Anda di halaman 1dari 6

w.

sistem kepercayaan buka (sistem religi)

kepercayaan manusia terhadap adanya sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada
zat yang lebih dan maha kuasa.

2.sistem pengetahuan

sistem yang terlahir Karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti

(.sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia.

sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barangdan sesuatu yang baru agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.

4.sistem mata pencaharian hidup dan sistem-istem ekonomi .

terlahir Karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.

5.Sistem organisasi kemasyarakatan

sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang
paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing antara individu
sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu .

T.Bahasa sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode ,tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah kan komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan
bahasa universal seperti bahasa Inggris

b.Kesenian setelah memenhi kebutuhan fisik

manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan fisik mereka sehingga lahirlah
kesenian yang dapat memuaskan .

bahasa yang sering dipakai oleh suku dayak dalam kehidupan sehari/hari dibagi 2, yaitu :

w. bahasa Pengantar Seperti pada umumnya bagian negara Indonesia yang merdeka lainnya,
masyarakat Kalimantan Tengah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. bahasa
Indonesia telah digunakan untuk sebagai bahasa pengantar di Pemerintahan dan pendidikan.

2. bahasa sehari/hari Keberagaman etnis dan suku bangsa menyebabkan bahasa Indonesia
dipengaruhi oleh berbagai dialeg. Namun kebanyakan bahasa daerah ini hanya digunakan dalam
lingkungan keluarga dan tempat tinggal, tidak digunakan secara resmi sebagai bahasa pengantar di
pemerintahan maupun pendidikan. Sebagian besar suku Kalimantan Tengah terdiri dari suku bangsa
Dayak. Suku bangsa dayak sendiri terdiri atas beberapa sub/suku bangsa.

Bahasa daerah yang seringkali digunakan untuk berkomunikasi:

1. Bahasa Dayak Ngaju, meliputi delapan puluh delapan suku kecil-kecil.

2. Bahasa Dayak Ma’anyan, meliputi empat puluh satu suku kecil-kecil.


3. Bahasa Dayak Dusun, meliputi enam puluh suku kecil-kecil.

4. Bahasa Dayak Katingan, meliputi enam puluh delapan suku kecil-kecil.

bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak yang paling luas digunakan di Kalimantan Tengah,
terutama didaerah sungai Kahayan dan Kapuas, bahasa Dayak Ngaju juga terbagi lagi dalam berbagai
dialeg seperti seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. Selain itu bahasa selain itu bahasa
MaEanyan dan OtEdanum juga banyak digunakan. bahasa MaEanyan banyak digunakan didaerah
aliran sungai barito dan sekitarnya sedangkan bahasa OtEdanum banyak digunakan oleh suku dayak
OtEdanum di hulu sungai Kahayan dan bahasa barito timur bagian Tengah/Selatan bagian Tengah :

2a. Bahasa dusun Denyah bagian selatan

 Bahasa ma’nyam
 Bahasa dusun Witu
 Bahasa Dusun malang
 Bahasa Paku

2b.Bahasa Barito Barat

Bahasa Barito barat bagian utara

 Bahasa Kohin
 Bahasa Dohoi
 Bahasa Siang-Murung

Bahasa Barito barat bagian selatan

 Bahasa Bakumpai
 Bahasa Ngaju
 Bahasa Kahayanan

SISTEM RELIGI

Pada masa kini sebagian masyarakat menganut agama islam. Namun Sistem kepercayaan pada suku
dayak sendiri pada zaman dahulu disebut dengan Agama Kaharingan. Sebutan kaharingan diambil
dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan. Umat Kaharingan percayaa bahwa lingkungan
sekitarnya penuh dengan mahluk halus dan roh/roh (ngaju ganan) yang menempati tiang rumah,
batu/batu besar, pohon/pohon besar, hutan belukar, air , dan sebagainya. Ganan itu terbagi
kedalam 2 golongan, yaitu golongan roh/roh baik (ngaju sangyang nayu-nayu) dan golongan roh/ roh
jahat (seperti ngaju taloh, kambe, dan sebagainya). Selain ganan terdapat pula golongan mahluk
halus yang mempunyai suatu peranan peting dalam kehidupan orang dayak yaitu roh nenek moyang
(ngaju liau). Menurut mereka jiwa (ngaju hambaruan) orang yang mati meninggalkan tubuh dan
menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia sebagai liau sebelum kembali kepada dewa
tertinggi yang disebut Ranying. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan mahluk/mahluk halus
tersebut terwujud dalam bentuk keagamaan dan upacara/upacara yang dilakukan seperti upacara
menyambut kelahiran anak, upacara memandikan bayi untuk pertama kalinya, upacara memotong
rambut bayi, upacara mengubur, dan upacara pembakaran mayat. Upacara pembakaran mayat pada
orang ngaju menyebutnya dengan tiwah (Ot Danum daro Ma’anyam Ijambe ). Pada upacara itu
tulang belulang (terutama tengkoraknya) semua kaum kerabat yang telah meninggal di gali lagi dan
dipindahkan ke suatu tempat pemakaman tetap, berupa bangunan berukiran indah yang disebut
sandung.

SISTEM KEKERABATAN

Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah, didasarkan pada prinsip keturunan
AMBILINEAL yang menghitungkan hubungan kekerabatan melalui laki/laki maupun wanita. Pada
masa dahulu, kelompok kekerabatan yang terpenting masyarakat mereka adalah keluarga ambilineal
kecil yang timbul kalau ada keluarga luas yang utrolokal, yaitu sebagai dari anak/anak laki/laki
maupun perempuan sesudah kawin membawa keluarganya masing/masing, untuk tinggal dalam
rumah orang tua mereka, sehingga menjadi suatu keluarga luas.

Pada masa sekarang, kelompok kekerabatan yang terpenting adalah keluarga luas utrolokal yang
menjadi isi dari suatu rumah tangga. Rumah tangga ini berlaku sebagai kesatuan Fisik misalnya
dalam sistem gotong royong dan sebagai kesatuan rohanian dalam upacara/upacara agama
kaharingan. Kewarganegaraan dari suatu rumah tangga tidak statis, karena keanggotaannya
tergantung pada tempat tinggal yang ditentukan sewaktu ia mau menikah, padahal ketentuan itu
dapat diubah menurut keadaan setelah menikah. Jika orang bersama keluarganya kemudian pindah
dari rumah itu, pertalian Fisik dan rohani dengan rumah tangga semula pun turut berubah

SISTEM KEKERABATAN

Sistem kekerabatan yang dianut oleh suku bangsa Dayak adalah bilateral, yaitu menarik garis
keturunan melalui pihak ayah dan ibu. Dengan demikian sistem pewarisanpun tidak membedakan
anak laki-laki dan anak perempuan. Bentuk kehidupan keluarga terdiri atas dua jenis yaitu keluarga
batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Pada kedua bentuk keluarga ini biasanya
terdapat wali/asbah yang berfungsi untuk mewakili keluarga dalam berbagai kegiatan sosial dan
politik di lingkungan dan di luar keluarga. Yang menjadi wali/asbah dalam keluarga batih adalah anak
laki-laki tertua, sedangkan dalam keluarga luas yang berhak menjadi wali/asbah adalah saudara laki-
laki ibu dan saudara laki-laki ayah

SISTEM EKONOMI (MATA PENCAHARIAN)

Sistem ekonomi bagi orang Dayak di Kalimantan tengah terdiri atas empat macam, yaitu berladang,
berburu, mencari hasil hutan dan ikan, menganyam. Dalam berladang mereka mengembangkan
suatu sistem kerja sama dengan cara membentuk kelompok gotong/royong yang biasanya
berdasarkan hubungan tetanggaan atau persahabatan. Masing/masing kelompok terdiri atas "12-15"
orang yang secara bergiliran membuka hutan bagi/bagi ladang masing/masing anggota. apabila
kekurangan tenaga kerja laki/laki maka kaum wanita dapat menggantikan pekerjaan kasar itu,
misalnya membuka hutan, membersihkan semak/semak, dan menebang pohon/pohon.

RUMAH ADAT
Rumah adat Kalimantan tengah dinamakan rumah betang. Rumah itu panjang bawah kolongnya
digunakan untuk bertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh 20 kepala keluarga.R umah terdiri
atas - kamar, antara lain untuk menyimpan alat/alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, tempat
sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan ruang tamu. Pada kiri kamar
ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.

TAMBAHAN INFO TTG RUMAH DAYAK

Rumah/rumah desa pada umumnya didirikan di tepi jalan yang dibuat sejajar ataupun tegak lurus
dengan sungai. Rumah penduduk pada umumnya dibuat dari sirap (lempengan kayu) atau kulit kayu.
Rumah/rumah itu pada umumnya didirikan diatas tonggak/tonggak setinggi kira/kira dua setengah
meter, sehingga untuk memasukinya, kita harus menaiki tangga yang dibuat darisetengah balok yang
diberi lekuk/lekuk tempat kaki berpijak. Dahulu rumah/rumah gaya lama di Kalimantan tengah
merupakan rumah panjang yang oleh orang/orang Ngaju dan Ot Danum di sebut betang. betang
tersebut dapat mempunyai ruangan/ruangan kecil sampai 50 banyaknya. Rumah semacam itu. kini
sudah jarang di Kalimantan tengah, tetapi masih banyak terdapat di daerah utara, yaitu
didaerah/daerah suku bangsa Ot Siang dan Murung. Di daerah sungai Kahayan hanya di daerah suku
bangsa Ot Danum saja yang masih terdapat rumah betang. bentuk rumah yang paling umum kini
terdapat di Kalimantan tengah adalah rumah/ rumah yang lebih kecil yang didiami oleh satu samapai
lima keluarga batih yang berkerabat, yaitu yang terdiri dari satu keluarga batih senior ditambah
dengan keluarga batih anak/anaknya, baik laki/laki maupun yang perempuan, yang dapat kita sebut
keluarga luas yang utrolokal. Pada orang MaBanyan, rumah demikian disebut lewu.

LOKASI DAN DEMOGRAFI SUKU DAYAK

Suku dayak adalah suku pedalaman yang menjadi penduduk asli pulaukalimantan salah satunya
Kalimantan Tengah , yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Suku Dayak di Kalimantan
Tengah terbagi menjadi beberapa suku, diantaranya Manyan, Ot Danum dan Ngaju. Suku Dayak
Ngaju mendiami daerah sepanjang Sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan.
Suku Dayak Ot Danum mendiami daerah sepanjang hulu-hulu sungai besar seperti Sungai Kahayan,
Rungan, Barito, dan Kapuas, juga di hulu Sungai Mahakam, sekitar Long Pahangei di pedalaman.
Suku Dayak Ngaju adalah mereka yang berdiam di sebelah hilir, dan suku Dayak Ot Danum adalah
mereka yang berdiam di sebelah hulu.

Menurut pengakuan orang Ngaju, memang orang Ngaju berasal dari orang/orang Ot Danum juga,
tetapi kemuadian karena mereka berdiam di daerah hilir, lambat laun mereka telah mengalami
perubahan kebudayaan, sebagai akibat dari akulturasi dengan kebudayaan orang/orang pendatang

Sedangkan suku Dayak Ma’anyan tersebar di seluruh Kabupaten Barito Selatan, yaitu di tepi timur
Sungai Barito, berbatasan dengan wilayah suku dayak lainnya yang membuat suku dayak Ma’anyan
banyak bercampur dengan suku dayak lainnya.

Suku-suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah:

1. Dayak Ngaju. 2. Dayak Maanyan. 3. Dayak Lawangan. 4. Dayak Dusun.

5. Dayak Klementen. 6. Dayak Ot Danum. 7. Dayak Siang. 8. Dayak Witu.


9. Dayak Katingan. 10. Dayak Kapuas.

Letak Geografis Kalimantan tengah

Propinsi Kalimantan Tengah secara astronomi berada pada posisi 0045 L intang Utara (LU) - 3031
Lintang Selatan (LS) dan antara 1110 - 1160 Bujur Timur (BT). Secara geografis berbatasan dengan
Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur di sebelah utara, Laut Jawa di sebelah Selatan,
Propinsi Kalimantan Barat di sebelah barat, Propinsi Kalimantan Selatan dan Propinsi Kalimantan
Timur di sebelah timur.

ADAT ISTIADAT

Adat istiadat dan hukum adat adalah nilai-nilai normatif yang mengatur tata kehidupan orang dayak
sehingga mereka disebut denga Cari soal sekolah lainnya Penulis Ari Welianto | Editor Ari
Welianto Daftar Isi Tutup Bentuk struktur rumah Lamin Tata ruang rumah Lamin KOMPAS.com -
Rumah adat Lamin merupakan sebutan rumah adat suku Dayak dari etnis Benuaq di Kalimantan
Timur. Sama halnya rumah adat suku Dayak di Kalimantan lainnya, rumah adat Lamin juga
berbentuk panggung dengan memiliki panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi
mencapai 3 meter. Rumah Lamin biasa dihuni oleh 25 hingga 30 kepala keluarga atau bisa
menampung sekitar 100 orang. Rumah Lamin dibuat dengan menggunakan kayu ulin. Dikutip
dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Suku Dayak yang mendiami
rumah Lamin terdiri dari berbagai macam etnis yang masing-masing mempunyai bentuk rumah
Lamin tersendiri. Mereka membangun rumah Lamin di sepanjang tepian sungai yang membelah
hutan Kalimantan. Baca juga: Rumah Betang, Rumah Adat Kalimantan Tengah Suku Dayak
Benuaq yang hidup di wilayah Kalimantan Timur menghuni rumah Lamin di tepian aliran sungai
Muara Lawa, Ohong, Muara Pahu hingga sekitar danau Jempang di Kabupaten Kutai Barat.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Lamin memiliki arti
rumah panjang merupakan jenis arsitektur vernakuler. Di mana banyak dijumpai di wilayah
Kalimantan Timur. Bentuk struktur rumah Lamin Kondisi geografis Kalimantan Timur yang
mempunyai banyak sungai-sungai besar menjadi lokasi didirikan rumah Lamin oleh suku Dayak
yang berdiam diri disepanjang sistem utama sungai tersebut. Dikutip dari jurnal Peran, Fungsi
dan Makna Arsitektur Rumah Lamin dalam Budaya Adat Suku Dayak di Kutai Barat Kalimantan
Timur (2015) karya Abito Bamban Yuuwono, secara geografis wilayah Kabuapten Kutai Barat
Kaimantan Timur memiliki struktur tanah gambut yang dibawahnya banyak kandungan
mineralnya terutama batu bara. Kutai Barat juga berada pada jalur garis khatulistiwa dengan
kondisi lingkungannya yang mayoritas masih tertutup hutan hujan tropis yang lebat. Baca juga:
Sejarah Singkat Kerajaan Banten Kondisi itu mengakibatkan iklim dan cuaca sangat panas
dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Sehingga arsitektur rumah Lamin berupa rumah
panggung, berbentuk kotak memanjang, menggunakan dinding kulit kayu dengan atap pelana
dari sirap. Di mana itu untuk menghindari panas lembab dari tanah, sirkulasi udara dalam ruang
lancar. Karena dinding dan lantai cukup berpori guna terjadinya sirkulasi udara, atap pelana
yang membujur dari timur ke barat juga sangat optimal dalam mengantisipasi radiasi sinar
matahari. Selain untuk mengantisipasi kondisi cuaca iklim, rumah Lamin juga berfungsi sebagai
tempat pertahanan dari serangan binatang buas maupun serangan dari suku lain. Kolom rumah
panggung biasanya difungsikan sebagai kandang babi, dan beberapa ekor anjing. Tangga naik
ke rumah Lamin dibuat dari batang kayu yang utuh, di mana satu sisi dibentuk anak tangga dan
sisi satunya tetap silinder. Baca juga: Sejarah Terbentuknya Kerajaan Sriwijaya Ketika siang hari
sisi anak tangga dibuat menghadap ke atas sebagai sarana naik turun bagi penghuninya.
Namun, pada malam hari posisinya dibalik sehingga sisi silinder yang berada di atas maka
binatang merayap seperti ular tidak bisa naik ke Lamin. Tata ruang rumah Lamin Tata ruang
dalam rumah Lamin ada tiga ruang, yakni dapur, bilik, dan ruang tamu. Karena rumah Lamin
dihuni secara berkelompok bisa ratusan kepala keluarga. Sehingga kepala keluarga memiliki
satu ruang dapur, satu bilik khusus bagi yang sudah menikah dan satu ruang tamu yang
cenderung sebagai ruang publik. Karena memanjang menjadi satu ruang disepanjang depan
bilik-bilik keluarga. Selain sebagai ruang pertemuan, ruang tamu, maupun ruang keluarga ruang
tersebut juga berfungsi sebagai tempat tidur bagi anak-anak yang belum berkeluarga. Baca juga:
Peninggalan Sejarah Kerajaan Singasari Rumah Lamin dibangun dengan beberapa tiang
penyangga untuk menopang rumah. Tiang penyangga rumah Lamin dibagi atas dua bagian,
yakni tiang penyangga inti adalah tiang yang menyangga atap rumah Lamin dan tiang
penyangga lainnya adalah tiang yang menopang lantai-lantai rumah lamin. Rumah Lamin bagi
masyarakat Dayak seperti sebuah desa yang seluruh anggota masyarakatnya hidup bersama
dalam satu atap membentuk sebuah komunitas. Dalam rumah Lamin terdapat beberapa
ruangan yang terdiri dari bilik pribadi untuk tempat tinggal sebuah keluarga dan ruangan
bersama. Komunitas yang hidup dalam rumah Lamin biasanya merupakan keluarga dekat, jika
ada keluarga lain yang ingin bergabung maka akan dibangun sebuah unit disalah satu ujung
bangunan. Jika ada anggota yang ingin melepaskan diri maka unit tersebut akan dibongkar.
Dalam komunitas yang tinggal dalam rumah Lamin terdapat seorang kepala adat sebagai
pemimpin yang tinggal ditengah-tengah bangunan. Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan
Sriwijaya Pada rumah Lamin ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga sebagai simbol
keagungan, budi luhur, dan kepahlawan. Di halaman rumah diisi oleh patung-patung Blontang,
yang menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga rumah atau kampung

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rumah Lamin, Rumah Adat Kalimantan
Timur", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/21/171500969/rumah-
lamin-rumah-adat-kalimantan-timur.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0Ln belom bahadat atau hidup beradat

Anda mungkin juga menyukai