Abstrak
Salah satu dari kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Tana Toraja mempunyai
beragam kebudayaan juga destinasi wisata yang menarik. Kearifan lokal tersebut
turun temurun berasal dari leluhur mereka. Rumah ada tongkonan yang merupakan
rumah khas dari Toraja menjadi salah satu objek yang sering dikunjungi oleh
masyarakat. Selain sebagai tempat tinggal, bangunan ini memiliki banyak makna bagi
masyarakat Toraja. Tongkonan difungsikan sebagai tempat dilaksanakannya upacara
kematian, pesta, syukuran, pernikahan, musyawarah atau berkumpulnya anggota
keluarga.
Abstract
One of the regencies in South Sulawesi Province, Tana Toraja has a variety of cultures
as well as interesting tourist destinations. The local wisdom has been passed down
from generation to generation from their ancestors. The house there is a tongkonan
which is a typical house from Toraja which is one of the objects that are often visited
by the public. Apart from being a place to live, this building has many meanings for the
Toraja people. Tongkonan functioned as a place to carry out funeral ceremonies,
parties, thanksgiving, weddings, deliberations or gatherings of family members.
Pendahuluan
Dalam menjalankan kehidupannya, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok, yakni
sandang, pangan, dan papan. Sandang merujuk pada pakaian atau penutup badan.
Pangan berarti makanan dan papan yang mengarah pada tempat tinggal. Manusia
yang yang sudah tidak nomaden membutuhkan rumah, sebagai tempat berlindung dari
panas, hujan atau ancaman lain.
Kabupaten Tana Toraja adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Ibu kota dari kabupaten ini ada di kecamatan Makale. Tana Toraja
memiliki luas wilayah 2.054,30 km² dan pada tahun 2021 memiliki penduduk
sebanyak 270.489 jiwa dengan kepadatan 132 jiwa/km².
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup
yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip
dengan budaya suku Batak Toba dan Nias yang ada di provinsi Sumatra Utara.
Daerah ini merupakan salah satu objek wisata unggulan di provinsi Sulawesi Selatan.
Masyarakat Toraja memiliki rumah adat yang dikenal dengan nama Tongkonan yang
difungsikan sebagai tempat tinggal, kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan
sosial dan budaya masyarakat setempat. Tongkonan bersifat komunal yakni dimiliki
secara turun temurun oleh suatu keluarga.
Sekarang, rumah Tongkonnan tidak lagi menjadi rumah tempat tinggal karena setiap
keluarga membangun rumah dengan arsitektur modern pada umumnya. Pengaruh
ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan masyarakat Toraja tidak lagi mendirikan
Tongkonnan seperti bentuk asli tetapi mengalami perubahan seiring berkembangnya
teknologi. Tulisan ini akan membahas makna rumah adat Tongkonnan bagi
masyarakat Toraja dan perubahan dari makna tersebut.
Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Metode pengumpulan data yakni dengan observasi dan wawancara serta beberapa
referensi dari dokumen-dokumen jurnal mengenai rumah adat Tongkonan.
Pembahasan
A. Konsep Tongkonan
1. Pengertian Tongkonan
Tongkonan secara asal kata, berasal dari bahasa Toraja, "tongkon" yang artinya
duduk. Tongkonan merupakan tempat duduk dalam hal ini tempat duduk bersama-
sama anggota keluarga atau satu keturunan. Rumah Tongkonan memiliki ciri khas
dengan konstruksi atap dari bambu yang berbentuk perahu serta berbagai ukuran-
ukiran dan simbol-simbol lain dalam tubuhnya.
St. hadidjah Sultan, Karina Masya Sari Tahun 2014 beranggapan bahwa
Tongkonnan bukan hanya dijadikan untuk hunian saja tetapi memiliki fungsi dan
makna tersendiri bagi masyarakat Toraja. Tongkonan dijadikan sebagai tempat
untuk melaksanakan upacara-upacara adat, musyawarah, acara keluarga/Sistem
keluarga, sistem kemasyarakatan, pusat pembinaan dan sebagainya. Dalam ajaran
Aluk Todolo, kearifan lokal masyarakat Toraja, Tongkonnan memiliki makna dalam
setiap proses kehidupan masyarakat Toraja.
2. Jenis-jenis Tongkonan
Berdasarkan fungsi dan peran adatnya, Tongkonan dibagi menjadi tiga jenis, yakni:
a. Tongkonan Layuk (Pesio' Aluk)
Tongkonan Layuk (Pesio' Aluk) digunakan sebagai pusat kekuasaan adat,
bermusyawarah dan tempat penyusunan aluk sola pemali (aturan dan larangan).
Tongkonan Layuk (Pasio' Aluk) ditinggali oleh kepala adat.
b. Tongkonan kaparengngesan (pekaindoran/pekanberan)
Tongkonan kaparengngesan (pekaindoran/pekanberan) digunakan sebagai tempat
melaksanakan pemerintahan adat seusai dengan aturan dari Tongkonan layuk. Di
tempat ini jug merupakan tempat pengadilan terhadap seseorang yang melanggar
aturan dan pantangan.
c.. Tongkonan Parapuan
Tongkonan Parapuan berfungsi sebagai tempat menunjang, mengatur, serta
membina persatuan keluarga dan warisan.
Pada zaman sekarang juga teknologi membuat rumah Tongkonan jarang lagi
dijadikan sebagai rumah hunian, hal ini sebabkan karena masyarakat Toraja juga
membangun rumah lain layaknya rumah umumnya dari beton yang terletak di
bagian barat Tongkonan.
3. Faktor Pemerintahan Baru
Dahulu segala aktivitas diatur oleh Tongkonan layuk, pemerintahan dikendalikan
oleh pemilik Tongkonan tersebut. Tetapi sekarang pemerintahan tidak lagi
dikuasai oleh pemerintah adat, melainkan di tangan pemerintah resmi. Kegiatan
Musyawarah atau duduk bersama yang awalnya dilaksanakan di rumah
Tongkonan sekarang dialihkan di balai desa atau kantor-kantor.
Kesimpulan
Rumah Tongkonan adalah rumah adat bagi suku Toraja di Sulawesi Selatan
dengan ciri khas atap yang berbentuk seperti perahu terbalik dengan kedua ujung
Limas yang runcing. Rumah ini dulunya dijadikan sebagai tempat berlangsungnya
aktivitas suatu keluarga dan penanda status sosial. Bagian-bagian rumah adat
Tongkonan memiliki Simbologi tertentu yang berkaitan dengan alam dan
kepercayaan masyarakat setempat mengenai aluk todolo. Karena pengaruh
perkembangan zaman terjadi beberapa perubahan makna dari tongkonan.
Daftar Pustaka
"Kabupaten Tana Toraja Dalam Angka 2020". BPS Kabupaten Tana Toraja.
Diakses tanggal 12 Juni 2020
Kobong, Th., 2008, Injil dan Tongkonan. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Pakan, Marcelina Sanda Lebang., 2018, Rumah adat Tongkonan Orang Toraja,
Kabupaten TanaToraja Propinsi Sulawesi Selatan
Pakan, L., 1961, Kebudayaan Orang Toraja, Badan Lembaga dan Kebudayaan,
Makassar.