BAHASA INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Lepi A. Firmansyah, S.Pd., MP
Disusun Oleh :
MUSA RAFI
DAFTAR ISI………………………………………………...…………………………...i
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….1
B. RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………….1
C. TUJUAN……………………………………………………………………..1
D. PEMBAHASAN……………………………………………………………..2
1. AWAL MULA TERBENTUKNYA BAHASA INDONESIA………….2
2. DIRESMIKANNYA BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA
PERSATUAN……………………………………………………………6
3. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA…………………………..9
3.1. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBELUM
BANGSA KOLONIAL...……………………….........……………...9
3.2. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DI MASA
KOLONIAL………………………………………………………...10
3.3. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DI MASA
PERGERAKAN……………………………………………………10
BAB 2 KESIMPULAN………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan beragam
bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan
guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan ini sangat
penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula terbentuknya bahasa Indonesia?
2. Apa makna bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia?
3. Apa pengaruh bahasa Indonesia terhadap persatuan bangsa?
C. Tujuan
1. Menjelaskan awal mula terbentuknya bahasa Indonesia.
2. Menjelaskan makna bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia.
3. Menjelaskan pengaruh bahasa Indonesia terhadap persatuan bangsa.
III
D. Pembahasan
IV
pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah
Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai
bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu
dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di
wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa
Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu
pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
V
tanggal 18 Agustus 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang
hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan,
maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek
baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun
1939 di Solo, Jawa Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa
Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi
jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan
alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh
Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe
haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan
Indonesia”. atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II
1954 di Medan, Sumatra Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa
Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan
pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia”.
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan)
mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu
Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk
orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang
memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
VI
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau
Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai,
dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang
terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai
lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh
misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa
lainnya.
1). Hindu (antara abad ke-6 sampai 15 M) Sejumlah besar kata berasal dari
Sansekerta Indo-Eropa. (Contoh: samudra, suami, istri, raja, putra, pura, kepala,
mantra, cinta, kaca)
2). Islam (dimulai dari abad ke-13 M) Di periode ini diambillah sejumlah besar
kata dari bahasa Arab dan Persia (Contoh: masjid, kalbu, kitab, kursi, doa, khusus,
maaf, selamat.
VII
3). Kolonial Pada periode ini ada beberapa bahasa yang diambil, di antaranya
adalah dari Portugis (seperti contohnya, gereja, sepatu, sabun, meja, jendela) dan
Belanda (contoh: asbak, kantor, polisi, kualitas.
4). Pasca Kolonialisasi (Kemerdekaan dan seterusnya) Pada masa ini banyak
kata yang diambil berasal dari bahasa Inggris. (Contoh: konsumen, isyu). Dan lalu
ada juga Neo-Sansekerta yaitu neologisme yang didasarkan pada bahasa
Sansekerta, (contoh: dasawarsa, lokakarya, tunasusila). Selain itu, bahasa
Indonesia juga menyerap perbendaharaan katanya dari bahasa Tionghoa (contoh:
pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, loteng, cukong).
VIII
o Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk
prosa diselingi puisi (?).
Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi
suatu model syair tertua .
IX
Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara
pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu
orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu,
digunakanlah bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan
membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
BAB II
X
Kesimpulan
XI
Daftar Pustaka
XII