TUGAS 1
BAHASA INDONESIA
Di Susun oleh :
Citra (23042811127 )
B. Pembahasan
Para ahli sependapat bahwa cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa melayu
kuno yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan sejumlah dialek regional dan
dialek sosial yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Selain itu, bahasa melayu yang
menurut para pakar (Blust 1983,1984, Nothofer 1996, Collins 2005) berasal dari wilayah
Kalimantan Barat telah pula melahirkan dua dialek/ragam politis, yaitu bahasa Indonesia
dan bahasa Malaysia, disamping dua ragam politis lain yaitu bahasa Melayu di Singapura
dan bahasa Melayu di Brunei Darussalam.
Bukti bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu kuno adalah adanya
sejumlah prasasti yang di temukan di pulau Sumatera, Pulau Bangka, Semenanjung
Malaya (wilayah Malaysia sekarang) dan di Pulau Jawa. Prasasti-prasasti itu ditulis
dengan menggunakan huruf pallawa, yakni aksara yang dibawah oleh orang-orang Hindu
ke Indonesia. Ada juga, menurut Teeluw(1961) prasasti yang ditulis dengan huruf Arab,
dan ini tentunya prasasti yang dibuat sesudah masuknya agama Islam ke Indonesia.
Menurut Kridalaksana (1991) sudah ada 18 buah prasasti yang sudah teridentifikasi dan
besar kemungkinan akan bertambah lagi.
Sebagai contoh sebagai contoh bentuk bahasa melayu kuno berikut dikutipkan
bagian dari sebuah prasasti yang telah ditranslitrasi kedalam huruf latin.
Nipahat di welanya yang wala griwijaya kaliwatmanapik yang bhumi jaya tida
bhakti ka griwajaya.
Secara harfiah artinya: Dipahat di waktunya yang tentara sriwijaya telah
menyerang tanah jawa tidak takluk ke sriwijaya
Makna sebenarnya: Dipahat pada waktu tentara sriwijaya telah menyerang tanah
jawa yang tidak takluk pada sriwijaya
Dari kutipan tersebutdapat dikenali sejumlah kata yang hingga yang kini masih
biasa digunakan. Kata kata itu adalah pahat, di, yang, wala(bala) bhumi(bumi),
tida(tidak), bhakti (bakti), dan ka (ke).
Kata wala menjadi bala dimana fonem [w] berubah menjadi [b] adalah perubahan
yang umum dan biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wankai menjadi
bangkai. Fonem [bh] menjadi [b] pada kata bhumi dan bhakti adalah juga perubahan yang
biasa terjadi begitupun fonem[a] berubah menjadi [e] pada kata ka juga merupakan
peubahan yang biasa ada contoh lain, yaitu kata tantara menjadi tentara dan kata karena
menjadi kerana (dalam bahasa Melayu kini).
Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi terletak di Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi,
Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada
pada koordinat 02º03’16.22” LS dan 102º28’09.73” BT. Di situs ini ditemukan sebuah
prasasti batu kemudian dikenal dengan nama Prasasti Karang Berahi.
Prasasti ini bertuliskan aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno, pertama kali
ditemukan pada tahun 1904 oleh L. Berkhout, seorang kontrolir Belanda untuk daerah
Bangko. Penemuan prasasti ini kemudian diteliti N.J. Krom, yang menyatakan Prasasti
Karang Berahi merupakan salah satu prasasti yang dikeluarkan Kedatuan Sriwijaya.
Krom juga membandingkan baik isi dan karakter huruf Prasasti Karang Berahi mirip
dengan Prasasti Kotakapur (686 M) yang ditemukan di Pulau Bangka.
Masih terkait dengan Situs Karang Berahi, yaitu adanya temuan struktur bata di
lahan bekas persawahan penduduk di barat desa sekitar 200 m dari Sungai Merangin.
Struktur bata yang ditemukan memiliki denah empat persegi panjang dengan ukuran 5,26
x 1,96 m. Di bagian bawah bangunan terdapat 4 buah tempayan yang berisi butiran emas
dan manik-manik kaca, temuan ini rupa-rupanya juga menjadi bukti tentang adanya
sebuah aktivitas kehidupan pada masa lalu dan terkait erat dengan keberadaan prasasti
tersebut.
Prasasti ini bertuliskan aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno, pertama kali
ditemukan pada tahun 1904 oleh L. Berkhout, seorang kontrolir Belanda untuk daerah
Bangko. Penemuan prasasti ini kemudian diteliti N.J. Krom, yang menyatakan Prasasti
Karang Berahi merupakan salah satu prasasti yang dikeluarkan Kedatuan Sriwijaya.
Krom juga membandingkan baik isi dan karakter huruf Prasasti Karang Berahi mirip
dengan Prasasti Kotakapur (686 M) yang ditemukan di Pulau Bangka.
Daftar Pustaka