Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

TUGAS 1
BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Musawwir, M.Pd.

Di Susun oleh :

Auzia Andini Putri Dedsi ( 23042811126 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERANGIN
2023
A. Pendahuluan

Setiap hari pastinya kita menggunakan Bahasa Indonesia, sebagai bahasa sehari-
hari kita. Baik untuk berbicara, menulis, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Tapi sekarang
ini telah banyak perubahan yang ada. Baik dari segi pengaruh luar yaitu perkembangan
global dan juga dari masyarakat Indonesia sendiri.

Sekarang ini pun dari bidang pendidikan, anak-anak playgroup sudah diajarkan
menggunakan bahasa luar negeri seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa
Jepang dan masih banyak yang lainnya. Belum lagi setelah tingkat SD, SMP, SMA dan
seterusnya, makin banyak bahasa-bahasa asing yang dipelajari.

Ini dianggap sebagai kebutuhan modal, juga sebagai tolak ukur kemajuan
individu-individu di masa depan. Tapi ini mempunyai pengaruh secara langsung dan tak
langsung, yaitu bahasa asing menjadi bahasa sehari-hari agar terbiasa dan juga sebagai
alat latih untuk memperlancar pengucapan, pendengaran dan penulisan.

Cukup memprihatinkan, karena fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dari
Warga Negara Indonesia menjadi tergeser. Karena bahasa asing, menjadi bahasa
pergaulan, menjadi jembatan dalam persaingan global dan juga salah satu syarat dalam
dunia pekerjaan.

Tak dipungkiri pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih
baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Maka
dari itu untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui
bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa
pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di
Indonesia, yang termasuk kita didalamnya.
B. Pembahasan

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penerimaan tersebut tidak terjadi
begitu saja Ada beberapa tahapan proses penerimaan itu membutuhkan waktu yang lama.
Tahapannya meliputi :

1). Masa Pra-1928

Bila dilihat dari sudut pandang sejarah, bahasa Melayu merupakan bahasa perhubungan
atau komunikasi sejak abad VII yaitu masa awal bangkitnya kerajaan Sriwijaya. Pada
masanya kerajaan Sriwijaya menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, tempat orang
belajar filsafat, dan pusat keagamaan (Budha) dengan menggunakan bahasa
perhubungannya yaitu bahasa Melayu.

Berdasarkan catatan sejarah, bahasa Melayu tidak saja berfungsi sebagai bahasa
perhubungan. Namun, juga digunakan sebagai bahasa pengantar, bahasa resmi, bahasa
agama, dan bahasa dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Sebagai bahasa pengantar dan
alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, bahasa melayu digunakan pada perguruan
tinggi “Dharma Phala”. Selain itu, bahasa melayu juga digunakan sebagai bahasa
penerjemah buku-buku keaagamaan misalnya buku keagaaman yang diterjemahkan ke
bahasa Melayu oleh I Tsing.

Bukti lain adalah dengan ditemukannya berbagai prasasti yang menggunakan bahasa
Melayu. Prasasti-prasasti tersebut antara lain :

a) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683 M.

b) Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684 M.

c) Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686 M.

d) Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688 M.

e) Inskripsi Gandasuli di Kedu, Jawa Tengah tahun 832 M.

f) Prasasti Bogor, di Bogor tahun 942 M.

Masuknya agama Islam ke kepulauan nusantara, membuat kedudukan bahasa Melayu


semakin penting. Para pembawa ajaran Islam memanfaatkan bahasa Melayu sebagai
sarana komunikasi. Di samping itu, pembawa ajaran Islam ikut memperkaya khasanah
kosa kata dalam bahasa Melayu. Abad XVIII, bangsa-bangsa Barat (Belanda) memasuki
kepulauan Nusantara. Dalam mendirikan lembaga pendidikan, pemerintah Belanda
mengalami kegagalan sehingga menyebabkan dikeluarkannya SK No. 104/1631 yang
antara lain berisi: “…Pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan dalam bahasa
Melayu.” Selain itu, juga tersusunnya Ejaan Van Ophyusen (tahun 1901) yang merupakan
ejaan resmi bahasa Melayu dan diterbitkan dalam Kitab logat Melajoe. Buku ini disusun
oleh Charles Andrianus van Ophuysen dengan dibantu oleh Soetan Makmoer dan
Mohammad Taib Soetan Ibrahim.

Prasasti Karang berahi

Prasasti adalah sebuah benda yang memiliki makna tertentu dalam suatu peristiwa
sejarah. Biasanya didalam sebuah prasasti terdapat ukiran-ukiran, baik itu berupa tulisan
maupun gambar-gambar yang menceritakan kejadian pada masa lalu yang mengandung
peristiwa sejarah. Sebagian contoh dari sebuah prasasti adalah prasasti Karang Berahi
yang terletak di wilayah negeri Jambi.

Prasasti Karang berahi merupakan prasasti yang terletak didaerah Jambi, Kabupaten
Merangin, Kecamatan Pemenang, Desa Karang Berahi, Dusun Batu Bersurat. Aksara
Pallawalah yang menjadi bentuk tulisan dari prasasti tersebut dan bahasa Melayu kuno
menjadi bahasa yang digunakan untuk menceritakan atau memberikan informasi tentang
kerajaan Sriwijaya yang kekuasaannya sampai ke daerah Jambi ( merangin/bangko).
Prasasti ini di temukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir Belanda L.M. Berkhout di tepian
Batang Merangin.

Kemudian prasasti tersebut diteliti lebih lanjut oleh seorang peneliti bernama N.J. Krom.
Ia menyatakan bahwa prasasti Karang Berahi merupakan salah satu prasasti yang dibuat
pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Krom juga membandingkan prasasti Karang Berahi
dengan prasasti Kotak Kapur baik dari segi isi maupun karakter huruf yang digunakan
didalam prasasti tersebut, sehingga Ia berpendapat bahwa prasasti karang berahi
mempunyai kemiripan dengan prasasti kotak kapur (686 M) yang di temukan di pulau
bangka.

Dari penelitian serta pendapat dari N.J. Krom, kita mendapatkan Informasi bahwa
Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kotak Kapur memiliki kesamaan baik dari isi
maupun dari karakter huruf nya, dan prasasti Kotak kapur di temukan pada tahun 686 M.
Dari hal tersebut kita dapat berspekulasi bahwa Prasasti Karang Berahi ditemukan sekitat
tahun 680-an M yakni pada akhir abad ke-7.

Prasasti Karang Berahi yang bertuliskan dengan huruf Pallawa dan berbahasa Melayu
kuno ini terbuat dari batu yang dibawahnya telah patah sehingga seolah-olah membentuk
separuh telur.

Prasasti Karang Berahi juga merupakan bukti penaklukan kerajaan Sriwijaya di Jambi.
Prasasti ini juga dikenal dengan prasasti persumpahan.

Dikatakan prasasti persumpahan dikarenakan pada isi prasasti Karang berahi


menceritakan persumpahan atau kutukan terhadap orang-orang jahat yang menentang
kedaulatan raja kerajaan Sriwijaya dan memilih berpihak dan patuh terhadap orang-orang
jahat. Dalam prasasti ini juga berbicara mengenai sangsi terhadap orang-orang yang
berani menentang Raja dari kerajaan Sriwijaya. Bagi setiap orang yang patuh dan setia
terhadap Raja, maka orang tersebut akan diberi hak-haknya seperti kesehatan,
kesejahteraan dan keamanan dari pihak kerajaan berupa bebas bencana dan ancaman dari
seluruh negeri. Adapun sasaran dari sumpah serta kutukan yang diceritakan didalam
prasasti karang berahi ini adalah orang-orang yang menjadi musuh didalam negeri.

Menurut cerita-cerita masyarakat setempat, Perluasan wilayah kerajaan Sriwijaya hanya


mampu bertahan sampai di daerah Merangin. Ketika akan memperluas ke wilayah
Kerinci mereka gagal karena kalah perang sebelum berperang melawan orang-orang yang
ada di Kerinci. Mereka kesulitan dan kuwalahan saat berjuang melawan binatang buas di
hutan Kerinci.

Arti prasasti batu batulih desa karang berahi :


1. Tercapailah sudah maksud kita sampai tanda ini tandrun kayat
2. Yang melakukan pemberontakan, bertemu tanding melawan tandrum luah (Raja
sungai), matilah dia oleh
3. Tandrun luah, dibunuh oleh pemberontak itu, jangan terjadi lagi pemberontakan si
kayat
4. Itu sudah tenang, (padam) haturkan baktimu kepadaku, itu sudah (menjadikan)
tenang (hai) kamu semua
5. Wahai sekalian dewata yang berkuasa yang sedang berkumpul dan melindungi
kedatuan sriwijaya juga kau tandrun
6. Luah (?) dan semua dewata yang mengawali setiap mantra kutukan bilamana
7. Didalamnya daerah kedatuan ini akan ada yang memberontak, yang bersesongkol
8. Dengan para pemberontak yang berbicara dengan pemberontak yang mendengar
kata pemberontak mengenai pemberontak tidak
9. Berprilaku terhormat, yang tidak setiap kepada saya dan kepada mereka yang oleh
saya diangkat sebagai datu biar orang – orang tersebut mati
10. Kena kutukan biar sebuah pasukan untuk melawannya dibawah pimpinan datu
sriwijaya, dan biar mereka bersama
11. Marga dan keluarganya, lagipula biar pula semua perbuatan yang jahat (seperti)
mengganggu ketentraman jiwa membuat orang sakit
12. Membuat orang gila, menggunakan mantra-mantra memakai racun upas , dan
tuba, ganja, saramwat, pekasih
13. Memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya semoga perbuatan –
perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah
14. Melakukan perbuatan jahat itu, akan tetapi jika orang yang takluk, setiap kepada
saya dan kepada mereka yang oleh saya
15. Diangkat sebagai datu, maka semoga usaha mereka diberkahi, juga marga dan
keluarganya, dengan keberhasilannya
16. Kesentausaan, kesehatan, kebebasan dari bencana kelimpahan segalanya untuk
semua negeri mereka

C. Kesimpulan

Prasasti Karang berahi merupakan prasasti yang terletak didaerah Jambi,


Kabupaten Merangin, Kecamatan Pemenang, Desa Karang Berahi, Dusun Batu Bersurat.
Aksara Pallawalah yang menjadi bentuk tulisan dari prasasti tersebut dan bahasa Melayu
kuno menjadi bahasa yang digunakan untuk menceritakan atau memberikan informasi
tentang kerajaan Sriwijaya yang kekuasaannya sampai ke daerah Jambi (
merangin/bangko). Prasasti ini di temukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir Belanda L.M.
Berkhout di tepian Batang Merangin.
Menurut cerita-cerita masyarakat setempat, Perluasan wilayah kerajaan Sriwijaya hanya
mampu bertahan sampai di daerah Merangin. Ketika akan memperluas ke wilayah
Kerinci mereka gagal karena kalah perang sebelum berperang melawan orang-orang yang
ada di Kerinci. Mereka kesulitan dan kuwalahan saat berjuang melawan binatang buas di
hutan Kerinci.

Daftar Pustaka
Anonym. 2013. Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia,
http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa_9.htmlV,
http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html ,
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html,
http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia-
sebelum.html ,
FOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai