Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN UMUM KEBUDAYAAN SUKU-SUKU BANGSA DI PAPUA

(TINJAUAN SOSIAL-BUDAYA)
A.PENDAHULUAN

 Materi ini hanya memberikan gambaran umum tentang suku-suku bangsa di


Papua dengan penekanan utama pada unsur-unsur kebudayaan yang
membentuk karakteristik orang Papua secara umum.
 Ketujuh (7) unsur kebudayaan yang universal yakni: bahasa, sistem
pengetahuan, struktur sosial, sistem religi, sistem mata pencaharian hidup,
sistem teknologi dan peralatan, dan kesenian.
 Etnografi sendiri terbagi dalam 9 unsur: lokasi, asal mula dan sejarah,
bahasa Papua, sistem teknologi tradisional, organisasi sosial, sistem
ekonomi, sistem pengetahuan tradisional, sistem religi, kesenian.
 Papua terdiri dari beberapa kelompok suku bangsa yang memiliki
kebudayaan, dimana setiap kelompok suku bangsa mempunyai ciri-ciri khas
tersendiri.
 Ciri-ciri khas tersebut dapat membedakan kebudayaan yang satu dengan
suku-suku lain. Untuk membedakan ciri-ciri khas budaya pada setiap etnis
yang ada, maka perlu kita mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan kebudayaan.
B. PENGERTIAN KONSEP
 Kebudayaan adalah : suatu keseluruhan kompleks yang meliputi:
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat serta kesanggupan dan
kebiasaan lain yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
(Tylor, 1771).

1
 Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat)
 Etnografi adalah: ilmu yang melukiskan, mendeskripsikan, menggambarkan
tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup tersebar di muka bumi.
 Etnografi Papua adalah: ilmu yang melukiskan, mendeskripsikan,
menggambarkan tentang kebudayaan suku-suku di Papua.
 Etnografidibagi2kata:ethno:suku/bangsa/etnis,grafi:
lukisan/gambaran/deskripsi/ tulisan.
C.KONDISI LINGKUNGAN ALAM PAPUA
- Letak
Pulau Papua terletak di bagian barat Provinsi Papua yang merupakan provinsi
paling timur di Indonesia dan yang terletak di sebelah timur adalah Negara Papua
New Guinea (PNG).
- Luas
Provinsi Papua memiliki luas wilayah kira-kira 42.054.000 ha yang dihuni sekitar
3,3 juta jiwa (sensus 2018). Angka tersebut terdiri dari 1.73 juta jiwa laki-laki,
1,57 juta jiwa perempuan.
- Batas
Batas wilayah Papua adalah : sebelah utara berbatasan dengan samudra pasifik,
dan laut Halmahera, sebelah timur berbatasan langsung dengan Negara Papua
New Guinea, sebelah selatan berbatasan dengan laut Arafura dan Benua
Australia, sebelah barat berbatasan dengan laut seram dan Provinsi Maluku.
- Lokasi
1. Bagian utara Papua terdapat Pulau Yapen, Numfor, Supiori, Padaido, dan
Roon (Di Teluk Cenderawasih).

2
2. Bagian utara Kepala Burung dekat Provinsi Maluku terdapat pulau Batanta,
Salawati, Doom, Waigeo, Misol, Gugusan Pulau Pam, Kofiau, dan
Kepulauan Raja Ampat.
3. Bagian selatan terdapat pulau Adi, pulau Aiduma, pulau Naurio, pulau
Yosudarso, pulau Komoron.
4. Di Papua terdapat Teluk antara lain: Teluk Yosudarso, Teluk Tanah Merah,
Teluk Cederawasih, Teluk Geel Vink, Teluk Saireri, Teluk Wandamen,
Teluk Berau. (Teluk-Teluk Ini terdapat Di Bagian Utara Papua)
5. Di bagian selatan terdapat Teluk Arguni dan Teluk Triton.
6. Sungai-sungai di Papua antara lain: Sungai Mambramo, Sungai Grime,
Sungai Tami, Sungai Kais, Sungai Kamundan, Sungai Baliem, Sungai
Digul, Sungai Bian.
7. Di Papua juga terdapat pegunungan dari arah barat ke timur antara lain:
Pegunungan Tamerau, Pegunungan Arfak, Pegunungan Cartens,
Pegunungan Wyland, Pegunungan Nasaw, Pegunungan Sudirman,
Pegunungan Jayawijaya.
8. Wilayah Papua kaya akan sumber daya alam seperti : tambang, minyak, gas,
tembaga, emas, nikel, dan sejumlah flora dan fauna di daratan maupun di
laut.
D. ZONA EKOLOGIS
Zona ekologis Papua menurut Boelaars bahwa pulau Papua dibagi dalam
empat(4) zona ekologis utama yaitu:
a. Zona Rawa, yang termasuk daerah rawa meliputi: daerah Asmat: suku
Yakai, suku Awyu, suku Yagai Citak, suku Marid-Anim, daerah Mimika:
suku kamoro, dan daerah Waropen.

3
b. Zona Dataran Tinggi, yang termasuk daerah dataran tinggi meliputi: suku
Dani, suku Yali, suku Ngalum, suku Amungme, suku Nduga, suku Damal,
suku Moni, suku Ekari/Mee.
c. Zona Kaki Gunung, yang termasuk daerah kaki gunung meliputi: daerah
Sentani, daerah Nimboran, daerah Ayamaru.
d. Zona Dataran Rendah, yang termasuk daerah dataran rendah meliputi:
daerah Sorong, daerah Nabire, daerah Biak, daerah Yapen.
E.PENGARUH LINGKUNGAN ALAM TERHADAP SISTEM
PENDIDIKAN FORMAL DI PAPUA
a. Pengaruh iklim dan cuaca yang dingin berdampak pada kondisi kesehatan
siswa.
b. Aktifitas kegiatan keluarga di dusun yang jauh sehingga siswa sering terlibat
dalam aktifitas keluarga di luar rumah.
c. Beban dan tanggungjawab siswa terlalu berat di rumah/di luar rumah.
d. Kurang adanya dorongan orang tua dalam pendidikan anak-anak.
e. Kondisi lingkungan alam yang sulit dijangkau oleh guru dan siswa akibat
transportasi yang belum memadai.
f. Pengaruh musim terhadap aktifitas belajar siswa.
F.GAMBARAN UMUM ORANG PAPUA
1.Nama, Ciri, Identitas Orang Papua, dan Persebaran Orang Papua.
a.Nama
 Orang Papua adalah sebutan untuk suku-suku bangsa yang berada di pulau
paling timur Indonesia (pulau Papua) telah mengalami beberapa kali ganti
nama berdasarkan perkembangan sejarah.
 Orang Belanda menyebut pulau Papua dahulu yakni “Niew-Guinea,
kemudian seorang pelaut Spanyol yang bernama “Yniqo Ortiz de Retes
(1545) “ menyebut dengan “Neuva Guinea” (Naber,1915)

4
 Kemudian di ubah menjadi “Irian Jaya”
 Dan “Papua” sampai sekarang. Kata Papua berasal dari bahasa Melayu
artinya “Keriting” (Koentjaraningrat, 1993).
 Dalam konferensi Milano 1964 nama “Iryan” oleh Frans Kaisepo yang
artinya dalam bahasa Biak artinya “sinar matahari yang menghalau kabut di
laut, sehingga ada harapan bagi para nelayan Biak untuk mencapai tanah
daratan Papua.
b. Ciri dan Identitas
 Menurut H.J.T Bijlmer dalam Koentjaraningrat, 1993 mengatakan ada
kecenderungan bahwa orang Papua makin jauh dari pantai makin pendek
tubuhnya.
 Bentuk tengkorak penduduk pantai umumnya lonjong dan makin ke arah
pedalaman bentuknya makin sedang. Indeks ukuran bagian muka ada yang
lebar, namun jarang orang Papua pantai yang bentuk mukanya panjang.
 Kebinekaan cirri-ciri ras pada penduduk asli Papua lebih jelas terlihat
melalui cirri-ciri ras “Fenotip” yaitu berdasarkan warna dan bentuk rambut.
Tidak semua bentuk rambut orang Papua keriting masih terdapat penduduk
asli Papua yang tinggal di daerah pesisir pantai yang rambutnya berombak
bahkan ada juga yang lurus.
 Asal mula orang Papua menurut Teuku Jacob (guru besar antropologi
Ragawi dari UGM mengatakan bahwa pada jaman es terakhir kira-kira
800.000 tahun lalu ketika Papua masih menyatu dengan Australia, orang
Papua dan Melanesia mempunyai nenek moyang dengan penduduk asli
Australia yang memiliki ciri-ciri fisik “paleo-melanesoid”
 Ketika jaman es berakhir maka permukaan laut menjadi tinggi maka
Australia terpisah dari Papua serta pulau-pulau lain di nusantara.

5
 Maka cirri-ciri fisik penduduk Papua dan Melanesia berkembang menjadi
ciri-ciri ras Melanesoid. Sedangkan ciri-ciri fisik penduduk Australia
berkembang menjadi cirri ras “Australoid”
 Orang Papua memiliki dua cirri utama yang terkenal di dunia yaitu : berkulit
hitam dan rambut keriting.
c.Persebaran Orang Papua
 Hasil penelitian dari Tim Penelitian Uncen (1991) di identifikasi bahwa ada
250 suku bangsa di Papua. Sedangkan hasil penelitian (SIL) tahun 2010
terdapat 276 bahasa suku bangsa, namun sudah hilang 5 (2 di wandamen, 1
di waropen, 1 di senggi, dan 1 di fak-fak. Jadi jumlah bahasa Papua 271.
Tahun 2017 di teliti oleh lembaga negara terdapat 384 bahasa dengan rincian
94 bahasa di Papua Barat dan 290 bahasa di Papua.
 Orang Papua juga tersebara ke dua bagian yaitu: orang Papua yang tinggal di
daerah pegunungan dan daerah pantai.
 Menurut pembagian majelis rakyat Papua (MRP) wilayah Papua terbagi
dalam 7(wilayah) budaya berdasarkan persebaran suku bangsa. Ketujuh
wilayah kebudayaan Papua tersebut adalah: wilayah budaya Tabi, Saireri,
Domberay, Bomberay, Anim-Ha, Meepago, La pago.
2. Pengaruh Asal-Usul Persebaran Orang Papua dalam Pendidikan
 Jumlah siswa tidak merata pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan
sekolah lanjutan setingkat SLTA, misalnya: ada sekolah yang siswanya
banyak atau sedikit, siswa laki-laki banyak dari siswa perempuan dan
sebaliknya siswa perempuan lebih banyak dari siswa laki-laki.
 Masih ada siswa yang menganggap suku/marganya lebih penting dan utama
karena nenek moyang atau asal-usulnya dari kelas sosial yang tinggal di
kampung/suku.

6
 Pola migrasi dan perpindahan penduduk mengakibatkan putus sekolah ,
kenakalan siswa, tidak naik kelas. (lama sekolah di SD, SLTP, SLTA)

G. KEANEKARAGAMAN SOSIAL-BUDAYA ORANG PAPUA

 Provinsi Papua merupakan wilayah yang sangat luas di kawasan Indonesia


bagian timur, penduduk Papua terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan
budaya menunjukan suatu kebinekaan yang sangat besar.
 Kebinekaan itu tercermin di dalam berbagai perbedaan unsur-unsur
kebudayaan seperti: bahasa, organisasi sosial atau struktur sosial, sistem
kepemimpinan, agama, sistem mata pencaharian, yang berdasarkan ekologi
dari wilayah tersebut.
1. Bahasa
 Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang kalau digabungkan menurut aturan
tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dalam bahasa itu.
 Sarana komunikasi yang lain adalah bahasa tubuh (KINESIKA) yaitu
sistem gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Selain
itu, orang Papua mengenal bahasa melalui isyarat, kode, tanda, lambang,
nada, suara, irama, dll.
 Menurut pembagian bahasa Papua secara umum dibagi dalam 2 kelompok
besar yaitu: bahasa Austronesia dan bahasa Non Austronesia. Bahasa
Austronesia adalah: bahasa Indonesia yang mengandung unsur
SPO(contoh: saya makan nasi), sedangkan bahasa non Austronesia adalah
bahasa asli Papua yang tidak mengandung unsur SPO (contoh: saya nasi
makan).

7
 Setiap suku bangsa di Papua memiliki dialek, isyarat, lambang, kode, dan
bahasa gerakan tubuh yang berbeda-beda dengan arti dan pengertian yang
berbeda.
 Bahasa menunjukkan sikap dan perilaku seseorang dan kadang-kadang
bahasa merupakan suatu ancaman dan peluang bagi orang atau kelompok
yang sedang menyampaikan pesan atau berkomunikasi.
2. Pengaruh Bahasa Lokal Terhadap Sistem Pendidikan Formal di Papua
 Bahasa merupakan peluang, karena dalam bahasa terdapat sistem hitung
tradisional dalam menyebut angka-angka, satuan, pulahan, ratusan, ribuan,
dan bahkan jutaan.
 Bagi suku-suku bangsa yang mempunyai sistem hitungan tradisional yang
banyak tentu mempunyai kemampuan dalam hitung menghitung. Hal ini
dapat bermanfaat bagi anak usia sekolah untuk lebih cepat memahami mata
pelajaran matematika.
 Peluang lain dalam bahasa adalah dalam bahasa tersimpan makna budaya
dari suatu suku bangsa. Sehingga banyak sekali menarik para ahli di
berbagai bidang ilmu untuk mengkaji suatu masyarakat untuk mengetahui
konsep-konsep yang terkandung di dalam masyarakat.
 Ancamannya adalah bahasa yang berbeda-beda ada pada suku-suku di
Papua dapat disalahartikan atau salah ditanggapi oleh orang yang berbeda
bahasa tentu dapat menimbulkan konflik yang dapat berdampak buruk pada
proses belajar.
 Contoh kata-kata bahasa yang bersifat ancaman antara lain seperti sapaan
pada tema dengan kata “babi, anjing, kata setan, atau kata makian yang lain
seperti sebutan alat-alat vital laki-laki atau perempuan.

8
H. TEKNOLOGI TRADISIONAL DAN PERALATAN HIDUP
Pada masyarakat tradisional terdapat delapan (8) macam sistem teknologi dan
peralatan hidup yaitu :
1.Alat-alat produksi
Alat produksi itu berupa alat-alat untuk berkebun digunakan kayu/tongkat
“tugal” alat untuk menangkap ikan seperti ; tombak.
2.Senjata
Senjata tradisional yang dikenal oleh suku-suku bangsa di Papua adalah busur
panah, dan tombak.
3.Wadah
Wadah tradisional yang dikenal oleh suku-suku bangsa di Papua sangat berbeda-
beda antara suku wilayah dengan wilayah lain di Papua. Pengetahuan tentang
wadah disesuaikan dengan potensi sumber daya alam tumbuhan yang tersedia.
Wadah yang terbuat dari daun sagu, daun palem, kulit kayu, anyaman noken.
4.Alat untuk membuat perahu
Suku-suku di Papua mengenal pengetahuan dan keterampilan yang berbeda-
beda tentang alat untuk membuat perahu. Terutama suku-suku yang hidup di
sekitar wilayah sungai, danau, dan laut. Alat membuat perahu adalah kapak batu,
gergaji, dan pahat.
5.Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah
 Makanan pokok suku-suku di Papua berbeda-beda sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan alam, letak geografi, dan zona, ekologis di Papua.
Misalnya, makanan pokok suku-suku yang tinggal di zona rawa makanan
pokonya adalah sagu dan ulat sagu. (Asmat, Waropen, Sentani, Merauke,
Sorong, Timika, Nabire)

9
 Minuman tradisional suku di Papua mengenal minuman lokal yaitu: suku
marid-anim dengan” wati” yang terbuat dari pohon wati, minuman sofi, dan
sagero. Sentani terkenal dengan “bobo” .
 Bahan pembangkit garirah
Bahan pembangkit gairah makan maupun gairah seksual juga dikenal oleh
suku-suku bangsa di Papua antara lain seperti: daun gatal dan buah gatal.
6.Pakian dan perhiasan
Setiap suku bangsa asli Papua memiliki jenis pakian dan perhiasan tradisional
yang berbeda sesuai dengan potensi dan bahan baku yang tersedia.
7.Tempat berlindung dan rumah
Rumah tradisional Papua berbeda-beda antara suku-suku dengan suku yang lain
sesuai dengan konsep budaya masing-masing suku.
8.Alat transportasi
Alat transportasi tradisional Papua bagi suku-suku di daerah pantai dan rawa
menggunakan perahu.
I.ORGANISASI SOSIAL
 Organisasi sosial atau struktur sosial suatu masyarakat dapat kita anggap
sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai kelompok memandang
hubungan sosial sebagai posisi dan peranan yang saling berkaitan.
 Hubungan sosial yaitu cara mereka berinteraksi, sedangkan struktur sosial
dari suatu masyarakat mengandung sistem-sistem ikatan sosial.
 Struktur sosial mengacu pada bentuk hubungan-hubungan sosial yang
menata kehidupan masyarakat suatu kesatuan hidup sosialnya.
 Pouwer (1966) dalam studinya menunjukan bahwa pengelompokan orang
Papua dapat dibagi ke dalam 4 golongan berdasarkan sistem kekerabatan,
antara lain:

10
1.Kelompok kerabat tipe Iroquois
Dalam sistem ini klasifikasi anggota kerabat saudara sepupu pararel di sebut
dengan istilah yang sama dengan saudara kandung. Kelompok yang
menganut tipe ini adalah: orang biak, orang waropen, orang senggi, orang
marid-anim, dan orang mee.
2.Kelompok kerabat tipe Hawaian
Sistem pengelompokan menggunakan istilah yang sama untuk menyebut
saudara kandung dan semua saudara-saudara sepupu silang dan pararel.
Kelompok etnik yang menganut tipe ini adalah orang asmat, orang mimika,
orang sarmi.
3.Kelompok kerabat tipe Omaha
Sistem ini mengklasifikasikan saudara sepupu silang matrilineal dan
patrilineal dengan istilah yang berbeda. Untuk saudara sepupu silang
dipengaruhi oleh tingkat generasi dan bersifat tidak simestri. Suku yang
menganut tipe ini adalah orang awyu, orang dani, orang maibrat, dan orang
muyu.
4.Kelompok kekerabatan tipe Iroguios-Hawaian
 Penggolongan orang Papua berdasarkan istilah kekerabatan dapat dibagi 2
dalam prinsip pewarisan keturunan yaitu: - melalui prinsip patrilineal dan
prinsip matrilineal.
 Sistem perkawinan orang Papua terkenal dengan 2 cara yaitu: perkawinan
eksogami yang artinya mencari jodoh keluar klen sendangkan endogami
artinya mencari jodoh di dalam klen.
 Harta mas kawin pada setiap suku di Papua juga berbeda-beda. Harta mas
kawin ini juga mulai mengalami pergeseran nilai dimana sekarang berupa
uang tunai .

11
 Orang Papua pada umumnya mengenal 3 bentuk perkawinan yaitu : 1.
Sistem pemberian mas kawin , 2. Sistem tukar saudara perempuan,
3.Sistem pencurahan tenaga.
 Di Papua mengenal sistem pewarisan keturunan secara Patrilineal.(Garis
Keturunan Ayah, di Papua juga ada suku yang menganut sistem
Matrilineal atau garis keturunan ibu yaitu suku Kamoro, dan Ambilineal
yaitu bisa mengikuti garis keturunan ayah dan ibu itu pada suku Meak di
Arfak)
 Orang Papua mengenal sistem politik atau sistem kepemimpinan
tradisional yang menurut Dr.J.R. Mansoben terdapat 4 sistem politik di
Papua :
1.Bigman atau pria berwibawa
Sistem ini kedudukan seorang pemimpin di peroleh melalui pencapaian .
Sumber kekuasaan dari tipe ini terletak pada kemampuan individu yang
diwujudkan dalam bentuk nyata seperti keberhasilan, pandai berpidato,
brani pimpin perang, murah hati, dan memiliki fisik tubuh yang besar. Suku
yang menganut tipe ini adalah: orang dani, orang mee, orang maybrat,
orang muyu.
2.Sistem Politik Kerajaan
Sistem ini di peroleh dari pewarisan yang sering diberikan kepada anak
tunggal dan anak sulung laki-laki yang akan diberikan kekuasaan penuh.
Suku yang menganut tipe ini adalah: orang raja ampat dan orang kaimana.
3.Sistem Politik Ondoafi
Sistem ini di peroleh dari birokrasi tradisional yaitu pemilihan di dalam
masyarakat untuk menunjuk seorang pemimpin dan di putuskan bersama.
Suku yang menganut tipe ini adalah : orang sentani, orang nimboran, orang
genyem, dan orang asro-waris.

12
4.Sistem Kepemimpinan Campuran
Sistem ini diperoleh melalui pewarisan dan pencapaian atau seseorang
dapat diangkat sebagai pemimpin berdasarkan kemampuan individunya,
prestasi, dan keturunan. Suku yang menganut sistem ini adalah: orang biak,
orang waropen, dan orang wandamen.
 Sistem perkawinan di Papua selalu menghasilkan mas kawin. Mas kawin
saat ini sangat berpengaruh terhadap sistem pendidikan di Papua. Dimana
nilai seorang anak perempuan dianggap penting karena dapat memperoleh
keuntungan.Nilai mas kawin dianggap penting bila dipandang dari tingkat
pendidikan perempuan semakin tinggi tingkat pendidikan seorang
perempuan tentu nilai/harta mas kawin akan naik atau mahal. (kasus di
daerah sorong).
 Hak Ulayat.
Tanah bagi sebagian orang Papua mempunyai makna sendiri sesuai
makna dan konsep budaya local masing-masing suku di Papua. Orang Papua
menganggap tanah sebagai “mama” atau “ibu” yang melahirkan,
memelihara, dan membesarkan. Sifat kemajemukan orang Papua juga dapat
dilihat pada prinsip hak ulayat tanah. Diantara sesama orang Papua juga
terdapat kolektif-kolektif suku yang mengatur sistem hak ulayat tanah
melalui klen. Tanah juga sering menimbulkan konflik klaim-mengklaim dari
beberapa suku terhadap beberapa bangunan pemerintah dan belum adanya
pelepasan tanah dan menimbulkan pemalangan,
 Di Papua juga mengenal Sistem Kepemilikan Hak Tanah
1.Sistem Kepemilikan Komunal (hak bersama) berbasis klen (terdapat pada
semua suku di Papua)
2.Sistem Kepemilikan Individual (hak sendiri) hanya pada suku Muyu dan

13
Mee .( Sumber hasil penelitian W.J Schoorl pada suku Muyu dan Victor de
Bruiyn pada suku Mee)
J. SISTEM MATA PENCAHARIAN
 Sistem mata pencaharian penduduk di Papua di pengaruhi oleh 4 zona
ekologis, sehingga kehidupan orang Papua terikat pada zona ekologi yang
berbeda-beda ini menunjukan pola-pola kehidupan yang bervariasi sesuai
dengan zona tersebut yaitu: 1. Zona rawa, 2. Zona dataran tinggi, 3. Zona
kaki gunung, 4. Zona dataran rendah.
 Sistem mata pencaharian hidup di Papua terdiri dari; berburu, menangkap
ikan, berkebun, beternak, berdagang,. Setiap suku di Papua memiliki
pengetahuan dan teknologi local yang berbeda yang sering mereka gunakan.
 Pengaruh sistem mata pencaharian terhadap sistem pendidikan di Papua
yaitu:
1. Masih ada kebiasaan suku, dimana orang tua membawa anak usia
sekolah ke dusu/kebun.
2. Beban kerja anak dan tanggung jawab anak dalam membantu pekerjaan
orang tua di rumah maupun di luar rumah (di kebun, di pasar ) akibatnya
anak tidak sekolah.
K. KESENIAN DI PAPUA
 Kesenian di Papua terdiri dari seni rupa (seni lukis, seni pahat), seni musik,
seni tari, seni sastra, dan seni drama.
 Kesenian tradisional di Papua dapat dibedakan menjadi 6 ragam seni yang
terdiri dari :
1. Ragam seni teluk yos sudarso dan pantai utara Jayapura
2. Ragam seni daerah Sentani dan Tanah Merah
3. Teluk Cenderawasih sampai pantai utara Sorong
4. Ragam seni daerah Marid-Anim di daerah Merauke

14
5. Ragam Seni Asmat
6. Ragam Seni Mimika
 Keanekaragaman bentuk seni, khususnya tarian tradisional di Papua juga
mengalami pergeseran fungsi dan nilai budaya yang diakibatkan karena
kontak dengan kebudayaan lain dari luar Papua contoh : tarian yospan
sekarang banyak variasi baru yang di campur tarian modern.
 Suku-suku di Papua juga mengenal seni lukis dan seni ukir yaitu pada orang
Biak, orang Asmat, orang Sentani, orang Kamoro.
 Pengaruh kesenian local di Papua terhadap sistem pendidikan di Papua
antara lain;
1. Menambah aktifitas dan kreatifitas siswa dalam kegiatan kesenian
terutama seni tari dan sei suara.
2. Masuknya pengaruh kesenian modern melalui televisi, radio membuat
anak-anak terpenngaruh dengan lagu-lagu dan tarian-tarian modern
daripada lagu dan tarian daerah sendiri.
3. Lagu daerah tidak diminati oleh anak-anak kecil sekarang dan orang
dewasa sekarang.
4. Gaya hidup anak mulai terpengaruh dimana anak-anak mau belajar
sambil menyanyi dan mendengar lagu-lagu pop.
L.SISTEM RELIGI
 Tiap suku asli di Papua mempunyai sistem kepercayaan lokal yang berbeda-
beda. Walaupun orang Papua telah mengenal agama modern seperti: Kristen
Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha.
 Setiap suku percaya bahwa adanya roh halus dewa atau Tuhan. Orang Biak
mempunyai dewa tertinggi “ manseren-nanggi”, orang Moy : “ Fun Nah”,
orang Seget menyebut “ Naninggi”, orang Wandamen menyebut “ Syen

15
Allah”, orang Marid-Anim menyebut “ Dema” orang Asmat menyebut “
Mbiwiripitsy”, orang Mee menyebut “Ugatame’.
 Semua dewa atau Tuhan diakui dan dihormati karena dianggap sebagai dewa
pencipta yang berkuasa penuh atas nasib kehidupan manusia.
 Orang Papua percaya bahwa mahkluk-mahkluk tersebut ada dan menguasai
angin, hujan, petir,pohon, sungai, pusaran air, gunung, dasar laut,
tanjung.dll.
 Walapun orang Papua telah memeluk agama modern, tetapi pada
kenyataannya mereka masih percaya pada tradisi kepercayaan lama,
misalnya : dalam menghadapi persoalan seperti : sakit, mati gagal dalam
usaha dan lain-lain. Mereka menganggap hal itu disebabkan oleh gangguan
atau ancaman dari para dewa.
 Kepercayaan pada dewa-dewa, mahkluk halus dan sebagiannya dalam
istilah Antropologi disebut “Animisme”
 Pengaruh sistem religi lokal terhadap sistem pendidikan formal di Papua
antara lain:
1. Masih terdapat siswa atau guru yang beranggapan bahwa di sekolah
sering ada ruangan yang di huni oleh mahkluk halus.
2. Sekolah di bangun pada tempat keramat, sehingga guru dan siswa takut
untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.
3. Kegiatan belajarv mengajar terganggu karena sekolah dibangun dekat
sungai, kali, gunung, dan pohon-pohon.

16
LAMPIRAN

Contoh Lukisan Kulit Kayu Asal Sentani (KHOMBO)

Contoh Pakian Adat Tradisional Daerah Pegunungan

Contoh Pakian Adat Tradisional Daerah Pantai/Pesisir

17
Contoh Mas Kawin Daerah Sentani (Tomako Batu)

Contoh Mas Kawin Daerah Pantai/Pesisir (Piring Gantung, Guci)

Contoh Kakesih Hadiah Pemberian Mempelai Wanita Kepada Calon Pria

18
DAFTAR PUSTAKA

1.Koentjaraningrat
1994,Irian Jaya Membangun Masyarakat Majemuk, Jakarta,
2.Mansoben J.R
2004,Arti Sebuah Nama : Penggunaan Nama Papua Untuk Menggantikan Irian
Jaya
3.Pujileksono
2016,Pengantar Antropologi : Memahami Realitas Sosial Budaya
4.Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya
1996, Etnografi Irian Jaya Seri-2

19

Anda mungkin juga menyukai