DISUSUN OLEH :
NPM : 202145570006
KELAS : S1B
TAHUN : 2021
1
BIODATA MAHASISWA
A. Biodata Pribadi
5. Agama : Islam
8. Kewarganegaraan : WNI
9. No Hp : 085781237524
Alasan saya memilih jurusan arsitektur karena saya menyukai pelajaran matematika dan
saya juga hobi menggambar. Akhirnya saya memilih jurusan yang bisa menyalurkan hobi dan
pelajaran yg saya suka.
2
Arsitektur Toraja
3
Tana Toraja adalah sebutan oleh orang-orang Toraja sendiri untuk wilayahnya yang
terletak di Sulawesi Selatan. Di Tana Toraja terdapat dua pusat berupa kota kembar, yang satu
Makale berfungsi sebagai pusat administrasi di selatan, dan Rantepao 18 km di uta ranya, lebih
berfungsi sebagai pusat pelayanan dan jasa.
2. Tongkonan
Rumah adat Toraja disebut Tongkonan (tongkon=duduk). Tongkonan harus menghadap
ke utara, karena menurut ajaran Alluk Todolo kepala rumah harus berimpit dengan kepala langit
(Ulunna langi’) sebagai sumber kehidupan. Bangunan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Ulu Banua (atap rumah) simbolisasi dari dunia atas,
2. Kalle Banua (badan rumah) simbolisasi dari dunia tengah, dan
3. Sulluk Banua (kaki/kolong rumah) simbolisasi dunia bawah.
3. Jenis Tongkonan
Meski bentuk arsitekturnya sama, ada tiga jenis
Tongkonan engan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
1. Tongkonan Layuk, tempat membuat dan menyebarkan
peraturan-peraturan adat bagi masyarakat. Jadi, merupakan
pusat kekuasaan adat;
2. Tongkonan Pekaindoran/Pekamberan, tempat
melaksanakan peraturan an perintah adat;
3. Tongkonan Batu A’riri, tempat pembinaan keluarga
serumpun dengan pendiri tongkonan.
Pada Tongkonan Layuk tidak akan dibiarkan mengalami
kerusakan terutama keaslian atap susun bamboo yang tidak
boleh digantikan bahan lain. Selain itu, Tongkonan Layuk dan
4
Pekaindoran harus memakai tiang utama atau A’riri Posi’ sebagai lambing peranan dan fungsi
adatnya dan harus memakai tengkorak kepala dan tanduk kerbau asli perlambang kekuasaan,
serta patung kepala ayam jantan lambang peranan kemasyarakatan.
4. Pola Pemukiman
Tempo dahulu perkampungan suku
Toraja didirikan di tempat ketinggian yang
datar dan berjauhan karena seringnya
perang antar-suku. Oleh karena itu,
konsep pemukimannya menganut pola
pertahanan, yaitu: harus dekat dengan
tempat kerjanya (sawah atau kebun), dekat
sumber air (sungai), dan dikelilingi rumpun
bamboo sebagai benteng perkampungan.
Perkampungan suku Toraja
mengikuti pola berbanjar dua. Halaman
yang memanjang di antara deretan
tongkonan dan alang disebut uluba’bah.
Uluba’bah sebagai pusat kesatuan lingkungan. Di halaman ini dilaksanakan segala aktivitas
keluarga serumpun yang menyangkut upacara adat.
Dalam pola pemukiman Toraja terdiri atas tongkonan (rumah) dan alang (lumbung ) yang
dibangun berhadapan dan dianggap sebagai pasangan suami istri. Deretan tongkonan dan
alang memanjang dari barat ke timur menghadap ke halaman. Tongkonan dan alang dalam
sebuah desa adat Toraja, tidak dibangun dalam sekali waktu, namun bertahap dan s atu dengan
yang lainya berbeda waktu pembangunan cukup lama. Rumah tertua berada di ujung arah
matahari tenggelam atau barat, dan berturut-turut ke arah mata hari terbit yang lebih baru dar i
sebelumnya. Sebuah tongkonan dapat saja berpasangan
dengan beberapa alang, tergantung pada luasnya areal
persawahan milik rumpun keluarga tersebut.
Bila dereten tongkonan dipandang sebagai unsur
pertama dalam kompleks rumah adat Toraja, deretan
lumbung atau alang sebagai unsur ke dua, halaman di
antara kedua deretan sebagai unsur ke tiga, maka unsur
ke empat adalah kuburan. Kuburan berada di belakang
dari deretan tongkonan, berupa tebing.
5
5. Susunan Ruang
Ruang dalam tongkonan terdiri atas 3 bagian. Ruang di bagian depan (utara) disebut
tangdo’, berfungsi sebagai ruang istirahat dan tempat tidur bagi tamu keluarga, sedang fungsi
religiusnya sebagai tempat untuk melaksanakan upacara pengucapan syukur. Ruang tengah
disebut sali’, lebih luas dan agak rendah dari ruang lainnya, berfungsi sebagai dap ur, tempat
makan dan musyawarah keluarga. Bila ada orang mati yang sedang dalam proses pelaksanaan
upacara pemakamanya maka biasanya ditempatkan di ruang ini. Sedang ruang belakang
(selatan) atau yang disebut dengan sumbung, dipergunakan untuk tidur oleh anggota keluarga.
6. Alang (Lumbung)
Bangunan tempat menyimpan padi disebut Alang, berhadap -hadapan dengan
tongkonan mengapit halaman Ulu’babah. Alang menjadi simbol status sosial ekonomi
pemiliknya. Semakin banyak Alang yang dimiliki suatu keluarga maka semakin tinggi status
sosialnya. Alang juga terbagi tiga bagian yaitu ullu (kepala), kalle (badan), dan suluk (kaki).
6
Bangunan Alang ditopang oleh 4,6,8, sampai 12 tiang bulat dari kayu banga atau batang
lontara’. Jumlah tiang ini juga berhubungan dengan tingkatan sosial si pemilik. Alang untuk
kasta Tana’ Karurung hanya boleh memakai 4 tiang. Alang bertiang 12 diperuntukan bagi
golongan Puang. Bagian atas Alang berupa ruang tertutup dipakai sebagai lumbung padi.
Dindingnya dari papan-papan yang berukiran dan memiliki sebuah pintu kecil di dinding depan
untuk memasukkan dan mengeluarkan padi. Bagian kaki dimanfaatkan untuk bersantai dan
menerima tamu, dengan membuat lantai papan setinggi 60 -75 cm dari tanah.
7
Kesimpulan
8
Daftar Pustaka