Anda di halaman 1dari 4

NAMA : YUSTUS

NIRM : 1020186235
KELAS : D/PAK

TUGAS : AKT bagian I


Soal !
1. Apa arti kata Tongkonan. Apa makna mendalam/ filosofis dari karya dasar itu.
2. Bagaimana kedudukan Tongkonan dalam kedudukan tradisional Toraja
3. Jelaskan ketiga bentuk bangunan Tongkonan ini
a. Banua patang lanta’
b. Banua tallung lanta’
c. Banua duang lanta’
4. sebutkan dan jelaskan tingkatan-tingkatan Tongkonan.
5. Sebutkan nama-nama Tongkonan, diaman kamu adalah warganya. Uraikan pula bentuk
kedudukan Tongkonan tersebut dalam masayrakatmu.

Jawaban!
1. Tongkonan berasal dari kata Tongkon, yang artinya duduk, yaitu mengandung arti
bahwa rumah Tongkonan itu di tempati untuk mendengarkan serta tempat duduk unutk
membicarakan dan menyelesaikan segala masalah yang penting dari Anggota
masayarakat dan keturunannya.
2. Kedudukan Tongkonan dalam tradisinal Toraja di anggap sebagai pusaka/warisan dan
hak milik turun temurun dari yang berketurunan dari manusia mula pertama mendirikan
atau membangun Tongkonan.
3. bentuk struktur
● Banua Patang Lanta'
Banua patang Lanta' masih terbagi dalam dua bagian banua patang lanta' di.
lalang tedong dan banua patang Lanta' di salembe' Banua Patang Lanta bermakna rumah
dengan empat ruang, yaitu Banua Di Lalang Tedong, Sali Tangga, Sumbung, dan Inan
Kabusung. Banua Di lalang Tedong memiliki “sali iring” yang digunakan sebagai ruang
dapur, ruang kerja, dan tempat menerima tamu.Sali Tangga terdiri dari ruang kerja, ruang
tidur keluarga, serta tempat peletakan jenazah yang akan melalui proses upacara adat.
Sementara itu, Sumbung memiliki fungsi khusus yaitu sebagai tempat tidur pemangku
adat. Terakhir, Inan Kabusung merupakan ruang khusus dan tertutup yang hanya dibuka
atau digunakan ketika ada upacara adat berlangsung.
● Banua Tallung Lanta'
Bangunan ini terdiri dari 3 (tiga) ruangan yang masing-masing memiliki fungsi berbeda,
yaitu:
- Sumbung, yaitu ruang tidur yang berisi bagian selatan.
- Sali, ruang tengah dari selatan yang lantainya lebih rendah 40cm sebagai tempat
pengabdi / hamba tidur, ruang dapur dan tempat makan, dan tempat meletakkan jenazah
jika ada yang diperlukan untuk keperluan pemakaman. Ruang ini lebih besar daripada
ruang lain karena fungsinya yang bermacam-macam tadi.
- Tangdo, ruang bagian utara sebagai ruang terdepan dengan ketinggian lantai sama
dengan lantai tinggi ruang Sumbung, ruang ini digunakan sebagai tempat istirahat yang
punya rumah. Selain itu, ruang ini juga difungsikan sebagai tempat melaksanakan
upacara pengucapan syukur di atas rumah, dan tempat tidur tamu-tamu keluarga.
Membahas Banua Tallung Lanta 'mewakili rumah adat yang memiliki peran adat
Tongkonan Kaperengngesan (Pekaindoran / Pekambaran), yaitu sebagai Pemerintahan
Adat Toraja. Meskipun demikian, ada juga Banua Tallung Lanta 'yang tidak memiliki
peran adat yang disebut Tongkonan Batu A'riri milik bangsawan sebagai rumah pertalian
keluarga hanya. Kedua jenis Tongkonan tersebut di atas dapat dibedakan dengan
memperhatikan simbol-simbol yang ada. Misalnya di Rumah Adat yang terdapat simbol
Kabongo (bentuk kepala kerbau yang dipasang di bagian depan Tongkonan), Katik
(bentuk kepala ayam, terletak di atas Kabongo dan A'riri Posi '(merupakan tiang
bangunan). -simbol tersebut. Perbedaan ini juga tersedia pada jenis ukiran yang
digunakan pada Tongkonan.
● Banua duang lanta'
Banua Duang Lanta memiliki makna rumah dengan dua ruang. Ruang pertama disebut
dengan istilah sumbung dan digunakan sebagai ruang untuk tidur para penghuni rumah.
Sedangkan ruang kedua dinamai ruang sali dan difungsikan untuk ruang kerja, dapur,
atau tempat peletakan jenazah sementara.
4. Jenis-jenis dan tingkatan Tongkonan
● Tongkonan Layuk
Tongkonan Layuk atau Tongkonan Pesio’ Aluk memiliki makna Tongkonan yang Maha
Tinggi atau Agung. Hal ini dikarenakan fungsi utamanya yaitu sebagai tempat untuk
menciptakan atau merancang aturan-aturan sosial serta keagamaan. Oleh karena itu,
rumah Tongkonan jenis ini merupakan pusat perintah dan kekuasaan yang mengatur
seluruh masyarakat Tana Toraja zaman dahulu.
● Tongkonan Pekaindoran
Tongkonan Pekaindoran juga dikenal dengan nama lainnya seperti Tongkonan
Pekamberan atau Tongkonan Kaparengngesan. Tempat ini biasanya disesuaikan dengan
aturan dari Tongkonan Pesio’ Aluk.
● Tongkonan Batu A’riri
Jenis Tongkonan yang terakhir yaitu Tongkonan Batu A’riri yang memiliki fungsi
sebagai Tongkonan Penunjang.
Dengan kata lain, Tongkonan ini memiliki peran untuk membina persatuan keluarga
serta membina warisan keluarga tersebut.

TUGAS II : SILSILAH KELUARGA dan KEDUDUKAn LAKIPADADA dalam


Masyarakat Toraja
LAKIPADADA lahir dari pasangan suami istri Puang Sanda Boro (Bapak) dan
Puang Bu’tui Pattung. Lakipadada memiliki Moyang Timboro Langi’. Adapun Saudara-
saudara LAKIPADADA antara lain:
a. Puang Palandongan (di Marintang)
b. Puang Rombe Londong (di Tabang)
c. Puan Mate Malolo (Meninngal saat Masih Gadis)
d. Puang Dibiduk
Selain memilik saudara, Lakipadada juga memiliki Istri yang bernama Putri Sombari Gowa
(To Mannurungi). Dan dikarunia 3 orang Anak yaitu:
a. Patta La Langerang
b. Patta La Bantan
c. Patta La Bungak
Kedudukan Lakipadada sebagai nenek Moyang bagi Masyarakat Toraja. Puang
sendiri bukanlah sebua nama, melainkan gelar tertinggi bagi para raja dan bangsawan yang
sangat dihormati.
Kisah Lakipadada dalam mencari Tangmate (Hidup Abadi) termasuk memiliki
banyak versi, akan tetapi secara umum dipercaya bahwa Lakipadada dalam mencari
kehidupan abadi (Tang mate) melalui suatu pengembaraan yang sangat jauh ke arah TImur.
Dalam perjalanan pengembaraannya, Lakipadada bertemu seekor Kerbau belang (Bonga) dan
Lakipadadapun meminta bantuan kepada kerbau tersebut agar sudi menolongnya menemukan
mustika Tang Mate. Singkat cerita, kerbau tersebut menyanggupinya dengan syarat bahwa
segala keturunan Lakipada tidak boleh memakan keturunan kebau belang tersebut.
Lakipadada meneruskan perjalanannya dengan diantarakan oleh kerbau tersebut hingga tiba
di tepi laut. Sialnya kerbau bukanlah hewan yang pandai berenang, oleh sebab itu kerbau
tersebut tidak dapat membantu lakipadada menyebrang. Oleh sebab itu Lakipadada yang tak
menyerah terpaksa meminta bantuan kepada buaya dengan syarat yang sama dengan kerbau,
dan lakipadada juga berjanji akan menerima syarat tersebut. Sialnya saat buaya hendak
membantu Lakipadada menyebrangi laut menuju sebuah Pulau yang di huni oleh seorang
yang sakti, buaya tersebut merasa lapar, oleh sebab itu, demi ingin membantu Lakipadada
menemukan mustika Tang Mate, maka kerbau tersebut rela jadi mangsa oleh kerbau.
Berdasarkan kisah tentang Lakipadada dalam mencari mustika Tang Mate, ada hal
yang patut dicontoh, yaitu kerja keras dan tak menyerah demi mencapai tujuan. Selain itu,
sifat Lakipadada juga menunjukkan bahwa memang manusia itu terbatas adanya, tidak
keabadian yang ada di dunia selain Pencipta keabadian itu sendiri.

TUGAS III : MAKNA ALANG


Alang atau lumbung merupakan suatu bangunan yang selalu berdiri mendampingi
sebuah Tongkonan. Rumah Tongkonan ibarat Ibu, dan Alang adalah Bapaknya. Alang
fungsinnya merupakan tempat menyimpan Padi bagi masyarakat Toraja. Alang disebut
sebagai bapak sebab perannya yang sangat sentral dalam sebuah keluarga, bapak adalah
Tulang Punggung Keluarga. Sebaimana seorang ibu mernjaga dan merawat anak-anak,
demikianlah yang diharapakan dari sebuah Alang agar menjadi penopang dalam keluarga
atau Tongkonan. Oleh sebab itu, hampir semua Tongkonan yang ada di Toraja memiliki
Alang. Fungsi lain dari Alang adalah untuk menerima Tamu bangsawan yang mapir ke dalam
Tongkonan.

TUGAS IV : SILILAH KELUARGA dari Garis Keturunan BAPAK


YUSTUS (Keturunan 7) anak dari YUNUS (Ket 6)((Bapak)) dan SINCE (Ibu).
YUNUS lahir dari Pasangan ABNER (Ket. 5) dan RAHEL.
ABNER merupakan anak dari Pasangan BAWAN (Ket. 4) dan PAOLINA.
BAWAN Lahir dari Pasangan SOSE’ (Ket.3) dan DORKAS.
SOSE’ diperanakan oleh SALMON (Ket. 2) dan BALANDINA
SALMON merupakan anak dari Pasangan Suami Istri TAKUTIN dan LATI (Ket 1)

Anda mungkin juga menyukai