Anda di halaman 1dari 54

TUGAS MERANGKUM

NAMA: HERLINA TENGA


PRODI: D III KEBIDANAN
KELAS : A
NIM: A022817017
SEMESTER 1
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 1

A. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di
pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-
peninggalan misalnya:

Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380

Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.

Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.

Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.

Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar
suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :

1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdangangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal
tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).

3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang luas.

1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan

Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya,
karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar
pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda Indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok
Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:

1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.

2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia

Budi Otomo.

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama
berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-
syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa
Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa
Belanda merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.

Sarikat Islam.

Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan,
namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non
kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda.
Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.

Balai Pustaka.

Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama
Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain
menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.

Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melau menjadi
bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita


ciptanya dalam bahasa melayu.

2. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya
sendiri dalam bahasa melayu.

3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya


sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita
bangsanya.

4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam
bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.

Sumpah Pemuda.

Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di
Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres p[emuda yang tepat
penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi
perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan
cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, sarekat islam,
dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan
berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.

Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar
Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di
Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah
pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang
satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia
sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa
pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi
kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi
bahasa sastra indonesia baru

4. Sejarah Perkembangan EYD

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa.
Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar
dan dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa
penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh
Nawawi Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun
1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

Huruf untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan
tersendiri dengan diftong seperti mula dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y
seperti dalam Soerabaa.

Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata mamoer, akal,
ta, pa, dsb.

Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947.
Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak
tahun 1901.

Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.

Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.

Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:

huruf oe menjadi u, seperti pada goeroe guru.

bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan () ditulis dengan k,
seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.

kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.

awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Kata depan di pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan di- pada
dibeli, dimakan.

Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa
Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu
dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap
menjadi Jl. Cilacap.

Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan
ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah
pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien
Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama
tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari
kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah
bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini
dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, menerbitkan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

tj menjadi c : tjutji cuci


dj menjadi j : djarak jarak
oe menjadi u : oemoem -> umum
j menjadi y : sajang sayang
nj menjadi ny : njamuk nyamuk
sj menjadi sy : sjarat syarat
ch menjadi kh : achir akhir
awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada contoh di rumah, di
sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara di- pada dibeli, dimakan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.

2. Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi

Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):

1. Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);

2. Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat kabar.

Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan ungkapan baru, seperti KKN
(Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi, proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar,
dan sebagainya.

Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa Inggris ataupun bahasa
gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun artis yang menggunakan istilah baru yang
merupakan penyimpangan dari kebenaran cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan
bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :

1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu
Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :

1. Bahasa Nasional

Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

Lambang kebanggaan Nasional.

Lambang Identitas Nasional.

Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.

Alat penghubung antarbudaya antardaerah.


2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)

Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal
25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia befungsi sebagai :

Bahasa resmi kenegaraan.

Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.

Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.

Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.

FUNGSI BAHASA INDONESIA

Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.

Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang
mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:

Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.

Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada
saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau
pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena
bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal
dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.


Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat
berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang
tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

4. Sebagai alat kontrol Sosial.

Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan
pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah,
mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa
sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

Fungsi bahasa secara khusus :

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.

Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya.
Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.

2. Mewujudkan Seni (Sastra).

Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi,
prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat.
Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin
disampaikan.

3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.

Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau.
Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau
hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk
mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-
prasasti.

4. Mengeksploitasi IPTEK.

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan
Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan
supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia
itu sendiri.
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 2

KERANGKA KARANGAN DAN JENIS TULISAN

1. Pengertian kerangka karangan

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang
akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi
penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

2. Fungsi dan manfaat kerangka karangan

fungsi kerangka tulisan

Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan yang ada.Dan fungsi lain
dari kerangka karangan sebagai berikut;

o Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.


o Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahannya

o Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Manfaat kerangka karangan

Adapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur.
Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :

o Mempermudah pembahasan tulisan.

o Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.

o Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

o Memudahkan penulis mencari materi tambahan.

o Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

o Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

3. Syarat dan langkah penyususun kerangkakarangan

Syarat- syarat kerangka karangan

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas

b. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung suatu gagasan

c. Pokok pokok kerangka karangan harus disusun secara logis

d. Harus mempergunakan pasangan symbol yang konsisten


langkah langkah menyusun kerangka karangan

a. Menentukan tema karangan.

b. Mengumpulkan ide atau bahan karangan.

c. Menyusun kerangka karangan.

d. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang sebenarnya.

e. Memberi nama karangan atau judul karangan.

4. Jenis dan pola pengembangan kerangka karangan

Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya
disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi


a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2. Karangan Deskripsi

Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan
pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:


a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat,
manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif),
atau sikap penulis

3. Karangan Eksposisi

Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan,


menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:


a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4. Karangan Persuasi

Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti
kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:

1. Terdapat himbauan atau ajakan

2. Berusaha mempengaruhi pembaca

5. Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi
pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:


a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran
itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-
macam pola pembuktian

Pola pengembangan kerangka karangan

Pola Alamiah .

Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan
yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam
kehidupan manusia: atas bawah, melintang menyeberang, sekarang nanti, dulu sekarang, timur
barat, dan sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu
urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan
berdasarkan topik yang sudah ada

a. Urutan Waktu (Kronologis)

Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut
urutan kejadiannya atau berdasarkan kronologinya; peristiwa yang satu mendahului yang lain, atau
suatu peristiwa mengikuti peristiwa yang lain. Sering suatu peristiwa hanya akan menjadi penting bila
dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Biasanya peristiwa yang pertama sama
sekali tidak menarik perhatian, sampai rangkaian kejadian itu mengalami perkembangan.

b. Urutan Ruang (Spasial)

Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling penting, bila topik yang diuraikan
mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan daiam
tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan pikiran penulis dengan
teraturseandainya penulis muiai menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat,
dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.

c. Topik yang Ada

Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan berdasarkan topik yang
ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk
menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan
berturut-turut daiam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.

Pola Logis

Sering terdengar ucapan manusia adalah hewan yang berakal budi. Berarti manusia mempunyai suatu
kesanggupan lebih dari hewan- hewan lainnya yaitu sanggup menanggapi segala sesuatu yang berada di
sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. la mencoba mencari hubungan-hubungan antara
bermacam-macam peristiwa.
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 3

ALINEA / PRAGRAF

Alinea/ pragraf adalah karangan yang pendek/ singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung
himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk suatu gagasan.

PENGENGBANGAN PRAGRAF

Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea kedalam gagasan gagasan
bawahan

Kemampuan mengurutkan gagasan- gagasan bawahan kedalam suatu urutan yang teratur.

FUNGSI PARAGRAF

Paragraf sendiri memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:


1. Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan ke dalam serangkaian
kalimat yang disusun secara logis.

2. Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai dengan jalan pikiran penulisnya.

3. Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan gagasan yang ada di dalam pikiran penulis.

4. Membantu penulis untuk mengembangkan idenya secara sistematis.

5. Memudahkan pengarang untuk mengembangkan topik topik pada paragraf menajdi sebuah
karangan lengkap yang akan dibuat.

6. Paragraf dapat menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi atau penutup pada sebuah karangan.

JENIS PRAGRAF

Jenis pragraf dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1) Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

o Pragraf pembuka

Dari namanya saja paragraf pembuka berarti letaknya ada diawal sebuah bacaan. Paragraf pembuka
berfungsi sebagai pengantar dan pengenalan isi kepada pembaca. Berarti menyapa dan memberikan
aba-aba kepada pembaca untuk bersiap menuju ke inti kalimat. Kalau bisa sih isinya dibuat lebih
menarik agar pembaca mau membaca sampai akhir.

o Pragraf penghubung

Paragraf ini berfungsi untuk menyambungkan antara paragraf pembuka dan penutup suatu wacana.
Paragraf Penghubung lebih mudahnya adalah inti dan isi dari suatu wacana.

o Pragaraf penutup

Sebagaimana kita tahu bahwa paragraf penutup pasti letaknya di akhir suatu bacaan. Paragraf penutup
berfungsi untuk memberikan petunjuk bahwa bacaan sudah selesai dan berakhir.

2) Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Pragraf deduktif
Paragraf ini letaknya selalu diawal dari suatu paragraf dan berfungsi untuk menuntun atau
pengantaranParagraf deduktif adalah pernyataan dari umum ke khusus.

Pragraf induktif

paragraf ini perlawanan dengan paragraf deduktif berarti dia berada di akhir paragraf. Paragraf induktif
berarti penalaran dari pertanyaan khusus ke pertanyaan umum.

Pragraf campuran

Paragraf deduktif dan induktif bisa kita campur apabila ada suatu paragraf yang mengharuskan adanya
kalimat utama di awal paragraf dan akhir paragraf.

Biasanya wacana paragraf campuran polanya adalah kalimat yang bersifat umum berada di awal
paragraf dan akhir paragraf dan kalimat yang berada di tengah memuat pernyataan khusus bisa berupa
contoh atau rincian.

3) Jenis Paragraf Berdasarkan Isi

Narasi

Exposisi

Argumentasi

Deskripsi

Persuasive

SYARAT PEMBENTUKAN PRAGRAF

Setiap paragraf memiliki syarat-syarat yang harus kita penuhi. diantaranya;

1. Kelengkapan. Maksudnya disini suatu paragraf harus lengkap secara unsur dan struktur seperti
gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat penjelas

2. Kesatuan. Paragraf bisa dikatakan baik apabila memiliki satu kesatuan antara gagasan utama
dan kalimat penjelas dan saling terhubung satu sama lain secara utuh. Tujuannya adalah agar
suatu kalimat tidak nanggung.

3. Kepaduan. antara kalimat satu dengan yang lainnya saling terangkai secara serasi dan logis.
Biasanya suatu kalimat yang memiliki unsur kepaduan terdapat kata konjugasi di dalamnya.
Jenis konjugasi ada 2 yaitu anak kalimat dengan induk kalimat contohnya sehingga, tetapi,
karena, agar dan sebagainya. Untuk jenis yang kedua adalah antar kalimat contohnya oleh
karena itu, namun, disamping, bahkan, jadi, kemudian, dan sebagainya.
KALIMAT TOPIK

Gagasan atau pendapat dapat dikemukakan secara lisan dan tertulis. Pada prinsipnya
penyampaian gagasan atau pendapat secara lisan dan tulis hampir tidak berbeda. Dalam
mengemukakan pendapat diperlukan rumusan ide pokok yang jelas dan ide pendukung yang memadai.
Mengemukakan pendapat secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf perlu menggunakan cara
pengaturan ide pokok dan ide pendukung yang baik. Untuk itu ikutilah tahap-tahap cara mengemukakan
pendapat secara tertulis berikut ini.

PELETAKAN KALIMAT TOPIK

Di awal paragraph (DEDUKTIF)

Di awal dan di akhir paragraph (CAMPURAN)

Di akhir paragraph (INDUKTIF)

Di seluruh kalimat pada paragraph

UNSUR KEBAHASAAN PEMBANGUN PRAGRAF

Unsur kebahasaan pembangunan paragraph adalah

Penunjukan : ini, itu, tersebut, demikian.

Penggantian : hal itu, itu, ini, sana, sini, situ, begitu, begini.

Pelesapan

Perangkaian: seperti, sebaliknya, sesudah itu, dengan demikian, oleh karena itu walaupun
demikian, namun.

Pengulangan kata atau imbuhan.

POLA PENGEMBANGAN PRAGARAF

Pengembangan penambahan

Pengembangan dengan hubungan peristiwa waktu

Pengembangan dengan pola perlawanan atau pertentangan

Pengembangan dengan pola sebab akibat

Pengembangan dengan pola cara

Pengambangan dengan pola perbandingan


HUBUNGAN LOGIS ANTAR KALIMAT

Hubungan logis antar kalimat yaitu kalimat yang dapat dipahami dan masuk akal.

RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 4

1.Pengertian kutipan

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan
mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2. Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau
ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai
dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan
ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [
huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau
kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ .. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )


Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak
langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan
sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut )
seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi

3. Manfaat Kutipan

1. Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.

2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.

3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.

4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.

5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.

6. Meningkatkan estetika penulisan.

7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah


yang terkait dengan data pustaka.

4. SISTEM RUJUKAN

Yang dimaksud Sistem Rujukan adalah dalam konteks penulisan karya ilmiah, yaitu sebuah
sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang penulis untuk menyatakan sesuatu
dalam karya tulisannya.

5.FUNGSI SITEM RUJUKAN

1. Sistem catatan (note-bibliography)

Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang
(end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The
University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan format Chicago.

Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan
singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk sumber pertama. Singkatan itu ialah

a. Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti pada tempat yang sama.
Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya yang disebut dalam
perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor
halaman.

b. Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti pada karya yang telah
dikutip. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari
buku namun diselingi perujukan lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit.,
diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
c. Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti pada tempat yang telah
dikutip. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari
artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain. Oleh karena hanya
merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus karya), artikel dirujuk dengan locus
yang berarti tempat. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor
halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.

2. Sistem langsung (parenthetical-reference) yang menempatkan informasi mengenai sumber dalam


tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work
cited), atau (c) pada daftar pustaka.

Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan diuraikan dalam
modul ini, yakni format MLA(The Modern Language Association) danformat APA(American Psychological
Association). Kedua format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora.
Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu.
Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.

6.PENGERTIAN MAKALAH ILMIAH

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup tertentu. Makalah juga dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau
dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah namun menurut pengertian dari beberapa ahli
diantaranya menurut Tanjung dan Ardial mengartikan makalah adalah karya tulis yang memuat
pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan disertai analisis yang
logis dan objektif sedangkan menurut Surakhmad makalah adalah segala jenis tugas kuliah yang harus
diselesaikan secara tertulis baik sebagai hasil pembahasan buku maupun sebagai hasil karangan tentang
suatu pokok permasalahan.

7. FORMAT MAKALAH ILMIAH

Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan
tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format
penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin
penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah
selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 5

TANDA BACA

1. PENGERTIAN TANDA BACA

Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua).

Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa tanda
baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari penulis melalui bacaan itu. Bayangkan saja apabila tidak
ada tanda baca, misalnya saja tanda titik (.), tentu para pembaca kebingungan menentukan
antarhubungan kalimat dan maksud dari kalimat itu karena semuanya tersambung tanpa jeda. Dengan
demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel sebagai kunci atas apa yang
ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

2. PEMAKAIAN TANDA BACA

1. Tanda titik

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo.


Biarlah mereka duduk di sana.

Dia menanyakan siapa yang akan datang.

2. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko.

Satu, dua, ... tiga!

3. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.

Misalnya:

Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku yang baru dibeli ayahnya.

Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang kerjanya; Adik
membaca di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar menyanyikan puisi-puisi
penyair kesayanganku.

4. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau
pemerian.

Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

3.PENGERTIAN EJAAN

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata,
atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.

4.HURUF KAPITAL ATAU HURUF BESAR

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:

Dia mengantuk.

Apa maksudnya?

Kita harus bekerja keras.

Pekerjaan itu belum selesai.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:

Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"

Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"

"Kemarin engkau terlambat," katanya.

"Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat".

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:

Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.


Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.

Misalnya:

Mahaputra Yamin

Sultan Hasanuddin

Haji Agus Salim

Imam Syafii

Nabi Ibrahim

Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.

Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.

Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.

Misalnya:

Huruf terakhir kata abad adalah d.

Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke
Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.

Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia

RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 6

1. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya
sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif
mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa
yang dimaksudkan oleh penulis.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.

2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.

3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.

4. Sistematis dan tidak bertele-tele.


2. SYARAT KALIMAT EFEKTIF

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

1. Sesuai EYD

Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun
mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

2. Sistematis

Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian
ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan
kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek
dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele

Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan terkesan
bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar orang yang
membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca
dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan;
pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.

Penulisan Kata berdasarka EYD

A. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:

Buku itu sangat menarik.

Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.

Kantor pajak penuh sesak.

Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.

B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.

Misalnya:

berjalan

dipermainkan

gemetar

kemauan

lukisan

menengok

petani

3. MEMBUAT KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak
tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan.

4.KALIMAT TIDAK EFEKTIF

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak hemat atau kalimat yang menggunakan dua bentuk yang
maknanya sama. Contoh :

Taman itu merupakan adalah tempat kesukaannya.

Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak langsung karena menggunakan dua kata yang maknanya
sama. Kedua kata tersebut adalah kata merupakan dan adalah. Bagaimana agar kalimat tersebut
menjadi kalimat efektif? Cukup hilangkan salah satu kata tersebut, sehingga akan menjadi kalimat
berikut.

Taman itu adalah tempat kesukaannya.

Taman itu merupakan tempat kesukaannya.


RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 7

RAGAM RUJUKAN ATAU ACUAN

1.DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan
penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang
dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku,
artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar
pustaka ini.

Cara Membuat Daftar Pustaka

Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu,
sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan
nama akhir / belakang kecuali nama Cina.

Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.

Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang
bersambung sepanjang judul.

1. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya
diketik mulai ketukan ke-7.

2. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.

3. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi.

Fungsi Daftar Pustaka

Daftar pustaka mempunyai beberapa fungsi, untuk lebih jelasnya agar dapat mengetahui apa saja fungsi
dari daftar pustaka mari kita lanjutkan kembali pembahasannya sebagai berikut.

Agar dapat menunjukan bahwa tulisan dan juga informasi dalam karya ilmiah bukanlah hasil dari
pemikiran penulis sendiri melainkan dari hasil pemikiran orang lain juga.

Agar memberikan sumber informasi yang ditulisnya agar nantinya bisa ditelusuri oleh para pembaca jika
ingin mengetahui informasi maupun teori tersebut dengan lebih lengkap.

Agar bisa menghargai maupun memberikan penghargaan pada penulis sumber informasi, sehingga
karya ilmiah tersebut bisa terselesaikan.

Unsur Daftar Pustaka

Di dalam daftar pustaka mempunyai beberapa unsur di dalamnya, agar bisa mengetahui apa saja unsur
yang ada di dalam daftar pustaka mari kita lanjutkan pembahasan yang ada di dalam artikel ini.

Nama penulis ataupun pengarang

Judul buku serta judul artikelnya

Data publikasi buku yang meliputi tahun terbit, penerbit, tempat diterbitkan dan juga edisinya jika ada.

2. DAFTAR ACUAN

Pengertian Daftar Acuan

Daftar Acuan adalah berisi informasi yang di acu dari sumber lain yang dimanfaatkan dalam penelitian
dan dikutip baik esensinya maupun statement lengkapnya dalam teks penulisan teses/disertasi atau
laporan penelitian.

Unsur-Unsur Penulisan Daftar Acuan


1. Nama penulis (nama akhir, nama awal dan nama tengah)tanpa gelar akademik

2. Tahun terbit

3. Judul (termasuk judul subjudul )

4. Kota tempat penerbit

5. Nama penerbit

3.CATATAN KAKI

Pengertian Catatan Kaki


Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap
lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan
keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman
penyususanaan daftar bacaan.

Cara Penulisan Catatan Kaki


Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan. Hal ini
diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan
mudah dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata
cara penulisan catatan kaki:

Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri
dan berjarak empat spasi dari teks.

Catatan kaki diketik berspasi satu.

Diberi nomor.

Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.

Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks
biasa (tepat pada margin kiri).

Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah
sama dengan jarak spasi teks.

Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.

Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli
daripada memotong catatan kaki.

Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3,
cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.

Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan
nomor keterangan sebelumnya.

Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka,
tetapi nama pengarang tidak dibalik.

RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 8

A. TANDA KOREKSI

Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga
antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa
yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam
teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris
tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada
bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipisahkan dengan sebuah tanda diagonal atau garis miring.

Tanda-tanda koreksi yang biasa dipakai untuk maksud di atas adalah:


Demikian beberapa tanda koreksi yang biasa dipergunakan dalam memperbaiki naskah-naskah.
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 9

1.Ringkasan

penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan sari
karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel.
Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan

Fungsi ringkasan ialah :


1. memudahkan kita belajar
2. kita dapat mudah menghafal pelajaran
3. pelajaran menjadi lebih ringkas dan rapi
4. kita dapat mengetahui hal hal penting dari bacaan yang telah kita rangkum.

Langkah langkah membuat ringkasan bacaan :

1. Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan umu, maksud pengarang,

2. Mencatat gagasan utama atau pokok pikiran dalam tiap paragraf,

3. Menyusun pokok pikiran atau ga

4. gasan pokok bacaan menjadi suatu paragraf atau lebih.

2. Pengertian Ikhtisar

Ikhtisar merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi dari
seluruh karangan itu secara proporsional atau dengan kata lain ikhtisar merupakan bagian yang sangat
penting setelah membuat kesimpulan dan rekomendasi. Ikhtisar mengandung topik persoalan dan
tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut.

Dalam hal ini menurut Juhara 2003 ikhtisar ialah penulisan pokok-pokok masalah penulisannya tidak
harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah
tema sebuah wacana. Ikhtisar berfungsi sebagai garis-garis besar masalah dalam sebuah wacana yang
berukuran pendek atau sedang.

Ciri-Ciri Ikhtisar

Adapun untuk ciri-ciri ikhtisar yang diantaranya yaitu:

Tidak mempertahankan urutan gagasan.

Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.

Tujuannya untuk mengambil inti.


Cara Membuat Ikhtisar

Setelah kita mengetahui fungsi ikhtisar, berikut ini merupakan cara bagaimana dalam membuat sebuah
ikhtisar yang baik antara lain yaitu:

Membaca naskah asli beberapa kali setidak-tidaknya dua kali.

Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang terdapat
dalam naskah.

Menulis ikhtisar.

3.Pengertian Abstrak
Abstrak adalah sebuah ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu
seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya. Di
dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi pendidikan
sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam jurnal, konferensi, lokakarya,
atau yang sejenisnya. Dalam dunia maya (internet), sebuah abstrak digunakan sebagai gambaran singkat
atas sebuah karya tulis ilmiah/penelitian untuk dibaca, sebagaimana halnya sebuah display model
pakaian dipajang untuk dilihat atau diuji pakai sebelum dibeli. Selanjutnya, bagian lengkap sebuah
penelitian dijual kepada mereka yang berminat untuk mendapatkannya

Langkah langkah membuat ringkasan bacaan :

1. Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan umu, maksud pengarang,

2. Mencatat gagasan utama atau pokok pikiran dalam tiap paragraf,

3. Menyusun pokok pikiran atau gagasan pokok bacaan menjadi suatu paragraf atau lebih.

Menyusun abstrak

1. Identifikasi tujuan penelitian Anda. Sebagai contoh, Anda menulis tentang hubungan antara
kurangnya makan siang di sekolah dan nilai jelek. ...

2. Jelaskan masalah yang terjadi. ...

3. Jelaskan metode yang Anda gunakan. ...

4. Deskripsikan hasil penelitian (hanya dalam abstrak informatif). ...

5. Tulis sebuah kesimpulan.


RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 10

1.MEMBACA KRITIS

Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tanggung jawab,
mendalam, evaluatif, analisis, dan bukan hanya ingin mencari kesalahan penulis

Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam
bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Agustina (2008:124). Pembaca tidak
hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama- penulis berpikir tentang masalah yang
dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.

Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti
pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi,
membedakan yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran
penulis dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis
membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai.

CIRI-CIRI MEMBACA KRITIS

1. Melibatkan tingkat berpikir kritis

2. Tidak langsung menyetujui atau menerima pendapat pengarang

3. Ingin mencari suatu kebenaran

4. Selalu terlibat dengan permasalahan gagasan utama bacaan

5. Berarti menganalisis bahan bacaan, tidak bersifat menghafal

KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI PEMBACA KRITIS

1. Keterampilan menemukan informasi

2. Keterampilan menemukan ide pokok

3. Keterampilan menemukan organisasi tulisan

4. Keterampilan menemukan suasana batin bacaan

5. Keterampilan untuk menyimpulkan bacaan

6. Keterampilan mengadakan prediksi terhadap bacaan yang dibaca

7. Keterampilan membedakan fakta dan opini


8. Keterampilan membedakan realita dan fantasi

RAGAM MEMBACA KRITIS

Membaca teliti

Kegiatan membaca yang memusatkan kepada ketelitian pemahaman bacaan sehingga dapat memahami
bacaan sampai ke bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Sasaran membaca teliti adalah sasaran bentuk
(memahami bentuk bahasa yang digunakan dalam bacaan) dan isi (memahami makna yang terkandung
dalam bacaan)

TUJUAN MEMBACA TELITI

Memahami bacaan secara detail dari awal sampai akhir bacaan

Mengamati secara jeli tentang ide atau gagasan setiap komponen bacaan

Mengamati secara teliti komponen bahasa yang digunakan dalam bacaan

Meneliti struktur organisasi bacaan secara cermat

Meneliti tokoh atau pelaku yang terdapat dalam bacaan tersebut

Membaca pemahaman

Suatu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami wacana secara tepat

Tujuan membaca pemahaman untuk memahami bacaan yang berupa :

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Ilmu agama

3. Budaya dan adat istiadat

4. Buku sastra dan kesenian

5. Resensi kritis

6. Buku-buku drama

ASPEK PENTING DALAM MEMBACA PEMAHAMAN

Memiliki kosakata yang banyak

Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, klausa, kalimat,


paragraf, dan wacana

Kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang

Kemampuan menangkap out line bacaan


Kemampuan menangkap urutan peristiwa

Kemampuan maksud penulis

Kemampuan untuk meneliti dan memberikan komentar yang kritis terhadap


bacaan

Kemampuan untuk mengikuti alur yang telah digariskan oleh penulis dalam
bacaan

Kemampuan untuk mengingat masalah pokok yang terdapat dalam wacana

Kemampuan untuk mengatur kecapatan membaca

Membaca ide

Kegiatan membaca pemahaman yang memusatkan perhatian pembaca untuk menemukan gagasan
pada bacaan

Tujuan menemukan gagasan utama pada sebuah bacaan.

Di samping itu, bertujuan a) memahami gagasan utama setiap paragraf,b) memahami gagasan utama
setiap subbab, c) mencari gagasan utama setiap bab, dan d) menemukan gagasan utama seluruh bacaan

Membaca bahasa

Kegiatan membaca yg menitikberatkan pd analisis segi-segi kebahasaan

Tujuan Membaca bahasa :

1. Menambah kosakata baru

2. Menambah pengetahuan bahasa, terutama tata bentuk

3. Menambah pengetahuan tentang kalimat baku

4. Menambah pengetahuan tentang ejaan

5. Menambah pengetahuan tentang wacana

Membaca sastra

Kegiatan membaca yang menitikberatkan pada analisis unsur sastra

Tujuan membaca sastra :

1. Mendapat hiburan

2. Menganalisis unsur-unsur sastra

3. Memberikan penilaian pd karya sastra

4. Mencari gaya penulisan seseorang

5. Mengetahui bentuk estetika dlm karya sastra


6. Menentukan keaslian karya sastra

Membaca kritis artikel ilmiah

Artikel ilmiah biasanya dimuat dalam jurnal

Jurnal ilmiah adalah jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk artikel ilmiah

Artikel ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang merupakan hasil
penelitian terhadap suatu masalah

Membaca kritis artikel popular

Adalah artikel yang biasa dimuat di surat kabar atau majalah

- Ciri artikel populer:

1. Dimuat di surat kabar atau majalah

2. Isinya bersifat ilmiah populer

3. Menggunakan bahasa populer

4. Sasaran pembacanya umum

5. Dapat dipahami oleh siapa saja

6. Dapat dibahas oleh siapa saja

Berikut ini adalah teknik membaca untuk mengembangkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM).
a. Skimming Adalah membaca teks secara cepat, menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum,
bagian penting, dan menyegarkan ingatan akan apa yang pernah kita baca.
b. Scanning Adalah membaca cepat, tetapi teliti. Teknik ini bertujuan memperoleh fakta atau informasi
tertentu, misalnya katakata tertentu dalam kamus atau nomor telepon.
c. Selecting Adalah memilih teks dan bagian teks yang dibaca berdasarkan kebutuhan. Teknik ini
dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca judul-judul berita di surat kabar.
d. Skipping Adalah kegiatan membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang tidak diperlukan
atau bagian yang sudah dimengerti.

Pengertian Dan Manfaat Metode SQ3R

1. Pengertian Metode SQ3R

Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik dan bersifat praktik. Metode SQ3R
merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan
rasional. Robinson (dalam Hanafiah, 2010: 59) menyatakan tentang Effective Study, melalui kegiatan
membaca dengan metode SQ3R, yaitu:

a) Survey, yaitu menyelidiki terlebih dahulu untuk mendapat gambaran selintas mengenai isi/pokok
yang akan dipelajari.

b) Question, yaitu mengajukan pertanyaan dari ide pokok atau isi buku yang dibaca secara selintas.
c) Read, yaitu membaca secara aktif untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang dibuat.

d) Recite, yaitu mengucapkan kembali atas jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan dengan tidak
melihat buku/menengok terhadap catatan kecil yang menjadi garis besar.

e) Review, yaitu mengulang apa yang dibacanya dengan memeriksa kertas catatannya.

2. Manfaat Metode SQ3R

Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik dari penggunaan metode SQ3R. Dengan metode ini siswa akan
menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada pokok bacaan. Mintowati (2003: 23) menjelaskan
manfaat metode SQ3R sebagai berikut:

a. Survey terhadap bacaan akan memberi kemungkinan pada pembaca untuk menentukan apakah
bacaan tersebut sesuai dengan keperluannya atau tidak. Jika memang bacaan itu diperlukan, tentu
pembaca akan meneruskan kegiatan bacanya. Jika tidak, pembaca akan mencari bahan lain yang sesuai
dengan kebutuhan atau keinginannya.

b. Metode SQ3R memberi kesempatan kepada para pembaca untuk berlaku fleksibel. Artinya
pengaturan kecepatan membaca untuk setiap bagian bahan bacaan tidaklah harus sama. Pembaca akan
memperlambat tempo bacaannya jika menemukan hal-hal yang reletif baru baginya, hal-hal yang
memerlukan pemikiran untuk memahaminya, atau mungkin bagian-bagian bacaan yang berisi informasi
yang diperlukan pembacan. Sebaliknya, pembaca akan menaikkan tempo kecepatan bacanya, jika
bagian-bagian bacaan itu dipandang kurang relevan dengan kebutuhannya atau mungkin bagian
tersebut sudah dikenalinya.

c. Metode SQ3R membekali pembaca untuk belajar secara sistematis.

d. Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang komprehensif,
bukan ingatan. Pemahaman yang komprehensif akan bertahan lebih lama tersimpan di dalam otak,
daripada sekedar mengingat fakta.

e. Metode SQ3R dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar dengan efektif dan efisien apabila
dibandingkan dengan belajar tanpa metode.
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 11

1. PENGERTIAN SINTESIS

Sintesis merupakan uji nyata kemampuan dalam menggunakan dan mengendalikan reaksi kimia. Salah
satu tujuan sintesis dilakukan dengan tujuan untuk menemukan senyawa atau zat baru yang belum
diketahui sebelumnya api diramalkan akan mempunyai sifat berguna baik untuk menguji teori ataupun
penciptaan produk kimia baru. Penemuan ini dilakukan melalui serangkaian tahap yang dikendalikan
(Pine, 1988)

2.SYARAT SINTESI

Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di antaranya
(Utorodewo dkk, 2004: 97):

1. penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya,

2. bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,

3. sudut pandang penulis harus tajam,

4. penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan

penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.

3. FUNGSI SINTESI

Sintesis berfungsi untuk menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu kepada
pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif. Sedangkan sintesis dalam penulisan
karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber.

Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan. Dalam tulisan
laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam daftar pustaka. Contoh
:

1. Ilmu adalah aktifitas

2. Ilmu adalah metode

3. Ilmu adalah produk


RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 12

1. LARAS ILMIAH

laras bahasa (bahasa Inggris: register) adalah ragam yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada
konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di
antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.

2.pengertianKarya Tulis Ilmiah

biasa disingkat Karya Ilmiah adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

3.Syarat- Syarat Karya Ilmiah

Komunikasi

Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotative.

Bernalar

Ekonomis

Berdasarkan landasan teoritis yang kuat.

Tulisan harus relevan dengan displin ilmu tertentu.

Memiliki sumber penopang mutakhir.

Bertanggung jawab.

4.Ciri-ciri dari karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut:

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti
(pokok pembahasan), dan bagian penutup.

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.

5.Pengertian ragam bahasa

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu
varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya,
atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri.

6.Perbedaan ragam Bahasa tulis dan ragam Bahasa lisan

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan
waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Cirri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

7.PENGERTIAN RAGAM BAHASA LISAN

Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan
diantaranya Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap,
Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

1. Dapat disesuaikan dengan situasi.

2. Faktor efisiensi.

3. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota
badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, 45ias45 dan gerak-gerak
pembicara.

4. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.

5. Lebih bebas bentuknya karena 45ias45r situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang
dituturkan oleh penutur.
6. Penggunaan bahasa lisan 46ias berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit,
visual dan kognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

1. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.

2. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

3. Tidak semua orang 46ias melakukan bahasa lisan secara baik.

4. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.


RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 13

Syarat menjadi pembicaran yang baik

Latihan
Memperbanyak latihan akan membuat Anda terbiasa dengan berbicara di depan banyak orang.
Berlatihlah terlebih dahulu di depan kawan atau keluaga Anda.

Fokus Pada Topik


Dalam membuat persiapan saat akan berbicara, pilihlah topik yang sangat Anda sukai. Hal ini dapat
membantu saat Anda lupa dengan segala persiapan sehingga Anda dapat melakukan inprovisasi saat di
atas panggung. Membahas topik yang disuka dapat membuat Anda bereksplorasi lebih banyak.

Bahasa Tubuh
Ketika Anda memberikan pidato, penonton tidak hanya mendengarkan isi pidato tetapi juga
memperhatikan segala gerak-gerik Anda. Oleh karena itu, bahasa tubuh sangat perlu diperhatikan untuk
membuat Anda tampil lebih percaya diri. Cobalah untuk tidak gugup saat berbicara, tarik nafas dalam-
dalam dan jangan lupa untuk tersenyum.

Lakukan Interaksi dengan penonton


Saat berbicara di depan banyak orang, tak hanya sekedar pesan saja namun Anda juga harus perlu
melakukan kontak dengan para penonton. Anggaplah penonton sebagai teman, dengan seperti itu maka
Anda dapat lebih tenang saat menyampaikan sebuah

PENYAJIAN LISAN

Penyajian lisan dapat disejajarkan dengan berbicara. Berbicara adalah suatuketerampilanberbahasa


yang berkembang pada kehidupan masa kanak kanak yanghanya didahului oleh keterampilan
menyimsk dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara dipelajari. berbicara sudah barang tentu
berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh setiap orang melalui kegiatan
menyimak danmembaca atau juga menulis, !ntuk memenuhi kebutuhan pembelajarannya,
kebutuhanmahasiswa akan berbicara tidak lagi mengarah kesitu, tetapi lebih berorientasi kepada proses
penyajian lisan sebagai wadah suatu gagasan."ebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran
perumusan isi hati#perasaan dan memungkinkan kita untuk menyalurkan maksud kita kepada orang lain
RANGKUMAN

BAHASA INDONESIA

PERTEMUAN 14

1. TOPIK

Secara etimologis, kata topik berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti tempat. Ini berarti
topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan atau
pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik
merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa?
Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya.

1. Fungsi topik

Fungsi topik adalah untuk menentukan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk
menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik,
misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah

2.SYARAT PEMILIHAN TOPIK

Topik harus menarik perhatian penulis

Topik harus diketahui dan dipahami penulis

Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial

Bermanfaat

Jangan terlalu luas

3.CARA MENGUJI TOPIK

Cara termudah yang lazim dipakai oleh kalangan akademik untuk menguji otentisitas suatu topik adalah
dengan sedapat mungkin selalu mengikuti perkembangan disiplin ilmu yang digeluti. Dengan membaca
jurnal, buku dan publikasi penelitian sejarah lainnya, maka permasalahan-permasalahan yang dikaji oleh
para sejarawan akan terekam dalam memori.

4.CARA MENETAPKAN TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang baik harus selaras dengan topik.

Tujuan harus dapat membatasi topik agar tidak berlarut-larut atau


melebar.
Tujuan laiknya bisa menjadi rambu bagi topik agar tidak menyimpang
dari pembahasan atau permasalahan.

5.PENGERTIAN TESIS

TESIS dalam penulisan karangan ilmiah merupakan langkah awal

penulisan. Tesis dibentuk berdasarkan topik dan tujuan. Perlu diketahui dulu

topik dan tujuan barulah dirumuskan tesis karangan.

6.BENTUK KALIMAT TESIS

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan
memperhatikan beberapa hal berikut ini.

Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.

Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.

Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.

Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.

Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa,


hanya, agak.

7.SYARAT JUDUL YANG BAIK

Asli

Relevan

Propokatif

Singkat

8. DAFTAR PUSTAKA

Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir
suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan
sejumlah nama atau hal yang disusun berderet dari atas ke bawah. Yang dimaksud dengan daftar
kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah
digarap. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali
pada sumber aslinya.

9. FUNGSI DAFTAR PUSTAKA

Untuk memberikan informasi, bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran
penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.

Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat dicek jika
perlu.

Apabila pembaca mau lebih mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri
buku/majalah yang menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan.

Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita
dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.

Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

10.CARA PENULISAN DAFTAR PUSTKA

Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:


-Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru
nama depan)
-Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
-Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku
diberi tanda titik (.).
-Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik
dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
-Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka
sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di
antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

K. FORMAT PENULISAN MLA DAN APA

Cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA.

Jenis Rujukan Format MLA Format APA

Satu Penulis Sukadji, Soertarlinah.Menyusun Sukadji, Soertarlinah.(


dan MengevaluasiLaporan 2000).Menyusun dan
Penelitian. Jakarta: UIPress, 2000 MengevaluasiLaporan
Penelitian. Jakarta: UI Press

Dua Penulis Widyamartaya, Al., danVeronica Widyamartaya, Al., danVeronica


Sudiati. Dasar-dasarMenulis Karya Sudiati. (1997).Dasar-
Ilmiah.Jakarta:Penertbit PT dasarMenulis Karya
GramediaWidiasarana Indonesia, Ilmiah.Jakarta:Penertbit PT
1997. GramediaWidiasarana
Indonesia.

Tiga Penulis Akhaidah, Sabarti, Maidar Akhaidah, Sabarti, Maidar


G.Arsjad dan Sakura H. G.Arsjad dan Sakura H. Ridwan.
Ridwan.Pembinaan (1989).Pembinaan
KemampuanMenulis Bahasa KemampuanMenulis Bahasa
Indonesia.Jakarta: Penerbit Indonesia. Jakarta: Penerbit
Erlangga, Erlangga.

1989.

Lebih dari tigapenulis Alwi, Hasan, et al. Tata Alwi,Hasan., et al. (1993) .Tata
BahasaBaku Bahasa Bahasa Baku
Indonesia.Jakarta: BahasaIndonesia Jakarta
DepertemenPendidikan dan :Departemen Pendidikan
Kebudayaan,1993. danKebudayaan .

ATAU ATAU

Alwi, Hasan, dkk. Tata Alwi, H., dkk.


Bahasa Baku Bahasa (1993).Tata Bahasa Baku
Indonesia. Jakarta: Departemen Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pendidikan dan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1993. Kebudayaan.

Lebih dari satuedisi Gibaldi, Joseph. MLA Handbookfor Gibaldi, J. (1999).MLAHandbook


Writers of ResearchPapers. Ed. ke- for Writers ofResearch Papers. (
5. New York: The Modern Ed. ke-5 ). New York : The
Language Associaton of America, Modren Language Association
1999.Sugono, of America.Sugono, D.
Dendy.Berbahasa Indonesia (2002).Berbahasa Indonesia
dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: dengan Benar. (Ed. Rev.). Jakarta
Puspa Swara, 2002. : Puspa Swara

Penulisdenganbeberapa Keraf, Gorys.Komposisi:Sebuah Keraf, G. ( 1982 ).Argumentasi


buku Pengantar dan Narasi.Jakarta: Penrbit
Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: GramediaPustaka Utama.Keraf,
Penerbit Nusa G. ( 1982 ).Argumentasi dan
Indah, 1997. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
Narasi.Jakarta: Penerbit Gramedia Penerbit Gramedia Pustaka
Utama.
Pustaka Utama, 1982.
Keraf, G. ( 1997
ATAU
).Komposisi: Sebuah Pengantar
Keraf, Gorys. Argumentasi Kemahiran Bahasa. Ende, Flores:
dan Narasi. Jakarta: PenerbitNusa Indah.
Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, 1982.

. Komposisi: Sebuah Pengantar


Kemahiran Bahasa. Ende, Flores:
Penerbit Nusa Indah, 1997.

Penulis Fakultas Matematika dan Fakultas Matematika dan


tidakdiketahui/lembaga IlmuPengetahuan Alam IlmuPengetahuan Alam
UniversitasIndonesia.Panduan UniversitasIndonesia.
Teknis Penyusunan Skripsi (2002). PanduanTeknis
Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, Penyusunan Skripsi Sarjana
2002. Sains. Jakarta: UI Press.

Bukuterjemahan Creswell, John W.ResearchDesign: Creswell, J W. (2002).Research


Qualitative andQuantitative Design: Qualitativeand
Approaches. Terj. Angkatan III dan Quantitative Approaches.(Terj.
IV KIK-UI belerja sama dengan Angkatan III dan IV KIKUI bekerja
Nur Khabibah, Eds. Chryshnanda sama dengan Nur Khabibah).
DL dan Bambang Eds. Chryshnanda DL dan
Hastobroto. Jakarta: KIK Press, Bambang Hastobroto. Jakarta:
2002.ATAUDL, Chryshnanda dan KIK Press.ATAU
Bambang Hastobroto.
Creswell, J. W. (2002). Research
Eds.Desain Penelitian:
Design: Qualitative and
Pendekatan Kualitataif dan
Quantitative Approaches. (Terj.
Kuantitatif terj. Dr. John
Angkatan III dan IV KIKUI bekerja
Creswell. Jakarta: KIK Press, 2002.
sama dengan Nur Khabibah).
Jakarta: KIK Press.

Buku Ihromi, Ihromi, T.O.,(peny).


denganpenyunting/editor T.O.,peny.PokokpokokAntropologi (1981).Pokok-pokok
Budaya.Jakarta: PT Gramedia, AntropologiBudaya. Jakarta: PT
1981.ATAUIhromi, T.O.,ed. Pokok- Gramedia.ATAUIhromi,
pokok Antropologi Budaya. T.O.,(ed). (1981). Pokok-pokok
Jakarta: PT Gramedia, 1981. Antropologi Budaya. Jakarta: PT
Gramedia.

Serial/ Berjilid Sadie, Stanley, ed. The NewGrove Sadie, S. (ed.). (1980)TheNew
Dictionary of Music andMusicians. Grove Dictionary of Musicand
Vol. 15. London: Macmillan, Musicians. Vol. 15. London:
1980.ATAUSadie, Stanley, ed. The Macmillan, 1980ATAUSadie, S.
New (ed.). (1980)The New Grove
Grove Dictionary of Music Dictionary of Music and
and Musicians. Vol. 15. Musicians. (Vol. 15, hlm.
London: Macmillan, 1980.
3-66). London: Macmillan, 1980

Jurnal Molnar, Andrea.Kemajemukan Molnar, A. (1998).Kemajemukan


Budaya Flores:Suatu Budaya Flores:Suatu
Pendahuluan. Antropologi Pendahuluan. Antropologi
Indonesia 56 (1998): 13-19. Indonesia 56, 13- 19.

Majalah Asa, Syubah. PKS: SayapUlama Asa, Syubah. (2004, 5-11


dan Sayap Idealis.Tempo, 5-11 Juli).PKS: Sayap Ulama dan
Juli 2004, 38-39. Syifaa, Ika Nurul. SayapIdealis.Tempo, 38-
Klub Profesi, Perlukah 39.Syifaa, I. N. (2004, 22-28
Dimasuki? Femina, No. 30, 22-28 Juli). Klub Profesi,
Juli 2004, 54-55. Perlukah Dimasuki?Femina, No.
30, 54-55.

Surat kabar Suwantono, Antonius.Keanekaan Suwantono, A. KeanekaanHayati


Hayati Mikro-organisme:Menghargai
Mikroorganisme:Menghargai Mikroba Bangsa. (1995,
Mikroba Bangsa. Kompas. 24 Desember) Kompas, 11.Potret
Des. 1995, 11.Potret Industri Industri Nasional: Tak Berdaya
Nasional: Tak Berdaya Dihantam Dihantam ImporKomponen dan
Impor Komponen dan Disortasi Pasar. (1995,
DisortasiPasar. Kompas, 23 Des. Desember 23). Kompas, 13.
1995, 13.
Menyambut
Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus
Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk
Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial). (1995,
Rencana (editorial).Kompas, 22 22 Desember).Kompas, 4.
Des. 1995, 4.

DokumenPemerintah Biro Pusat Biro Pusat Statistik.


Statistik.StrukturOngkos Usaha (1993).Struktur Ongkos Usaha
Tani Padi danPalawija 1990. TaniPadi dan Palawija
Jakarta: BPS,1993. 1990.Jakarta: BPS.

Naskah Ibrahim, M.D., P.Tjitropranoto, Ibrahim, M.D., TjitropranotoP.,


yangbelumditerbitkan dan Y. Slameka.National Network dan Slameka Y. (1993).National
of Information Services Network of Information Services
in Indonesia: A Design in Indonesia: A Design
Study. Makalah tidak Study. Makalah tidak
diterbitkan, 1993.Budiman, diterbitkan. Budiman, M. (1996,
Meilani. The Relevance of Maret). The Relevance
Multiculturalism to Indonesia. of Multiculturalism to
Makalah pada Seminar Sehari Indonesia. Makalah pada
tentang Multikulturalisme di Seminar Sehari tentang
Inggris, Amerika, dan Multikulturalisme di Inggris,
Australia, Universitas Indonesia, Amerika, dan
Depok, Maret 1996. Australia, Universitas Indonesia,
Depok.

Anda mungkin juga menyukai