Anda di halaman 1dari 47

TUGAS PORTOFOLIO MATERI 1-7 PENGANTAR MANAJEMEN

DISUSUN OLEH:

NAMA: CENTI

NPM : 22042511008

MATKUL : PENGANTAR MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : DR.SARINAH, MPd,I

UNIVERSITAS MERANGIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TAHUN AKADEMIK 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpah rahmatnya
kami dapat menyelesaikan portofolio ini yang berjudul “Pengantar
Manajemen”dengan tepat waktu.
Tugas ini dapat diselesaikan berkat bantuan, doa dan dukungan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata
kuliah pengantar manajemen dosen pengampu ibu Dr. Sarinah, S.Ag, M.Pd.I
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusunan dapat diharapkan kritik dan saran
untuk menyampurnakan makalah ini. Semoga apa yang dutulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang dibutuhkan.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Konsep dasar manajemen dan teori ilmu manajemen.........................................5

B. Perencanaan Manajemen.....................................................................................6

C. Pengorganisasian Manajemen.............................................................................10

D. Pengawasan dan Pengendalian............................................................................15

E. Lingkungan dan budaya......................................................................................18

F. MSDM................................................................................................................19

G. Kepemimpinan....................................................................................................22

H. Motivasi …………………………………………………………….................23

I. Komunikasi ……………………………………………………………............27

J. Pengambilan Keputusan ……………………………………………….............30

K. Manajemen Stratejik …………………………………………………..............34

L. Individu dan Kelompok dalam Kerja Tim/Organisasi……………....................36

M. Tanggung Jawab Sosial ……………………………………………..................41

N. Perspektif Global ……………………………………………………................45

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

A.KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN TEORI MANAJEMEN

a.konsep dasar manajemen

3
Manajemen merupakan proses perencanaan atau pengoorganisasian sesuatu sehingga
bisa mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

konsep manajemen adalah bentuk tata kelola sebuah perusahaan sehingga segala jenis
aktivitasnya bisa terkontrol dengan cukup baik. Dalam hal ini, seorang manajer dituntut
untuk bisa menguasai konsep perencanaan yang baik. konsep ini bisa ditinjau dalam 4
aspek penting yaitu:

1. Sebagai Seni

Konsep ini lebih tertuju pada bagaimana perencanaan sebagai sebuah seni dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan jalan mempekerjakan orang lain.

2. Sebagai Ilmu Pengetahuan

Perencanaan dalam konsepnya berperan sebagai ilmu pengetahuan untuk mengetahui


bagaimana dan mengapa manusia bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.

3. Bersifat Multidimensi

Multidimensi atau ada di berbagai dimensi kehidupan merupakan salah satu


karakteristik manajemen. Karakter ini meliputi pekerjaan, perorangan, dan operasi atau
proses produksi.

4. Proses yang Berkelanjutan

Dalam prosesnya, manajemen merupakan serangkaian fungsi yang berkelanjutan


meliputi perencanaan, pengarahan, penempatan staf, pengendalian, dan
pengoorganisasian yang dilakukan oleh semua manajer sepanjang waktu.

5. Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok adalah salah satu karakteristik manajemen. Hal ini karena dalam
prosesnya tidak bisa dilakukan secara individu tetapi harus bersama-sama.

6. Kekuatan yang Tidak Berwujud

Salah satu karakteristik manajemen terakhir adalah kekuatan yang tidak berwujud
namun hasilnya bisa kamu lihat dan rasakan secara fungsional.

b.teori manajemen

Pada dasarnya ada 6 teori konsep dasar manajemen antara lain:

1.Klasik, pengertian yang paling tepat mengenai teori ini yaitu menekankan pada
fungsi-fungsi manajemen.

4
2.Perilaku, lebih menekankan pada hubungan manusia seperti bagaimana cara agar para
pegawai melakukan pekerjaannya bisa efektif.

3.Perencanaan ilmiah, menekankan pada ilmu matematika dan statistik dalam


menentukan perencanaan.

4.Analisis sistem, menekankan pada analisis secara menyeluruh, seperti


memperhitungkan faktor kesejahteraan, gaji, kesehatan, dan lain-lain.

5.Perencanaan berdasarkan hasil, menekankan pada hasilnya dan rencananya tidak


terlalu diperhatikan.

6.Perencanaan mutu, menekankan pada kualitas barang untuk kepuasan konsumen.

B.PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses membuat rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Ini
termasuk mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai, menganalisis situasi saat ini, dan
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan juga mencakup
mengalokasikan sumber daya seperti waktu, uang, dan tenaga untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Perencanaan bertujuan untuk membantu individu atau organisasi
mencapai hasil yang diinginkan dengan efisien dan efektif.

a.Pengertian Perencanaan Menurut Para Ahli

1. Erly Suandy

Erly Suandy berpendapat bahwa pengertian perencanaan adalah sebuah proses dalam
menentukan tujuan organisasi dan juga menyajikannya secara lebih jelas dengan
berbagai strategi, taktik, dan operasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama
organisasi secara keseluruhan.

2. Barbara Becker

Becker Menjelaskan bahwa pengertian perencanaan merupakan sebuah cara rasional


dalam menyiapkan masa depan yang lebih baik.

3. Jacqueline Alder

Alder menerangkan bahwa pengertian perencanaan merupakan suatu proses dalam


menentukan apa yang sebenarnya sangat ingin dicapai di masa depan dan juga
menetapkan berbagai langkah yang diperlukan guna mencapai tujuan tujuan tersebut.

4. John Douglas

5
Douglas mengatakan bahwa pengertian perencanaan adalah suatu proses yang terus-
menerus dalam hal pengkajian, membuat tujuan dan saran, serta mengimplementasikan
dan mengevaluasi ataupun memantaunya.

5. George Steiner

Sedangkan Stainer berpendapat bahwa pengertian perencanaan merupakan proses


dalam memulai berbagai tujuan, batasan strategi, kebijakan, dan juga rencana yang
sangat detail dalam mencapainya, pencapaian organisasi untuk menerapkan keputusan
dan juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan balik dalam hal pengenalan siklus
rencana baru.

b.Jenis-Jenis Perencanaan

a.Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan jenis perencanaan yang mengidentifikasi tujuan


jangka panjang dan mengembangkan strategi untuk mencapainya. Perencanaan
strategis adalah proses yang digunakan oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk
menentukan arah yang akan diambil dan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu.

b.Perencanaan Taktis

Perencanaan taktis merupakan jenis perencanaan yang lebih rinci dan mencakup
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan strategis. Perencanaan taktis adalah proses yang digunakan oleh
sebuah perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan rencana yang lebih rinci
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis.

c.Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional merupakan jenis perencanaan yang mencakup langkah-


langkah yang harus dilakukan secara rinci untuk menjalankan kegiatan harian dan
mencapai tujuan jangka pendek. Perencanaan operasional adalah proses menentukan
bagaimana suatu organisasi atau perusahaan akan mencapai tujuannya dengan cara
yang efektif dan efisien.

d.Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek merupakan jenis perencanaan yang digunakan untuk mencapai


tujuan dalam jangka waktu tertentu, biasanya untuk proyek yang terbatas. Selain itu,
dapat dikatakan bahwa perencanaan proyek adalah suatu proses yang digunakan untuk
menentukan dan mengelola sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
proyek.

e.Perencanaan Keuangan

6
Perencanaan keuangan merupakan jenis perencanaan yang mencakup pengelolaan
keuangan, termasuk anggaran, pengeluaran, dan pengelolaan aset. Perencanaan
keuangan adalah proses menentukan bagaimana Anda akan mengelola uang Anda
untuk mencapai tujuan keuangan Anda, seperti membeli rumah, menabung untuk
pensiun, atau membiayai kebutuhan keluarga.

C.Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah proses membuat rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa
fungsi dari perencanaan adalah sebagai berikut:

•Perencanaan adalah proses berpikir yang sistematis dan terarah. Perencanaan


membutuhkan kita untuk memikirkan tujuan yang ingin dicapai, tindakan apa yang
perlu dilakukan untuk mencapainya, dan bagaimana mengatur tindakan tersebut secara
efektif.

•Perencanaan merupakan alat untuk meminimalkan risiko dan ketidakpastian. Dengan


merencanakan secara cermat, kita dapat memperkirakan kemungkinan masalah yang
mungkin muncul dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

•Perencanaan adalah cara untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.


Perencanaan memungkinkan kita untuk mengatur sumber daya seperti waktu, uang, dan
tenaga dengan lebih efektif, sehingga kita dapat mencapai tujuan kita dengan lebih
cepat dan efisien.

•Perencanaan membutuhkan kita untuk membuat keputusan dan memilih antara


berbagai opsi yang tersedia. Perencanaan membutuhkan kita untuk mempertimbangkan
berbagai faktor seperti biaya, manfaat, dan risiko untuk setiap opsi yang ada, dan
memilih opsi yang tepat.

d.Karakteristik Dari Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang menentukan apa yang akan dilakukan, bagaimana
caranya, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan melakukannya. Karakteristik
utama dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Struktur dan Sistematis

Perencanaan adalah proses berpikir sistematis dan terstruktur atau bisa dikatakan
sebagai fungsi manajerial untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi manajerial
adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh para manajer dalam mengelola
sebuah organisasi. Fungsi manajerial meliputi empat aktivitas utama, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

2.Persuasif

7
Perencanaan memerlukan data dan informasi yang akurat dan terkini yang artinya
persuasif. Persuasif pada hal ini adalah proses mengembangkan strategi untuk
meyakinkan orang lain untuk mengikuti pandangan, ide, atau tindakan tertentu. Ini
termasuk menentukan audiens yang akan disasar, mengembangkan argumen yang kuat
dan kredibel, dan memilih media yang tepat untuk menyampaikan pesan persuasif
tersebut.

Perencanaan persuasif juga memerlukan analisis yang tepat tentang bagaimana orang
lain akan bereaksi terhadap pesan yang disampaikan, serta bagaimana cara terbaik
untuk menyampaikan pesan tersebut agar memiliki dampak yang diinginkan.

3.Memerhatikan Kondisi dan Situasi

Perencanaan harus mempertimbangkan kondisi dan situasi yang ada saat ini dan di
masa yang akan dating yang artinya mementingkan keberlanjutan. Perencanaan proses
berkelanjutan adalah proses mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa suatu
proses atau kegiatan berjalan secara efektif dan efisien dalam jangka panjang.Ini
termasuk menentukan tujuan dan sasaran dari proses tersebut, mengembangkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan memastikan
bahwa proses tersebut dapat diukur dan dievaluasi secara teratur untuk memastikan
konsistensi dan keberlanjutan.

4.Sebagai Proses Intelektual

Perencanaan harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan memilih metode
yang tepat untuk mencapai tujuan hal ini dapat dikatakan sebagai proses intelektual.

e.Tujuan Dari Sebuah Perencanaan

Tujuan dari sebuah perencanaan adalah untuk menentukan apa yang akan dilakukan,
bagaimana caranya, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan melakukannya. Tujuan
dari perencanaan adalah untuk membantu individu atau organisasi mencapai tujuan
yang diinginkan dengan cara yang terorganisir, efektif, dan efisien. Perencanaan juga
dapat membantu menghindari masalah atau hambatan yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan kegiatan.

C.PENGORGANISASIAN

a.Pengertian Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu bentuk untuk dapat menetapkan, dan menggolongkan


serta mengatur berbagai macam suatu aktivitas, untuk dapat menentukan tugas-tugas
pokok, wewenang serta pendelegasian wewenang oleh seorang pimpinan kepada staff

8
dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan salam organisasi. Istilah tersebut dapat
dipakai untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :

1.Cara manajemen menyusun struktur secara formal dalam penggunaan yang paling
optimal dalam sumber daya- sumber daya dalam keuangan phisik, bahan baku, dan
tenaga kerja di dalam organisasi.

2.Bagaimana organisasi dapat mengelompokkan dalam suatu kegiatan-


kegiatannya ,dimana setiap pengelompokan dapat diikuti dengan suatu penugasan
kepada seorang manajer yang diberi wewenang untuk dapat mengawasi anggota-
anggota di dalam kelompok.

3.Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan yang


mempunyai tuntutan dalam sebuah pekerjaan.

4.Pengorganisaian adalah suatu proses untuk merancang pada struktur secara formal,
dengan mengelompokkan dan mengatur serta membagi pada pembagian tugas-tugas.

b.Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian merupakan suatu alat untuk dapat memadukan (sinkronisasi)


dan mengatur di dalam semua kegiatan yang ada hubungannya dengan suatu personil,
finansial, materil dan tata cara untuk mencapai pada suatu tujuan organisasi yang telah
disepakati dengan secara bersama.

c.Tujuan Pengorganisasian

Tujuan Pengorganisasian adalah supaya pada pembagian kerja dapat dilaksankan


dengan penuh tanggung jawab. Pembagian atas tugas diharapkan untuk dapat
meningkatkan suatu kreativitas pada masing-masing anggota organisasi (spesialisasi)
dalam mengelola suatu tugas yang akan diberi tugaskan.

Jika organisasi telah dijalankan dengan kejam dan tidak sesuai dengan bidang
keahliannya, sehingga bukan tidak mungkin akan menyebabkan dalam suatu kesalahan
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Berikut ini adalah beberapa tujuan dari
pengorganisasian adalah sebagai berikut :

1.Membantu Koordinasi

Tetapkan unit kerja dengan secara terkoordinasi sehingga pada tujuan organisasi dapat
digapai dengan sangat mudah dan efektif. Diperlukan koordinasi ketika akan
memisahkan unit kerja yang terpisah dan bukan dari jenis yang sama tetapi merupakan
hasil bagian dari suatu organisasi.

2.Memperlancar Pengawasan

9
Dukung suatu pengawasan dengan menentukan anggota manajer secara kompeten di
bagian setiap unit organisasi. oleh karena itu, dalam sebuah unit dapat ditempatkan di
berbagai seluruh organisasi sedemikian rupa sehingga pada tujuan kerjanya akan
tercapai bahkan di posisi yang yang tidak sama. Unit pengaturan yang sama dapat
dicarikan pada sumber masalah dalam sistem pemantauan terintegrasi yang sama.

3.Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi

Membantu seseorang supaya lebih menjadi berkopetitif dalam profesi tertentu.


Spesialisasi ahli ini memungkinkan pada suatu produk yang berkualitas tinggi untuk
dapat diproduksi sehingga pada manfaat produk dapat memastikan pada suatu kepuasan
dan memenangkan pada kepercayaan dari komunitas sang pengguna.

4.Penghematan Biaya

Pertimbangan tentang peningkatan efisiensi. Oleh karena itu, para pelaku organisasi
akan berhati-hati setiap kali mereka menambahkan unit kerja baru yang juga mencakup
penambahan tenaga kerja yang membutuhkan jumlah tambahan upah yang relatif besar.
Penambahan unit kerja harus dipertimbangkan berdasarkan pada nilai kontribusi
pekerja baru untuk menekan upah yang berlebihan.

5.Meningkatkan Kerukunan Hubungan Antar Manusia

Setiap karyawan di antara bagian unit-unit kerja dapat bekerja dengan secara
komplementer, mengurangi kebosanan, serta mempromosikan terhadap perasaan saling
menderita dan mengurangi pendekatan materialistis. Untuk melakukan ini, manajer
harus mampu dapat mempertahankan pada pendekatan sosial dengan menyampaikan
rasa solidaritas dan berusaha untuk dapat memuaskan dan menyelesaikan perbedaan
secara individu.

d.Prinsip Pengorganisasian

Untuk dapat menjalankan fungsi terhadap suatu organisasi dengan secara optimal,
kepada seorang manajer harus memiliki beberapa pedoman sehingga pengorganisasian
dapat membuat suatu keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan yang telah
dibuat. Berikut ini adalah prinsip-prinsip dari suatu Pengorganisasian yang dapat
dipakai dengan secara efektif untuk menjalankan fungsi dari organisasi dalam
manajemen adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Spesialisasi kerja

Prinsip ini sering disebut dengan sebagai prinsip pada proses pembagian kerja, ada juga
yang menyebutnya Division of Labour dan yang dimaksud dengan suatu spesialisasi
dalam suatu pekerjaan adalah pada pembagian tugas atau pekerjaan secara kompleks
menjadi bagian-bagian pada pembagian pekerjaan yang berbeda atau pada bagian untuk
pembagian kerja mereka. Setiap karyawan akan dilatih untuk dapat menjalankan suatu

10
tugas-tugas terkait yang berkaitan dengan suatu spesialisasi mereka untuk mempunyai
kualifikasi dan kreativitas yang terhubung dengan tugas-tugas yang ditugaskan.

2.Prinsip Otoritas (Authority)

Otoritas atau wewenang adalah suatu hak untuk dapat menjalankan sesuatu, untuk
membuat suatu keputusan, supaya dapat untuk memerintahkan kepada orang lain,
untuk menjalankan sesuatu dan hak untuk Menyisihkan sumber daya atas nama
organisasi untuk mencapai tujuan pada suatu organisasi.

3.Prinsip Rantai Komando

Rantai komando adalah suatu konsep yang sangat penting untuk mensirikan suatu
struktur organisasi yang baik. Rantai komando atau Chain of Command dapat diartikan
sebagai garis kekuasaan terus-menerus yang membentang dari atas kedudukan
manajemen ke level terendah dari seorang karyawan dan mengartikan siapa yang harus
bertanggung jawab dan siapa yang harus melapor.

Dalam melakukannya, dapat dikatakan bahwa rantai komando adalah suatu aliran
hubungan. Seperti pada, operator produksi wajib melapor kepada manajer produksi,
manajer produksi harus dapat melapor ke manajer produksi, selanjutnya manajer
produksi harus apat melapor kepada direktur dan manajer produksi dan harus melapor
ke seorang manajer operasi.

4.Pendelegasian Wewenang

Delegasi kekuasaan adalah salah satu hal penting dalam sebuah organisasi. Tanpa
adanya sebuah pendelegasian wewenang, maka seorang manajer harus dapat
melakukan pada semua pekerjaan dengan sendirian.

5.Prinsip Rentang Kendali

Rentang Kendali atau sering juga disebut juga sebagai margin manajemen adalah
jumlah karyawan atau jumlah bawahan yang dapat dikendalikan dengan secara efektif
oleh seorang atasan atau bos yang dituntut untuk dapat menjadi atasan atau sebagai
manajer.

e.Proses Pengorganisasian

Fungsi Pengorganisasian dilakukan dalam beberapa fase. Tidak bisa langsung di


tunjuk. Berikut adalah proses-proses fungsi pengorganisasian :

1.Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen

Proses dalam organisasi kepada seorang manajemen dimulai dari suatu rencana dan
tujuan. Yang dapat disatukan sebelumnya. Dan jangan lupa bahwa fungsi dari suatu

11
organisasi ini adalah suatu pelaksanaan rencana dan tujuan yang diinginkan
sebelumnya, Fase ini adalah fase pertama dalam implementasi rencana manajemen.

2.Menentukan Tugas Utama

Rencana dan tujuan agar tercapai. Inilah saatnya untuk dapat mengidentifikasi dan
menentukan pada suatu tugas-tugas utama dalam organisasi. Manajemen mempunyai
banyak pada suatu tingkatan dan mempunyai subbagian. Perusahaan mempunyai
manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional. Dan manajer
sekunder lainnya. Di tingkat lain atau tingkat manajemen, Dalam fase ini, tugas utama
dari setiap bagian manajemen ditentukan

3.Membagi Tugas kepada Individu

Fase ini sangat penting. Eksekutif pada rencana itu kepada seorang individu.
Keberhasilan kamu akan ditentukan oleh orang yang telah mengelolanya. Kesalahan
dalam suatu identifikasi orang Risiko dalam kegagalan akan semakin lebih besar.

4.Mengalokasikan Sumber Daya

Tugas ini telah ditentukan, orangnya juga sudah di pilih. Sekarang adalah waktu untuk
dapat mengalokasikan pada sumber daya di dalam perusahaan. Untuk dapat
memanfaatkan, digunakan, dan menawarkan manfaat semaksimal mungkin.

5.Evaluasi Strategi Pengorganisasian

Ini adalah titik evaluasi. Lihatlah apa yang akan terjadi lagi dan apa upaya dalam
mengantisipasi apa yang akan terjadi dan semua hal buruk yang akan terjadi.

f.Strukutur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan dalam bentuk mekanisme-mekanisme secara formal


dengan mana organisasi yang dikelola. Struktur dalam organisasi berhubung terhadap
kerangka dan susunan pada suatu perwujudan pada pola tetap serta hubungan-
hubungan di antara dari fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi, maupun orang-orang
yang menunjukkan kepada suatu kedudukkan.Faktor-faktor utama yang dapat
menentukan pada sebuah perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut

•Strategi organisasi dapat mencapai tujuannya. Dimana dalam suatu strategi dapat
menerangkan pada bagaimana suatu aliran wewenang dan saluran hubungan dapat di
atur di antara para manajer dan karyawan. Aliran kerja sangat berpengaruh pada suatu
strategi, sehingga dapat berubah maka struktur dalam organisasi juga akan dapat
berubah.

•Anggota(karyawan) dan orang-orang yang terlibat secara langsung di dalam


organisasi.

12
•Ukuran pada organisasi apabila semakin besar ukuran organisasi, maka struktur
organisasi juga akan semakin kompleks dan harus di ditentukan dalam bentuk struktur
yang benar.

D.PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

a.pengertian pengawasan

Pengawasan sebagai komponen dalam proses manajemen memiliki peran penting


dalam proses pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Proses ini dilaksanakan ketika
suatu program sedang dilaksanakan sampai dengan kegiatan tersebut selesai
dilaksanakan. Schermerhorn mendefinisikan pengawasan sebagai proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
(Controling is the process of measure perfomance and taking action to ensure desired
results). Berdasarkan pengertian ini Schemerhorn menekankan agar manager
menetapkan standar atau ukuran kinerja dalam suatu setiap bidang yang ada
perusahaan, agar semua dapat berjalan dengan semestinya dan meneger berhak
mengambil tindakan apa bila terjadi penyimpangan didalam suatu ketetapak yang telah
ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winardi bahwa pengawasan adalah semua
aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil
aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.

b.Tujuan dari Fungsi Pengawasan

Menurut Griffin (2000) terdapat empat tujuan dari fungsi pengawasan. Adapun tujuan
tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, meminimulkan biaya,
dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.

•adaptasi lingkungan

Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang
bersifat internal maupun lingkungan eksternal. Sebagai contoh, ketika teknologi
informasi dan komputer belum secanggih saat ini, kualifikasi minimum tenaga kerja di
sebuah perusahaan barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik, atau
kualifikasi pendidikan minimum, seperti SMU dan lain-lain.

•Meminimalkan Kegagalan

Tujuan selanjutnya dari fungsi pengawasan merupankan meminimalkan kegagalan.


Dalam suatu operasi perusahaan, tentu kegagalan sangat berpeluang untuk terjadi.

13
Seperti contoh karyawan ketika tidak ada yang mengawan akan bekerja asal-asalan,
tidak serius, dan hal-hal lainnya yang dapat merugikan perusahaan. Jika perusahaan
menargetkan untuk memproduksi 10.000 unit, tentu dengan kinerja karyawan yang
seperti itu kemungkinan akan ada 1.000 unit yang tidak layak dipasarkan. Tentu hal ini
sangat merugikan perusahaan.

•Meminimalkan Biaya

Fungsi selanjutnya dari fungsi pengawasan adalah meminimalkan biaya. Seperti yang
dicontohkan diatas, ketika perusahaan menerima kegagalan sebanyak 1.000 unit, tentu
perusahaan akan mengeluarkan biaya yang terbuang dengan sia-sia. Dengan adanya
implementasi fungsi pengawasan diharapkan dapat meminimalkan biaya perusahan.

•Mengantisipasi Kompleksitas dari Organisasi

Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi
berbagai kegiatan organisasi yang kompleks. Kompleksitas tersebut dari mulai
pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja, hingga berbagai prosedur yang terkait
dengan manajemen organisasi. Oleh karena itu, jelas fungsi pengawasan memiliki
peran penting untuk menjamin bahwa kompleksitas tersebut dapat diantisipasi dengan
baik.

c. Langkah-Langkah Proses Pengawasan

Langkah-langkah yang harus perlu dilaksanakan dalam proses pengawasan antara


lain :

1.Penetapan standar dan metode penilaian Kinerja.

2.Penilaian Kinerja

3.Penilaian apakah Kinerja memenuhi standar ataukah tidak.

4.Pengambilan tindakan koreksi

d.Pengendalian

Seperti hanya pada mobil,anda menekan gas,maka mobil anda akan berjalan lebih
cepat. Jika setir mobil diputar maka mobil akan berganti arah. Tekan pedal rem,maka
mobil pun akan segera berhenti atau melaju secara perlahan. Dengan segala perangkat
ini,anda mengendalikan arah dan kecepatan. jika beberapa diantaranya tidak berfungsi,
mobil tidak akan melakukan apa yang anda inginkan. Dengan kata lain,mobil tersebut
berada diluar kendali.

e.proses pengendalian

Pada umumnya dalam organisasi, proses pengendalian yang ditempuh oleh manajer
meliputi penetapan hasil yang diingainkan, penentuan prediktor hasil, penentuan

14
standar atas prediktor dan hasil, penentuan jaringan informasi dan umpan balik, serta
penilaian informasi dan pengendalian tindakan perbaikan (Stoner dan Wankel, 1986:
580-582).Menetapkan Hasil yang Diingainkan (Define Desired Results)Sejelas
mungkin seorang manager dalam menetapkan hasil yang ingin dicapai. Jika tidak jelas
dikawatirkan dalam proses implementasi akan menyebabkan kebingungan.Menentukan
Prediktor Hasil (Establish Predictor of Results)

Fungsi pengendalian untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam implementasi


planning yang telah ditetapkan. Saat ada terdekteksi suatu kesalahan dalam
pelakasanaan, seorang yang bertanggung jawab dalam hal tersebut harus memiliki
sebuah indikator atau prediktor sebagai tolak ukur apakah semua yang telah
dilaksanakan dapat tercepai, sesuai dengan rencana awal. Sebagai seorang manager
harus memiliki indikator yang tepat agar semua berjalan dengan baik.

f.Pendekatan dalam Mempertahankan Fungsi Pengawasan

Menurut Dessler (2004) berpendapat bahwa ada dua pendekatan dalam


mempertahankan fungsi pengawasan, yaitu :

1.Sistem Pengawasan Tradisional

Sistem pengawasan tradisional adalah upaya atau sistem untuk mempertahankan


fungsi pengawasan melalui prosedur dan kegiatan yang melibatkan penentuan standar
dan berbagai upaya untuk mencapai standar tersebut.

2.Sistem Pengawasan yang Berdasarkan Komitmen

Pengawasan sistem ini lebih menekankan dari sisi internal dari pada eksternal.
Melakukan intropeksi dari dalam hal ini lebih berpengaruh. Sistem ini dalam
implementasinya agak sulit. Karyawan dituntut agar selalu bisa intropeksi diri. Untuk
melakukan hal ini menjadi budaya, perusahaan perlu melakukan pelatihan.

G.Alat Bantu Pengawasan Manajerial

Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan pengawasan
menjadi lebih efektif. Dua teknik yag paling terkenal adalah manajemen dengan
pengecualian (management by exception) dan sistem informasi manajemen
(management information systems).

1.Management By Exception (MBE)

MBE, atau prinsip pengecualian memungkinkan manajer untuk mengarahkan


perhatiannya pada bidang-bidang pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan
para karyawan atau tingkatan manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin.

2. Management-Information System (MIS)

15
MIS memainkan peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
perencanaan dan pengawasan dengan efektif. MIS adalah sistem pengadaan,
pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang direncanakan agar
keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat dibuat. Sistem menyediakan
informasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang serta kejadian-kejadian di
dalam dan diluar organisasi.

E.LINGKUNGAN DAN KEBUDAYAAN ORGANISASI

a.pengertian lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.Lingkungan terdiri dari
komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa
seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).

b.kebudayaan organisasi

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang
dalam suatu organisasi dan membimbing perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya
organisasi juga dapat didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi,
kepercayaan, harapan, sikap dan norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta
disebarluaskan oleh para karyawannya.

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Seorang ahli bernama Edgar Schein menyatakan bahwa budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu, terutama ketika mereka belajar dan
beradaptasi untuk mengatasi masalah eksternal dan internal dengan segala
pertimbangan yang ada. Nilai-nilai pelajaran yang didapatkan dari proses adaptasi
tersebut nantinya menjadi pola-pola asumsi dasar yang diajarkan kepada para anggota
baru sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir, mengambil keputusan, serta
menghadapi segala tantangan yang hadir.

Selain itu, Cushway dan Lodge juga memberikan definisi mereka terhadap budaya
organisasi. Menurutnya, budaya organisasi adalah sistem nilai yang dianut oleh anggota

16
organisasi yang kemudian mempengaruhi cara mereka dalam bekerja, berperilaku dan
beraktivitas.

Dalam budaya organisasi di Indonesia sendiri, norma-norma dan nilai-nilai sangat


dijunjung 0⁰tinggi oleh banyak organisasi yang telah berdiri dari sekian tahun lamanya.
Meskipun mungkin budaya organisasi di era revolusi industri 4.0 sudah memberikan
warna-warna baru pada budaya organisasi, namun nilai-nilai seperti sopan santun dan
kejujuran dalam bekerja masih tetap dipertahankan pada banyak organisasi di
Indonesia.

Fungsi Budaya Organisasi

Sebagai nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi dan diterapkan oleh semua
anggota organisasi, tentunya budaya organisasi memiliki beberapa fungsi. Berikut ini
adalah 5 fungsi budaya organisasi yang perlu kita ketahui mulai dari sekarang.

F.MSDM

a.Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (SDM) pada dasarnya adalah praktik merekrut,
mempekerjakan, memutasi, dan mengelola karyawan di sebuah organisasi atau
perusahaan.

Departemen ini biasanya bertanggung jawab untuk membuat, menerapkan, dan


mengawasi kebijakan yang mengatur karyawan dan hubungan perusahaan dengan
karyawannya. Termasuk juga membuat struktur organisasi yang ideal untuk
dijalankan.Manajemen SDM merupakan divisi yang berperan dalam mengembangkan
potensi karyawan sebuah perusahaan sebagai aset bisnis.Jika aset tersebut dikelola
dengan baik didukung juga dengan menggunakan sistem aplikasi hr yang baik, maka
produktivitas karyawan pun juga makin efektif dan alhasil dapat memaksimalkan profit
perusahaan.Divisi ini akan membekali karyawannya dengan berbagai pengetahuan
tentang perusahaan, fasilitas yang diperlukan, pelatihan, pembinaan, layanan
administrasi dan sebagainya.

b.Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

Keberadaan manajemen SDM sangat penting untuk mengelola para karyawan di tempat
kerja untuk mencapai misi organisasi dan memperkuat budaya kerja di
perusahaan.Manajemen SDM merupakan bagian penting dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan bisnis.Selain itu, manajer SDM juga berperan penting dalam
memonitor atau memantau keadaan pasar kerja untuk membantu suatu perusahaan agar
tetap kompetitif.Dari penjelasan tersebut maka alasan pentingnya keberadaan
manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:

17
1.Manajemen Strategis

Manajemen SDM dapat meningkatkan laba perusahaan dengan keahlian dan


pengetahuannya tentang bagaimana SDM mempengaruhi keberhasilan
perusahaan.Begitu pula dalam pengambilan keputusan perusahaan yang mendasari
penilaian kepegawaian dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja berdasarkan permintaan
bisnis.

2.Pelatihan dan Pengembangan

Alasan kedua adalah karena manajer SDM merupakan spesialis dalam memberikan
pelatihan dan pengembangan SDM.Tak hanya itu, mereka juga pandai
mengoordinasikan orientasi karyawan baru serta berperan penting penting dalam
menjalin hubungan atasan dengan karyawan.Bidang pelatihan dan pengembangan
karyawan bertujuan untuk mempersiapkan calon pemimpin untuk peran pengawasan
dan manajemen.

c.Manfaat Adanya Manajemen Sumber Daya Manusia di Perusahaan

manfaat manajemen SDM yang perlu di ketahui.

1.Rekrutmen dan Retensi

perusahaan dapat memperoleh manfaat terkait rekrutmen dan retensi karyawan.Di


antaranya dapat merekrut karyawan yang memenuhi syarat, dan mempertahankan
mereka diperusahaan.Pemberian gaji, kompensasi, dan tunjangan kepada karyawan
juga akan lebih adil serta sesuai dengan keahlian dan kualitas kerja.

2.Pembinaan Hubungan Baik

Manfaat kedua dari adanya departemen SDM adalah perusahaan dapat memastikan
tumbuhnya hubungan kerja yang baik antar karyawan.Mereka memiliki tanggung
jawab untuk mengadakan seminar, rapat, dan pertemuan resmi lainnya terkait
pengembangan SDM.Departemen ini juga membantu ketika menyusun rencana
pemasaran dan bisnis.Selain itu, manajemen SDM menerapkan dan mengembangkan
sistem SDM yang tepat untuk perusahaan.

3.Manajemen Konflik

4.Produktivitas dan Performa Meningkat

Manajemen SDM yang tepat dalam pengelolaan karyawan tentu akan memberikan
dampak yang baik terhadap performa kerja dan produkvitas.Karyawan yang
ditempatkan pada posisi yang tepat dapat mempengaruhi kenyamanan mereka dalam
bekerja.Melakukan manajemen atau pengelolaan SDM juga mempengaruhi
keseimbangan kuantitas tenaga kerja dengan beban kerja perusahaan agar dapat tetap
efektif dan efisien.

18
d.Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Sumber Daya Manusia

Berikut ini beberapa di antaranya:

1.Rekrutmen karyawan: Pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan


berdasarkan aspek kualitatif, kuantitatif, waktu dan geografis.

2.Pembagian tugas karyawan: Pekerjaan yang akan dilakukan dialokasikan kepada


karyawan berdasarkan kebutuhan perusahaan dan bidang keahlian karyawan.

3.Pengembangan potensi karyawan: Mendukung karyawan dalam upaya


pengembangan profesional dan pribadi mereka. Hal tersebut dilakukan supaya
karyawan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap loyalitas pada
perusahaan dalam jangka panjang.

4.Menyusun anggaran kebutuhan tenaga kerja: Jumlah karyawan saat ini dicocokkan
dengan perkiraan tenaga kerja. Jika ada perbedaan, itu digunakan sebagai dasar untuk
keputusan terkait penambahan atau pengurangan karyawan.

5.Evaluasi karyawan: Anggota staf sering membutuhkan surat rekomendasi atau


evaluasi.

6.Manajer SDM menyusun segala kebutuhan informasi yang telah disediakan oleh para
eksekutif di perusahaan.

7.Administrasi SDM: Segala pengelolaan terkait kepegawaian serta kegiatan


administratif, seperti manajemen penggajian, adalah salah satu tanggung jawab
manajemen sumber daya manusia yang dilakukan secara kontinu.

G.KEPEMIMPINAN

a.pergertian kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang. Sikap kepemimpinan tersebut digunakan ketika memimpin.Salah satu
pengaruh yang ditimbulkan dati sikap kepemimpinan tersebut adalah dapat
mempengaruhi seseorang. Pengaruh yang diberikan ini dimaksudkan di dalam sebuah
pekerjaan atau organisasi. Hal itu dikarenakan umumnya sikap kepemimpinan
dibutuhkan seseorang dalam memimpin sebuah pekerjaan atau organisasi.Tujuan dari
sikap kepemimpinan tersebut adalah untuk mencapai sebuah target atau goal. Baik di
bidang pekerjaan atau sebuah organisasi, selalu ada target yang ingin di capai. Target-
target yang sudah ditentukan tersebut dapat terlaksana karena adanya sikap
kepemimpinan.Kepemimpinan adalah sikap yang ada di dalam seorang pemimpin.
Sedangkan pemimpin adalah seseorang yang sudah diberi kepercayaan. Kepercayaan

19
tersebut digunakan untuk menjadi sebuah kepala atau ketua di dalam perusahaan atau
organisasi.

Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa ahli yang mengemukakan tentang apa itu kepemimpinan:

1.Wahjosumidjo

Kepemimpinan menurut Wahjosumidjo pada hakikatnya merupakan sesuatu yang


melekat di dalam diri seorang pemimpin. Sesuatu tersebut adalah berupa sifat-sifat
tertentu. Seperti kepribadian atau personality, kemampuan atau ability dan
kesanggupan atau capability.Kepemimpinan juga diartikan sebagai sebuah rangkaian
kegiatan atau activity. Seorang pemimpin tidak akan dapat dipisahkan dengan
kedudukan atau posisi, serta gaya atau perilaku dari pemimpin itu sendiri.

2.Sutarto Wijono

Arti kepemimpinan menurut Sutarto adalah sebuah rangkaian aktivitas penataan.


Aktivitas tersebut berupa kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang
lain. Hal itu dilakukan dalam situasi tertentu. Tujuannya adalah agar bersedia untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.

3.Moejiono

Menurut Moejiono, kepemimpinan atau leadership sebenarnya adalah akibat dari


pengaruh yang terjadi secara satu arah. Hal itu terjadi karena seorang pemimpin
mungkin memiliki sebuah kualitas tertentu. Kualitas tersebut adalah sesuatu yang
membedakan dirinya dengan para pengikutnya.

b.Aspek Penting Kepemimpinan

antaranya adalah sebagai berikut:

1.Seorang pemimpin harus melibatkan orang lain.

2.Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan.

3.Kepemimpinan sebagai kemampuan dalam menggunakan kekuasaan.

H. MOTIVASI

a.Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau bahasa
Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri,

20
tetapi saling berkaitan dengan factor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor
internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J. Jucius
menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut Dadi Permadi,
motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang positif maupun
yang negatif. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang

tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang


dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai
peranan starategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang
belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar
peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.

b.Fungsi Motivasi

Menurut Shaleh dan Wahab (2004), motivasi memiliki beberapa fungsi dan tujuan,
antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.


2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya motivasi akan berfungsi sebagai
penentu cepat lambannya suatu pekerjaan.
4. Motivasi berfungsi sebagai penolong untuk berbuat mencapai tujuan.
5. Penentu arah perbuatan manusia, yakni ke arah yang akan dicapai.
6. Penyeleksi perbuatan, sehingga perbuatan manusia senantiasa selektif dan tetap
terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

c.Tahapan Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah
sebagai berikut :

1. Tujuan

Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru
kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.

2. Mengetahui kepentingan

Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan
dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.

21
3. Komunikasi efektif

Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan.
Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.

4. Integrasi tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan


kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk
memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan
ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan
harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

5. Fasilitas

Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan


individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6. Team Work

Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa
mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.

d. Dimensi Motivasi
Tujuan dari sebagaian besar karyawan dalam bekerja bukan hanya terbatas pada
kebutuhan fisik dan biologis saja, tetapi juga mempunyai kebutuhan yang bersifat
psikologis maupun sosial, dan semua kebutuhan karyawan, maka akan dapat memacu
semangat kerja karyawan. Manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang
paling kuat sesuainwaktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu
hirarki. Teori Maslow dalam hirarki kebutuhan mengemukakan bahwa motivasi adalah
dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Teori
ini menitik beratkan pada faktor-faktor dalam diri seseorang, yang menggerakan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Yang termasuk dalam
kelompok teori ini menurut Jerome (2013) adalah :
1) Kebutuhan mempertahankan hidup (fisiologis):
Kebutuhan utama inilah yang mendorong setiap individu untuk melakukan
pekerjaan apa saja, karena ia akan memperoleh imbalan, baik berupa uang ataupun
barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama ini. Misalnya
makanan, minuman, istirahat/tidur, seks.
2) Kebutuhan rasa aman:
Setelah kebutuhan pertama dan utama terpenuhi, timbul perasaan perlunya
pemenuhan kebutuhan keamanan/perlindungan. Kebutuhan akan keselamatan

22
jasmani dan rohani, keamanan pribadi, rasa aman dan bebas dari rasa takut. Tiap
individu mendambakan keamanan bagi dirinya, termasuk keluarganya.
3) Kebutuhan sosial:
Tiap manusia senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain.
Selama hidup manusia di dunia ini tak mungkin lepas dari bantuan pihak lain.

4) Kebutuhan penghargaan:
Kebutuhan akan pengakuan atas status dan prestasi yang akan dicapai. Orang
berusaha melakukan pekerjaan yang memungkinkan ia mendapat
penghormatan/penghargaan masyarakat.
5) Kebutuhan aktualisasi diri:
Kebutuhan akan pencapaian cita-cita diri dan perwujudan diri. Inilah kebutuhan
puncak yang paling tinggi, sehingga seseorang ingin mempertahankan prestasinya
secara optimal.

e. Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi


aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang
senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar
itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-
betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations
are inherent in the learning

situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait
dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang
benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau
ganjaran.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena


adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok
paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji
oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

23
sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya,

tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena
itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

I. KOMUNIKASI

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,


manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehiduapan sehari-hari
di rumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja
manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya pengetahuan
manusia dari hari ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem
sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan
masyarakat tidak dapat dipisahkan.
Pengertian komunikasi dapat diihat dari etimologi (bahasa) dan terminologi
(istilah) Dari sudut etimologi, menurut Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi,
dibagi menjadi beberapa kata diantaranya “communicare yang berarti berpartisipasi
atau member tahukan, Communis opinion yang berarti pendapat umum. Raymond S.
Ross yang dikutip oleh Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar mengemukakan bahwa “Komunikasi atau Communication dalam bahasa
inggris berasal dari kata latin Communis yang beberarti membuat sama”. 2 Dari
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu
penyampaian pesan yang bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara
komunikator dan komunikan.

b. Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip


kerangka berfikir William I. Gorden mengenai fungsi – fungsi komunikasi yang
dibagi menjadi empat bagian.
i. Fungsi Komunikasi sosial.
ii. Fungsi komunikasi Ekspresif.
iii. Fungsi Komunikasi Ritual.
iv. Fungsi Komunikasi Instrumental.

c. Tahapan-Tahapan Dalam Proses Komunikasi

24
Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil tahapan-tahapan dalam proses
komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu:
1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2) Ide diubah menjadi suatu pesan.
3) Pemindahan pesan.
4) Penerima menerima pesan.
5) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan-balik kepada pengirim.

d. Dimensi Komunikasi

Hal-hal yang berhubungan dengan dimensi komunikasi yaitu seperti:

A. Dalam isi

Misalnya A berbicara kepada B tentang sesuatu,proses itu mempunyai suatu isi mereka
mungkin membicarakan tentang permainan baseball atau masalah bisnis.apabila kita
bersuara di dalam suatu percakapanbiasanya isinya pertam-tama mengenai diri kita.

B. Bising

Ketika A berbicara dengan B terjadi hal-hal lain yang sangat terlepas dari hal yang di
bicarakan.ada percakapan yang terjadi dengan bising(noise),sedangkan yang lainnya
relative tanpa bising di dalam konteks ini “bising”berarti hal-hal yang mengangu
pengiriman.kita dapat menjumpai suara seperti ganguan udara pada kawat telepon
sehingga membuat B sulit untuk mendengar apa yang di katakan oleh A.sehingga B
tidak dapat memahami apa yang dikatak A kepada B.

C. Jaringan Komunikasi

Biasanya kita berfikir bahwa percakapan A dan B adalah langsung.tetapi A dapat


berbicara dengan B hanya dengan memlalui C atau D.dan ini sangat bermanfaat bagi
kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

D. Arah Komunikasi

Arah komunikasi bisa dalam satu arah atau dua arah.ini merupakan dimensi yang bebas
apa pun yang mungkin di katakana oleh A dan B,sejauh manapun gangguan suara ikut
terlibat.bagaimanapun jaringannya A mungkin berbicara dengan B dengan cara A dapat
berbicara dan B hanya dapat mendengarkan,yaitu komunikasi satu arah.sedangan dalam
dua arah A dapat berbicara dengan B lalu B dapat membalas berbicara kembali.

25
e. Jenis-Jenis Komunikasi

Jenis Komunikasi Berdasarkan Cara Penyampaiannya

Berdasarkan cara penyampaiannya, jenis komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan merupakan komunikasi yang terjalin secara langsung tanpa adanya
jarak yang berarti. Contoh komunikasi lisan misalnya meeting dengan klien,
wawancara kerja, atau dua orang yang sedang berbicara.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi lisan bisa juga terjadi secara
jarak jauh. Misalnya pembicaraan melalui teleconference, berbicara melalui telepon,
dan video call.

2. Komunikasi Tulisan

Komunikasi tertulis atau tulisan adalah komunikasi dengan media yang ditulis,
biasanya dilakukan melalui aplikasi atau media teknologi. Misalnya mengirim pesan
melalui email, chatting melalui aplikasi WhatssApp, Telegram, dan lain sebagainya.

Jenis Komunikasi berdasarkan Ruang Lingkupnya

Berdsarkan ruang lingkupnya, komunikasi dibedakan menjadi:

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang berada dalam batas ruang lingkup
organisasi di mana interaksi hanya terjadi antar individu di dalam organisasi itu saja.
Komunikasi internal ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

- Komunikasi vertikal; perintah atasan, teguran, arahan, dan lainnya.

- Komunikasi horizontal; diskusi atau bertukar pikiran antar anggota organisasi yang
posisinya sama.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah jenis komunikasi yang dilakukan sebuah organisasi


kepada publik, misalnya jumpa pers, pameran dan publikasi, program TV dan Radio,
bakti sosial.

J. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

26
a.Definisi Pengambilan Keputusan

Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan keputusan.


Kegiatan ini memainkan peranan penting, karena kualitas keputusan – keputusan
manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Secara umum, pengertian
pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari
dua atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
3. Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu
pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar
dapat lebih diterima oleh semua pihak.
b.Fungsi Pengambilan keputusan, yaitu:
1. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional
2. Sesuatu yang bersifat futuristik artinya bersangkutpaut dengan masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

c.Tahap -Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap-tahap pengambilan keputusan yaitu:

a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk
dimengerti.
b. membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara
prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan
terkendali.
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih
memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing
yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji
yang akan dipakai.

27
e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai
dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.
Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui
empat tahap yaitu intelligence, design, choice, dan implementation. Intelligence
adalah proses pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi
permasalahan. Design adalah tahap perancangan solusi terhadap masalah. Choice
adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternatif
yang ada dan memilih yang terbaik. Implementation adalah tahap pengambilan
keputusan dan melaksanakannya.

d.Dimensi pengambilan keputusan


a. memiliki kemampuan untuk bertahan hidup (survival) dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya masing-masing
b. menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan kebutuhannya dan tidak akan
mengeksploitasi secara besar-besar
c. menunggu orang yang dianggap bijaksana dan mampu berpikir berdasarkan
kepentingan adat dalam pengambilan keputusan
d. dalam melakukan pekerjaannya membutuhkan bantuan orang lain sebagai bentuk
rasa kebersamaan pada masyarakat setempat
e. perlu untuk beradaptasi terhadap aturan dan nilai lokal yang dipengaruhi dengan
kondisi alam dan kehidupan sosial masyarakat

e.Jenis pengambilan keputusan

Setiap gaya pengambilan keputusan dicirikan oleh tugas atau fokus sosial dan
toleransi yang tinggi atau rendah untuk ambiguitas. Gaya dengan toleransi tinggi
terhadap ambiguitas dapat bekerja dengan variabel yang tidak diketahui saat mereka
sampai pada suatu kesimpulan. Mereka yang memiliki toleransi rendah terhadap
ambiguitas menginginkan kejelasan sebanyak mungkin dalam semua keadaan dan
informasi yang mengarah pada keputusan mereka.

Gaya pengambilan keputusan juga bervariasi dalam fokus sosial atau tugas.
Keputusan berbasis sosial mempertimbangkan perilaku orang lain yang terlibat dalam
hasil. Mereka yang didorong oleh tugas membuat keputusan berdasarkan cara terbaik
untuk mencapai tujuan. Berikut adalah empat gaya pengambilan keputusan dengan
contoh bagaimana mereka dapat digunakan di tempat kerja:

Pengarahan
Gaya pengambilan keputusan direktif menggunakan pemikiran yang cepat dan tegas
untuk menemukan solusi. Pembuat keputusan direktif memiliki toleransi yang rendah
terhadap ide-ide yang tidak jelas atau ambigu. Mereka onse pada tugas dan akan
menggunakan pengetahuan dan penilaian mereka sendiri untuk sampai pada
kesimpulan dengan masukan selektif dari individu lain.

Pengambil keputusan direktif unggul dalam komunikasi verbal. Mereka rasional dan
logis dalam pengambilan keputusan. Ketika tim atau organisasi membutuhkan

28
keputusan cepat, pembuat keputusan gaya direktif dapat secara efektif membuat
pilihan. Gaya mereka berharga untuk membuat keputusan jangka pendek.

Contoh: Pemegang saham perusahaan telah memilih untuk memperluas opsi 401(k)
mereka kepada semua karyawan saat ini dan karyawan baru setelah mereka
menyelesaikan masa percobaan 90 hari. CEO sekarang harus memutuskan apakah
perusahaan akan menyediakan dana pendamping bagi karyawan yang memberikan
dana 401(k) mereka.

Dia berpikir tentang bagaimana ini dapat membantu menarik talenta terbaik untuk tim
mereka.

CEO melihat proyeksi anggaran yang baru saja dia siapkan dan memikirkan bagaimana
dana yang dialokasikan untuk proyek lain dapat digunakan untuk mencocokkan
kontribusi karyawan. Dia memutuskan bahwa karyawan yang memberikan kontribusi
dana mereka akan dicocokkan 4% oleh perusahaan.

Analitis
Pembuat keputusan analitis dengan hati-hati menganalisis data untuk menghasilkan
solusi. Mereka adalah pemikir yang hati-hati dan mudah beradaptasi. Mereka akan
menginvestasikan waktu untuk mengumpulkan informasi untuk membentuk
kesimpulan.

Para pengambil keputusan ini berorientasi pada tugas, tetapi memiliki toleransi yang
tinggi terhadap ambiguitas.

Pembuat keputusan analitis membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data dan bukti
sebelum mereka sampai pada kesimpulan. Ketika mereka membuat keputusan, mereka
telah melihat semua detail dan membentuk apa yang mereka yakini sebagai solusi
terbaik.

Contoh: Tim pemasaran perusahaan penyiaran olahraga ditugaskan untuk


mengidentifikasi bagaimana mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas dengan
kampanye iklan mereka saat ini. Manajer pemasaran meminta setiap pemimpin tim
untuk menyerahkan laporan dari bagian kampanye mereka termasuk jumlah demografis
setiap audiens.

Mereka membaca setiap laporan kemudian bertemu dengan pemimpin tim. Setelah
pertemuan, manajer pemasaran memutuskan untuk membeli lebih banyak ruang
tambahan di situs web media sosial selama 30 hari ke depan.

Konseptual
Mereka yang membuat keputusan dengan gaya konseptual adalah pemikir gambaran
besar yang bersedia mengambil risiko. Mereka mengevaluasi pilihan dan kemungkinan
yang berbeda dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas. Mereka berorientasi
sosial dan meluangkan waktu untuk mempertimbangkan ide-ide besar dan solusi
kreatif.

29
Pembuat keputusan konseptual menantikan apa yang bisa terjadi jika keputusan dibuat.
Kesimpulan mereka datang dari memvisualisasikan berbagai peluang dan hasil untuk
masa depan. Mereka kuat dalam membuat keputusan jangka panjang.

Contoh: Perusahaan ritel rintisan Joe berkinerja baik selama tahun pertama mereka.
Dia berpikir tentang bagaimana perusahaan dapat membuka toko secara nasional dalam
lima tahun ke depan. Ketika pengembangan belanja baru mulai dibangun di kota besar
terdekat, ia memutuskan untuk membuka cabang toko baru di lokasi tersebut.

Meskipun membuka toko baru ini berisiko, Joe yakin timnya akan berhasil, dan ini
akan membantu meluncurkan merek mereka secara nasional.

Perilaku
Sebuah gaya perilaku pengambilan keputusan berfokus pada hubungan lebih dari tugas.
Ini mengevaluasi perasaan orang lain sebagai bagian dari proses pengambilan
keputusan mereka. Perilaku pengambil keputusan memiliki toleransi yang rendah
terhadap ambiguitas dan onse sosial saat mereka mengevaluasi solusi.

Para pembuat keputusan ini mengandalkan informasi dari orang lain untuk memandu
apa yang mereka pilih. Mereka adalah komunikator onsensus yang menghargai
keputusan berdasarkan onsensus tim. Keputusan mereka sering kali didasarkan pada
bagaimana pilihan itu akan memengaruhi hubungan.

K. MANAJEMEN STRATEJIK

a.Pengertian Manajemen Stratejik

Banyak pakar di bidang manajemen yang menjelaskan istilah manajemen


strategis dengan definisi yang beragam. Menurut Nicholas S. Majluk & Arnoldo C.
Hax, pengertian manajemen strategis adalah cara untuk memandu perusahaan dalam
mencapai sejumlah target. Target tersebut bisa berupa nilai dan juga tanggung jawab
perusahaan atau korporasi, sistem administrasi yang berhubungan dengan pengambilan
langkah atau keputusan operasional dan strategis di sejumlah tingkat hierarki, sampai
kapabilitas manajerial.
Jadi, secara umum, definisi dari manajemen strategis adalah rangkaian tindakan
dan keputusan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diaplikasikan oleh
seluruh anggota dalam sebuah organisasi. Tujuannya demi meraih dan merealisasikan
visi misi perusahaan.
Baik manajemen tertinggi, tingkatan manajemen lain, serta bagian operasional
mempunyai peran dan tugasnya tersendiri dalam menjalankan strategic
management. Seluruh komponen di dalam perusahaan wajib berpartisipasi dalam

30
penyusunan, mengontrol, dan menjalankan keputusan yang sudah disepakati. Dengan
begitu, tujuan yang ingin diraih pun akhirnya bisa tercapai.

b.Fungsi Manajemen Strategis

Selain tujuan di atas, manajemen strategis juga memiliki fungsi yang penting
dipahami. Berikut adalah 5 fungsi manajemen strategis yang mampu memberi
pengaruh besar terhadap perkembangan sebuah perusahaan.
1. Mengusung Visi Misi Perusahaan
Setiap perusahaan wajib mempunyai visi dan misi untuk dijadikan sebagai
pedoman dan esensi utama pada eksistensi bisnisnya. Melalui manajemen
strategis, visi dan juga misi tidak akan sekadar menjadi pajangan pada sebuah
perusahaan saja. Namun, perusahaan dapat merumuskan tindakan dan kegiatan
yang harus diimplementasikan dan dijalankan agar bisa mencapai visi dan misi
tersebut.
2. Membantu Perusahaan Mengidentifikasi Pasar dan Produk
Kompetisi dan persaingan dalam dunia bisnis umumnya sangat ketat. Oleh
karena itu, perusahaan wajib mempunyai produk yang dapat bersaing di pasaran
dengan kuat.
Dengan menggunakan manajemen strategis, perusahaan mampu
mengidentifikasi dan mengetahui kesempatan baru untuk dimanfaatkan dalam
pasarnya. Tidak hanya itu, perusahaan bisa juga memanfaatkan manajemen
tersebut sebagai bahan evaluasi dari pasar maupun produk yang telah
dimilikinya.
3. Memberi Fokus pada Aktivitas Brand Positioning
Setiap perusahaan pasti mempunyai brand positioning berbeda di mata para
konsumennya. Pemanfaatan manajemen strategis mampu membantu perusahaan
dalam mempertahankan, sekaligus memperkuat posisi mereknya di masyarakat.
Hal tersebut dapat tercapai akibat setiap strategi yang dipakai serasi dengan
posisi atau citra dari merek perusahaan.
4. Menjaga Keteraturan Bisnis
Tidak hanya itu, fungsi manajemen strategis lainnya adalah mampu menetapkan
pandangan dan tujuan apabila setiap divisi pada perusahaan mampu memiliki
sinergi dan menjalankannya dengan baik. Setiap proses pengambilan keputusan
akan dilakukan dengan menentukan pandangan setiap divisi. Setelah itu, seluruh
divisi akan mampu menjalin kerja sama dengan lebih bagus guna menempuh
target dan tujuan perusahaan.
5. Menjadi Panduan pada Aktivitas Perencanaan dan Juga Perbaikan
Fungsi terakhir dari manajemen strategis adalah menjadi panduan terhadap
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas bisnis pada jalan yang
ideal. Tanpa manajemen tersebut, perusahaan akan kesulitan dalam
merencanakan perkembangan bisnisnya. Selain itu, hal ini juga mampu

31
membantu perusahaan dalam memperbaiki dan mencarikan solusi terhadap
masalah ataupun kekeliruan yang dapat berdampak fatal.

c.Tahapan Manajemen Strategi

Dalam menyusun dan menerapkan manajemen strategi maka ada minimal 5 tahapan
perlu dilalui. Yaitu:

1. Menetapkan Visi Organisasi

Setiap organisasi tentunya memiliki visi dan misi, mencapai visi maka diperlukan misi
yang tepat dan logis. Maka tahap awal dalam manajemen strategi adalah menetapkan
visi organisasi.

Perlu melakukan tiga langkah. Pertama, menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Kedua, mengidentifikasi proses atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk
mencapai dua tujuan tersebut. Ketiga, mengatur SDM yang dimiliki. Yakni membagi
staf ke tugas tertentu untuk mencapai poin pertama tadi.

2. Mengumpulkan dan Menganalisis Informasi

Tahap berikutnya adalah mengumpulkan informasi lalu menganalisis semua informasi


tersebut. Semua informasi ini tentunya berguna untuk mencapai visi yang telah
ditentukan di poin pertama.

3. Merumuskan Strategi

Tahap ketiga adalah merumuskan strategi, yakni proses menganalisis sumber daya apa
saja yang dimiliki. Sekaligus upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai visi
berdasarkan semua informasi yang didapatkan di tahap kedua.

4. Menerapkan Strategi

Tahap keempat adalah menerapkan strategi yang disusun di tahap ketiga tadi. Sehingga
semua daftar usaha yang sudah disusun kemudian perlahan diterapkan. Beberapa
mungkin sesuai rencana dan beberapa lagi sebaliknya, maka harus menyiapkan rencana
cadangan sebagai antisipasi.

Melakukan Evaluasi dan Kontrol

Selama penerapan strategi maka perlu melakukan evaluasi dan kontrol untuk
mengetahui usaha mana saja yang sudah sukses dan yang belum. Atau usaha mana saja

32
yang perlu diubah agar lebih efektif, dan lain sebagainya. Sehingga bisa dipastikan
dalam prosesnya bisa mencapai visi yang sudah ditetapkan.

L. INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM KERJA TIM /


ORGANISASI
a.Definisi
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim
merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta
berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari
pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-
tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya.
Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan
dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun
terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya
terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam
satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang
menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa
kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain,
setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai
dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan
antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai
talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu
ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota
kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih
menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan
mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu
proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut

33
dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar
anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team.
2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme
kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses
interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi
team dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya
mengandalkan keputusan dari satu orang saja

b.Fungsi
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap,
perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota
tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan ,
merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
(1) Meningkatkan produktivitas kerja.
(2) Meningkatkan kualitas kerja.
(3) Meningkatkan mentalitas kerja.
(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
(2) Sebagai media aktualisasi diri.
(3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b) Efisiensi

34
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan
tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang
memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik,
memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat.

c.Tahapan
Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak
bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam
rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi.
Gagasan yang sebenarnya bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut
jika ‘gagasan itu’ akan mengganggu keseimbangan organisasi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk
dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua keputusan.
Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur dari atasannya.
Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan ciri-ciri di
atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi dan waktu untuk
membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena dengan
cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat
pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang
metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim
berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas
secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas
sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi
dibicarakan secara terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan sampai
tuntas.
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai
potensi untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang
efektif yang menghasilkan keuntungan.

35
3. Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. Aturan
dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati bersama, dimana
setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan antar pribadi
telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan dasar dan cara
kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu
adanya kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran,
pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan kemungkinan
yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan,
kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk
memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan antar pribadi yang lebih
baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan
cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki
prosedur kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan
posisi mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya,
jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun
review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia
untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum sampai ke
tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan dan
membawa hasil.
d.Dimensi
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang
harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para
anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban tim
yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi
yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja.
Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan
perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.

36
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan
berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu
atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan
menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim kerja.
Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu pikiran
dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif. Empat dimensi
tim yang efektif :
1. Dimensi Personal
a. Tim yang efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai
tujuan bersama.
c. Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju
bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.

M.TANGGUNG JAWAB SOSIAL

a.Pengertian Tanggung Jawab Sosial


Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang
berdampak pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga
kerja.

37
b.Fungsi

a. Social license to operate

Sebuah bisnis atau perusahaan bisa berkembang atau tidak akan sangat dipengaruhi
oleh salah satu faktor yaitu masyarakat.

Oleh sebab itu, adanya CSR, masyarakat yang mendiami dan bertempat tinggal
disekitar perusahaan tersebut akan mendapatkan manfaat atau employee benefit dari
perusahaan yang bersangkutan.

b. Melebarkan akses sumber daya

Sebuah CSR perusahaan bila dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Diantaranya adalah meningkatkan daya saing perusahaan dan
memudahkan perusahaan untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan.

c. Melebarkan akses menuju pasar

Dengan program CSR sebenarnya seluruh investasi serta biaya yang telah dikeluarkan
bisa menjadi sebuah potensi untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan besar
lagi. Tidak hanya itu saja, langkah ini bisa membangun loyalitas konsumen, bahkan
menembus target pasar yang baru.

d. Mereduksi risiko bisnis perusahaan

Bagi perusahaan, menyelenggarakan CSR dapat mengurangi risiko bisnis. Mengapa


demikian? Karena dengan CSR akan membangun hubungan perusahaan dengan pihak
yang terlibat menjadi lebih baik lagi, sehingga risiko bisnis seperti adanya kerusuhan
dapat diatasi dengan mudah.

Dengan demikian, biaya pengalihan risiko bisa dipergunakan oleh perusahaan untuk hal
lain yang lebih bermanfaat untuk masyarakat atau perusahaan.

e. Membangun hubungan baik dengan regulator

Tidak hanya dapat memperbaiki hubungan perusahaan dengan masyarakat, namun


dengan CSR juga dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan pihak
pemerintah karena adanya program CSR ini akan lebih meringankan beban pemerintah
sebagai regulator.

f. Meningkatkan hubungan dengan stakeholder

Selain membangun hubungan yang baik kepada masyarakat, regulator, CSR juga bisa
memperbaiki hubungan dengan stakeholder perusahaan, termasuk pemegang saham.

38
g. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan

Reputasi perusahaan yang baik adalah yang berkontribusi besar kepada stakeholder,
masyarakat sekitar, dan lingkungannya.

c.Tahapan

h. Melihat Kebutuhan Perusahaan & Pemangku Kepentingan

Agar strategi CSR dapat terlaksana dengan baik, dibutuhkan alasan yang kuat dan
relevan. Anda bisa menyesuaikan visi dan misi perusahaan Anda dengan rancangan
program CSR. Selain itu, lakukan analisis kebutuhan perusahaan untuk menentukan
tujuan akhir dari CSR. Hal ini akan membantu menentukan setiap langkah yang Anda
susun dalam pembentukan strategi.

Selain itu, Anda harus memahami apa yang diinginkan dari seluruh pemangku
kepentingan di perusahaan Anda. Setelah Anda memahami visi misi, kebutuhan
perusahaan, serta keinginan dari pemangku kepemimpinan, Anda dapat mencocokan
ketiganya untuk kemudian membentuk program CSR yang sesuai.

i. Menentukan Bagaimana Cara Mengukur Kesuksesan Dari Program

Ukuran keberhasilan suatu program CSR akan tergantung dengan program yang Anda
laksanakan. Penting untuk dicatat bahwa beberapa manfaat akan terlihat secara nyata,
seperti keuntungan finansial. Sementara itu, terdapat juga beberapa manfaat yang tidak
berwujud, tapi sama pentingnya. Contohnya, mengembangkan kemampuan baru untuk
karyawan.

j. Melakukan Research dan Benchmarking


Lakukan benchmarking terhadap perusahaan-perusahaan yang terbukti sukses dalam
mengeksekusi strategi CSR mereka dan mendapatkan untung dari kesuksesan tersebut.
Pahami inisiatif mereka, dan sesuaikan dengan strategi perusahaan Anda.
k. Memastikan Bahwa C-Level Bersedia Berpartisipasi

Agar program CSR dapat berjalan dengan efektif, dibutuhkan keterlibatan serta
kerjasama dari C-Level di perusahaan. Sebagai pemegang jabatan tertinggi di
perusahaan, keterlibatan C-level akan mempermudah berjalannya program CSR.
Karena mereka lebih dari sekadar pemimpin organisasi mereka, mereka juga membantu
mengatur arah dari perusahaan.

Namun, melibatkan eksekutif perusahaan dalam CSR bisa sangat menantang. Satu-
satunya cara untuk membuat para eksekutif melihat CSR secara serius adalah dengan
menerjemahkan upaya CSR menjadi hasil yang terukur bagi perusahaan.

l. Komunikasikan Dengan Transparan

Setelah menentukan strategi CSR berdasarkan kebutuhan pemangku kepentingan dan


juga kebutuhan perusahaan, serta mendapatkan persetujuan dari C-Level di

39
perusahaan, saatnya Anda mengubah strategi tersebut ke dalam rencana komunikasi
yang jelas.

Cari tahu bagaimana Anda akan membagikan informasi ini secara internal dan
eksternal untuk menumbuhkan antusiasme, meningkatkan keterlibatan pemangku
kepentingan, dan meningkatkan akuntabilitas. Anda bisa memanfaatkan situs web,
media sosial, email, bahkan siaran pers untuk hal ini.

m. Mengulas Strategi CSR

Dalam dunia CSR, selalu ada ruang untuk perbaikan, karena CSR melibatkan manusia
dan manusia itu dinamis. Kebutuhan manusia bisa berubah dan begitu juga dunia
tempat kita tinggal. Oleh karena itu, strategi CSR Anda tidak akan lengkap tanpa
penyesuaian terus menerus.

d.Dimensi
a. Dimensi ekonomi
Dimensi ini meliputi tanggung jawab perusahaan dalam menghasilkan barang
dan jasa untuk masyarakat dengan harga yang wajar dan memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Opini ini diperkuat oleh (Martinez, Perez, & Bosque, 2013) yang
menyatakan bahwa dalam kegiatannya perusahaan harus memperhatikan dampak
ekonomi yang dapat memberikan pengaruh kepada stakeholders dan sistem
ekonomi, baik secara langsung (perubahan potensi produktif yang mempengaruhi
kesejahteraan para pemangku kepentingan) maupun tidak langsung (konsekuensi
tambahan yang muncul disebabkan oleh aliran uang dan transaksi keuangan antara
perusahaan dan pemangku kepentingan).

b. Dimensi hukum
Dimensi ini meliputi tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan
kegiatannya mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku di tempat perusahaan
beroperasi, terutama peraturan yang berkaitan dengan peraturan lingkungan dan
perlindungan konsumen. Peraturan dan regulasi tersebut dibuat untuk menjamin
kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar perusahaan.
c. Dimensi etika
Dimensi ini menuntut perusahaan untuk tidak hanya menaati peraturan yang
tertulis saja, namun juga harus memiliki etika menjalankan kegiatannya dengan
benar, adil, dan wajar bahkan ketika mereka tidak diharuskan untuk
melakukannya oleh kerangka hukum. Perusahaan harus menjalankan kegiatannya
dengan mempertimbangkan kepentingan konsumen, masyarakat sekitar,
karyawan, shareholders.
d. Dimensi filantropi
Dimensi filantropi dilakukan oleh pihak perusahaan dengan sukarela yang
umumnya dilaksanakan untuk menciptakan citra perusahaan yang menurut
pandangan masyarakat sekitar, dan juga menuntut perusahaaan untuk mengadakan
kebijaksanaan sebagai usaha meningkatkan kualitas hidup karyawan, masyarakat
setempat dan akhirnya masyarakat secara luas.

40
N. PERSPEKTIF GLOBAL

a.Perspektif Global
Menurut kamus besar bahasa indonesia, global berarti secara umum, keseluruhan,
secara bulat, secara garis besar, dan meliputi seluruh dunia. Perspektif artinya
wawasan/cara pandang. Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang
tentang suatu obyek. Jadi perspektif global dapat diartikan sebagai suatu cara pandang
dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan
global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Secara ilmiah, Perspektif
global adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan,
yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi antar umat manusia
di muka bumi (Sriartha, 2004). Dengan kata lain, perspektif global adalah suatu
pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk
kepentingan global yang lebih luas. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga
diarahkan untuk kepentingan global.

Pada dunia pendidikan perspektif global dapat diartikan sebagai suatu pandangan
dimana guru/dosen/pendidik secara bersama-sama mengembangkan cara pandang dan
keterampilan untuk mencari tahu sesuatu yang berkaitan dengan issu global.

b.Fungsi Perspektif Global


Tujuan diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah :
1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan
masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah
lintas budaya.
3. Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah :
2. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan
global dalam memahami maslah-masalah tertentu.
3. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam
melakukan tindakan yang berdampak global.
4. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai
pengaruh terhadap masalah global.

c.Tahapan Perspektif Global

a. Penduduk dunia
merupakan elemen penting yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu global.

41
b. Lingkungan
menjadi wadah atau tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi, sehingga
muncul isu atau permasalahan global.

c. Iptek
sebagai sarana utama dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui
berbagai isu global.

d. Pendidikan perspektif global


Untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap
permasalahan global dalam era globalisasi.
1) Kepercayaan dan Nilai Manusia.
· kepercayaan dan nilai manusia yang bersifat universal dan berbeda-beda.
· kesadaran perspektif.
· pengakuan dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu bangsa dalam
mempelajari interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari masyarakatnya
sendiri.
· memahami bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari norma-norma
social/budaya dan konflik antar manusia.
· peran kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa, sastra dan tradisi
lisan, dalam penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan, dalam teknologi, dalam
pemerintahan, dalam konstruksi sejarah.
2) Sistem Global
· system ekonomi.
· system politik.
· system ekologi.
· system teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian).
· pengetahuan tentang dinamika global.
· prosedur dan mekanisme system global.
· transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah.
· saling keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam.
· adanya kesadaran terhadap planet bumi.
3) Isi-isu dan Masalah Global
· kependudukan dan isu-isu keluarga berencana.
· hak menentukan nasib sendiri.

42
· isu-isu pembangunan.
· isu-isu hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak).
· emigrasi, imigrasi, dan pengungsi.
· kebiasaan global.
· isu-isu sumber daya alam/lingkungan.
· isu-isu yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan
informasi, sumber daya, pemasaran.
· isu-isu yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras,
kelompok, seks, agama, bahasa, politik, dsb).
4) Sejarah Global
· cepatnya saling ketergantungan.
· hal-hal yang melatarbelakangi isu-isu masa kini.
· budaya asli dan perkembangannya.
· kontak budaya dan peminjaman budaya.
· evolusi system global.
· konflik dan resolusi konflik.
· perubahan dalam system global.
5) Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya
· memahami budaya suatu bangsa dan warisannya.
· memahami ragam identitas dan loyalitas.
· memahami kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya.
· peran budaya suatu bangsa dalam system dunia.
· keterampilan dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari perspektif
bangsa lain.
· pengalaman belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan
dunia budaya lain.
· memperluas pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya
dirinya.
· kecakapan berkomunikasi antar budaya.
· kecakapan bekerja dengan orang yang berbeda budaya.

43
6) Kesadaran Pilihan Manusia
· melalui individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi
dan politik.
· tindakan masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan.
· pengakuan kompleksitas perilaku manusia.
7) Pengembangan Keterampilan Evaluasi dan Analisis
· kecakapan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari
perspektif dan pandangan yang berbeda.
· keterampilan berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan,
mengidentifikasi yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)
· pengakuan peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian.
· interaksi antar budaya, partisipasi dan kolaborasi.
· kesempatan untuk membuat dan melaksanakan keputusan.
· pengalaman mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata
· perhatian untuk belajar dari pengalaman.
d.Dimensi Perspektif Global
Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa
berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain, sehingga sistem nilai budaya
dan nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain. Perspektif global bertolak
dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengenai masalah
pendidikan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan
budaya di era globalisasi, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukan empat
dimensi perspektif global, yaitu:
1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa
dan masyarakat. Pembangunan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh
kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi
pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang
sudah tidak terkendali.
2. Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui
identitas budayanya.
3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara sangat
diperlukan partisipasi dari masyarakat.
4. Memajukan kerjasama antar budaya. Hal ini dimaksudkan agar ada aksi dan upaya
saling mengisi atau mengilhami, sehingga akan ada kemajuan dan peningkatan
antar budaya bangsa.

44
Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An
Attainable Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai
berikut.
1. Perspective conciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang
berbeda-beda di dunia ini.

1. State of planet awareness


Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.

2. Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik
budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-
perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.

a. Systemic awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal
kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-
negara saling mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-
kawasan yang ada di dunia ini.

b. Options for participation


Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan
baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga
internasional.

45
DAFTAR PUSTAKA

Afif Syarifudin Yahya,dkk. (2021) Kajian Ilmu Manajemen. Jawa Barat: CV. Media
Sains Indoensia
Dr. Hikma Niar. S.E.,M.M., Acai Sudriman, S.E., M.M… Heny Handayani.
S.Hum.,
M.M. (2022) Dasar-Dasar Manajemen (Suatu Pengantar). Jawa Barat: CV. Media
Sains Indoensia
Dr. Nopriadi Saputra, ST., MM, Dr. Ir Harry Sutanto, MBA. (2021). Memimpin
organisasi bisnis: Mulai dari kepemimpinan diri sampai ke pemimpinan korporasi.
Scopindo Media Pustaka
Dr. Wendy Sepmady Hutahaean, S.E., M.,Th. (2018). Dasar Manajemen. Malang:
Ahlimedia Press
Fati’ah Kusmaduni, M. Pd. (2022) Manajemen Sumber Daya Manusia di
Lembaga Pendidikan Islam. Sleman: Garudhawaca
Admin Seputar. 2022. https://seputaradmin.com/teori-manajemen-dan-sejarah-
perkembangan-ilmu-manajemen/ (diakses pada tanggal 14 Mei 2023)
Hasibuan Malayu, 1997, MSDM, Gunung Agung, Jakarta. Kho Budi.2019.
https://ilmumanajemenindustri.com/teori-teori-manajemen/ (diakses pada tanggal 14
Mei 2023)

Usman, Husaini. 2011. Manajemen : teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

46
PPM SoM.2022. https://ppmschool.ac.id/konsep-dasar-manajemen/ (diakses pada
tanggal 14 Mei 2023)

Siagian Sondang P, 1998, MSDM, Bumi Aksara, Jakarta

47

Anda mungkin juga menyukai