Mad Badal
Mad Badal
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu kifayah. Jika dalam suatu tempat
ada seseorang yang menguasai ilmu ini, maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa,
dan sebaliknya jika tidak seorangpun yang menguasai ilmu ini, maka seluruh penduduk
daerah tersebut menanggung dosa. Adapun membaca Al-Qur’an dengan tajwid hukumnya
fardhu ‘ain. Jika seseorang tidak menggunakan tajwid dalam membaca Al-Qur’an, maka ia
berdosa.
Ilmu tajwid sangat penting sekali untuk dipelajari sebelum belajar membaca Al-
Qur’an, karena dengan ilmu tajwid kita dituntun bagaimana cara melafalkan huruf hijaiyah,
bagaimana cara memanjangkan atau memendekkan bacaan atau yang disebut dengan
Hukum Mad, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian, Hukum Bacaan, dan contoh Mad Badal ?
b. Apa Pengertian, Hukum Bacaan, dan contoh Mad Arid Lissukun ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Apa Pengertian, Hukum Bacaan, dan contoh Mad Badal ?
b. Mengetahui Apa Pengertian, Hukum Bacaan, dan contoh Mad Arid Lissukun ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mad Badal
a. Pengertian mad badal
Secara bahasa, mad berarti panjang. Sedangkan badal berarti ganti, yakni mengganti
hamzah sukun menjadi mad. Bisa dibilang, mad badal artinya muncul disebabkan
karena hamzah. Sementara menurut ilmu tajwid, pengertian mad badal adalah
hamzah yang dibaca panjang pada suatu kata karena setelahnya ada huruf mad dan
setelah mad tidak ada hamzah atau sukun. Hukum bacaan mad ini termasuk dalam
golongan mad far’i (mad cabang).
1
Departemen Agama RI. Al-Qur‟an Dan Terjemahannya. Bandung. CV Dipenogoro.2005. hal 69.
2
Kedua, Karena posisi mad menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i
adalah bila terdapat hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi
keduanya bergantian atau bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini
bukanlah merupakan pengganti dari hamzah, melainkan memang huruf asli.
c. Contoh Mad Badal
Cara membaca Mad Badal yaitu dipanjangkan dua harakat atau satu alif. Berikut
contoh bacaan Mad Badal:
a) Contoh lafadz ٰا َمنُوْ ا
Lafadz ini asalnya َأْأ َمنُوْ ا selanjutnya Hamzah kedua diganti dengan huruf Mad
yaitu alif yang menjadi penggantinya (badal) sehingga menjadi اَا َمنُوْ ا/ َءا َمنُوْ ا/ٰا َمنُوْ ا
b) Contoh lafadz ُأوْ تِ َي
Lafadz ini asalnya اُ ْاتِ َي selanjutnya Hamzah kedua diganti dengan huruf Mad
yaitu wau yang menjadi penggantinya (badal) sehingga menjadi ُأوْ تِ َي
c) Contoh lafadz ِإ ْي َمانًا
Lafadz ini asalnya اِْأ َمانًا selanjutnya Hamzah kedua diganti dengan huruf Mad
yaitu ya yang menjadi penggantinya (badal) sehingga menjadi ِإ ْي َمانًا
Ada pengecualian untuk lafadz ُأوْ ِح َي itu tidak termasuk Mad Badal dikarenakan
asal katanya ialah “auhaa”, wau pada lafadz tersebut adalah wau asli bukan wau
pengganti/badal.2
3
Jadi, adanya hukum bacaan mad arid lissukun ini membuat huruf hidup dalam satu
kalimat menjadi dibaca mati karena tanda waqaf. Cara membaca mad arid lissukun
terdapat tiga macam cara yaitu:
Tul (panjang) artinya 3 alif atau 6 harakat
Tawassut (panjang) artinya 2 alif atau 4 harakat
Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Terkait mad arid lissukun, nazham Hidayatush Shibyan menjelaskan hukum bacaan
ِ ض ال ُّس ُكوْ نُ *** َو ْقفًا فَ َع
mad ini. Berikut bunyinya, ُارضٌ َكنَ ْست َِعيْن َ َواِ ْن يَ ُكنُ قَ ْد ع ََر
Artinya: "Apabila terdapat huruf mad yang huruf setelahnya itu mati dan matinya
bersifat baru karena waqaf, maka disebut mad aridh."3
Adapun contoh Mad Arid Lissukun dalam al-Quran adalah sebagai berikut:
Wattiini waz-zaituun.
Surat At-Tin ayat 4 لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ فِ ْٓي اَحْ َس ِن تَ ْق ِوي ۖ ٍْم
Surat Al-Maun ayat 3 َواَل يَحُضُّ ع َٰلى طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكي ۗ ِْن
3
Iim, Acep. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Diponegoro. CV.Penerbit. 2016. Hal 54.
4
Alladziinahum 'an sholaatihim saahuun.
Walmustaghfiriina bil-ashaar.4
BAB III
4
Iim, Acep. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Diponegoro. CV.Penerbit. 2016. Hal 55.
5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mad badal adalah hamzah yang dibaca panjang pada suatu kata karena setelahnya
ada huruf mad dan setelah mad tidak ada hamzah atau sukun. Hukum bacaan mad ini
termasuk dalam golongan mad far’i (mad cabang).
Mad arid lissukun adalah memanjangkan bacaan karena huruf mad bertemu dengan
huruf bersukun sebab adanya waqaf (berhenti) di akhir ayat. Apabila tidak diwaqafkan,
maka cara membacanya tetap mad asli atau mad thabi'i.
6
Zarkasyi, Dahlan
Salim.1989.Pelajaran Ilmu
Tajwid.Semarang:Yayasan
DAFTAR PUSTAKA