Anda di halaman 1dari 23

ETNOGRAFI

PAPUA
Oleh
Dosen Pengampu
Pdt. Dr. Amsal Yowei, SE, M.Pd.K
Antropologi sebagai disiplin ilmu yang di
kelompokkan ke dalam rumpun ilmu – ilmu
sosial merupakan suatu ilmu dasar yang
digunakan untuk meneliti masalah – masalah
kebudayaan dan Masyarakat guna
mengembangkan konsep – konsep dan teori –
teori baru yang lebih saksama. Selain itu ilmu
Antropologi sebagai ilmu terapan dapat
digunakan untuk meneliti sejumlah social
budaya tertentu dengan metodelogi yang
khusus.
Papua terdiri dari kurang lebih 251 suku bangsa atau
etnis yang memiliki keanekaragaman kebudayaan,
dimana setiap suku bangsa mempunyai ciri khas
tersendiri. Ciri khas tersebut dapat membedakan
kebudayaan satu kelompok etnis yang satu dengan
etnis yang lain. Untuk membedakan ciri khas budaya
pada setiap etnis yang ada, maka perlu kita
mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan kebudayaan
Kebudayaan menurut seorang Antropologi yang Bernama E.B. Taylor mengatakan
kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan,seni, kesusteraan, hukum, adat istiadat serta kesanggupan dan kebiasaan
lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota suatu Masyarakat.
Selanjutnya juga menurut Ralp Linton bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari
pengetahuan,sikap dan pola prilaku yang merupakan kebiasaan yang di miliki dan
diwariskan oleh anggota suatu Masyarakat tertentu
Pada umumnya semua kebudayaan dari setiap
suku bangsa diatas muka bumi ini terdapat 7
(tujuh) unsur universal yaitu :
1. Bahasa
2. Sistim Pengetahuan
3. Organisasi social dan kekerabatan
4. Sistim Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian hidup
6. Sistim Religi
7. Keseniam
Pengertian Etnografi Papua

Etnografi Papua yaitu suatu studi deskriptif


mengenai Masyarakat – Masyarakat sederhana
atau suatu gambaran tentang kebudayaan –
kebudayaan suku bangsa yang hidup. Etnografi
adalah ilmu yang melukiskan tentang suku –
suku bangsa yang tersebar di muka bumi ini dan
secara khusus di Papua.
Kondisi Lingkungan Alam, Letak, Luas dan
Batas Wilayah.
• Pulau Papua yang tampak berbentuk seekor
burung raksasa yang mirip seekor
dinosaurus yaitu Binatang dari kala
mezoikum yang kini telah punah.
• Sekitar 47% bagian dari wilayah pulau ini
yang berada di sebelah barat dan
merupakan bagian kepala, tengkuk,
punggung,leher, dada dan perut dinosaurus
tadi adalah wilayah papua dan 53% sisanya
adalah wilayah Negara tetangga kita, Papua
New Guinea.
Propinsi Papua memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 416.800 Km2
yang batas wilayahnya sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan lautan


teduh dan laut Halmahera
• Sebelah Timur berbatasan langsung
dengan Negara tetangga Papua New
Guinea
• Sebelah Selatan berbatasan dengan laut
Arafura dan benua Australia
• Sebelah Barat berbatasan dengan laut
Seram, laut Banda atau propinsi Maluku
Bagian utara pulau Papua terdapat banyak pulau yaitu antara lain ; pulau Yapen,
Pulau Numfor, Supiori, Padaido, dan pulau Roon yang berada di teluk
Cenderawasih.Selain itu dibagian utara kepala burung terdapat pulau Batanta,
Salawati, Doom Wigeo, dan pulau Misol. Sedangkan dibagian Selatan terdapat pulau-
pulau, seperti; pulau Adi, pulau Aiduma, Naurio, Yosudarso (Kimam) dan pulau
Komoran.
Selain pulau-pulau di Papua juga terdapat beberapa teluk dan sungai
yang cukup besar dan mempunyai potensi sumber daya alam (SDA).
Teluk-teluk tersebut terdapat di bagian utara, diantaranya; Teluk
Yosudarso, Teluk Cenderawasih, Teluk Wandamen, Teluk
Berau/Bintuni, dan di bagian selatan terdapat diantaranya teluk Arguni,
teluk Triton dll. Sedangkan sungai-sungai yang terdapat di Papua
antara lain; Sungai Membramo, Sungai grime, Sungai Tami, dan
sungai-sungai di pantai selatan pulau Papua antara lain; sungai Kais,
sungai Kamundan, sungai Balim, sungai Digul dan lain-lainnya yang
bermuara ke laut Arafura.
Sedangkan daerah pegunungan di Papua
antara lain;

Pegunungan Tamrau, Arfak, Sudirman,


Nasauw, Jayawijaya dengan puncak-
puncaknya yang tertinggi yaitu;
Puncak Jaya (5.030 m), Puncak Trikora
(4.750 m), Puncak Yamin. Puncak Jaya
memiliki keajaiban sendiri di dunia karena
walaupun terletak di daerah tropis namun,
puncak tersebut diselimuti salju abadi
sepanjang tahun.
Propinsi Papua berada di dekat khatulistiwa dan
beriklim tropic. Suhu udara pada ketinggian
permukaan air laut hamper seragam bagi seluruh
propinsi yaitu rata-rata 26 derajat Celsius. Variasi
suhu terjadi karena ketinggian daerah yang
berbeda-beda. Setiap ketinggian 100 meter terjadi
penurunan suhu sebanyak kurang lebih 0.6 derajat
Celsius. Karena itu tanah pegunungan yang
mencapai ketinggian lebih dari 4,400 meter
senantiasa tertutup salju abadi. Kecuali oleh
ketinggian suatu daerah, suhu juga ditentukan
oleh factor-faktor lain, seperti banyak angina naik
menyebabkan penurunan suhu dan banyak angin
turun menyebabkan kenaikan suhu.
Curah hujan bagi sebagian besar propinsi Papua
cukup tinggi rata-rata 2,000-3000 milimeter tiap
tahun, dibeberapa tempat di pegunungan tengah
curah hujan kadang-kadang melebihi 4000
milimeter setahun.
Adapun perbedaan antara musim-musim pada
umumnya tidak terlalu besar kecuali di daerah
dataran rendah utara, tempat hujan selama bulan
juli hingga September mencapai 200 milimeter
tiap bulan. Pada umumnya tidak terdapat musim-
musim yang terlampau kering.
Ada 4 (empat) zone ekologis utama, yaitu
:
1. Zone rawa, pantai dan sepanjang
aliran sungai, meliputi daerah Asmat,
Jagai, Awyu, Yagai Citak, Marind
Anim,Mimika/Kamoro dan Waropen
2. Zone dataran tinggi, meliputi orang
Dani, Yali, Ngalum, Amungme, Nduga,
Damal,Moni dan orang Ekari/ Mee
3. Zone Kaki gunung dan lembah-lembah
kecil, meliputi daerah Sentani,
Nimboran, Ayamaru dan orang Muyu
4. Zone dataran rendah dan pesisir,
meliputi Sorong sampai Nabire, Biak
dan Yapen.
Menelusuri Asal Usul Nama Papua. Orang Belanda meyebut pulau Irian atau Papua
sekarang yaiti Niew Guinea oleh seorang pelaut Spanyol yakni Ynigo Ortez de
Retes (1545) yang menyebut “Neuva Guinea” (Guinea Baru).
Sebutan lain juga adalah “Papua” yang mula-mula dipakai oleh pelaut Portugis
Antonio d’ Arbreu yang mengunjungi pantai Papua pada tahun 1551. Nama itu
sebelumnya dipakai oleh Antonio Pigafetta pada waktu berada dilaut Maluku pada
tahun 1521. kata Papua berasal dari kata “ Pua-pua” yang berarti keriting. (Stirling,
1943;4, dalam Koentjaraningrat, 1993).
Dalam konferensi Malino 1964 nama
“Iryan” diusulkan oleh F. Kaisepo, Kata itu
berasal dari bahasa Biak yang artinya
“Sinar matahari yang menghalau kabut
dilaut, sehingga ada harapan bagi para
nelayan biak untuk mencapai tanah
daratan Irian”. Pengertian lain dari kata ini
juga pada orang Biak, bahwa Irian itu
berasal dari dua kata yaitu “iri” dan Ryan”
Iri berarti “dia” (dia yang dimaksud disini
adalah Tanah) dan Ryan berarti “panas”.
Jadi arti dari kata Irian ini adalah
Tanah yang Panas. Lain juga
masyarakat Marind-anim di pantai
selatan mengatakan kata Irian
berarti Iri berarti Tanah dan An
berarti air jadi Irian artinya “tanah
air”.
Akhirnya Presiden Soekarno
mempopulerkan kata Irian sebagai
kata yang pertama dari singkatan
Ikut Republik Indonesia Anti
Nederland. (Koentjaraningrat,
1993).
Pemetaan Suku-Suku Bangsa di Papua dalam uraian ini akan membahas
kategori-kategori kebudayaan Papua yang pernah dibuat oleh ahli-ahli Antropologi
dan Linguistik.

Menurut SIL (Sumer Institute of Language) bahwa kebudayaan Papua, jika


dikategori berdasarkan bahasa maka di Papua terdapat 251 bahasa (Peter J.Zilzer
& H.H Clouse, 1991).
• Menurut Koentjaraningrat (1994) kebudayaan di Papua menunjukkan corak yang
beraneka ragam yang disebut sebagai kebhinekaan masyarakat tradisional Papua.
• Menurut Tim peneliti Uncen (1991) telah diidentifikasi adanya 44 suku bangsa yang
masing-masing merupakan satuan masyarakat, kebudayaan dan bahasa yang
berdiri sendiri. Sebagian besar dari 44 suku bangsa itu terpecah lagi menjadi 177
suku.
• Menurut Held (1951,1953) dan Van Bal (1954), ciri-ciri yang mencolok dari Papua
adalah keanekaragaman kebudayaannya, namun dibalik keanekaragamn tersebut
terdapat kesamaan ciri-ciri kebudayaan mereka.
Ciri dan Identitas Orang Papua

Orang Papua tidak pernah diteliti oleh para ahli


mengenai cri-ciri ras. Hanya beberapa orang dokter
dan ahli antropologi ragawi saja yang telah
melakukan pengukuran tinggi badan dan indeks
ukuran tengkorak pada beberapa individu
dibeberapa tempat yang terpencar. Bahan-bahan itu
belum cukup untuk mendapatkan gambaran yang
menyeluruh tentang ciri-ciri fisik masyarakat di
Papua. Menurut H.J.T. Bijlmer (1923: 335-488;
1926:2390-2396, dalam Koentjaraningrat, 1993).
Ada kecenderungan bahwa orang Papua makin jauh dari pantai makin pendek
tubuhnya, demikian pula bentuk tengkorak penduduk pantai umumnya lonjong dan
makin kearah pedalaman bentuknya menjadi sedang. Indeks ukuran bagian-bagian
muka pada beberapa penduduk pantai ada yang lebar, namun tidak jarang pula ada
orang pantai yang panjang bentuk mukanya, dan didaerah pedalaman keadaannyapun
sama (Bijlmer, 1956, lihat Koentjaraningrat, 1993).
Kebinekaan ciri-ciri ras pada berbagai penduduk
asli Papua lebih jelas terlihat melalui ciri-ciri ras
fenotip mereka, yaitu warna dan bentuk rambut,
walaupun dalam hal ini tidak ada keseragaman.
Warna rambut orang papua hampir semuanya
hitam tetapi tidak semuanya keriting. Penduduk
yang tinggal di sepanjang sungai Mamberamo,
rambutnya banyak yang berombak dan bahkan
ada pula yang lurus (Moszkowski, 1911: 317-
318), sedang ada pula yang lurus dan kejur
(Neuhauss, 1911:280,dalam Koentjaraningrat,
1993).
Persebaran Orang Papua Uraian yang
menggambarkan bagaimana sebaran dan
komposisi penduduk Papua secara umum,
dimana termasuk didalamnya penduduk dari luar
yang berada di Papua berdasarkan sebaran suku
bangsa melalui sensus belum dapat dilakukan
secara terperinci, sehingga jumlah yang pasti
tentang berapa banyaknya orang Papua
(penduduk asli) tidak dapat disajikan secara
lengkap.

Anda mungkin juga menyukai