Anda di halaman 1dari 28

Wawasan Budaya

dan Rumah Adat


Papua
Disusun Oleh
Azahra Salsabila
211501076
Latar Belakang
Papua memiliki banyak keberagaman suku yang masih memegang erat kebudayaan dan
kesenian yang dimilikinya seperti Patung ukiran, Tarian, Musik, dan lainnya. Kebudayaan
tersebut menjadi sangat penting karena menjadi identitas suku-suku di Papua dan sangat
berpengaruh terhadap perilaku, kebiasaan dan kepercayaan.
Keberagaman budaya pada masyarakat papua sendiri dapat dilihat melalui bentuk rumah
adatnya. Sebagian besar bentuk atau jenis rumah adat papua memiliki kesamaan, namun
juga terdapat rumah adat papua yang memiliki bentuk panggung. Hal ini diakibatkan
tersebarnya suku suku papua baik di pegunungan hingga di pesisir pantai oleh karena itu
rumah adat papua dapat ditinjau melalui kawasan ekologis di tanah Papua yang dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana kehidupan budaya masyarakat papua
(Rumansara,2015)
SUKU PAPUA

Papua adalah salah satu pulau di Indonesia yang terletak pada bagian timur Indonesia. Secara astronomis
Provinsi Papua dan Papua Barat terletak antara 0o,0” -4o,0’’ Lintang Selatan dan 1240,00’’ - 1320,0” Bujur
Timur, tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut.
Penduduk atau masyarakat asli Papua sendiri jumlahnya tergolong sedikit, akan tetapi dari segi kebudayaan dan
suku bangsa memperlihatkan sebuah kebhinekaan atau kesatuan yang erat, yang tercermin melalui unsur-unsur
budayanyA
Unsur Kebudayaan Papua

01 Bahasa daerah 03 Sistem Mata 05 Sistem


Pencaharian Kepercayaan

02 Sistem 04 Sistem 06 Sistem


Kekerabatan Perkawinan Peralatan
Hidup
07 Kesenian
Bahasa Daerah
Menurut pembagian bahasa, bahasa masyarakat asli papua dibagi menjadi dua kelompok
bahasa besar yaitu Bahasa Austronesia dan Bahasa Non Austronesia. Dan bahasa-bahasa
yang masuk dalam kelompok Austronesia disebut dengan nama bahasa-bahasa Papua. Dua
bahasa ini merupakan bahasa induk yang didalamnya tergolong bahasa-bahasa lokal yang
kurang lebih 250 buah bahasa. Adapun Bahasa lokal papua dibedakan berdasarkan logat
masing masing suku.
Sistem Kekerabatan
Masyarakat Suku Dani tidak mengenal konsep keluarga batih, dimana bapak, ibu dan anak tinggal
dalam satu rumah. Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika rumah dipandang sebagai suatu
kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi para penghuninya. Dalam masyarakat Dani
unit rumah tersebut adalah sili/ silimo·        

Sistem kekerabatan masyarakat asli Papua dibedakan berdasarkan prisip pewarisan. Ada dua prinsip
pewarisan keturunan yaitu
a. Melalui garis keturunan ayah atau patrilineal, dan terdapat pada suku bangsa Meibrat, Mee, Dani,
Biak, Waropen, Wandamen, Sentani, Marind-anim dan Nimboran.
b. Melalui prinsip bilateral yaitu melalui garis keturunan ayah dan ibu, terdapat pada orang
dipedalaman Sarmi.
c. Masyarakat berdasarkan struktur ambilateral atau ambilineal, dimana kadang-kadang diatur menurut
garis keturunan pihak ibu atau ayah. Terdapat pada orang Yagai, Manikion, Kamoro.
Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian masyarakat papua dibedakan melalui zona ekologis-nya yaitu
( Rumansara,2015)
● a. Zona Rawa, Pantai dan Aliran sungai : bermata pencaharian menanam dan
mengolah sagu serta menangkap ikan. Suku papua pada zona ini adalah suku Asmat,
Jagai, Awyu , dan lainnya
● b. Zona Dataran Tinggi : bermata pencaharian utama berkebun menanam umbi-umbian
dan memelihara babi. Suku Papua pada zona ini ialah Suku bangsa Dani, Yali,
Ngalun , dan lainnya
● c. Zona Lembah dan kaki Pegunungan : bermata pencaharian utama berkebun,
berburu dan beternak babi. Suku papua pada zona ini ialah suku bangsa daerah
sentani, arso, waris, dan lainnya
● d. Zona Dataran rendah dan pesisir : bermata pencaharian utama berkebun, menangkap
ikan, dan menanam tanaman keras seperti kelapa. biasanya tempat Suku papua sorong
hingga nabire dan lainnya
Sistem Perkawinan
Sistem perkawinan eksogami klan dianut oleh sebagian besar Masyarakat Suku Papua
yaitu apabila seseorang mencari jodohnya, ia harus mencari jodoh tersebut dengan
menikah keluar klan / marga. Orang Papua pada umumnya mengenal 3 bentuk perkawinan
yaitu:
1. sistem pemberian mas kawin, berupa kapak batu, manik-manik, paseda, gelang batu
dan perak, kain timor, babi dan lainnya yang sekarang ini mengalami pergeseran yaitu
berupa uang dari pihak laki-laki atau suami
2. sistem tukar saudara perempuan, yaitu saling bertukar saudara perempuan antar
keluarga atau klan untuk dinikahi.
3. dan sistem pencurahan tenaga.
Sistem Kepercayaan
Sebagian masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme. Dimana bentuk
kepercayaan yang memandang asal-usul manusia berasal dari dewa-dewa nenek moyang.
Biasanya kepercayaan tersebut masih dianut oleh suku-suku atau masyarakat papua yang
masih kental budayanya.
Semua dewa atau tuhan diakui dan dihormati karena dianggap dewa pencipta yang
mempunyai kekuasaan mutlak atas nasib kehidupan manusia, mahluk tak kasat mata , dan
juga unsur alam tertentu. Yang mana kekuatan alam tersebut dipercaya merupakan
gambaran akan kekuatan para dewa yang dapat dibujuk melalui upacara atau sesajen.
Namun seiring perkembangan zaman akibat masuknya ajaran agama kristen secara besar
besaran di papua, sebagian besar masyarakat papua mayoritas memeluk agama kristen dan
katolik.
Sistem Peralatan Hidup
Alat Transportasi

Suku Asmat mengenal perahu lesung sebagai alat transportasinya. Pembuatan perahu yang
menggunakan kayu kuning, ketapang, bitanggur, atau sejenis kayu susu yang disebut
kerak. Dahulunya perahu tersebut digunakan untuk persiapan suatu penyerangan dan
pengayauan kepala. Bila telah selesai, perahu tersebut dicoba menuju ke tempat musuh
dengan maksud memanas-manasi musuh dan memancing suasana musuh agar siap
berperang. Selain itu, perahu lesung juga digunakan untuk keperluan pengangkutan dan
pencarian bahan makanan.
Sistem Peralatan Hidup
● Kapak batu biasa digunakan oleh masyarakat Suku Asmat
sebagai alat untuk menebang pohon dan membantu mereka
dalam proses pembuatan sagu.

● Tombak suku papuadibuat dari kayu pada pegangannya dan


batu atau tulang tajam sebagai matanya

Belati tulang suku papua dibuat dari Tulang kaki burung


kasuari karena mudah dibentuk dan ditajamkan tapi tetap
memiliki struktur yang kuat. Pada gagang atau pegangan
senjata tradisional Papua ini biasanya juga dilengkapi dengan
hiasan bulu burung kasuari atau serat alam.
Kesenian
Kerajinan
-Noken
● Noken adalah tas rajutan serat kayu manduam yang menjadi salah satu warisan
budaya leluhur khas Papua Barat memiliki simbol kehidupan yang baik,
perdamaian, dan kesuburan. Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti
kayu bakar, tanaman hasil panen.
-Kerajinan tangan berupa anyaman kantong jaring penutup kepala, pengikat kepala dan
pengikat kapak

Seni Tari
Tari yang terdapat di daerah Papua antara lain :
● Tari Suanggi    : Tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya
yang menjadi korban angi-angi ( Jejadian ).
● Tari Perang   : Tarian yang melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat
papua.
● Tarian Selamat Datang: Tarian yang mempertunjukkan kegembiraan hati
penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.
● Tarian Musyoh : Merupakan tarian sakral dalam upaya mengusir arwah orang
meninggal karena kecelakaan.
Kesenian
● Alat Musik
-Tia
merupakan alat musik pukul yang dimiliki oleh papua. Terbuat dari sebatang kayu yang
dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi dan tutupnya
terbuat dari kulit rusa yang telah di keringkan untuk menghasilkan suara
yang bagus.Tifa Biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti tarian
perang.
- Pikon
Pikon merupakan alat musik tradisional Papua yang terbuat dari bambu dan dimainkan
dengan cara ditiup
- Yi
Yi merupakan sebuah alat yang menjadi sarana untuk memanggil penduduk agar
berkumpul di suatu tempat. Yi dibuat dari kayu gelondongan dengan rongga di bagian
dalamnya. Cara memainkannya sendiri adalah dengan dipukul keras-keras.
- Fu
Alat musik Tiup khas suku asmayt yang berfungsi untuk mengundang masyarakat,
instrumen ini juga dimainkan saat pertunjukan tarian adat Papua.
RUMAH ADAT SUKU
PAPUA
Terdapat banyak sekali jenis Rumah Adat Papua salah
duanya ialah Rumah Honai yaitu Rumah Adat Suku Dani
Papua dan Rumah Mod Aki Aksa yaitu Rumah Adat Suku
Arfak Papua yang mana keduanya dibangun sesuai dengan
keadaan lingkungan sekitarnya
RUMAH HONAI
Honai adalah rumah tradisional suku Dani yang berada di
Kabupaten Jayawijaya dan suku-suku asli yang mendiami
wilayah pegunungan tengah Papua. Masyarakat di wilayah ini
hingga kini masih membangun honai secara turun temurun
sesuai tradisi budaya dan kondisi setempat.
“Hun” yang berarti pria dewasa dan “Ai” yang berarti rumah
itulah istilah dari nama Rumah ‘Honai’ berasal. Dan dapat
diklasifikasikan, terdapat dua jenis honai, yakni honai bagi
kaum laki-laki dan perempuan, serta satu honai untuk kandang
babi.
POLA PEMUKIMAN

Pola permukiman terkecil dari suku Dani adalah


Silimo. Satu kompleks silimo terdiri dari beberapa
massa bangunan dengan fungsi-fungsi khusus, dan
satu silimo dihuni oleh satu keluarga luas terbatas
(extended family). Yang mana beberapa Silimo
tersebut membentuk sebuah perkampungan dengan
batas teritorinya berupa bentangan alam seperti
bukit, aliran sungai, gunung dan lainnya. Pola
pemukiman dalam satu kampung
Fungsi Rumah

1. Honai Laki Laki


Honai Laki-laki Honai laki-laki adalah rumah honai tempat tinggal kaum laki-laki dan anak laki-laki Suku dani yang
beranjak dewasa. Yang biasanya memiliki bentuk lebih luas dari honai lainnya. Kegunaan Hanoi laki laki adalah
sebagai tempat mendidik anak laki laki yang akan beranjak dewasa untuk memimpin dan bertangguung jawab atas
sukunya dan juga sebagai tempat pertemuan dan menyambut tamu.
2. Ebe ai atau Honai Perempuan
Ebe ai atau Honai Perempuan digunakan untuk tempat tinggal perempuan, anak-anak, dan remaja perempuan. Selain
itu anak-anak perempuan mendapat pendidikan untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menganyam
noken untuk persiapan menuju dunia pernikahan.
Wamai atau Honai Kandang Babi
3. Wamai adalah honai yang dibangun untuk meletakan ternak babi. Hewan ternak berupa babi merupakan aset yang
berharga bagi masyarakat suku Dani, maka dari itu hewan ternak juga diberi tempat tinggal berupa honai.
Tata Ruang Rumah Honai

Rumah Honai sebagai hunian terdiri dari dua lantai


ruangan yaitu lantai bawah dan lantai atas
1. Lantai bawah atau lantai satu pada gambar
merupakan tempat untuk istirahat dan penyimpanan
barang berharga
2. Lantai atas atau lantai dua pada gambar merupakan
lantai panggung tempat untuk beristirahat dan tempat
penyimpanan barang berharga.
Bentuk Rumah Honai

Bangunan rumah honai baik laki-laki maupun


perempuan memiliki karakteristik yang merupakan
bentuk adaptasi terhadap cuaca dingin dan angin
kencang, yaitu secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Berbentuk bulat/melingkar
2. Berukuran sempit berdiameter 4m - 6 m
3. Ketinggian sekitar 3m - 7m untuk bangunan dua
lantai
4. Tidak berjendela dan ketinggian pintu sangat
rendah ( elemen bukaan yang minim)
Elemen Pembentuk ruang Rumah Honai

ATAP
Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut. Bentuk atap ini berfungsi
untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai
dinding ketika hujan turun. Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-
lingkaran besar yang terbuat dari kayu buah sedang yang dibakar di
tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk
dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan
vertikal membentuk persegi kecil untuk perapian.
Material Atap rumah Honai juga terbuat dari jerami yang diikat di luar
dome. Yang mana berfungsi menyerap sinar matahari yang masuk
pada siang hari selain itu juga dapat memberikan kehangatan di dalam
ruangan saat malam hari.
DINDING dan BUKAAN
Secara keseluruhan rumah honai dibuat menggunakan mateial yang
diperoleh dari alam. Bangunan bagian tengah merupakan tempat tiang-
tiang penyangga atap berada. Tiang tiang penyangga atap tersebut
terbuat dari kayu bulatan berukuran kecil.Sedangkan pada bagian
dinding, material alam yang digunakan ialah bilah papan kayu yang di
susun melingkar.
Pada bagian dinding terdapat pintu kecil dan untuk rumah honai laki-
laki terdapat jendela kecil yang digunakan untuk mengintai situasi luar,
sedangkan pada ebe-ai atau rumah honai perempuan tidak terdapat
jendela. Oleh karena itu pencahayaan ruangan rumah honai
menggunakan pencahayaan alami sinar matahari yang masuk dari
elemen bukaan seperti pintu dan jendela, sedangkan dimalam hari suku
dani menggunakan cahaya perapian sebagai pencahayaan di malam
hari.
LANTAI
Rumah Honai terdiri dari dua lantai dengan lantai satu beralaskan jerami dan ilalang
kering digunakan suku Dani sebagai tempat untuk bersantai dan mengobrol di
sekeliling perapian, serta lantai panggung atau lantai dua yang bermaterial papan kayu
digunakan oleh suku dani sebagai tempat menyimpan barang berharga dan istirahat atau
tidur.Pintunya begitu pendek sehingga harus menunduk jika akan masuk ke rumah
Honai. Jika tidur mereka tidak menggunakan dipan atau kasur, mereka beralas
rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Umumnya mereka mengganti
jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.

PENGISI RUANG
Pada rumah honai hampir tidak terlihat adanya perabotan rumah tangga, kehidupan
suku dani yang sangat sederhana dapat terlihat dari tidak adanya perabotan rumah
tangga yang dipakai. Didalam rumah hanoi tidak terdapat kursi dan meja, mer para
Suku Dani mempersilahkan tamunya untuk duduk dibawah yang beralaskan jerami. hal
ini menggambarkan kebersamaan suku Dani. eka duduk serta tidur di lantai dengan
beralaskan jerami para Suku Dani mempersilahkan tamunya untuk duduk dibawah yang
beralaskan jerami. hal ini menggambarkan kebersamaan dan kesetaraan suku Dani
RUMAH MOD AKI AKSA

Rumah ini merupakan rumah adat khas Suku Arfak Papua yang menempati daerah Papua Barat.
Rumah Adat Papua Barat ini sering disebut Rumah ‘Mod Aki Aksa’ yang mempunyai arti Rumah
Kaki seribu hal ini dikarenakan banyaknya tiang penyangga pada kaki rumahnya.
Rumah Adat Mod Aki Aksa adalah Rumah Panggung pada umumnya memiliki ukuran rumah 8 x 6
meter. Rumah panggung Mod Aki Aksa hanya terdiri dari satu lantai dengan satu ruangan besar .
Ruman ini memiliki tinggi panggung jika diukur dari dasar tanah yaitu sekitar 1 - 1,5 meter. tinggi
puncak atap berkisar antara 4,5 - 5 meter.
ARSITEKTUR RUMAH MOD AKI
AKSA
a. Atap
Atap Rumah adat papua barat ini memiliki bentuk atap yang melengkung di depan tetapi ada
memiliki bentuk segitigaatau pelana kuda dibelakan dengan materialatap yang sering digunakan
rumah tradisionalyaitu anyaman daun jerami/alang-alang keringyang diikatkan pada penyangga.

b. Tiang
Rumah Mod aki Aksa memiliki tiang yang berbeda dari rumah panggung lainnya yaitu tiang-
tiang utamanya ditempatkan di bagian sudut sebagai  penyangga. Untuk tiang terbuat dari kayu
berdiameter 10 cm. Tiang - tiang fondasi bangunan rumah adat tersebut memiliki jarak yang
sangat dekat antar satu tiang dengan tiang lainnya, yaitu berjarak sekitar 30 cm.

c. Dinding dan Lantai


Seluruh lantai dan dinding rumah dibuat dari kulit kayu yang dipipihkan dengan cara dipukul-
pukul kemudian dikeringkan dan disusun rapat satu dengan lain.Semua sambungan pada tiang
penyangga, dinding atap dan lainnya menggunakan tali rotan atau tali dari kulit kayu.
ORNAMEN RUMAH MOD AKI AKSA

Ornamen  yang  terdapat  pada  rumah  Kaki  Seribu ( Mod Aki


Aksa) Papua Barat terdapat pada tiang-tiang penyangga rumah
yang diukir serta dilengkapi patung nenek moyang sebagai
penahan kekuatan jahat ilmu hitam dan untuk melindungi diri dari
musuh dan ancaman orang-orang yang berniat jahat.
KEUNIKAN RUMAH MOD AKI AKSA
1. Tidak memiliki Jendela : Rumah Mod Aki Asa tidak memiliki jendela di
dindingnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga suhu dalam rumah agar tetap
hangat saat malam hari. Kedua, rumah ini hanya memiliki
2. Pintu di bagian depan dan belakang rumah sedangkan bagian dalamnya
berupa 1 ruangan plong berukuran besar tanpa dinding pemisah. Setiap
kegiatan penghuninya dilakukan dalam ruangan besar ini bersama-sama,
entah itu untuk makan, tidur, beristirahat, atau bercengkrama bersama
keluarga saat malam hari.
3. Pada bagian depan dan belakang rumah terdapat tangga yang terbuat dari
rangka kayu yang diikat menggunakan rotan. Khusus untuk bagian
belakang, tangga hanya dipasang pada saat-saat tertentu saja.
4. Pada tingkat masyarakat adat tertentu (biasanya kepala suku) bagian tiang
rumah diukur sebagain dengan ukiran-ukiran berupa patung. Ukiran tersebut
dianggap dapat menjaga rumah dan pemiliknya dari segala bahaya.
KESIMPULAN
Melalui penjelasan-penjelasan diatas Suku Papua memiliki beragam budaya yang kaya akan
keindahan, keaslian serta keunikan. Hal ini dapat dilihat melalui unsur unsur kebudayaannya hingga
rumah tradisional yang dibuat oleh suku papua seperti arstektur dan interior Rumah Honai dan Rumah
Mod Aki Aksa. Kebudayaan tersebut patut untuk dijaga dan dilestarikan. Kebudayaan merupakan
suatu aset yang sangat berharga, suatu aset yang dimiliki oleh setiap daerah, bahkan budaya
merupakan sebuah aset Negara. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda, budaya-
budaya ini hendaknya dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakat karena budaya merupakan identitas
Negara. Peran masyarakat sangatlah penting dalam melestarikan budaya, namun pada kenyataannya
saat ini hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli terhadap budaya. Maka dari itu hendaknya kita
menjaga, mengembangkan serta memperluas baik pengetahuan akan kebudayaan Indonesia yang
sangat indah ini
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai