Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI MAKNA TERSIRAT RUMAH ADAT SUKU TORAJA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Seni


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, MA
-------
Oleh:
Faiqoh Roshwah Salsabila (180406031)
ISAI-A4
Tahun Ajaran 2019/2020

PENDAHULUAN
Papan menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Kata-kata ini dipahami sebagai tempat
tinggal atau rumah.1 Sejak manusia tidak lagi hidup nomaden (berpindah dari tempat satu ke tempat
lain), mereka membuat tempat untuk berlindung, yaitu rumah. Bentuk rumah-rumah saat itu pun masih
kental dengan adat kebiasaan pencipta desain arsitektur rumah adat tersebut beserta lingkungannya.
Seperti halnya rumah adat joglo di Situbondo yang kental dengan budaya nenek moyang di masa lalu.
Sinkretisme agama dan kepeercaan kejawen memberikan pengaruh terhadap bentuk dan tata ruang
rumah adat Joglo.

Tercatat pada tahun 2018, rumah adat joglo di Jawa Tengah menjadi rumah adat yang populer
dengan 42 persen banyaknya di Indonesia.2 Padahal bukan hanya Rumah Adat Joglo yang menarik.
Masih ada Rumah Adat Kebaya, Limas, Tongkonan, Baduy, dan sebagainya. Salah satu yang menarik
di sini adalah Rumah Adat Tongkonan. Sebanyak empat persen dari masyarakat Indonesia
menggunakan desain rumah ini. Angka ini dianggap wajar karena penduduk terbanyak di Indonesia
berada di Pulau Jawa. Namun, seharusnya hal ini tidak menjadikan kita lupa terhadap produk budaya
yang dimiliki Indonesia. Hal ini menjadikan penulis khususnya dan pembaca untuk mengetahui apa itu
Rumah Adat Tongkonan. Mulai dari desain arsitekturnya (physically) hingga makna-makna tersirat
yang ada di sana.

OBJEK PENULISAN

Berdasarkan penelitian arkeologis, nenek moyang orang Toraja berasal dari Yunan, Teluk
Tongkin, Cina. Pendatang dari China ini kemudian berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi
Selatan. Kata tana artinya negeri, sedangkan kata toraja berasal dua kata yaitu tau (orang) dan maraya

1
KBBI V
2
Sindonews
(orang besar atau bangsawan). Kemudian penggabungan kata-kata tersebut bermakna tempat
bermukimnya suku Toraja atau berikutnya dikenal sebagai Tana Toraja.

Banyak budaya yang menarik dari Suku Toraja, yang paling terkenal adalah upacara
kematiannya. Namun, bukan hanya upacaranya saja yang menarik, rumah adat Suku Toraja –bernama
Tongkonan –juga memiliki banyak sisi filosofis yang menarik untuk dipelajari.

Nama tongkonan berasal dari kata Tongkon yang berarti menduduki atau tempat duduk. Disebut
seperti itu karena pada awalnya rumah adat ini dijadikan sebagai tempat berdiskusi para bangsawan
Tana Toraja. Rumah adat ini terbuat dari kayu uru. Atap rumah Tongkonan yang terbuat dari bambu
kemudian dibentuk seperti perahu.

GAMBAR DAN DESKRIPSI

1. Warna
Tongkonan memiliki empat dasar warna yang
masing-masing sarat akan makna. Warna merah berarti darah,
melambangkan kehidupan manusia. Warna kuning berarti
anugerah dan kekuasaan dari Sang Ilahi. Putih berarti warna
daging serta tulang yang berarti suci. Sedangkan warna hitam
berarti kematian dan kegelapan.

2. Motif
a. Pa' Barre Allo
Barre berarti terbit/bulat. Allo berarti matahari.
Pa' Barre Allo berarti ukiran yang menerupai bulatan
matahari. Jenis ukiran ini banyak ditemukan pada
bagian depan dan belakang rumah di papan bagian
atas berbentuk segitiga.
Makna: kepercayaan bahwa sumber kehidupan dari
segala sesuatu yang ada di dunia berasal dari Puang
Matua (Tuhan Yang Maha Esa), dan pemilik
tongkonan memiliki kedudukan tertinggi dan mulia.
b. Pa' Manuk Londong
Manuk artinya ayam. Londong berarti
jantan. Pa' manuk londong artinya ukiran
berupa ayam jantan. Biasanya terletak di depan
dan belakang Rumah Tongkonan dan
diletakkan di atas ukiran Pa' Barre Allo.
Makna: Lambang kepemimpinan yang arif dan
bijaksana, dapat dipercaya karena kepintaran,
pemahaman, dan intuisinya serta selalu berkata
jujur.

c. Pa' tedong
Tedong berarti kerbau. Ukiran ini biasa diletakkan
di papan besar yang paling atas pada dinding-dinding
penyangga badan rumah. Suku Toraja sangat
mengagungkan kerbau, sehingga hewan ini dijadikan
ukuran standar kekayaan seseorang.
Makna: Lambang kesejahteraan dan kekayaan dan
kebangsawanan bagi masyarakat toraja.

d. Pa' Doti Langi


Doti berarti ilmu hitam, saleko (kerbau
belang), baik (cantik). Sedangkan Langi' berarti
langit. Berupa palang yang berjajar dan di
tengahnya ada gambaran bintang yang bersinar.
Makna: Lambang kepintaran atau prestasi yang
tinggi, kearifan dan ketenangan. Dapat juga
berarti wanita bangsawan.

e. Pa' Kapu' Baka


Kapu' berarti ikat dan baka berarti bakul.
Kapu' baka berarti pengikat bakul (baka)
tempat menyimpan harta kekayaan rumah. Pa'
kapu' baka merupakan ukiran yang menyerupai
simpul-simpul pengikat itu.
Makna: Lambang kekayaan dan
kebangsawanan. Simpul rahasia
melambangkan pemilik rumah memiliki pola
kepemimpinan dan sukar ditiru orang lain serta
pandai memelihara rahasia keluarga.

3. Ornamen
Ornamen tanduk kerbau di depan Tongkonan
melambangkan kemampuan ekonomi sang pemilik
rumah saat upacara pengumburan anggota keluarganya.
Setiap upacara adat di Toraja seperti pemakaman akan
mengorbankan kerbau dalam jumlah yang banyak.
Tanduk kerbau kemudian dipasang pada tongkonan
milik keluarga bersangkutan. Semakin banyak tanduk
yang terpasang di depan Tongkonan maka semakin
tinggi pula status sosial keluarga pemilik rumah
tongkonan tersebut.
4. Gaya
Rumah Tongkonan menjadi salah satu cara Suku Toraja mengingat leluhur mereka.
Atap dari rumah ini terbuat dari bambu dengan ciri khas yang unik. Tepatnya bentuknya
menyerupai perahu dan menjadi pengingat bahwa leluhur masyarakat Toraja sendiri
menggunakan perahu agar bisa sampai di Sulawesi.
Semua rumah tongkonan
yang berdiri berjejer mengarah ke
utara. Arah tersebut dan ujung atap
yang runcing ke atas melambangkan
leluhur mereka yang berasal dari
utara. Mereka percaya bahwa ketika
nanti meninggal, akan berkumpul
bersama arwah leluhurnya di utara.

MAKNA

Latar belakang arsitektur rumah tradisional Toraja menyangkut falsafah kehidupan yang
merupakan landasan dari perkembangan kebudayaan Toraja. Rumah tradisional atau rumah adat yang
disebut Tongkonan harus menghadap ke utara, letak pintu di bagian depan rumah, dengan keyakinan
bumi dan langit merupakan satu kesatuan dan bumi dibagi dalam 4 penjuru, yaitu :

1. Bagian utara disebut ulunna langi, yang paling mulia


2. Bagian timur disebut mataallo, tempat metahari terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau
kehidupan
3. Bagian barat disebut matampu, tempat matahari terbenam, lawan dari kebahagiaan atau
kehidupan, yaitu kesusahan atau kematian
4. Bagian selatan disebut pollo’na langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala
sesuatu yang tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

(2007, Agustus 31). Retrieved from nasional.kompas.com:


https://nasional.kompas.com/read/2013/03/04/13333259/tongkonan.rumah.adat.toraja.ya
ng.mengagumkan

(2016). Retrieved Maret 29, 2020, from KBBI: https://kbbi.kemdikbud.go.id/


(2018, Maret 23). Retrieved Maret 29, 2020, from nasional.sindonews.com:
https://nasional.sindonews.com/read/1291791/15/10-rumah-adat-terpopuler-di-indonesia-
1521706315

Sultan, S. H., & Mayasari, K. (2014, Juli 1). Teknologi dan Konstruksi Rumah Tradisional Toraja
(Tongkonan). Masalah Bangunan, 40-45. Retrieved from
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_593717999548
.pdf

Anda mungkin juga menyukai