Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SEJARAH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA

ANAS UBAIDILAH
NIM : 63201021174
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
 
 A.    Latar Belakang
 
Indonesia adalah negara yang beraneka ragam suku, budaya, dan bahasa. Membahas
tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi umum yang paling penting
dalam mempersatukan seluruh rakyat bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik
Indonesia. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai
perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maknanya maupun
dari segi kosa kata dan segi tata bahasanya.

 Diera  modern ini, bahasa Indonesia telah berkembang


secara luas bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar
Indonesia, dan menjadi salah satu kebanggaan Indonesia
atas prestasi tersebut. Sehingga Bahasa Indonesia masuk
dalam kelompok mata kuliah di setiap Perguruan Tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
 
A.        Sejarah Bahasa Indonesia
Para ahli sependapat bahwa cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa melayu kuno yang
dalam perkembangannya kemudian melahirkan sejumlah dialek regional dan dialek sosial yang
tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Selain itu, bahasa melayu yang menurut para pakar
(Blust 1983,1984, Nothofer 1996, Collins 2005) berasal dari wilayah Kalimantan Barat telah pula
melahirkan dua dialek/ragam politis, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, disamping
dua ragam politis lain yaitu bahasa Melayu di Singapura dan bahasa Melayu di Brunei
Darussalam.
 Sebagai contoh sebagai contoh bentuk bahasa melayu kuno berikut dikutipkan bagian dari sebuah
prasasti yang telah ditranslitrasi kedalam huruf latin.
 Nipahat di welanya yang wala griwijaya kaliwatmanapik yang bhumi jaya tida bhakti ka griwajaya.
 Secara harfiah artinya: Dipahat di waktunya yang tentara sriwijaya telah menyerang tanah jawa
tidak takluk ke sriwijaya
 Makna sebenarnya: Dipahat pada waktu tentara sriwijaya telah menyerang tanah jawa yang tidak
takluk pada sriwijaya
 Dari kutipan tersebutdapat dikenali sejumlah kata yang hingga yang kini masih biasa digunakan.
Kata kata itu adalah pahat, di, yang, wala(bala) bhumi(bumi), tida(tidak), bhakti (bakti), dan ka (ke).
 Kata wala menjadi bala dimana fonem [w] berubah menjadi [b] adalah perubahan yang umum dan
biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wankai menjadi bangkai. Fonem [bh] menjadii [b]
pada kata bhumi dan bhakti adalah juga perubahan yang biasa terjadi begitupun fonem[a] berubah
menjadi [e] pada kata ka juga merupakan peubahan yang biasa ada contoh lain, yaitu kata tantara
menjadi tentara dan kata karena menjadi kerana (dalam bahasa Melayu kini).
a. Masa Prakolonial
Walaupun bukti-bukti tertulis masih kurang, dapat di pastikan bahasa yang di pakai oleh
kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan
bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan–peninggalan bersejarah
misalnya: Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
M, Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada tahun 683, Prasasti Talang Tuo, di Palembang,
pada tahun 684, Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686, Prasasti Karang Brahi
Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.

b. Masa Kolonial
Ketika orang-orang Barat sampai di Indonesia pada abad ke XVI, mereka menghadapi suatu
kenyataan, yaitu bahasa Melayu merupakan suatu bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa
perantara dalam perdagangan (lingua franca). Hal ini dapat di buktikan dari beberapa
kenyataan berikut. Seorang Portugis bernama Pigafetta, setelah menjunjung Tidore,
menyusun semacam daftar kata pada tahun 1522; berarti sebelum itu bahasa Melayu sudah
tersebar sampai Kepulauan Maluku.

c. Masa Pergerakan Kemerdekaan


Dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908 sebagai penggerakan kemerdekaan, terasa
sangat diperlukan suatu bahasa untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia.
Pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat berhasil kalau semua rakyat diikutsertakan.
Untuk itu mereka mencari suatu bahasa yang dapat dipahami dan dipakai semua orang.
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah
buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, ejaan Van Ophuysen pun
dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan Van Ophuysen disusun para
penulis pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan
konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang
digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya ejaan Van Ophuysen
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.

 Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
 1.    Huruf y ditulis dengan j, misalnya:
 Sayang → Sajang Yakin →Jakin Saya →Saja
 2.    Huruf u ditulis dengan oe, misalnya::
 Umum →Oemoem Sempurna →Sempoerna
 3.    Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas, misalnya:
 Rakyat → Ra’yat Bapak → Bapa’ Rusak → Rusa’
 4.    Huruf j ditulis dengan dj, misalnya :
 Jakarta→ Djakarta Raja → Radja Jalan → Djalan
 5.    Huruf c ditulis dengan tj, misalnya :
 Pacar → Patjar
B.       Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum di dalam:
Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”.
BAB III
PENUTUP
 
A.      Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan
dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36”bahasa Negara adalah bahasa
Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad
ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga di
seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara
yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui
keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Ada beberapa ejaan yang pernah diguankan di Indonesia, antara lain ejaan Van
Ophuysen, ejaan republik, dan ejaan yang masih digunakan sampai sekarang yaitu
ejaan yang disempurnakan atau biasa disingkat EYD.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai