Anda di halaman 1dari 17

ADAT & BUDAYA SUKU TORAJA

LETAK SUKU TORAJA

ASAL USUL SUKU TORAJA


Nenek moyang dari Indo Cina
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis

Sidendereng dan dari luwu.


Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini
dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti Orang
yang berdiam di negeri atas atau pegunungan,
orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya
adalah orang yang berdiam di sebelah barat.
Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya
(besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lamakelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan
kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman
suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.

Tingkatan sosial suku Toraja


Tana bulaan (kasta bangsawan tinggi)
Tana Bassi (Kasta bangsawan menengah)
Tana Karurung (Kasta Rakyat Merdeka)
Tana Kua Kua (Kasta Hamba Sahaya)

ALUK TADODO
Aluk Todolo adalah agama leluhur nenek

moyang suku Toraja yang hingga saat ini


masih dipraktekkan oleh sejumlah besar
masyarakat Toraja. Bahkan pada tahun
1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh
negara dan resmi diterima ke dalam sekte
Hindu-Bali. Aluk Todolo adalah kepercayaan
animisme tua, dalam perkembangannya
Aluk Todolo banyak dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran hidup Konfusius dan agama
Hindu. Oleh karena itu, Aluk Todolo
merupakan suatu kepercayaan yang
bersifat politeisme yang dinamistik.

PENGANUT ALOK TADODO

TONGKONAN

TONGKONAN
Sulluk adalah kolong rumah;
Inan adalah ruangan yang terletak diatas kolong rumah yang

dikelilingi dinding sebagai badan rumah, inan ini sendiri


terbagi kedalam: tangdo yang berfungsi sebagai kamar depan
sebagai tempat sesembahan kepada leluhur; Sali adalah bilik
tengah yang fungsinya terbagi dua, pada bagian timur tangdo
difungsikan sebagai padukkuang Api (dapur) dan tangdo
bagian barat sebagai tempat inan Pa Bulan (orang meninggal)
Sumbung adalah ruang bagian belakang yang berfungsi
sebagai kamar tidur orang yang menempati tongkonan
tersebut.
Rattian adalah loteng rumah yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan pusaka dan benda-benda berharga lainnya.
Papa adalah adalah pelindung berupa atap yang terbuat dari
bambu yang mempunya bentuk khas perahu.

KELAS SOSIAL TONGKONAN


1. Tongkonan Layuk.

Tongkonan ini dibangun untuk orang berkuasa dan sebagai


pusat pemerintahan. Ciri-ciri tongkonan ini adalah ukiran
seperti hewan dan tumbuhan di dinding rumah. Selain itu
ada pula hiasan kepala kerbau dan deretan tanduk kerbau.
Kepala dan tanduk kerbau adalah penanda kemakmuran
serta hidup berkelimpahan.
2. Tongkonan Pekamberan.
Ini tongkonan bagi keluarga yang dipandang hebat dalam
adat. Ciri tongkonan ini sama dengan tongkonan layuk.
3. Tongkonan Batu.
Jenis ketiga ini adalah rumah bagi keluarga biasa.
Tongkonan ini disebut banua oleh masyarakat setempat.
Selain minim ukiran, banua juga tidak punya hiasan
sehingga lebih mirip pondok bambu.

RAMBU TUKA

RAMBU SOLO

UKIRAN TORAJA
PaBarre Allo
Ne Lingbongan
Pa Ulu Karua

OBJEK WISATA TORAJA


Pallawa

OBJEK WISATA TORAJA


Londa

OBJEK WISATA TORAJA


Ke'te Kesu

OBJEK WISATA TORAJA


Batu Tumonga

OBJEK WISATA TORAJA


Lemo

Anda mungkin juga menyukai