BANK UMUM
OLEH KELOMPOK II
KUPANG 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kupang, ……………2023
Penyusun Makalah
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................5
1.3. TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1. SIFAT USAHA...............................................................................................................6
2.2. DANA BANK.................................................................................................................7
2.3. PENGELOLAAN BANK UMUM................................................................................12
2.4. PENGATURAN BANK UMUM..................................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................20
3.2 SARAN...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya utamanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa ke bank lainnya. ( Kasmir, 2000 : 11)
Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian bank adalah sebagai berikut, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan, bahwa bank adalah lembaga
keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat, yang
memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: Menghimpun
dana, Menyalurkan dana dan, Memberikan jasa bank lainnya Kegiatan menghimpun dana
menyalurkan dan merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa
bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas. Pengertian menghimpun
dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana ( uang ) dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat
ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan
dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan,
sertifikat deposito serta deposito berjangka. Masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki
kelebihan dan keuntungan tersendiri.Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah
funding.Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah menyalurkan kembali dana yang diperoleh
lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Kegiatan
penyaluran dana ini juga dikenal dalam perbankan dengan istilah lending. Dalam pemberian kredit
disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur)
dalam bentuk biaya administrasi serta biaya komisi. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
4
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SIFAT USAHA
Bank Umum Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya:
Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Obligasi.
Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya.
6
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan,
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
dan
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah masalah
kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk kegiatan usahanya.
Pentingya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber-sumber dana
yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan seperti bank.
Menurut Kasmir ( 2002 : 61 ), sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana
dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga
keuangan yang dengan kegiatan sehari-harinya adalah bergerak di bidang keuangan, sumber-
sumber keuangan juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank
7
sebagai penyalur dana, bank harus terlebih dahulu menghimpun dana sehingga dari selisih
tersebutlah bank memperoleh keuntungan.
Faisal Afif ( 1996: 25,151 ), mengatakan bahwa sumber dana bank adalah kegiatan bank
dalam bentuk penghimpunan dana dari masyarakat baik melalui rekening atau giro. Dana yang
terkumpul nantinya dapat digunakan oleh bank untuk memberikan pinjaman kepada nasabah atau
masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Siswanto ( 2007 : 10 ), sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun
dana dari masyarakat. Perolehan dana disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut.
Dana untuk membiayai operasi suatu bank, dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan
dana ini tergantung dari bank itu sendiri apakah dari masyarakat atau dari lembaga lainnya.
disamping itu untuk membiayai operasinya, dana dapat diperoleh dengan modal sendiri, yaitu
setoran modal dari para pemilik, atau bank mengeluarkan atau menjual saham baru.
Kemampuan bank dalam memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat
mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber dana, bank harus
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kemudahan untuk memperolehnya, jangka waktu
sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut. Dalam
prakteknya dana yang tersedia sangat beragam dengan berbagai persyaratan pula. Dalam hal ini
bank harus pintar menentukan untuk apa dana tersebut digunakan, seberapa besar dana yang
dibutuhkan, sehingga tidak salah menentukan pilihan. Secara garis besar sumber dana bank dapat
di peroleh dari :
Dana dari bank itu sendiri
Sumber dana yang bersumber dari bank itu sendiri, maksudnya dana diperoleh dari dalam
bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank memperoleh kesulitan memperoleh
dana dari luar. kemudian dana ini dapat juga dicari sesuai dengan tujuan bank. misalnya bank
ingin melakukan perluasan usaha atau mengganti berbagai sarana dan prasarana yang lama
dengan yang baru. keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga
yang relatif besar daripada dengan meminjam dari lembaga lain. Kerugiannya adalah waktu
yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah besar membutuhkan waktu yang
relatif lebih lama. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari
bank itu sendiri, terdiri dari :
1) Setoran modal pemilik saham, dalam hal ini pemilik saham dapat menyetor dana
tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan dari perusahaan.
2) Cadangan-cadangan bank, merupakan cadangan laba tahun lalu yang tidak dibagi
kepada pemegang saham. Cadangan ini sengaja disimpan untuk mengantisipasi laba
tahun yang akan datang.
8
3) Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagi pada
tahun yang bersangkutan,sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.
9
4) Surat berharga pasar uang (SBPU), pihak perbankan menerbitkan pasar uang
kemudian diperjualbelikan kepada yang berminat, baik perusahaan keuangan
maupun non keuangan.
Sebagai lembaga pemberi jasa keuangan, maka bank memberikan berbagai fasilitas kepada
nasabah. Semua dana yang telah terkumpul disalurkan kembali kepada nasabah atau pihak yang
membutuhkan.
Faisal Afif ( 1996 : 151 ), mengatakan penyaluran dana bank adalah suatu proses pengelolaan
dana-dana yang terhimpun dari masyarakat. Yang pada dasarnya pengelolaan dana tersebut dilakukan
untuk kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Kasmir ( 2002 : 32 ), penyaluran dana merupakan kegiatan menjual dan yang
berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama lending.
Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber tersebut di atas, perlu dikelola secara
efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan, karena penempatan dana mempunyai beberapa tujuan yaitu : Untuk mencapai tingkat
profitabilitas yang cukup, dan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar
posisi likuiditas tetap aman. Untuk mencapai tujuan tersebut, penyaluran dana bank perlu diarahkan
sedemikian rupa sehingga pada saat diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat dipenuhi.
Menurut Dahlan Siamat (1993 : 125), penyaluran dana berdasarkan prioritas penggunaan
terdiri atas :
Cadangan primer (primary reserve), merupakan prioritas pertama dan yang paling utama
dalam penyaluran dana bank
Cadangan sekunder (secondary reserve), merupakan prioritas kedua dansebagai
pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer.
Penyaluran kredit, merupakan prioritas ketiga dalam penyaluran dana setelah mencukupi
cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder.
Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam penyaluran dana bank di mana
dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah penanaman dana
dalam bentuk kredit telah memenuhi kriteria atau target tertentu.
10
Sifat aktiva
Penyaluran dana berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank kedalam
bentuk-bentuk aktiva, yaitu :
o Penyaluran dana dalam aktiva produktif, aktiva produktif adalah semua aktiva dalam
rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit
yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan
modal.
o Penyaluran dana dalam aktiva tidak produktif, aktiva tidak produktif adalah
penyaluran dana kedalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen
dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas alat-alat likuid atau cash asset
serta aktiva tetap dan inventaris.
Berdasarkan uraian di atas penyaluran dana bank dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Liquid asset
Dana yang dimiliki oleh bank untuk membayar check, giro berbunga, tabungan dan deposito
berjangka milik nasabah yang ingin diuangkan kembali. Selain itu juga digunakan untuk menutup
kebutuhan operasional perusahaan.
Penyaluran dana bank dalam bentuk kredit
Menurut Moh. Tjoekam (1999 : 1), kata “kredit” berasal dari bahasa Latin yaitu credere yang
berarti percaya atau to believe atau to trust. Maksudnya pemberi kredit percaya kepada penerima
kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan
bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk
membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk
meyakinkan bank bahwa nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan
terlebih dulu bank mengadakan anlisis kredit.
Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan
yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan
sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif
kepada bank, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, tetapi malah diberikan oleh
bank. Kemudian jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya
tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor
salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab lainnya mungkin
disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya
kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan usaha yang dibiayai.
11
Penyaluran dana bank dalam bentuk surat berharga
Untuk penyaluran dana dalam bentuk surat-surat berharga dapat diuraikan sebagai berikut :
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan Treasury bill yang diterbitkan bank
indonesia. SBI dapat diartikan sebagai surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang
diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
hutangnya. Untuk saat ini, industri perbankan cenderung lebih menyukai untuk
mengalokasikan dananya kedalam SBI hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang
ditawarkan lebih menarik sehingga tidak ada satu bank pun yang tidak
mengalokasikan dananya kedalam SBI.
Purecase Agreement (Repos), merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank
umum, dengan jangka waktu satu hari hingga enam bulan. Dimana bank penerbit
berjanji akan membeli surat berharga tersebut pada tanggal yang ditentukan.
Disamping perusahaan bukan bank, para pembeli surat berharga ini kebanyakan
adalah bank umum.
Commercial papers, adalah surat pernyataan hutang yang dikeluarkan oleh lembaga
keuangan atau lembaga non keuangan, untuk menutup kebutuhan penyaluran dana.
12
peramalan berdasarkan pengalaman yang lalu.Pinjaman yang diberikan juga sukar untuk
dikontrol, seperti besarnya pinjaman serta jumlah peminjam yang sering bervariasi di luar
kekuasaan bank. Semuanya tergantung pada para calon nasabah, bank hanya bisa
mempengaruhi secara tidak langsung.Di samping dua jenis rekenin yang uncontrollable ini
masih ada yang lain, seperti : sejumlah cek yang akan diuangkan, besarnya cadangan
minimum serta perubahan (dalam jangka pendek) dari modal bank.
Kelompok kedua dari rekening dalam neraca bank adalah rekening-rekening yang dalam
hal-hal tertentu bak dapat menguasainya. Termasuk di dalamnya: sertifikat deposito serta
surat berharga jangka pendek. Sertifikat deposito dapat dikeluarkan oleh bank sesuai dengan
yang diinginkan, seperti halnya berapa besarnya surat berharga yang dipegang bank dapat
menentukan sesuai dengan yang diinginkan. Oleh karena itu kedua jenis rekening ini
termasuk ke dalam "controllable items". Kegiatan pengelolaan bank dalam jangka pendek
dapat dipahami dengan menggunakan pengelompokkan rekening ini. Setiap hari terjadi aliran
dana yang sukar terkontrol, seperti: tambahan/kenaikan deposito, pembayaran kembali kredit
yang diberikan, investasi dalam surat berharga yang jatuh tempo. Itu semua merupakan
sumber dana bank. Di samping aliran dana masuk in, terjadi pula aliran dana ke luar (yang
juga sukar dikontrol) seperti: pengambilan deposito oleh nasabah serta pemberian kredit baru.
Pengelolaan bank (dalam jangka pendek) terdiri dari pengaturan pos-pos/rekening yang bisa
dikontrol guna mengkompensasi adanya perbedaan antara aliran dana masuk dan aliran dana
ke luar dari pos-pos yang tidak bisa dikontrol. Contohnya apabila suatu ketika bank
mengalami kelebihan aliran dana ke luar (dibanding dengan aliran dana masuk) maka
tindakan kompensasi yang dapat diambil misalnya berupa penjualan surat berharga atau
mengeluarkan sertifikat deposito. Pemilihan dari alternatif tindakan inilah yang merupakan
masalah pokok dalam pengelolaan bank dalam jangka pendek. Setiap bank akan berbeda
tindakan yang dapat diambil tergantung dari keadaan yang dihadapi. Namun, ada prinsip-
prinsip tertentu yang dapat dipakai sebagai petunjuk di dalam mengambil keputusan memilih
alternatif tindakan tersebut.
Dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola bank dalam jangka pendek, yakni:
13
Suatu bank yang terlalu banyak cadangan di atas cadangan minimum akan hilang kesempatan
memperoleh bunga (seandainya kelebihan cadangan tersebut diinvestasikan). Sebaliknya, apabila
kekurangan, kemungkinan akan mengalami kesulitan likuiditas atau bahkan akan mendapatkan
denda dari bank sentral.
Dalam hal pelayanan kepada nasabah, bank harus dapat membayar pada nasabah yang
mengambil depositonya dan juga menyediakan kredit manakala nasabah tersebut layak untuk
diberi kredit. Strategi investasi meliputi penentuan jenis serta jumlah berbagai surat berharga yang
akan dibelinya. Komposisi portfolio itu biasanya berubah dalam jangka yang relatif lama, hanya
secara periodik sering terjadi perubahan kecil-kecilan.
14
(b) Minimum Biaya
Suatu bank yang menghendaki dana tambahan dapat memperolehnya melalui
beberapa cara, antara lain dengan meminjam dana antarbank, mengeluarkan
sertifikat deposito atau menjual surat berharga jangka pendek. Secara umum,
pemilihan cara (kombinasi beberapa cara) yang akan diambil tentu berdasarkan
pada prinsip biaya terendah (prinsip least cost). Artinya, bank akan selalu
berusaha mencari biaya minimum dalam memilih kombinasi portfolionya dengan
mengingat batasan-batasan tertentu (misalnya falsafah manajemen tertentu).
Yang perlu dilakukan adalah memperkirakan tentang tingginya tingkat bunga di
masa mendatang serta lamanya jangka waktu dana itu dibutuhkan. Kedua hal
tersebut perlu diperkirakan karena unsur ketidakpastian di masa dating.
(c) Faktor-faktor lain
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi pengelolaan bank diantaranya
kebutuhan nasabah, likuiditas bank, dan perubahan pasar. Setiap saat bank harus
selalu dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Suatu bank di kota besar di mana
nasabah bank kebanyakan perusahaan mungkin harus melakukan jual beli dana
pada pasar dana antarbank untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Karena unsur
ketidakpastian, bank biasanya menyediakan likuiditas yang berupa sertifikat
dana, dana antarbank atau kekayaan yang tidak dipergunakan (unused secondary
assets) untuk menghadapi timbulnya kejadian-kejadian yang tidak terduga. Dana-
dana cadangan inilah yang sering disebut dengan likuiditas bank.
Pengelolaan likuiditas suatu bank mencakup penentuan berapa besar alat-alat likuid yang
harus disediakan guna menghadapi penagihan daripada nasabah uang sewaktu-waktu
menagihnya. Masalahnya adalah bank selalu menghadapi dilema antara menghadapi dilema
antara likuiditas/dan keamanan di satu pihak, dan pendapatan/dan keuntungan di lain pihak.
Alasannya, makin tinggi likuiditasnya, makin rendah/kecil kemungkinan untuk memperoleh
pendapatan/keuntungan. Oleh karena itu perlulah dicari jalan pemecahannya, supaya keuntungan
bisa semaksimal tanpa mengorbankan likuiditas. Dalam hal ini ada dua pendekatan untuk
menanganinya, yakni yang disebut pengelola kekayaan (assets management) dan pengelolaan
utang (liability management).
a) Pengelolaan Kekayaan
Pengelolaan kekayaan merupakan usaha untuk melakukan alokasi dana untuk berbagai
alternatif investasi, seperti misalnya untuk kas, investasi dalam surat berharga, pemberian
pinjaman atau bentuk kekayaan yang lain. Pada prinsipnya usaha ini berupa alokasi dana yang ada
untuk memenuhi kebutuhan akan uang kas dan investasi yang mendatangkan keuntungan/bunga.
Masalahnya, adalah adanya konflik antara likuiditas dengan profitabilitas. Apabila bank ingin
15
mengejar keuntungan/pendapatan yang tinggi tentu penggunaan dana sebagian besar untuk
investasi atau dipinjamkan. Tetapi usaha ini akan membahayakan posisi likuiditasnya.
Sebaliknya, apabila dana banyak menumpuksebagai uang kas, dari segi likuiditas adalah aman,
tetapi profitabilitasnya kecil. Oleh karena itu perlu dicari kombinasi yang optimal. Usaha
mencapai sasaran optimal inilah yang menjadi titiksentral pengelolaan kekayaan.
b) Pengelolaan Utang
Berbeda dengan pengelolaan kekayaan teori ini tidak memandang bahwa sumber dana/utang
bank tidak dapat dikuasai/dipengaruhi. Justru sebaliknya menurut pandangan teori ini, atas dasar
target pertumbuhan kekayaan tertentu diusahakan sumber dana yang sesuai dengan target
tersebut. Jadi, sumber dana mudah/dapat diperoleh/dicari. Dengan demikian bank tidak perlu
mempunyai kekayaan jangka pendek yang keuntungannya juga kecil. Sebaiknya dialihkan ke
dalam bentuk kekayaan yang mendatangkan keuntungan lebih besar (yang biasanya jangka
waktunya juga lebih panjang). Teori pengelolaan utang ini baru muncul sekitar tahun
1960-an di Amerika Serikat, yakni dengan timbulnya sertifikat deposito yang dikeluarkan oleh
bank-bank umum untuk memperoleh sumber dananya. Di samping ini adanya euro dollar
menambah kemudahan bagi bank untuk mendapatkan tambahan dana. Euro dollar ini dapat
timbul apabila seorang penduduk Amerika Serikat atau orang asing di Amerika Serikat
memindahkan depositonya dari bank Amerika Serikat ke bank di negara lain dan masih
dinyatakan dengan dolar Amerika Serikat. Sehingga dengan demikian euro dollar dapat
merupakan sumber dana bagi suatu bank. Demikian juga adanya apa yang disebut dengan "federal
funds" di Amerika Serikat mempermudah suatu bank untuk memperoleh sumber dana. Federal
funds adalah kelebihan cadangan di atas minimum dari suatu bank yang kemudian dapat
dipinjamkan kepada bank lain yang cadangannya lebih rendah dari minimum yang ditentukan
oleh Federal Reserves Bank (Bank Sentral Amerika Serikat). Transaksi dana ini hanya di dalam
jangka pendek saja (biasanya satu hari). Oleh karena itu dengan adanya euro dollar dan federal
funds tersebut suatu bank umum tidak akan banyak menjumpai masalah dalam mencari sumber
dana.
Dengan makin berkembangnya teknik statistik/ekonometri serta komputer maka masalah
pengelolaan likuiditas bank dapat dipecahkan dengan bantuan teknik tersebut(salah satunya yang
disebut programasi linier).Seperti dijelaskan di atas, banyak faktor yang harus dipertimbangkan di
dalam pengaturan likuiditas bank. Tidak ada satu patokan yang dapat berlaku secara umum.
Penggunaan komputer dan teknik programasi linier (lincar programming) dapat membantu
penyelesaian masalah likuiditas. Programasi linier merupakan prosedur matematika yang
digunakan apabila kita ingin memaksimumkan sesuatu dengan kendala (constraint) tertentu.
Dalam kasus bank, yang ingin dimaksimumkan adalah keuntungan dengan kendala likuiditas dan
16
peraturan-peraturan (peraturan pemerintah misalnya) tertentu. Masalah ini dapat diselesaikan
dengan teknik programasi linier dengan cara mengubah tujuan maksimum keuntungan dan
kendala tersebut di atas dalam bentuk persamaan matematika. Dengan bantuan komputer sistem
persamaan ini dapat diselesaikan. Hasilnya berupa angka-angka yang dapat memberi gambaran
berapa banyaknya dana yang harus dialokasikan untuk pinjaman dan pembelian surat-surat
berharga. Dengan demikian pimpinan bank mempunyai petunjuk angka-angka dalam
mengalokasikan dana bank. Namun demikian teknik programasi linier ini bukanlah merupakan
pengganti untuk pengelolaan likuiditas, tetapi hanyalah alat pembantu untuk ikut
memecahkannya.
Bank umum merupakan lembaga keuangan yang sangal penting peranannya di dalam proses
penciptaan kredit yang pada gilirannya besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi.
Bank umum akan memenuhi misi semacam ini, apabila mendapat kepercayaan dari masyarakat
lentang solvabilitas dan likuiditas baik bagi bank umum secara individual maupun keseluruhan
(sistem perbankan secara keseluruhan). Dengan kata lain, menjamin keselamatan bank dari sistem
perbankan secara keseluruhan.
Namun demikian, keselamatan bukanlah satu-satunya tujuan yang dikehendaki oleh
pengaturan bank umum. Sama pentingnya adalah tujuan efisiensi. Artinya, sistem perbankan
haruslah bekerja secara efisien, yakni dapat memberi jasa tertentu dengan biaya serendah
mungkin serta menyalurkan dana usaha/kegiatan yang seproduktif mungkin. Untuk mencapai
sasaran ini pengaturan bank haruslah dapat menciptakan suasana dalam mana bank-bank umum
penuh kreatif dan secara dinamis, dapat menyesuaikan dengan perubahan situasi perekonomian.
Kadangkala pencapaian tujuan yang satu mengorbankan tujuan yang lain. Pengaturan yang
mengarah pada keselamatan bank, sering mengurangi efisiensinya. Mereka yang menganggap
efisiensi lebih penting, memandang sugala pengaturan sistem perbankan akan mengurangi
efisiensi, karena ter- batasnya/berkurangnya persaingan antarbank-umum itu sendiri.
Beberapa bentuk pengaturan bank-bank umum meliputi, seperti misalnya pengaturan tentang
pendirian bank, pembentukan cabang, peng- gabungan (merger), parigawasan kekayaan, utang
serta penentuan tingkal bunga. Kesemuanya ini ditujukan untuk keselamatan (baik bagi pimpinan
dan pemilik bank, maupun para langganan) serta efisiensi Di samping ini, karena bank umum
perlu mengejar keuntungan, maka perlu diusaha- kan jangan sampai jumlah uang yang beredar
diten kan alas dasar motil mencari keuntungan.
17
CASE METHOD
1.Latar Belakang
Kegiatan wawancara ini merupakan tugas mata kuliah Ekonomi Moneter yang bertujuan
untuk mengetahui peran BRIlink di wilayah Kota Kupang.
Tujuan kami melakukan kegiatan wawancara kepada jasa BRIlink yaitu untuk mengetahui bagaimana
peran BRIlink diwilayah tersebut.
2.Kegiatan wawancara
3.Hasil Wawancara
Iya,sejauh ini banyak masyarakat yang menggunakan jasa agen BRIlink ,terutama mahasiswa
baik perempuan maupun laki-laki karena disekitar sini banyak terdapat kost dimana banyak
ditempati mahasiswa,mungkin karena cepat dalam bertransaksi dan tidak perlu untuk antri
seperti di Bank.
2.Saat melayani nasabah yang ingin melakukan transaksi apakah ada kendala yang dihadapi?
18
Kendala yang dihadapi jasa BRIlink yang sering bahkan tiap hari terjadi,misalnya kendala
jaingan eror itu dari BRIlink tidak bias melakukan transaksi ada juga pas saat listrik padam
dan betrei mesin edc pas habis juga tidak bisa melakukan transaksi tapi itu jarang terjadi.
Promosi biasa kami tidak lakukan,kami hanya pasang baner saja didepan pinggir jalan
4. Bagaimana anda memastikan bahwa nasabah anda puas dengan pelayanan yang di terima
di masyarakat?
Kepuasaan dari masyarakat ssaat pelayanan itu mungkin dilihat dari proses transaksinya yang
cepat tanpa ada kendala selain itu juga mungkin kebesihan tempat dan sopan santun yang
paling penting sehingga nasabah yang dating bisa merasa nyaman dengan pelayanan yang
diterima
5. Selama ini masyarakat lebih banyak menggunakan BRILink untuk bertransaksi apa?
Sejauh ini seimbang soalnya masyarakat yang dating menggunakan jasa agen BRIlink
kebanyakan transfer dan penarikan tunai
4.Dokumentasi
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bank Umum Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah masalah
kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk kegiatan usahanya.
Pentingya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber-sumber dana yang
tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan seperti bank.
Menurut Kasmir ( 2002 : 61 ), sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana
dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan
yang dengan kegiatan sehari-harinya adalah bergerak di bidang keuangan, sumber-sumber keuangan
juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penyalur dana, bank
harus terlebih dahulu menghimpun dana sehingga dari selisih tersebutlah bank memperoleh
keuntungan.
Bank umum merupakan lembaga keuangan yang sangal penting peranannya di dalam proses
penciptaan kredit yang pada gilirannya besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi. Bank
umum akan memenuhi misi semacam ini, apabila mendapat kepercayaan dari masyarakat lentang
solvabilitas dan likuiditas baik bagi bank umum secara individual maupun keseluruhan (sistem
perbankan secara keseluruhan). Dengan kata lain, menjamin keselamatan bank dari sistem perbankan
secara keseluruhan.
20
3.2 SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun bahasa yang
kami sajikan,oleh karena itu mohon diberikan saranya agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi,dan semoga makalah ini bias bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita dalam
memahami “Bank Umum”
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/pages/Bank-Umum.aspx
21