ditampilkan dalam bangunan. Selain itu, masjid kota sudah sewajibnya
menampilkan citra atau ciri khas dari sebuah kota.

► NUANSA
Nuansa Masjid berupa kondisi tapak yang dibangun di area sekitar masjid. Pertama-tama
kondisi tapak mendukung suasana megah dan sakral dari sebuah masjid, bangunan
masjid sebaiknya berada ‘terpisah’ namun tetap membaur dengan lingkungan
disekitarnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan kondisi tapak yang menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar namun bangunan masjid berdiri dalam radius jarak yang nyaman untuk
digunakan sebagai tempat ibadah. Kondisi tapak selain memberika kesan ini juga
memperhatikan tata suara dari masjid, dimana suara di area luar, sulit untuk masuk ke
area masjid, akan tetapi suara dari dalam masjid mampu menjangkau lingkungan sekitar.

► SUASANA
Suasana yang dibangun dalam ruang masjid sendiri harus memberikan kesan agung,
misalnya penggunaan atap dengan langit-langit yang luas dan lebar, penggunaan skylight
dan sumur cahaya memberikan kesan megah sekaligus ajakan bagi pengguna atau umat
untuk merendah dan bersujud pada-Nya. Pengaturan akustik dalam ruangan juga
berpengaruh dalam pembentuk suasana. Untuk ruangan yang memiliki fungsi sebagai
ruangan khutbah dan beribadah, tata akustik ruangaan seharusnya berkesan megah dan
mengajak umat untuk menengadah atau menghadapkan wajahnya kearah Allah SWT.
Nuansa agung ini membangun kesan religious dan sakral di dalam Gedung, sehingga
sekalipun Gedung bersifat terbuka dan kekeluargaan namun tetap mempertahankan
kesan sakral yang mengagungkan dan menghormati pencipta.

Klasifikasi Fungsi
► Fungsi Utama
Fungsi Utama dari sebuah Masjid adalah Sebagai tempat beribadah. Maka, bagian utama
dari masjid adalah Ruang Sholat yang wajib membagi umat menurut jenis kelamin, Ruang
Wudhu, dan Mihrab sebagai penunjuk kiblat. Sebagai fungsi utama runag-ruang ini harus
berada di area utama dalam pen-zoning-an dengan kemudahan accebilitas yang perlu
diperhatikan. Ruang wudhu biasanya berada sebelum ruang sholat pada pintu masuk
karena untuk masuk kedalam ruang sholat umat harus berada dalam kondisi suci dan

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


bersih. Ruang wudhu juga terdiri antara ruang untuk wanita dan pria karena itu, ruang
wudhu dalam sebuah bangunan masjid biasanya terbagi atas dua begitu pula pintu
masuknya.
► Fungsi Sekunder
Fungsi Sekunder dari masjid, seperti yang sudah disinggung dalam definisi fungsi antara
lain tempat bermusyawarah, membangun ikatan, meningkatkan kecerdasan dan juga
mengumpulkan dana dan membagikannya. Untuk itu, ruang yang mendukung fungsi-
fungsi ini antara lain ruang perlengkapan sholat, ruang persiapan imam, ruang pengajian,
lapangan luar/ ruang luar terbuka untuk acara-acara keagamaan dan ruang pemberitaan
sholat. Adanya fungsi ini adalah untuk menunjang aktifitas fungsi utama dalam sebuah
bangunan. Hubungannya dengan ruang utama menentukan bagaimana accebilitas dari
ruang ini
► Fungsi Tersier
Fungsi Tersier adalah fungsi yang mendukung jalannya fungsi primer dan sekunder.
Pada masjid terdiri dari ruang penitipan barang, toilet wanita dan pria, teras, taman, dan
ruang penunjang lainnya.
Jangkauan Pelayanan
Radius pelayanan dari bangunan masjid adalah penggunanya yakni umat muslim, biasanya radius
pelayanannya terbagi menurut jumlah umat dalam suatu Kawasan. Masjid Agung Untuk daerah
dengan mayoritas muslim, radius pelayanan masjid adalah area kecamatan/beberapa kecamatan.
Untuk itu, penenmpatan bangunan masjid harus pada area yang mudah untuk diakses oleh umat,
seperti di tengah perkotaan atau area pusat kota padat penduduk.

Asumsi Pengguna
Asumsi jumlah pengguna suatu masjid berkaitan dengan berapa banyak umat di suatu daerah
domisili bangunan masjid itu berada. Masjid yang megah dan agung harus mampu menampung
banyak pengguna yang mengunjunginya baik sebagai pengguna tetap maupun pengunjung di
waktu-waktu tertentu, sebuah masjid seharusnya mampu menerima setiap umat yang datang.
► Fungsi
Asumsi pengguna berkaitan dengan fungsi adalah fungsi masjid sebagai tempat
menunaikan ibadah yakni tempat sholat dan sujud, maupun ibadah-ibadah dalam
perayaan khusus. Karena itu fungsi bangunan ini juga mempengaruhi tapak daripada
bangunan masjid itu sendiri.
► Tapak
Bangunan Masjid yang fleksibel, yang mana artinya mampu berkembang sesuai dengan
perkembangan lingkungan sekitar masjid. Dengan begitu, perancangan bangunan ini
harus bersifat selalu dapat berkembang. Bangunan masjid yang berhasil adalah bangunan
masjid yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan penguna masjid tersebut.

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Identifikasi lokasi
Kriteria lokasi
• Lokasi Masjid berada di tempat yang tenang.
• Lokasi Masjid berada di area yang mudah diakses.
• Berdasarkan UU Bangunan Gedung Pasal (5) ayat (3) “Bagian Gedung fungsi keagamaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi masjid, gereja, pura, wihara, dan
kelenteng.”
• Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan No.8 Tahun
2006, Pasal (14) ayat (1) “Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan
administrative dan persyaratan teknis bangunan Gedung.
• Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan
No.8 Tahun 2006, Pasal (13) ayat (1) menyataan bahwa pedirian rumah ibadah hauslah
didasarkan pada pertimbangan dan keperluan nyata berdasarkan komposisi jumlah
penduduk bagi pelayanan umat beragama yang bersangkutan di wilayah
kelurahan/desa.
• Lokasi berdasarkan RTRW dan RTRK daerah.
• Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 7 Tahun 2015
Tentang Bangunan Gedung ditentukan :
KDB Maksimum = 60%
KDH = 30%
Untuk Jalan dibawah 5 meter, Garis Sempadan Jalan adalah 2,5 m
dihitung dari tepi jalan.

• Lokasi pembangunan pada area pemukiman mempertimbangkan fungsi rumah ibadah


dan jangkauan pengguna masjid kota.
• Lokasi memperhatikan orientasi masjid kearah kiblat
• Bangunan berada di dekat Alun-alun Kabupaten atau Kota.

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Lokasi potensial
Penempatan lokasi untuk rumah ibadah berdasarkan fungsi bangunan rumah ibadah adalah pada
area lingkungan untuk pemukiman, yang pada peta ditandai dengan warna kuning. Pemilihan
area pemukiman berkaitan dengan radius pelayanan daripada bangunan masjid agung yakni
penduduk sebuah kota, yang ada di pusat ibukota kabupaten dan menjangkau beberapa
kecamatan.

Gambar 1RTRK Timor Tengah Selatan (Sumber Bappeda TTS)

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Gambar 2 RTRK Timor Tengah Selatan (Sumber Bappeda TTS)

Gambar 3 Lokasi Potensial Pembangunan Masjid Agung pada Peta RTRK Timor Tengah Selatan (Sumber Bappeda TTS)

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Selanjutnya, lokasi potensial yang dapat digunakan sebagai lokasi pembangunan masjid
(ditandai dengan warna kuning) adalah masjid yang lokasinya dekat dengan jalan arteri, dan alun-
alun kota,
Alternatif lokasi
Berdasarkan kriteria lokasi dan lokasi potensial yang mengacu pada peta RTRW Kabupaten
Timor Tengah Selatan maka daftar lokasi alternatif untuk membangun Masjid Kota:

Gambar 4 Alternatif Lokasi 1 (Sumber: Google Maps)

- Jl. Gajah Mada,Kesetnana, Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (samping
SPBU)

Gambar 5 Alternatif Lokasi 2 (Sumber: Google Maps)

- Jl. Ahmad Yani, Kesetnana, Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Gambar 6 Alternatif Lokasi 3 (Sumber Google Maps)

- Jl. Melati 65, Cendana, Kabupaten Timor Tengah Selatan

Gambar 7 Alternatif Lokasi 4 (Sumber: Google Maps)

- Jl. Gajah Mada No. 80, Kp. Baru, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Gambar 8 Alternatif Lokasi 5 (Sumber: Google Maps)

- Jl. Suharto, Nunumeu, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan

Pembobotan kriteria lokasi


Kriteria tambahan untuk memilih lokasi dari beberapa altenatif lokasi yang telah ada antara lain:
1. Aksebilitas: Sebagai Bangunan yang menjangkau seluruh masyarakat kota, semakin
mudah aksebilitasnya maka semakin baik tapak. Selain dekat dengan jalan negara,
kriteria ini didukung pula dengan entrance dari dua arah sesuai dengan ciri dari bangunan
masjid yakni memisahkan area antara wanita dan pria,
2. Topografi: Topografi pada tapak sebaiknya relative datar, jika topografinya miring
kebawah, maka akan mempersulit pembangunan, karena kriteria pembangunan masjid
harus memiliki ketinggian lantai yang lebih tinggi dibandingkan tanah di sekitarnya untuk
menjaga kesucian.
3. Tingkat Kebisingan: Sebagai tempat ibadah, tapak pada masjid sebaiknya memiliki
tingat kebisingan rendah hingga sedang.
4. Bangunan di Sekitar Lokasi. Keadaan bangunan disekitar okasi mempengaruhi
penentuan tapak. Jika bangunan di sekeliling lokasi menghadap arah yang belainan

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


dengan kiblat sementara masid dibangun searah kiblat maka akan menimbulkan ketidak
sesuaian dan ketidak serasian dalam lingungan.
5. Arah Kiblat terhadap orientasi bangunan.
Arah Kiblat menentukan lokasi terbaik untuk bangunan Masjid Agung karena arah kiblat
berpengaruh pada orientasi masjid.
6. Utilitas
Kebutuhan Utilitas pada Masjid sangat penting untuk diperhatikan karena kebutuhan
masjid seperti pencahayaan di dalam bangunan, penggunaan pengeras suara, kebutuhan
air untuk wudhu sangat penting untuk dipertimbangan dalam pembangunan Masjid
Agung. Kebutuhan kapasitas Masjid agung adalah mampu menampung hingga 8.000
jemaah dilengkapi garis shaf, tempat wudhu terpisah untuk pria dan wanita sebanyak 100
kran, toilet minimal 40 unit yang mudah dijangkau oleh jamaah dan imam, juga
sondsystem dengan kapasitas 5.000 MW yang telah diakustik dan memiliki ruangan
khusus (karpetpersia.com). Untuk dapat memenuhi kebituhan ini, maka diperlukan utilitas
yang memadai. Karena itu, penting untuk memperhatikan keadaan utilitas di sekitar tapak
seperti ketersediaan air dan juga listrik.
7. Luasan Tapak Luasan tapak harus mempu menampung kebutuhan kapasitas ruangan
juga system dan utilitas.
Skala:
1 : Buruk
2 : Sedang
3 : Cukup
4 : Baik
5 : Sangat Baik

Seleksi pemilihan lokasi


Kriteria Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV Lokasi V
Tepat berada di Terletak tepat di Berada cukup Berada tepat Lokasi tidak
depan jalan jalan arteri jauh dari jalan pada jalan terletak tepat
utama, terdapat dengan jalan utama dan tidak utama, pada jalan utama
jalan lingkungan lingkungan di memungkinkan memungkinkan namun memiliki
di bagian timur bagian barat dan untuk entrance entrance dari aksebilitas yang
lokasi sehingga belakang dari dua sisi. dua sisi cukup dekat.
memungkinkan sehingga meskipun tidak Tidak
entrance dari memudahkan ada jalan memungkinan
Aksebilitas dua sisi entrance dari dua lingkungan di entrance dari
berbeda. sisi juga sisi lainnya, dua sisi.
memungkinkan namun cukup
untuk sulit mengingat
memisahkan arus
antara jalan kendaraan
masuk dan jalan yang cukup
keluar. ramai.
4 5 2 3 3

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Keadaan Tapak lebih Lokasi tapak Lokasi tapak Kondisi
topografi lebih rendah lebih rendah dari relative datar ketinggian tapak
tinggi ketinggiannya jalan. dengan sama dengan
dibandingkan daripada jala ketinggian jalan utama.
Topografi
jalan. utama. yang sama
dengan jalan
utama.
5 2 2 4 4
Kondisi taak Kondisi Kondisi Kebisingan Kebisingan
yang dekat Kebiisingan kebisingan relatif sedang- sedang-tingi
dengan SPBU relative sedang- relative rendah- tinggi karena karena tapak
dan tempat tinggi karena arus sedang karena berada dekat berada pada area
public lainnya kendaraan. berada pada dengan pusat pemukiman.
mengakibatkan Aktifitas sekitar area pemukiman kota dengan
Tingkat
tingkat tpak tidak bergitu dengan aktifitas aktifitas
Kebisingan
kebisingan padat. yang rendah. kendaraan
relative tinggi yang tinggi
pada are tapak. juga aktifitas
masyarakat
yang tinggi.
2 4 5 4 3
Bangunan di Bangunan di Bangunan Bangunan Bangunan
sekitar lokasi sekitar lokasi disekitar lokasi disekitar lokasi disekitar lokasi
kebanyakan relative sepi, relative padat berorientasi ke tidak begitu
menghadap kea aktifitas paling penduduk area jalan padar,
rah barat (kea padat terletak dengan orientasi utama. berorientasi
rah jalan utama) dibagian yang kearah jalan
Bangunan tingkat aktifitas seberang jalan bermacam- utama.
Di sekitar relative tinggi. (kantor PDAM) macam karena
Lokasi Kebanyakan dengan jarak lokasi tapak
melaukan lebih kurang 20 diapit dua jaan.
aktifitas m, namun Bangunan
perdagangan. memiliki jalan cenderung
sebagai pemisah saling
kegiatan/aktivitas) membelakangi.
3 4 2 3 2

Arah kiblat Arah Kiblat tegak Arah Kiblat Arah Kiblat Arah Kiblat
mengakibatkan lurus dengan membelakangi lebih kuang 45o membelakangi
Arah Kiblat
orientasi arah jalan. jalan di depan terhadap jalan. jalan dan
bangunan Strategis bagi tapak. Namun bertolak
membelakangi bangunan karena bersuaian belakang dengan
jalan. langsung dengan orientasi orientasi
berhadapan beberapa bangunan
dengan jalan. bangunan sekitar.
2 4 3 4 2

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019


Jaringan Listik Jaringan Listik Jaringan Listik Jaringan Listik Jaringan Listik
terdapat di terdapat di depan terdapat di terdapat di terdapat di
depan jalan dari jalan dari PLN. depan jalan dari depan jalan depan jalan dari
PLN. Air dari Air dari PDAM. PLN. Air dari dari PLN. Air PLN. Air dari
PDAM. PDAM. Sumber dari PDAM. PDAM.
Utilitas
air berada pada
jarak lebih
kurang 300 m di
arah selatan.
4 4 5 4 4
Luasan Tapak Luasan Tapak Luasan Tapak Luasan Tapak Luasan Tapak
memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai memadai cukup
untuk untuk untuk cukup untuk untuk
membangun membangun membangun membangun membangun
Luasan
masjid dengan masjid dengan masjid dengan masjid dengan masjid dengan
Tapak
kapasitas kapasitas hingga kapasitas kapasitas kapasitas hingga
hingga 2.000 2.000 jemaah. hingga 2.000 hingga 2.000 2.000 jemaah.
jemaah. jemaah. jemaah.
4 4 4 4 4
Total 24 31 23 26 22

Penentuan lokasi terpilih


Berdasarkan seleksi pemilihan lokasi, maka lokasi terpilik terdapat pad alokasi ke 2
dengan bobot skor 31. Lokasi ke-ii terletak di Jl. Ahmad Yani, Mollo Selatan, Kab Timor
Tengah Selatan.
Luas: 4.800 m2
KLB: 3
LTB: 3 x 4.800= 14.400 m2
KDB: 60%
LDB: 60% x 4.800 = 2.880 m2
Jumlah Lantai Maksimum : 5 lantai
GSB: -
GSJ: 2,5 m dari arah utara dan 2,5 m dari arah
barat, 2,5 m dari arah selatan

MERYANA A. LINOME-1906090001-ARSITEKTUR 2019

Anda mungkin juga menyukai