Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melyau,
Bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau
bahasa pergaulan, di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan
menggunakan bahasa melayu.
Bahasa indonesia dikumandangkan resmi pada tangal 28 Oktober 1928
yang bertetapan dengan peristiwa susmpah pemuda. Peresmian nama bahasa
indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa indonesia dijadikan sebagai
alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaliguis bertindak sebagai
perencana bahasa untuk mencapai negara indonesia yang merdeka dan
berdaulat.
Alasan yang kuat sehingga bahasa indonesia dijadikan sebagai bahasa
kebangsaaan adalah (1) bahasa indonesia sudah merupakan lingua franca,
yakni basa penghubung antaretnis di indonesia. (2) walaupun penutur
aslinya tidak sebanyak penutur bahasa jawa, sunda, atau bahasa
madura,bahasa melayu memiliki daerah penyebaran yang sangat luas dan
yang melampaui batas-batas wilayah lain. (3) bahasa melayu masih
berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain sehingga tidak diangap
sebagai bahasa asing lagi.
Manusia ketika lahir tidak langsung lalu mampu berbicara. Anak yang
tidak mempunyai kontak dengan orang lain yang berbahasa seperti dirinnya
sendiri akan mengembangkan bahasanya sendiri untuk memenuhi hasrat
komunikasinya. Namun bahasa tidak ada artinya bila hanya untuk diri
sendiri.
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa indonesia yang sesuai
dengan tempat terjadinya kontak berbahasa. Sesuai dengan topic

1
pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku.
Yang perlu diperhatikan dalam berbahsa indonesia yang baik adalah
pemanfaatan ragam ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur
dan jenis pemakaian bahasa.
Denngan demikian, perlu untuk kita memahami hakikat bahasa di mulai
dari sejarah, perkembangan, dan seperti apakah aplikasi fungsinya di era kini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui kedudukan fungsi bahasa indonesia
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini :
1. Memahami dan mengetahui sejarah perkembangan bahasa indonesia.
2. Memahami dan mengetahui kedudukan fungsi bahasa indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bahasa Indonesia

Para ahli sependapat bahwa cikal bahasa indonesia adalah bahasa melayu
kuno yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan sejumlah dialek
regional dan dialek sosial yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Selain
itu, bahasa melayu yang menurut pakar ( blust 1983, 1984 nothofer 1996,
collins 2005 ) berasal dari wilayah kalimantan barat telah melahirkan dua
dialek/ragam politis, itu bahasa indonesia dan bahasa Malaysia, di samping
ragam politis lain yaitu bahasa Melayu Singapura dan bahasa Melayu di
Brunei Darussalam.
Bukti bahwa bahasa indonesia berasal dari bahasa Melayu kuno adalah
adanya sejumlah prasasti yang ditemukan dipulau Sumatra, Pulau Bangka,
Semenanjung Malaya ( wilayah Malaysia sekarang ) dan Pulau Jawa.
Perasasti-prasasti itu ditulis dengan menggunakan pallawa, yakni aksara yang
dibawa orang-orang hindu ke Indonesia. Ada juga, menurut Teeluw ( 1961 )
perasasti yang ditulis dengan huruf Arab, dan ini tentunya prasasti yang dibuar
sesudah masuknya agama islam ke indonesia.
Sebagai contoh sebagai conroh bentuk bahasa melayu kuno berikut
dikutipkan bagian dari sebuah prasasti yang telah di translitrasi kedalam huruf
latin.
“Nipahat di welanya yang wala griwijaya kaliwatmanapik yang bhumi
jaya tiada bhakti ka griwajaya.”
Secara harfiah artinya : dipahat waktunya yang tentara sriwijaya telah
menyerang tanah jawa tidak takluk ke sriwijaya.
makna sebenarnya: Dipahat pada waktu tentara sriwijaya telah
menyerang tanah jawa yang tidak takluk pada sriwijaya.

3
Dari kutiban tersebut dapat dikenali sejumlah kata yang hingga yang kini
masih bisa digunakan. Kata-kata itu adalah pahat, di, yang, wala(bala)
bhumi(bumi), tida(tidak), bhakti(bakti), dan ka(ke). Kata wala menjadi bala
dimana fonem [w] berubah menjadi [b] adalah perbahan yang umum dan
biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wankai menjadi bangkai.
Fonem [bh] menjadi [b] pada kata bhumi dan bhakti adalah juga perubahan
yang biasa terjadi begitupun fonem[a] berubah menjadi [e] pada kata ka juga
merupakan perubahan yang biasa ada cntoh lain, yaitu kata tantara menjadi
kata tentara dan kata karena menjadi karana (dalam bahasa melayu kini).
Jika kita tidak melestarikan tata cara berbicara bagasa Indonesia yang
baik dan benar, maka bangsa kita ini akan terjajah oleh bangsa asing,karena
apa yang di bicarakan dalam kehidupan sehari-haripun kita sudah tidak
memakai bahasa indonesia. Semua itu sama saja sudah terjajah oleh bahasa
asing. Dampak lain yang tadi di katakan bahasa indonesia sudah tidak di pakai
lagi mungkin akan hilang, dan bisa-bisa dampaknya akan berpengaruh
kepada kebudayaan bangsa kita.

2.1.1 Bahasa Indonesia Sebelum Kemerdekaan

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.


Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa
penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan
dalam perdagangaan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar
Nusantara.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah
sebagai berikut:
a. Bahasa Melayu dalam berabad-abad lamanya dipakai sebagai
lingua faranca ( bahasa prantara atau bahasa pergaulan di
bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara
b. Bahasa melayu nmempunyai struktur sederhana sehingga
mudah dipelajari, mudah dikembangkan pemakainnya, dan

4
mudah menerima pengaruh luar untuk memperkaya dan
menyempurnakan fungsinya.
c. Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan
adanya perbedaan tingkatan bahasa bedasarkan perbedaan status
sosial pemakainya, sehingga tidak menimbulakan perasaan
sentimen dan perpecahan.
d. Adanya semangat kebangsaan yang besar daripemakai bahasa
daerah lain untuk menerima bahasa melayu sebagai bahasa
persatuan
e. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat jawa demi
tujuan yang mulia.
Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia,
dan Singapura. Bahasa indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa
kebangsaan dan bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan dialek
bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau ( bahasa Melayu
dari provinsi Riau, Sumatera, Indonesia).
Nama Melayu mula-mula digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah
jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7
ditaklukkan oleh kerajaan sriwijaya. Selama empat abad, kerajaan ini
berkuasa di daerah Sumatra Selatan bagian Timur dan dibawah pemerintah
raja-raja Syailendra bukan saja menjadi pusat politik di Asia Teggara,
melainkan juga menjadi pusat ilmu pengetahuan.
Untuk mengikuti pertumbuhan bahasa indonesia dari awal mula
terdapatnya faktor-faktor hidtorishingga sekarang, baiklah kita mengikuti
beberapa perkembangan berikut:
a. Masa Prakonolial
Walaupun bukti-bukti tertulis masih kurang, dapat dipastikan
bahsa yang di pakai oleh kerajaa sriwijaya pada abad ke-7 adalah
bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
tampak lebih jelas dari berbgai peninggalan-peninggalan bersejarah
Misalnya: tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh,
Aceh pda tahun 1380 M, Prasasti kedukan Bukit, di Palembang, pada

5
tahun 683. Walaupun bukti tertulis hampir tidak ada, dengan danya
bermacam-macam dialek Melayu ysng tersebar diseluruh Nusantara
seperti dialek Melayu Ambon, Larantuka, Kupang Betawi, dan
Manado, dapatlah dipastikan bahwa bahasa Melayu sudah mengalami
penyebaran seluas itu.

b. Masa Kolonial
Ketika orangorang Barat sampai di Indonesia pada abad ke XVI,
mereka menghadapi suatu kenyataan, yaitu bahasa Melayu
merupakan suatu bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa
peranatara dalam perdagangan (lingua franca). Hal in dapat
dibuktikan dari beberapa kenyataan berikut. Seorang Portugis
bernama Pigafetta, setelah menjungjung tidore, menysun semacam
daftar kata pada tahun 1552: berarti sebelum itu bahasa Melayu
Sudah tersebar sampai kepulauan Maluku.
c. Masa Pergerakan Kemerdekaan
Dengan lahirnya Budi Utomo pada tahu 1908 sebagai penggerak
kemerdekaan, terasa sangat di perlukan suatu bahasa untuk mengikat
bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Pergerakan yang besar
dan hebat hanya dapat berhasilm kalu semua rakyat diikutsertakan.
Pada mulanya memang sulit untuk menentukan bahasa mana yang
akan menajadi bahasa persatuan. Tiap penghimpunan pemuda,
apakah Jong Java, Jong Sumatra atau Jong Ambon, lebih suka
menggunakan bahasa daerah sendiri.
Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti disebutkan
diatas, akhirnya tibalah saat diadakan kongres Pemuda Indonesia di
Jakarta, yaitu pada tangal 28 Oktober 1928 .sebagai hasil yang paling
gemilang dari kongres itu, diadakan ikrar bersama yang terkenal
dengan nama Sumpah Pemuda, yang berbunyi:
Kami poetra dan poetri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.

6
Kami poetra dan poetri Indonesia
Mengakoe berbangsa satoe,
Bahasa Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia
Mendjoenjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia

2.1.2 Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 18 Agustus 1945,


dalam UUD 1945 ditetpkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
pada pasal 36. Pada tanggal 19 Maret 1947 “ bahasa Negara adalah
bahasa Indonesia” penggunaan ejaan Republik ( Ejaan Soewandi)
diresmikan menggantikan Ejaan van Ophuysen yang berlaku sejak tahun
1901.
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan
dalam sebuah buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, ejaan
Van Ophuysen pun dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan
itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku
Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehamad Taib Soetan Ibrahim.
Sebelum ejaan Van Ophuysen dissusun para penulis pada umumnya
mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal,
kata, kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang
digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya ejaan Van
Ophuysen mengurangi kekacawan ejaan pada masa itu.
Ejaan yang terakhir yang berlaku sampai sekarang adalah Ejaan
yang disempurnakan. Ejaan ini diresmikan pada tahun 1974. Sebelum
EYD, Lembaga Bahasa dan Kekusastraan, ( sekarang Pusat Bahasa ),
pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru ( Ejaan LBK ). Ejaan Baru
pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh
panitia Ejaan Malindo. Pada pelaksanaanya pun di samping terdiri
panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu

7
berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian yang diberi
nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan no.062/67, tanggal 19 September 1967.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama di tandatangani
oleh Mentri pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Mentri pendidikan
dan kebudayakan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut
mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati
oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang
Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, bedasarkan keputusan
Presiden nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaanLatin bagi
bahasa Melayu (“Rumi” dalam istilah bahasa melayu Malaysia) dan
bahasa Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, panitia pengembangan
Bahasa Indonesia Departemen pendidikan dan kebudayaan menerbitkan
buku “ Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu
Mentri pendidikan dan kebudayaan dengan keputusan mentri pendidikan
dan kebudayaan pada tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975
memberlakukan “ Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesisa Yang
Disempurnakan” dan “ Pedoman Umum Pembentukan Istilah”
Garis Waktu Peresmian Ejaan
a. Tahun 1901 ejaan yang digunakan ejaan van ophuijsen
b. Ejaan republik diresmikan 1947
c. Bedasarkan keputusan presiden No.57, Tahun 1972,
diresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia.
d. Tahun 1975 dikeluarkan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (EYD) dan pedoman umum
pembentukan istilah oleh mentripendidikan dan kebudayaan
dengan surat putusannya No.0196/1975.
e. Lima tahun sekali, Ejaan Bahasa Indonesia senantiasa
disempurnakan hingga sekarang melalui KongresNasional
Bahasa Indonesia dengan motor penggerak pusat Bahasa.

8
f. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi
dikuatkan dengan surat putusan mentri pendidikandan
kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.

2.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Sebagai bahasa Nasional : kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa


daerah. Selain itu, didalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal
khusus (Bab XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahsa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan kata lain,
ada dua macam kedudukan bahasa Indonesisa. Pertama, bahasa indonesia
berkedudukan sebagai bahaa nasional berkedudukan sebagai bahasa nasional
sesuai dengan sumpah pemuda 1928: kedua, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting tercantum di
dalam :
1. Ikrar ke tiga sumpah pemuda 1928 dengan bunyi, “ kami putra dan
putri indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia “.
2. Undamng-undang RI 1945 Bab XV ( bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan ) pasal 36 menyatakan bahwa “ bahasa
negara ialah Bahasa Indonesia “.
Maka kedudukan Bahasa Indonesia sebagai :
A. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil perumusan
seminar politik Bahasa Nasional yang diselengarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukanya
sebagai bahasa nasional, bahasa nasional sebagai :

9
1. Lambang Kebanggan Nasional
Sebagai lambang kebanggan Nasional Bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggan terhadap Indonesia, harus memakai
tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkanya.

2. Lambang Identitas Nasional


Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa indonesia akan dapat
mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak
sebagai bangsa Indonesia.kita harus menjaga jangan sampai ciri
keperibadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa
Indonesia tidak menunjukan gambaran bahasa Indonesia yang
sebenarnya.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar
belakangnya sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial buday adan berbeda-beda bahasanya
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita dan rasa nasib
yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dn
serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa
lagi “dijajah” oleh masyarakat suku lain.
Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan
bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah
masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikitpun.
Bahkan,bahsa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahsa
Indonesia.

10
B. Bahasa Negara ( Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Dalam hasil perumusa n seminar politik bahasa Nasional yang
diselenggarakan di jakarta pada tanggal 25 s.d 28 Februari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahsa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai:

1. Bahasa resmi kenegaraan.


Bukti bahwa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi
kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan
dalam upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia di pakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan mulai dari taman kanak- kanak sampai dengan
perguruan tinggi.
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran
yang berbentuk media cetak hendaknya berbahasa Indonesia. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang
berbahasa asing. Apabila hal ini di lakukan, sangat membantu
peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi ( iptek ).
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakart
Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebar luasan ilmu dan
teknologi modern agar jangkauan pemakainya lebih luas,
penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak
lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia

11
4. Bahasa resmi di dalam hubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
Bahasa Indonesia di pakai dalam hubungaan antar badan
pemerintah dan penyebar luasan informasi kepada masyarakat.
Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan
penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan
yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemahaman terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat
menjadi dasar menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar. Dalam
hal ini bahasa indonesia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai bahasa
Nasional dan bahasa Negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional
bahasa berfungsi sebagai lambang kebanggan kebangsaan, identitas nasional,
alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya, dan alat pemersatu
suku, budaya dan bahasa di Nusantara.
Sedangkan dalam kedudukanya sebagai bahasa negara bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, alat
perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi
bahasa indonesia penulis mengajak kaum muda dan pelajar untuk menjaga dan
terus mengembangkan agar bahasa Indonesia terus bertahan dan berkembang
dalam masa yang akan datang.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan teliti dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, penulis megharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://materi-mata-kuliah.blogspot.co.id/2014/09/sejarah-kedudukan-dan-fungsi-
bahasa-indonesia.html, Online, Diakses pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul
17.10 WIB.

Nugroho, Agung,” Pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai


dasar jiwa nasionalisme” , Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB
2015”, Volume 1, No. 236, STKIP PGRI Lubuklinggau, Lubuklinggau, 2015.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021 Pukul 19.40 WIB.

Sari, Indah Puspita,” Pentingnya pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa


indonesia sebagai pemersatu negara vkesatuan republik indonesia (nkri)”,
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015”,Volume 1, No.2326,
STKIP PGRI Lubuklinggau, Lubuklinggau, 205. Diakses pada tanggal 23
Oktobrt 2021 Pukul 17.45 WIB.

Sujinah, Fatin, Dkk. Buku ajar Bahasa Indonesia Edisi Revisi, UMSurabaya
Punlishing, Surabaya, 2018. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 10.11
WIB.
https://www.studocu.com./id/document/sekolah-tinggi-teknologi-bandung/
bahasa-inggris/makalah-kelompok-1-sejarah-kedudukan-dan-fungsi-bahasa/
24919556

14

Anda mungkin juga menyukai