Suku yang masih mempertahankan bentuk bangunan arsitektur interior rumah adat serta
bijaksana menerapkan kearifan lokal dalam kehidupan sosial adalah :
KAMPUNG BENA
Kampung Bena adalah sebuah kampung megalitikum yang terletak di desa Tiworiwu,
Kec. Jerebu’u, Kab. Ngada, Flores,NTT.
Lingkungan & Masyarakat Flores
Bentuk arsitektur vernakular merupakan artefak budaya yang lahir dari citra, ekspresi &
pengetahuan dasar dari masyarakat adat setempat.
Ketersedian material kayu yg digunakan utk membangun arsitektur interior rumah adat
mudah didapatkan pada sekitar lingkungan kampung Bena.
Rumah adat
Sa’o Saka Pu’u
Sa’o Saka Pu’u berkedudukan sebagai rumah induk atau pusat dari rumah adat lainnya.
Sa’o Saka Pu’u berada pada posisi tertinggi dan menjadi pemimpin dari rumah-rumah adat lainnya.
Sa’o Saka Pu’u merupakan perlambangan dari leluhur kaum wanita dan terdapat sebuah simbol anaie pada bubungan atap
yg memiliki karakteristik menyerupai sebuah arsitektur rumah adat Bena.
Anaie merupakan simbol dari perempuan yang di buat dari kayu Oja dan alang-alang yang berukuran 25x25 cm.
Anaie adalah bentuk dari ruang inti atau one. Dimensi ruang inti atau one pada Sa’o
Saka Pu’u berukuran lebih besar dari jenis arsitektur rumah adat Bena lainnya.
Rumah adat
Sa’o Saka Lobo
Sa’o Saka Lobo adalah rumah adat yang mewakili leluhur kaum pria.
Kedudukan dari Sa’o Saka Lobo berada diposisi kedua setelah Sa’o Saka Pu’u.
Simbol pada bubungan atap memiliki karakteristik menyerupai sebuah boneka kayu yg
sedang memegang parang adat pada tangan kanannya &tombak adat pada tangan kirinya.
Simbol ini disebut : Ata / yg memiliki arti manusia. Dimensi ruang inti atau one pada Sa’o
Saka Lobo berukuran lebih kecil dari yang dimiliki Sa’o Saka Pu’u.
Fungsi :
tempat tinggal keluarga
ruang sakral dimana roh
para leluhur tinggal &
menjaga para anak cucunya
didalam rumahtersebut.
Lanjutan....
Pemanfaatan material kayu Oja pada dinding
ruang inti One konstruksi atap
Syarat selama ritual menenun, menyisir & segala kegiatan yang berkaitan dengan benang dihentikan
karena masyarakat percaya akan mendatangkan kesialan .
Hal lain memasang tungku api ke rumah adat selesai dibangun tujuannya agar alang-alang bisa awet
sampai 40 tahun.
KONSTRUKSI
KELOMPOK 2
Erni Paremadjangga 1609010001
Praiselia D. A. Tafui 1609010007
Theresia O. Bara 1609010009
Gregorius R. M. Kuru 1609010011
Christina D. De Jesus 1609010019
Kefin E. Tahun 1609010027
Natasha Imanuelle 1609010029
Monycha Bumbungan 1609010033
Satria Ndolu 160901003
Agatha S. Ua 1609010043
Anjelina L. Bouk 1609010045
Ezequiel Nunes 1609010051
Brito Araujo 1609010053
SISTEM LINGKUNGAN, TATA RUANG
DAN ARSITEKTUR
• Sistem lingkungan dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan hidup dan sosial
• Sedangkan tata ruang dan arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya
• Arsitektur nusantara merupakan sebagian hasil karya leluhur yang menjadi
warisan budaya yang punya makna dan pola pikir yang tanggap terhadap
alam dan kondisi sekitar
Karakteristik umum arsitektur rumah tradisional Sumba
Kelompok 3
Yuliana Citra Ie Debora Weki
Elise Ballo Jemris Sabneno
Maria Tulasi Oktaviano Dekrismar
Maria Overa Lafredo J. D. Niron
Delfina G. Alves Novie H. Manongga
1. Sistem Lingkungan, Tata Ruang Dan Arsitektur Di Wilayah
Alor
• Kabupaten Alor sebagai salah satu dari 16 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara
Timur adalah wilayah kepulauan dengan 15 pulau yaitu 9 pulau yang telah dihuni dan 6 pulau
lainnya belum atau tidak berpenghuni.
• Dalam upaya penataan ruang wilayahnya, Kabupaten Alor masih menggunakan Rencana
Umum Tata Ruang Alor tahun 1991 yang telah dibuat Peraturan Daerah
a. Rumah Adat Lakatuil
Rumah panggung dengan dinding babmbu dan beratapkan rumput ilalang berbentuk kerucut
Bagian atas terdapat ukiran naga yang sedang memmbuka mulut ke arah timur
Ciri khas : tangga yang menghubungkan tanah dengan rumah panggung juga berukiran naga
Naga sendiri dianggap sebagai penunjuk jalan kepada nenek moyang masyarakat Bampalola
khususnya raja tanah (Fo’aifen) yang dahulu tinggal dan menetap di dalam gua untuk keluar ke
alam bebas dan melanjutkan hidup mereka di sana.
Cont….
Masyarakat menyakini bahwa yang dilakukan rumah adat ini bisa mendatangkan
kesejahteraan bagi masyarakat desa karena mereka percaya nenek moyang mereka berasal
dari tanah atau timbul secara ghaib dari dalam tanah. Ia disebut dengan nama Raja Tanah
(foaifen).
Rumah ini pertama kali dibangun oleh raja tanah hidup pada abad ke-13 sebagai tempat
perlindungan diri dari jewan buas serta untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Rumah ini kembali dikerjakan masyarakat secara gotong royong,dan setelah rumah ini
dibangun kemabli musim kelaparan yang melanda desa Bampalola hilang, tanaman dan hasil
hutan masyarakat kembali subur dan dapat diolah menjadi makanan. Kehidupan masyarakat
desa Bampalola mulai membaik. Setelah kejadian tersebut maka rumah Lakatuil di jadikan
rumah adat di desa Bampalola.
b. Falakhabana
Rumah tinggal masyarakat Suku Abui yang merupakan penghuni asli dari kampong
Takpala
Damayanti, 2018
Cont….
Konsep ruang secara vertika pada bangunan Falakhabana terdiri atas
• Suwo, yang merupakan bagian kaki bangunan.
• Liktaha, berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan rapat dan menerima tamu.
• Falabomi, merupakan ruang diatas liktaha sebagai tempat memasak dan beristirahat.
• Akui fok, merupakan ruang penyimpanan cadangan makanan.
• Akui kiding, merupakan ruang penyimpanan benda-benda pusaka
Cont…
Damayanti, 2018
2. Sistem Lingkungan, Tata Ruang Dan Arsitektur Di Wilayah Timor
Ume kbubu yang ada di Desa Kaenbaun terdiri dari empat jenis yaitu ume kbubu dapur
keluarga, ume kbubu anak laki-laki pertama, ume kbubu orang tua dan ume kbubu induk
suku. Ume kbubu-ume kbubu ini merupakan rumah yang berbentuk bulat dengan atap
berbentuk kerucut. Seluruh material ume kbubu menggunakan material alami yang didapat
dari lingkungan sekitar Desa Kaenbaun. Dima, 2013
1. Ume kbubu dapur keluarga
Berdasarkan fungsinya, ume kbubu ini digunakan sebagai dapur keluarga dan juga sebagai
tempat tidur keluarga. Ume kbubu ini digunakan juga sebagai tempat untuk mengawetkan
jagung. Ume kbubu ini tidak memiliki orientasi khusus dan kebanyakan berorientasi kearah
rumah modern agar mempermudah akses ketika melakukan aktifitas
Konsep ruang dan potongan ume kbubu dapur keluarga (Dima, 2013).
2. Ume kbubu anak laki-laki pertama
Ume kbubu ini biasanya digunakan sebagai dapur keluarga dan tempat tidur. Selain kedua
fungsi tersebut, ume kbubu ini juga merupakan tempat melakukan upacara adat karena anak
laki-laki dianggap sebagai penghubung dengan para leluhur (Purbadi,2010)
Elemen-elemen pada ume kbubu orang tua (Dima, Konsep ruang dan potongan ume kbubu orang tua
(Dima, 2013).
2013).
4. Ume kbubu induk suku
Ume kbubu ini merupakan ume kbubu tempat berkumpul semua anggota setiap suku untuk
melakukan upacara adat. Ume kbubu ini memiliki tiga jenis ruang pada ume kbubu suku yaitu
ruang dalam, ruang luar dan ruang transisi. Pada ruang dalam ume kbubu suku, hanya terdapat
satu ruangan tanpa sekat. Walaupun hanya terdapat satu ruang saja tetapi terdapat teritori ruang
yang dapat dirasakan dari aktifitas yang terjadi di dalam ume kbubu
Arsitektur Tradisional Suku Atoni Di Kampung Tamkesi
Kampung Tamkesi merupakan komunitas kecil pada sebagian kecil wilayah desa Tokbesi.
Kelompok kecil masyarakat ini bertempat tinggal pada daerah pegunungan atau daerah
pedalaman pada masa lalu dikenal sebagai wilayah kerajaan Biboki
Dalam tatanan budaya masyarakat yang mendiami kampung adat Tamkesi dikenal adanya
beberapa ume (rumah adat dan hunian) yang menjadi tempat dilaksanaknnya kegiatan adat
dan beristirahat. Secara fungsional ume ataupun jenis rumah lainnya (lopo, sonaf, ume
kbubu, dan ume kbat) dalam kehidupan orang adat Tamkesi antara lain memiliki fungsi
sosial ekonomi, sosial budaya dan religius
1. Sona Mnasi
Sonaf mnasi merupakan tempat kediaman kaiser/raja Usboko
yang dianggap suci dan sakral
• 2. Ume Kbubu Rumah bulat (karena bentuknya bulat) yang sering
disebut rumah ibu. didirikan oleh seluruh anggota suku,
karena berstatus rumah suku/rumah keturunan
Ume kbubu simbol feminim (feto/wanita) karena hasil panen
diolah oleh kaum perempuan di dalamnya,
dan biasanya dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan upacara-upacara kelahiran, dan perkawinan
Rumah kecil tanpa jendela dan pintu kecil
3. Lopo
Lopo adalah sebuah tempat tinggal juga bagi kaum laki-laki, yakni simbol maskulin, berbentuk
bulat, bertiang (kolom) empat dan mengandung fungsi lain sebagai tempat pertemua, tempat
upacara suku dan tempat menyimpan hasil pertanian yang merupakan hasil pekerjaan lakilaki.
Meskipun lopo merupakan bangunan semi terbuka, kesan volume ruang terasa kuat karena
adanya unsur linear vertikal yang dibentuk oleh kolom dan bidang naungan berupa atap.
4. Kbat/kanafi
• Kbat/kanaf artinya nama marga. Jadi ume kbat/kanaf maksudnya, rumah suku atau marga
yang dibangun sebagai tanda ikatan dan kesatuan seluruh anggota suku atau marga. Bentuk
ume kbat/kanaf berbeda dengan ume yang lainnya. Ume kbat/kanaf berbentuk persegi dan
memiliki 2 bukaan (pintu depan dan belakang)
Sistem Lingkungan di Pulau Timor
• Kawasan CA Mutis merupakan pusat keanekaragaman hayati, di Pulau Timor sehingga
merupakan potensi jasa lingkungan sebagai penyimpan karbon atau menciptakan iklim
mikro. Dan potensi jasa lingkungan yang sangat pentimg yang disediakan oleh kawasan CA
Mutis untuk masyarakat luas, yakni jasa lingkungan sumberdaya air di mana ada lima
kelompok pemanfaatan jasa lingkungan air komersil dari kawasan CA Mutis.
SISTEM LINGKUNGAN, TATA RUANG DAN ARSITEKTUR DI ROTE
DAN LEMBATA
KELOMPOK 4
MELLY CH. OUTANG 1609010003
FRESENSI D. MEZE 1609010005
DESWANDY W. S. BERRY 1609010013
IMANUEL J. BORITHNABAN 1609010015
MARIA MAGDALENA KEWA 1609010017
YOLANDA H.L. KABOSU 1609010021
MARIA S. APONG 1609010023
LEO AGUNG M. NINO 1609010025
ORIZA S. NINGSIH 1609010031
DIANA R. A. AWA 1609010038
GRACELA UTAMI ARA 1609010039
ANJELIKA MASNENO 1609010041
JUAN B.A. ALLE 1609010047
LEMBATA
Sistem Lingkungan
• Kabupaten Lembata merupakan satu kabupaten baru yang terbentuk sejak tahun 2000.
Kabupaten ini, seluruh wilayah daratannya dikelilingi perairan laut, karena kabupaten ini
merupakan satu pulau tersendiri yaitu Pulau Lembata (Lomblen/Kawula).
• Secara administratif pemerintahan Kabupaten Lembata terdiri dari 8 (delapan)
kecamatan dengan 5 (lima) kelurahan dan 113 desa.
Tabel 4.1. Data Luas wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Diperinci Menurut Kecamatan
Se-Kabupaten Lembata Tahun 2003.
Topografi
psu .
Kondisi Potensi Sumberdaya Perikanan :