Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Landasan Teori

Teori semantik merupakan teori yang digunakan dalam penelitian ini.


Dalam teori tersebut, terdapat beberapa sub bagian. Dalam penelitian ini
digunakan sub bagian perubahan dan pergeseran makna. Perubahan makna
merupakan gejala makna awal mengalami perubahan. Sementara itu, pergeseran
makna adalah gejala penyempitan, perluasan, penyinestesiaan, pengonotasian, dan
pengasosiasian sebuah makna kata yang masih hidup dalam satu medan makna.
Dalam pergeseran, makna rujukan awal tidak berubah atau diganti, tetapi
mengalami perluasan atau penyempitan rujukan (Parera, 2004). Dilihat dari hal
itu, antara perubahan dan pergeseran makna terdapat keterkaitan yang sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan. Hal itu dikarenakan antara perubahan dan pergeseran
makna terdapat hubungan sebab-akibat. Perubahan makna dapat terjadi
diakibatkan oleh pergeseran makna.
Aspek Kata dan Makna

Aspek makna menurut Palmer (1976) berdasarkan fungsinya terdiri dari


empat aspek, yaitu:

1. Pengertian (sense)
2. Perasaan (feeling)
3. Nada (tone)
4. Tujuan (intension)

Makna Pengertian (sense) dapat kita terapkan di dalam komunikasi sehari-


hari yang melibatkan apa yang disebut dengan tema. Makna Perasaan (feeling),
Nada (tone), dan Tujuan (intension) dapat kita pertimbangkan dalam pemakaian
bahasa sehari-hari, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.

1. Pengertian (sense)

Aspek makna Pengertian (sense) ini dapat dicapai apabila antara pembicara/
penulis dan kawan bicara atau pembaca berbahasa sama. Makna pengertian
disebut juga dengan tema, yang melibatkan ide atau pesan yang dimaksud dalam
sebuah pembicaraan. Pengertian tema adalah aspek makna yang bersifat obyektif,
yakni ide yang sedang diceritakan, berupa hubungan bunyi dengan obyeknya.
Tema merupakan landasan penyapa/pembicara untuk meyampaikan hal-hal
tertentu kepada lawan bicara dengan mengharapkan reaksi tertentu.

2. Perasaan (feeling)

Aspek makna Perasaan (feeling) berhubungan dengan sikap pembicara dan


situasi pembicaraan terhadap tema/pokok pembicaraan. Yang berhubungan
dengan perasaan (sedih, panas, dingin, gembira, senang, jengkel, bosan, dsb.).
pernyataan situasi yang berhubungan dengan aspek makna perasaan tersebut
digunakan kata-kata yang sesuai dengan situasi pada saat pembicaraan
berlangsung.

3. Nada (tone)
Aspek makna Nada (tone) adalah an attitude to his listener (‘sikap
pembicara terhadap kawan bicara’) atau sikap penulis terhadap pembaca.

Aspek makna nada ini melibatkan pembicara untuk memilih kata-kata yang
sesuai dengan keadaan kawan bicara dan pembicara sendiri.

Hubungan pembicara dengan pendengar (kawan bicara) akan menentukan


sikap yang akan tercermin di dalam kata-kata yang akan digunakan, pemilihan
kata-kata yang tepat untuk digunakan dalam pembicaraan.

Aspek makna nada ini berhubungan pula dengan aspek makna perasaan,
misalnya, bila kita sedang jengkel maka sikap kita akan berlainan dengan
perasaan bergembira terhadap kawan bicara. Bila kita jengkel akan memilih aspek
makna nada dengan meninggi, berlainan dengan aspek makna yang digunakan
bila kita memerlukan sesuatu, maka akan mempergunakan aspek makna nada
yang beriba-iba dengan nada merata atau merendah.

4. Tujuan (intension)

Aspek makna Tujuan (intension) ini adalah his aim, conscious or


unconscious, the effect he is endeavouring to promote (‘tujuan atau maksud, baik
disadari maupun tidak, akibat usaha dari peningkatan’).

Aspek makna tujuan yang kita ungkapkan pasti memiliki tujuan tertentu.
Misalnya, bertujuan supaya kawan bicara kita mengubah kelakuan (tindakan)
yang tidak diinginkan oleh kita.

Aspek makna tujuan dapat dikelompokkan berdasarkan sifat pernyataan


yang diungkapkan oleh pembicara terhadap lawan bicaranya.Pernyataan-
pernyataan itu dapat bersifat:

a. deklaratif
b. persuasif
c. imperatif
d. naratif
e. politis
f. paedagogis (pendidikan)

Tujuan berkaitan dengan maksud pembicara serta penafsiran dari lawan


bicara.

Sumber :

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_7.pdf

http://eprints.ums.ac.id/51757/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Kriteria Kata dan Makna

Unsur Unsur Makna

a. Tanda dan Lambang (symbol)

Tanda dan lambang (simbol) merupakan dua unsure yang terdapat dalam bahasa.
Tanda dan lambang (simbol) dikembangkan menjadi sebuah teori yang
dinamakan semiotik. Semiotik mempunyai tiga aspek yang sangat berkaitan erat
dengan ilmu bahasa, yaitu; aspek sintaksis, aspek semantic, dan aspek pragmatic.

b. Makna Leksikal dan Hubungan Referensial

Unsur leksikal adalah unit yang terkecil di dalam sistem makna suatu ilmu bahasa
dan keberadaannya dapat dibedakan dari unit terkecil lainnya. Makna leksikal
dapat berupa categorematical dan syncategorematical, yaitu semua kata dan
imlpeksi, kelompok ilmiah dengan makna struktural yang harus didefinisikan
dalam satuan konstruksi. Sedangkan hubungan referensial adalah hubungan yang
terdapat antara sebuah kata dan dunia luar bahasa yang diacu oleh pembicaraan.

c. Penamaan
Istilah penamaan, diartikan Kridalaksana (1993), sebagai proses pencariaan
lambang bahasa untuk menggambarkan objek konsep, proses dan sebagainya;
biasanya dengan memanfaatkan perbendaharaan yang ada; antara lain dengan
perubahan-perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau
kelompok kata.

Anda mungkin juga menyukai