Disusun Oleh:
Farida Nur Febriani (5016201050)
A. Bahasa-bahasa di Dunia
Terdapat 6.818 bahasa di dunia. Di antaranya 330 bahasa berpenutur 1
juta atau lebih. Bahasa Inggris merupakan bahasa dengan penutur terbanyak
di dunia. Urutan kedua ada bahasa Mandarin dan ketiga adalah bahasa India.
Badan bahasa meliris jumlah bahasa di Indonesia 718 bahasa dan 778
dialek. Bahasa dengan penutur terbanyak di Indonesia adalah Jawa, Sunda
dan Madura. UNESCO memprediksi sekitar 2.500 bahasa terancam punah
pada akhir abad ini. Seratus di antaranya adalah bahasa di Indonesia.
Dari 718 bahasa daerah, 60% ada di wilayah Indonesia timur dan 30%
terancam punah. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya
adalah ada anggapan yang keliru bahwa bahasa daerah adalah simbol
keterbelakangan, pendidikan dwibahasa menjadi penghalang proses
pendidikan anak, menyusutnya fungsi bahasa daerah menjadikan daya tahan
dan daya saingnya tidak seimbang dengan bahasa nasional.
Terdapat beberapa alasan mengapa bahasa daerah harus terus
dilestarikan agar tidak punah, karena masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat dwibahasa/multibahasa, bahasa adalah identitas bangsa, bahasa
manifestasi sebuah kebudayaan, hilangnya Bahasa berarti hilang pula
kekayaan budaya bangsa yang tidak ternilai.
Atas terjadinya hal tersebut, semua elemen masyarakat memiliki
tanggung jawab agar Bahasa daerah tidak punah. Melalui pemerintah pusat
terdapat dalam UUD 1945, UU RI No. 24 tahun 2009, dan peraturan
pemerintah No. 57 tahun 2014. Sedangkan peran masyarakat adalah dengan
terus menuturkan Bahasa daerah.
B. Peran Toponimi dalam Pelestarian Bahasa
Penamaan tempat/geografi sangat terkait dengan sejarah pemukiman
manusia. Budaya lisan adalah folklor oleh sebagian masyarakat yang diyakini
kebenarannya, contohnya cerita penguasa laut selatan Nyi Roro Kidul.
Toponimi/nama tempat tepatnya di Jawa Barat banyak berlandaskan pada
folkor.
Toponimi tidak boleh dianggap remeh karena toponimi menjadi bagian
penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari proses pembentukan
identitas diri. Terdapat banyak nama tempat berakar dari sejarah dan
kebudayaan bangsa itu sendiri. Toponimi merupakan ingatan bersama,
collective memory atas peristiwa alam atau budaya, dan ekologi penting dalam
sejarah kehidupan.
A. Asal-usul
Bahasa Jepang, menurut John C. Maher (1995) adalah gabungan
dari Bahasa Altai, Bahasa Austronesia dan Bahasa Siberia Kuno. Yang
bermula dari Bahasa Pijin kemudia Lingua Franca dan menjadi Bahasa
Kreol.