Rumah Adat Tongkonan merupakan salah satu rumah adat Indonesia khas budaya
suku Toraja, Sulawesi Selatan. Nama Tongkonan berasal dari kata “tongkon”
yang mempunyai arti ‘tempat duduk’ atau ‘menduduki’ Maksudnya duduk
bermusyawarah, mendengarkan perintah, atau menyelesaikan masalah-masalah
adat yang terjadi di masyarakat.Hal ini disebabkan karena rumah tongkonan
sendiri pada awalnya merupakan pusat budaya masyarakat toraja khususnya
tempat bagi para bangsawan toraja yang ingin duduk berdiskusi.
Aluk Todolok dapat diartikan sebgai sebuah keyakinan atau aturan tata kehidupan
yang sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Toraja yang di dalamnya
terdapat filosofi bahwa bangunan rumah adat harus memiliki makna terikat
dengan kehidupan suku toraja itu sendiri.Yang mana menjadikan Rumah Adat
Tongkonan menjadi simbol keluarga penguasa serta martabat dari masyarakat
Toraja.
Pada Rumah adat Tongkonan terdapat tata ruang rumah yang secara tradisional
dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu:
Sali Tangga terdiri dari tempat kerja, ruang tidur keluarga dan tempat
jenazah yang akan diupacarakan.
Rumah yang terdiri atas lima ruang, yaitu palata (ruang duduk dan tempat
saji-sajian), sali iring (dapur, tempat makan dan tempat tidur
adat), paluang (tempat bekerja dan meletakkan jenazah), anginan (ruang
tidur), dan sumbung kabusungan (ruang tempat menyimpan pusaka adat).
Berikut salah satu contoh ruangan bagian dalam rumah adat Tongkonan yang
terdapat dua buah kamar di bagian depan dan belakang dengan ruang tengah
diantara kamar tersebut.
Pada Sullu Banua, tiang kolom tongkonan berjumlah 7 buah berjajar pada bagian
lebar bangunan. Tiang kolom pada alang semuanya berjumlah 8 (2 x 4). Jarak
kolom rapat dan jumlah tiang cukup banyak, dimensinya lebih kecil dari alang.
Banyaknya tiang dikarenankan agar dapat memuat banyak warga yang hadir saat
kematian. Di Kete’ Kesu dari depan ke belakang pada umumnya tiang berjumlah
lima kecuali tongkonan tertua memeliki jumlah kolom 7. Tongkonan tertua juga
terdapat satu tiang di tengah dan lebih besar dari kayu nangka dan diberi ukiran
disebut a’riri posi.
C) Interior Rumah Adat Tongkonan
1. Atap
Ciri khas Rumah adat Tongkonan adalah pembuatan susunan atap bambu
berbentuk perahu Penonjolan atap di bagian depan dan belakang (longa)
memperlihatkan konstruksi kuda-kuda yang agak rumit dibandingkan. Longa
yaitu ujung-ujung atap dari Tongkonan dan alang menjorok ke muka dan ke
belakang sedikit mengecil di ujung-ujung membuatnya menjadi unik dan indah.
Pada bagian dalam atap ruah adat Tongkonan disusun dengan sistem kerangka
tertentu dengan tiang berbahan dasar kayu.
2. Dinding
Dinding yang berfungsi sebagai rangka menggunakan kayu uru atau kayu
kecapi.Sedangkan dinding pengisinya menggunakan kayu enau
3. Lantai
Lantai pada rumah adat Tongkonan terbuat dari papan kayu uru yang disusun
diatas pembalokan lantai yang disusun memanjang searah sejajar dengan balok
urama.
Rumah Adat Hanoi merupakan rumah adat Indonesia khas suku Dani, Papua.
Nama Hanoi merupakan gabungan dari kata “hun” yang berarti laki-laki dan “ai”
berarti rumah, dapat diartikan rumah Hanoi adalah rumah yang dihuni untuk para
lelaki saja, sedangkan untuk para perempuan memiliki rumah Hanoi sendiri yang
dinamai Ebe’ai.
Masyarakat suku Dani biasanya mendirikan setidaknya tiga buah rumah adat
Hanoi. Hanoi pertama, dipakai untuk tempat istirahat dan tempat tidur.Hanoi
kedua, dimanfaatkan untuk lokasi makan bersama bagi masyarakat suku Dani
yang sangat suka makan beramai-ramai.Hanoi ketiga, adalah rumah yang
dibangun untuk kandang ternak.
Sedangkan Hanoi perempuan selain sebagai tepat tinggal juga difungsikan sebagai
tempat untuk mendidik anak-anak serta para remaja agar bisa mengerjakan tugas-
tugas umum kaum hawa, seperti memasak dan mengurus anak.
A) Fasilitas/Tata Ruang
Rumah Hanoi pada dasarnya adalah bangunan yang terdiri dari dua lantai. Untuk
menuju ke lantai atas, penghuni menggunakan tangga kayu. Di dalam rumah yang
dirancang rendah tersebut terdapat sebuah tempat perapian hangat. Kegunaaan
dari perapian ini adalah untuk mengatasi masalah iklim dingin yang sering terjadi
di lingkungan sekitar.Jika rumah pada umumnya terdapat berbagai macam
perabotan seperti meja dan kursi, rumah Hanoi hanya berisikan jerami, kayu, dan
hasil bumi.
Elemen interior
Terdapat beberapa elemen interior rumah adat Hanoi yaittu
1. Atap
Dinding pada rumah hanoi terbuat dari 2 lapis papan berkayu kasa, yang
dapat menahan udara dingin dan angin kencang dari luar. Di sekeliling dinding
rumah, terdapat bukaan kecil berupa sebuah pintu masuk yang sempit dan rendah
sehingga penghuni rumah harus membungkuk untuk melewatinya.
Biasanya tidak ada jendela pada rumah akan tetapi terkadang terdapat
sebuah jendela kecil guna mengawasi sekitar disaat musuh datang pada rumah
hanoi laki laki. selain itu jendela sengaja dibuat kecil untuk mempersempit celah
udara yang masuk dari luar, agar mendapatkan hawa ruangan yang hangat untuk
mengusir dinginnya hawa pegunungan. Kecilnya celah untuk sirkulasi udara
membuat hasil asap kayu bakar tidak dapat keluar dengan baik. ruangan dipenuhi
secepatnya yang terus mengepul. Karena itu, langit-langit Hanoi berwarna hitam
legam akibat terpanggang secepatnya.
3. Lantai
Rumah adat Hanoi terdiri dari dua lantai. Lantai satu digunakan sebagai
tempat bersantai dan mengobrol di sekeliling perapian, serta lantai panggung yang
digunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga dan istirahat/ticur. Lantai
Hanoi dialasi dengan rumput atau jerami yang diganti secara berkala jika sudah
rusak/kotor.