Anda di halaman 1dari 29

ARSITEKTUR

TORAJA
dimana TORAJA ?
Bentuk dasar Arsitektur

Dipengaruhi falsafah dasar yang disebut : Allur A’Pa’ Oto’na (Empat


Falsafah Dasar) :
1. Hidup
2. Kehidupan Manusia
3. Kemuliaan Dewa / Tuhan
4. Adat / Kebudayaan

Tatanan Rumah adat dipengaruhi oleh kepercayaan mereka (Alluk


Todolo)
Menggunakan orientasi magis, yaitu :
Arah Utara : arah sakral, tempat dewa
Arah Selatan : Arah jelek, tempat setan / roh jahat
Orientasi bangunan selalu ke arah Utara - Selatan
 Di dalam tapak terdapat 2 bangunan : Lumbung dan Rumah
Tinggal (Tongkonan)
 Bagian depan rumah (Tongkonan) menghadap ke arah utara
dan bagian belakang menghadap ke selatan.
 Lumbung padi berada di utara Tongkonan, dengan maksud
agar kehidupan mereka selalu diliputi kebahagiaan dan
dilimpahi rejeki.
 Lumbung dan Tongkonan merupakan satu kesatuan
 Antara bangunan yang satu dan yang lainnya tidak berpagar.
Hal ini melambangkan kebebasan dan sikap terbuka pada
alam.
 Tidak adanya pagar memudahkan pengembangan bangunan ke
arah samping.
 Tatanan di Toraja menggambarkan hunian dalam kebun.
Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang kayunya dapat
digunakan untuk bahan bangunan.

.
Tatanan permukiman adat suku Toraja
 Rumah Tinggal (Tongkonan) dan Lumbung saling berhadapan
mengelilingi halaman bersama.
 Fungsi halaman bersama : ruang sirkulasi, bermain, upacara
adat.
 Sistem kekeluargaannya : bilateral, yaitu cara menghitung
keluarga dari pihak ibu maupun ayah. Sehingga tongkonan
merupakan milik bersama keturunan langsung anak laki-laki
atau perempuan
 Tongkonan bukan clan house (Rumah tinggal yang dihuni
bersama banyak keluarga seperti di Batak dan Minang).
Tongkonan adalah Kindred House (1 rumah dihuni oleh 1
keluarga keturunan langsung saja).
 Tongkonan selalu dibangun pada sisi selatan menghadap ke
arah utara. Tongkonan dibangun berpasangan dengan
lumbung (Alang). Hal ini melambangkan kehidupan yang
berpasangan dan melambangkan kemakmuran /
kesejahteraan.
4 Tahap Perkembangan Tongkonan
Tahap 1 : Banua Pandoko Dena’. Merupakan rumah tahap pertama
dengan bentuk agak membundar
Tahap 2 : Banua Lentong Apa’. Pada tahap ini bangunan sudah
mempunyai 4 tiang di sudut-sudutnya, walau belum begitu besar.
Tahap 3 : Banua Tamben. Mulai menyusun kayu-kayu secara berseling
pada sisi-sisinya.
Tahap 4 : Banua Tolo’ atau Sanda Ariri’
Jenis Tongkonan
Tongkonan milik orang banyak dan bukan pewaris sesuatu
fungsi adat, disebut Tongkonan Ma’dandan.
Tongkonan pemegang sesuatu fungsi adat, terdiri atas :

1. Tongkonan Layuk, yakni milik penguasa adat tertinggi dalam


suatu wilayah.
2. Tongkonan Kasalie, yakni milik anggota adat tertinggi
dibawah penguasa tertinggi.
3. Tongkonan To Bara’ yakni milik ketua adat di suatu desa
4. Tongkonan To Parange yakni tongkonan dewan adat suatu
desa.
Elemen pelengkap Tongkonan
 A’riri posi’. A’riri = tiang; posi’ = tengah, pusat. Merupakan
tiang yang tidak berfungsi sebagai konstruksi (non
struktural), terbuat dari kayu nangka, terletak di kolong
rumah bagian tengah. Tiang ini berukir. Arti tiang ini
menunjukkan hubungan antara rumah dengan bumi. Posi’
mempunyai konotasi titik pusat. A’riri posi’ yang berada di
bawah mempunyai tiang lanjutan yang ada di atasnya,
disebut petuo, membentuk garis vertikal. Ini merupakan
simbol sumbu dunia.
 Tidak semua tongkonan mempunyai a’riri posi’
 Tulak Somba. Merupakan tiang penyangga atap
bagian depan dan belakang bangunan yang
disebut tonga. Tulak = dukung; Somba = memuja,
menghormati, mempertahankan. Dalam hal ini,
mempertahankan kestabilan atap.
 Tidak semua tongkonan mempunyai tulak somba.
Hanya tongkonan yang berstatus tinggi yang
diijinkan menggunakan tulak somba.
 Selain sebagai pendukung atap, tulak somba
mempunyai arti simbolik yaitu : bangsawan
sebagai penghuni rumah,
 Pada tulak somba biasanya digantungkan tanduk
kerbau yang pernah disembelih. Ini menunjukkan
status sosial ekonomi.
 Kabongo’ dan Katik. Merupakan patung dengan ikon kepala
kerbau, umumnya dipasang pada bagian depan Tongkonan.
Kabongo’ merupakan simbol status, orang terpandang,
bangsawan atau pemangku adat. Ada juga yang
menempatkan Kabongo’ pada Tulak Somba. Katik adalah
patung yang secara simbolik menggambarkan burung atau
ayam berleher panjang. Katik selalu ditempatkan di atas
kabongo’ Katik menandakan bahwa aturan toraja
diberlakukan pada bangunan tersebut.
Sistem Struktur Bangunan
 Struktur Bangunan Tongkonan mempertunjukkan
kepala, badan dan kaki.
 Kaki kolom bertumpu pada pondasi umpak
 Tiang Penyangga (A’riri) menggunakan sistem
tusuk menusuk dati bahan kayu nangka.
 Bagian kepala sangat menonjol dan tidak imbang
dengan ruang yang tercipta di bawahnya.
Lumbung (Alang)
 Terletak di sisi utara
 Sebagai ruang simpan bahan makanan
 Bentuk kepala, badan dan kaki jelas
 Bagian badan, tidak berdinding, digunakan
sebagai tempat ngobrol.
TUGAS
Buat poster arsitektur vernakular atau tradisional
salah satu suku di Indonesia

Muatan :
Gambar bangunan/rumah/permukiman
Gambar struktur konstruksi
Penjelasan singkat berupa makna atau simbolis yang
terkandung dalam arsitektur tersebut

Kertas Ukuran A3
Print warna
Kumpulkan pada saat UAS

Anda mungkin juga menyukai