Anda di halaman 1dari 12

Filosofi

Tata Letak dan


Orientasi
Tongkonan dan Alang
Kata Tongkonan berasal dalam bahasa Toraja
"tongkon" yang berarti duduk. Tongkonan memang
merupakan tempat bagi para keluarga duduk, bertemu,
dan bermusyawarah untuk membahas masalah-masalah
penting misalnya tentang upacara adat. Ada beberapa
jenis Tongkonan berdasar peran pemiliknya di
masyarakat, yaitu
a) Tongkonan Layuk, Tongkonan Pekandoran dan
Tongkonan Batu A´riri. Bentuknya sama, perbedaan
terletak pada tiang-tiangnya. Pada Tongkonan Layuk
dan Pekandoran ada tiang tengah, disebut a´riri. Tiang
ini memiliki hiasan kepala kerbau dan ayam.
Tongkonan Layuk (maha tinggi/agung) merupakan
bangunan pusat pemerintahan dan kekuasaan, yang
mengatur Tana Toraja sejak dahulu kala;
b) b) Tongkonan Pekandoran (Tongkonan Kaprengesan)
didirikan oleh Penguasa Daerah untuk mengatur
Pemerintahan Adat, berdasarkan aturan dari
Tongkonan Aluk;
c) Tongkonan Batu A´riri berfungsi sebagai ikatan dalam
membina persatuan dan warisan keluarga. Umumnya
tongkonan berbentuk persegi panjang, dengan
perbandingan 2:1.
Di hadapan Tongkonan, dibangun berbanjar dari timur ke barat lumbunglumbung padi
atau dalam bahasa Toraja di sebut Alang. Bentuk dasar lumbung atau alang mirip dengan
bentuk Tongkonan, hanya memiliki ukuran lebih kecil. Jumlah alang menandakan
kesejahteraan/ kekayaan seseorang. Bagian bawah atau kolong Alang dapat digunakan sebagai
tempat untuk menerima tamu. Letaknya delapan depa atau sekitar 15 m dari hadapan rumah
Tongkonan.
Kabupaten Toraja Utara
Toraja Utara merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Toraja
Utara dengan ibu kota Rantepao, secara astronomis terletak antara 20-30 Lintang Selatan dan
1190-1200 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten
Luwu dan provinsi Sulawesi Barat ; 13 Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja ;
Sebelah timur berbatasan dengan kota Palopo dan kabupaten Luwu ; Sebelah barat berbatasan
provinsi Sulawesi Barat.
Luas wilayah kabupaten Toraja Utara 1.151,47km2. Secara administrasi
pemerintahan kabupaten Toraja Utara terdiri atas : 21 kecamatan yaitu :
kecamatan Sopai, Kesu’, Sanggalangi, Buntao’, Rantebua, Nanggala, Tondon,
Tallanglipu, Rantepao, Tikala, Sesean, Balusu, Sa’dan, Bangkelekila’, Sesean,
Sesean Suloara’, Kapalapitu, Dende Piongan Napo, Awan Rante Karua,
Rindingallo, Buntu Pepasan, dan Baruppu. Ke-21 kecamatan tersebut terbagi
atas : 111 lembang/desa dan 40 kelurahan. Berdasarkan topografinya,
kabupaten Toraja Utara terletak pada dataran tinggi (500-2.500 m dpl) dengan
topografi berbukit-bukit sampai bergunung-gunung. Toraja Utara tidak
memiliki laut.

Secara tradisional kabupaten Toraja Utara terbagi atas 12 wilayah adat,


yaitu : wilayah adat Kesu’, Buntao’, Rantebua’, Tondon, Nanggala, Balusu,
Sa’dan, Tikala, Pangalla’, Dende’, Piongan, dan Madandan. Walaupun secara
umum adat istiadat dan tradisi pada masing-masing wilayah adat tersebut sama
karena berasal dari sumber peradaban yang sama yaitu peradaban suku Toraja,
tetapi pada masing-masing wilayah adat menunjukkan perbedaan dalam
praktek adat istiadat dan tradisinya.
Anatomi
• 1. Banua Pandoko Dena
Rumah bentuk burung pipit yang masih sangat sederhana, merupakan rumah
yang terdapat di pohon, terbuat dari ranting kayu yang diletakkan di atas
dahan dengan dinding dan atap yang terbuat dari rumput berbentuk bundar
seperti sarang burung pipit. Rumah ini berfungsi sebagai perlindungan dari
cuaca panas/hujan dan gangguan hewan buas.
• 2. Banua Lentong A’pa
Rumah ini menggunakan 4 tiang dengan atap dan dinding yang masih
menggunakan dedaunan. Saat ini Banua Lentong A’pa dimanfaatkan sebagai
pondok kecil untuk kandang ternak.
• 3. Banua Tamben
Banua Tamben merupakan rumah yang terbuat dari kayu dengan bentuk atap
yang menyerupai perahu pada kedua ujungnya dan menjulang ke atas.
• 4. Banua Toto atau Banua Sanda ‘Ariri
Bentuk rumah Banua Toto adalah persegi panjang dengan tiang yang jumlahnya
lebih banyak dan teratur, bertingkat dua, dan dihiasi dengan ukiran.
Ornamen

Ornamen tanduk kerbau di depan


tongkonan melambangkan kemampuan
ekonomi sang pemilik rumah saat upacara
penguburan anggota keluarganya. Setiap
upacara adat di Toraja seperti pemakaman akan
mengorbankan kerbau dalam jumlah yang
banyak. Tanduk kerbau kemudian dipasang
pada tongkonan milik keluarga bersangkutan.
Semakin banyak tanduk yang terpasang di
depan tongkonan maka semakin tinggi pula
status sosial keluarga pemilik rumah
tongkonan tersebut.

Ornamen rumah tongkonan berupa tanduk


kerbau serta empat warna dasar yaitu: hitam,
merah, kuning, dan putih yang mewakili
kepercayaan asli Toraja (Aluk To Dolo). Tiap
warna yang digunakan melambangkan hal-hal
yang berbeda. Warna hitam melambangkan
kematian dan kegelapan. Kuning adalah simbol
anugerah dan kekuasaan ilahi. Merah adalah
warna darah yang melambangkan kehidupan
manusia. Dan, putih adalah warna daging dan
tulang yang artinya suci.
Struktur dan Material

Penelitian tektonika menfokuskan pada aspek pemaduan bahan-


bahan konstruksi dan struktur, join/sambungan unsur-unsur
keindahan konstruksi (estetis-artistik) hingga menghasilkan sistem
struktur yang kokoh (teknis-teknologis). Tektonika pada tongkonan
mempunyai, kemampuan mengadaptasi sistem struktur dan
konstruksi bangunan menjadi bentuk dasar estetika merupakan hal
yang spesifik. Tongkonan pada setiap detailnya memiliki fungsi dan
makna masingmasing. Keindahannya dapat dilihat mulai dari atas,
badan hingga kaki bangunan. Termasuk ragam hias yang memiliki
makna simbolik pemiliknya. Pengkajian dengan menggunakan
keahlian dan keterampilan tektonika berupa ‘merangkai dan
menyambung’ dimulai dari cara yang paling sederhana digunakan Dulu rumah adat
pendekatan teoritis yang dikemukakan oleh Semper yang tersebut hanya dimiliki
menegaskan klasifikasi bangunan (arsitektur) dengan 2 (dua) oleh kepala suku atau
prosedur yang mendasari proses perakitannya, yakni (pertama) raja bersama kerabatnya.
tektonika yang merupakan rangka ringan yang terdiri dari Rumah adat Tongkonan
komponen linier membentuk matrik spasial atau dapat dikatakan juga dapat tahan hingga
sebagai pengembangan konstruksi dan struktur yang digunakan ratusan tahun. Rahasia
untuk membentuk ruang; dan (ke-dua) tahapan stereotomik yang dibalik kokohnya rumah
berupa bagian dasar dimana massa dan volume ruang terbentuk dari adat tersebut adalah
elemen-elemen berat berupa pengolahan sistim sambungan pada bahan. Di mana bahan
konstruksi dan struktur sehingga akan meningkatkan ekspresi pada dasarnya kayu pilihan
bangunan dengan menghadirkan nilai seni. Pengkajian tektonika atau kayu aru atau kayu
tongkonan dilakukan dengan menggunakan hasil pengkajian besi yang umurnya dapat
terhadap struktur dan konstruksi tongkonan terhadap ketiga dibilang puluhan tahun
pembagian (sallu banua, kalle banua dan rakkeang banua).
Hasil Diskusi
Pertanyaan :
1. ( Norman Mansyur) Pada bangunan rumah adat tongkonan biasanya terdapat banyak ukiran. Sebutkan
dan jelaskan makna dari jenis ukiran- ukiran yang terdapat pada rumah adat tongkonan tersebut !

2. ( Syamsir Aman Baharsin ) Rumah adat tongkonan diwariskan secara turun temurun, apakah semua
keturunan akan tinggal dalam satu rumah atau akan membangun rumah yang baru ?

3. ( Arfandi Dahlan) Pada Rumah adat tongkonan biasanya terdapat banyak tanduk kerbau yang tersusun
pada bagian depan rumah adat tongkonan. Apa makna dari tanduk kerbau yang tersusun tersebut ?

Jawaban :
1. Jenis jenis ukiran yang ada di rumah adat toraja

• Pa'Tedong Makna dari ukiran ini adalah sebagai lambing kesejahteraan dan
kemakmuran bagi masyarakat Toraja dan keluarga. Ukiran ini sring dijumpai pada
dinding kantor pemerintahan.

• Pa’Barre Allo Makna dari ukiran ini adalah percaya bahwa sumber kehidupan dan
segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari Puang Matua (Tuhan yang Maha
Esa), ataupun sebagai ilmu pengetahuan dan kearifan yang menerangi layakanya
matahari.

• Pa'Manuk Londong Makna dari ukiran ini adalah sebagai lambang keperkasaan dan
kearifan laki-laki/ pemimpin, serta aturan atau norma hukum (adat) dimana seorang
pemimpin ini bersifat tegas dan bijaksana.

• Pa'Sussu‘ Makna dari ukiran ini adalah melambangkan bentuk kesatuan mayarakat
yang demokratis dan kebijakan untuk penentuan dasar-dasar kebijakan dalam suku
Toraja
Jawaban :
1. Jenis jenis ukiran yang ada di rumah adat toraja

• Pa'TedongMakna dari ukiran ini adalah sebagai lambing kesejahteraan dan


kemakmuran bagi masyarakat Toraja dan keluarga. Ukiran ini sring dijumpai pada
dinding kantor pemerintahan.

• Pa’Barre AlloMakna dari ukiran ini adalah percaya bahwa sumber kehidupan dan
segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari Puang Matua (Tuhan yang Maha
Esa), ataupun sebagai ilmu pengetahuan dan kearifan yang menerangi layakanya
matahari.

• Pa'Manuk LondongMakna dari ukiran ini adalah sebagai lambang keperkasaan dan
kearifan laki-laki/ pemimpin, serta aturan atau norma hukum (adat) dimana seorang
pemimpin ini bersifat tegas dan bijaksana.

• Pa'Sussu'Makna dari ukiran ini adalah melambangkan bentuk kesatuan mayarakat


yang demokratis dan kebijakan untuk penentuan dasar-dasar kebijakan dalam suku
Toraja
2. Maksud dari turun temurun yaitu bentuk bangunannya terjaga dan tidak berubah ubah atau
bentuk dan material yang sekarang ini sama dengan bentuk dan material bangunan adat tongkonan
yang terdahulu. Dan budayanya selalu di lestarikan secara turun temurun.

3. Ornamen tanduk kerbau yang tersusun di tiang bagian depan rumah adat tongkonan merupakan
simbol kemampuan ekonomi pemilik rumah adat tongkonan. Ketika salah satu keluarga meninggal
dunia maka akan diadakan acara besar yang namanya acara rambu solo. Dalam acara tersebut salah
satunya adalah pemotongan kerbau yang berjumlah banyak dan nantinya tanduk dari kerbau kerbau
tersebut akan disusun di tiang penyanggah atap depan rumah adat tongkonan

Anda mungkin juga menyukai