Nim :220405501013
Lembar kerja I
1. Apa yang menjadi landasan filosofis latar belakang pelaksanaan
pembelajaran pendidikan agama Islam di perguruan tinggi dan apa tujuan
yang hendak di capai?
2. Dan apa landasan sikologis sosial budaya historis dan yuridis formal di
laksanakannya pembelajaran pendidikan agama Islam di perguruan tinggi
umum?
JAWABAN
1. Landasan filosofis yang menjadi latar belakang pelaksanaan pembelajaran
pendidikan agama Islam di perguruan tinggi adalah Pancasila. Di dalam
Pancasila, terutama sila pertama disebutkan tentang Ketuhanan Yang
Maha Esa yang memberikan konsekuensi untuk mendidik warga negara
Indonesia yang berkepribadian takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan
agama Islam di perguruan tinggi adalah 3 tujuan yaitu:
a. Tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu agar mahasiswa memahami
dan menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik
secara individu, keluarga, masyarakat dan bernegara. Bila secara individu
seorang mahasiswa mampu menjadi penganut agama yang baik dan
menjalankan ajaran agamanya dengan baik, maka pasti akan memberikan
kontribusi yang baik bagi masyarakat.
b. Tujuan penelitian, yaitu agar melaksanakan penelitian untuk mencapai hasil
yang berguna dalam mencapai kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.
c. Tujuan pengabdian masyarakat, yaitu agar bisa membaktikan diri untuk
kebaikan masyarakat dalam memberikan tuntunan dan panduan dalam mencapai
kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.
Maka semua materi, metode, sarana dan prasarana digunakan untuk mencapai 3
tujuan di atas.
2. Menggali Sumber Psikologis, Sosial Budaya, Historis, dan Yuridis
Tentang Perlunya Pembelajaran PAI di PT
a. PSIKOLOGIS
Secara ringkas terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai PAI di PT.
Pendapat pertama menyatakan, PAI perlu diajarkan di PT. Alasannya, Negara
(dalam hal ini PT) wajib menjaga keberagamaan para warganya, termasuk
menjaga keberagamaan para mahasiswa yang sedang belajar di PT.
Pendapat kedua menyatakan, PAI tidak perlu diajarkan di PT. Alasannya,
agama merupakan urusan pribadi, keluarga,dan institusi keagamaan seperti:
masjid, pesantren, dan organisasi keagamaan. Negara tidak perlu ikut campur
dalam urusan agama.Di luar perbedaan pandangan tersebut terdapatpertanyaan,
secara psikologis manusia itu makhluk teogenetis atau teis (makhluk bertuhan),
ataukah ateis (tidak bertuhan)?Realitasnya, ada manusia yang teis dan ada juga
manusia yang ateis. Artinya, secara konseptual ada manusia yang teis,ateis, dan
setengah teis-ateis. Realitas juga menunjukkan bahwa masing-masing kelompok
saling mencoba mempengaruhi kelompok yang lain.
b. SOSIAL BUDAYA
Masyarakat muslim umumnya menghendaki PAI di PT Indonesia sejalan dengan
budaya bangsa yang religius. Karena masyarakat menginginkan kehidupan di PT
yang tidak jauh dari kehidupan bermasyarakat. Budaya beragama dalam
masyarakat harus sampai juga ke dalam lingkungan Perguruan Tinggi, yang
berarti pendidikan agama juga menjadi kajian di lingkungan Perguruan Tinggi.
c. HISTORIS
Pendidikan secara historis telah ikut menjadi landasan moral dan etik dalam
proses pembentukan jati diri bangsa. Di samping itu pendidikan juga merupakan
variabel yang tidak dapat diabaikan dalam mentransformasi ilmu pengetahuan,
keahlian dan nilai-nilai agama. Hal tersebut sesuai dengan fungsi pendidikan
nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bemartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang ditujukan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dari landasan sejarah di atas dapat kita pahami bahwa salah satu perjuangan
elit Muslim Indonesia sejak awal kemerdekaan pada bidang pendidikan adalah
memperkokoh posisi pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum
sejak tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dari perjuangan ini dapat kita pahami
bahwa masuknya PAI pada kurikulum sekolah umum seluruh jenjang merupakan
perjuangan gigih para tokoh elit Muslim sejak awal kemerdekaan hingga
sekarang ini.
Lembar kerja II
1. Tuliskan ayat tentang fitrah yang terdapat dalam Al Quran suroh Arrum
ayat 30, dan jelaskan pula maksud kata fitrah pada ayat tersebut?
2. Coba anda jelaskan baik secara konseptual maupun empris mengenai
esensi dan urgensi nilai-nilai spritual Islam sebagai salahsatu determinan
dalam pembangunan bangsa kita?
JAWABAN
1. QS. Ar-Rum Ayat 30
اس اَل َ ِق هّٰللا ِ ٰۗذل
ِ َّك ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ۙ ُم َو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن
ۗ
ِ اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِد ْي َل لِخَ ْل
ك لل ِّديْن حن ْيفً ۗا ف ْ هّٰللا
َ َّط َرتَ ِ الَّتِ ْي فَطَ َر الن ِ ِ َ ِ ِ َ َم َوجْ هdْ ِفَاَق
َيَ ْعلَ ُموْ ۙن
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam);
(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
maksud ayat di atas.
Seiring berjalannya waktu, maka fitrah yang sudah Allah tetapkan tersebut,
akan tetap atau berubah tergantung pada kondisi lingkungan di mana manusia
itu berada.
Nabi Muhammad Saw menegaskan, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
suci (fitrah)—beragama Islam—, maka tergantung kedua orang tuanyalah
yang akan menjadikannya seorang yahudi, nasrani atau majusi.”
Dari keterangan hadis di atas jelaslah bahwa setiap manusia dilahirkan dalam
kondisi beragama (Islam). Agama itu fitrah yang sudah ada sejak manusia
lahir, bahkan ketika mereka masih berada di alam rahim. Demikian ditegaskan
dalam ayat yang lain.
2 Spiritualitas Islam memiliki dua kaki yang sangat kuat. Satu kaki diletakkan di
atas kodrat ilahi yang ditahbiskan oleh Tuhan untuk semua, dan kaki lainnya
diletakkan di bumi kehidupan manusia. Spiritualitas Islam secara simultan
hadir tidak hanya dalam doa, puasa, haji, doa dan upacara peringatan, tetapi
juga di pasar, keluarga dan kantor. Di kejaksaan, pengadilan dan lembaga
penegak hukum lainnya, pemerintah, ruang seni dan budaya.
Pembahasan
Spiritualitas adalah fondasi bagi pertumbuhan harga diri, nilai, moralitas,
dan rasa memiliki. Spiritualitas memberikan arah dan makna hidup. Spiritualitas
adalah keyakinan akan kekuatan immaterial yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan: Atau apa yang kita
sebut sebagai sumber keberadaan. Spiritualitas perlu diperkuat agar manusia
mendapatkan kembali etika moral dan kemanusiaan dalam kehidupannya.
Peningkatan spiritualitas ini secara filosofis disebut Penglihatan Ilahi, Potensi
Ilahi, atau Peningkatan Ketuhanan. Mencapai visi yang teguh tentang Tuhan
membutuhkan proses memahami kodrat ilahi dalam diri setiap manusia. Ini
membutuhkan pelatihan mental yang sistematis, dramatis dan berkelanjutan,
menggabungkan pemikiran (tafakkur w ta'ammul), rasa (tadzawwuq), pelatihan
jiwa (riyādhah) dan olahraga (riḫlah wa jihād).
Lembar kerja III
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Imam Abu Husain Waraq berkata, “Kehidupan hati terletak pada mengingat
Yang Mahahidup dan Yang tidak akan mati, kehdiupan yang bahagia adalah
kehidupan bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
4. Selalu berdzikir kepada Allah
Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak
pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai
dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit
hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang
hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan
terus-menerus meski sedikit.
5. Bersedih apabila terluput dari wirid
Apabila terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi
kepedihan orang rakus yang kehilangan hartanya. “Wirid” secara bahasa
artinya “juz”. Beberapa ulama salaf membagi Al-Quran menjadi beberapa juz
yang sama panjangnya. Mereka menamakannya al-aurad (wirid). (An-
Nihayah fi Gharib Al-Hadits, Ibnul Atsir, 5:173)
Dalam perkembanganya, kata wirid digunakan untuk istilah yang lebih
umum, yaitu suatu amal ketaatan yang rutin dilakukan, seperti berzikir setiap
pagi dan petang, membaca Al-Qur'an, shalat malam, menuntut ilmu, dan
sebagainya. Orang yang hatinya sehat akan merasa sedih apabila terluput dari
wirid-wiridnya. Berbeda dengan orang yang hatinya sakit; antara berzikir
sama saja, tidak ada perbedaan; tidak bersedih, dan tidak menyesal. Bahkan
orang yang hatinya sakit selalu membuang-buang waktu, tidak banyak
beramal, selalu bersantai, dan lalai dari zikir kepada Allah Ta’ala.
6. Rindu Kebaikan
Orang yang hatinya sehat selalu merindukan kebakitan sebagaimana orang
lapar yang merindukan makanan dan minuman.
7. Cemas bila tidak melaksanakan sholat
Apabila memasuki waktu sholat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia
menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan
dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.
8. Hanya Allah satu-satunya perhatian dalam hidupnya.
9. Pelit terhadap waktu agar tidak berlaku sia-sia, melebihi kepelitan orang
yang paling pelit terhadap hartanya.
10. Selalu ingin Memperbaiki Amal
Senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap
amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan
mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia
Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.
2 Kebahagian seorang anak adalah di mana dia bisa merasakan kasih sayang
dari orang-orang terdekat yang mereka sayang, dan dalam hal ini yang di
maksud adlah keluarga. Karena di dalam keluarga mereka merasakan kasih
sayang, perhatian, dan cinta yang tulus. dan hal-hal tersebutlah yang
menciptakan kebahagian di hati seorang anak.
Ada banyak sumber kecerian, kegembiraan dan kebahagiaan anak.
Kebahagian itu muncul jika terpenuhinya faktor-faktor yang di tinjau dari
segi psikologis sosiologisdan agama.
Faktor psikologis
Melalui faktor psikologis yang baik anak akan mendapat rasa aman,
kenyamanan dan ketenangan dalam berpikir sesuai dengan imajinasi anak
dalam berkembang. Faktor psikologis anak banyak di pengaruhi oleh
keluarga dan hal yang mendasari dalam pemberian psikologis yang baik
adalah Agama di mana ditinjau dari fungsi agama.
Faktor sosiologis
Melalui faktor sosiologis anak di tuntut memiliki kehidupan social dimana
manusia tidak dapat hidup sendiri, membutuhkan orang lain. Banyak
kebahagiaan dari orang lain. Yang dalam hal ini Agama lah yang lagi-lagi
mendasari manusia untuk saling bersosialisasi.
Faktor agama
Dalam 2 definisi di atas dapat di simpulkan bahwa agama memiliki peran
penting dalam berbagaimacam aspek kebahagian, salahsatunnya adalah aspek
sosiologis dan psikologis. Hal ini terjadi bukan tanpa ada alasan, hal ini bisa
terjadi karena agama adalah salah satu komponen dalam hidup yang memiliki
struktur yang lengkap dan komplex di dalamnya. Dan hal-hal tersebut
terealisasi dan terimplementasi dalam keiklasanserta ketulusan dalam
beribadah mengharap rido Allah SWT Tuhan yang maha esa. Dan sumber
kebahagian yang haki-ki yang sesungguhnya adalah beribadah tulus iklas
kepada Allah Tuhan yang maha esa.
Lembar kerja IV
1. Jelaskan apa itu iman, ihsan, dan Islam berdasarkan hadis rosulullah SAW?
2. Untuk dapat beribadah dengan sungguh-sungguh dengan benar dan ikhlas,
terutama rukun Islam harus benar-benar bermakna. jelas kan makna rukun
Islam?
JAWABAN
1. "Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam." Lalu Rasulullah saw. menjawab,
"Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad
Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan
mengerjakan haji apabila mampu." Orang itu lantas berkata, "Benar". Kemudian
dia bertanya lagi,
"Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah SAW menjawab, "Beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan
beriman kepada Qodar baik dan buruknya."
Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah
SAW bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang
bertanya tadi?" Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasulNya lebih
mengetahui," Rasulullah lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan
agama kepada kalian," (HR Muslim).
Berdasarkan hadits di atas dapat diketahui bahwa ketiganya adalah rukun atau
kerangka dasar ajaran Islam. Seperti dilansir dari buku Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam yang ditulis oleh Dodi Ilham Mustaring, para ulama pun
mengembangkannya menjadi tiga konsep kajian.
Pertama, konsep iman melahirkan kajian aqidah, konsep Islam melahirkan
konsep kajian syariah, dan konsep ihsan melahirkan konsep kajian akhlak.
Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan Melalui hadits sebelumnya juga dapat
menarik pengertian iman, Islam, dan ihsan. Iman adalah percaya dengan cara
membenarkan sesuatu dalam hati, kemudian diucapkan oleh lisan, dan
dikerjakan dengan amal perbuatan.
Iman tersebut meliputi enam perkara yang disebut dengan rukun iman. Di
antarany ada percaya kepada Allah, malaikat, hari akhir, kitab-kitab, nabi atau
rasul. dan takdir yang baik maupun buruk.
Adapun pengertian Islam berarti ketundukan (taslim), kepasrahan, menerima,
tidak menolak, tidak membantah, dan tidak membangkang. Artinya, penyerahan
diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Lima poin penting yang membentuk kerangka Islam atau biasa disebut dengan
rukun Islam adalah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan
rasulNya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan
mengerjakan haji bila mampu.
Sedangkan pengertian ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah
SWT dengan dilandasi dengan kesadaran dan keikhlasan. Berbakti kepada Allah
tersebut dapat berupa berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri
maupun sesama manusia.
2. Muslim yang beriman wajib hukumnya untuk mengetahui dan memahami rukun
Islam. Hal itu karena satu di antara syarat sah menjadi seorang Muslim adalah
jika telah mengamalkan rukun Islam.
Berbeda dengan rukun iman, rukun Islam bisa diartikan sebagai perbuatan atau
amalan yang berbentuk fisik, dan rukun iman adalah amalan yang bersifat
batiniah atau keyakinan dalam hati.
Sebagai dasar ilmu agama Islam, rukun Islam telah diajarkan semenjak dini agar
umat Muslim lebih memahami dan dapat meneladaninya.
Rukun Islam memiliki lima aspek, yang merupakan landasan atau sebuah
fondasi bagi umat Islam agar imannya senantiasa terjaga dalam kehidupan
sosial.
Dalam pelaksanaan rukun Islam, ada syarat tertentu yang dapat menentukan
apakah seseorang wajib melakukannya, menjadi sunah atau tidak wajib
melakukannya jika tidak memenuhi syarat.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Islam dibangun di atas lima perkara,
yaitu syahadat laa ilaaha illallah dan Muhammadan Rasulullah, menegakkan
salat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan". (HR. Al-Bukhar dan
Muslim)
Hal itu menandakan rukun Islam wajib diamalkan setiap orang yang beragama
Islam sehingga hal tersebut bisa dijadikan tanda bahwa seseorang beragama
muslim atau tidak.
Berikut pengertian dan makna lima rukun Islam yang wajib diketahui:
a. Membaca Dua Kalimat Syahadat
Dua kalimat syahadat wajib dipahami oleh umat Muslim. Selain itu, umat
Muslim wajib mengucapkan dan meyakininya sehingga dapat dikatakan sebagai
umat yang beriman.
Dua kalimat syahadat yang diucapkan sebagai seorang muslim juga menandakan
sudah yakin memeluk agama Islam dan ikhlas dalam menjalani syariat yang
diwajibkan.
Isi dari dua kalimat syahadat adalah sebagai berikut:
"Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah."
Artinya:
"Saya bersaksi tiada Tuhan Selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah."
Dengan melafalkan dua kalimat syahadat tersebut, menandakan seseorang yakin
bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang pantas disembah dan Nabi Muhammad
SAW adalah utusan-Nya.
Seorang Muslim harus meyakini Nabi Muhammad bukan Tuhan untuk
disembah, melainkan utusan Allah SWT di dunia untuk menyempurnakan
agama Islam.
Sebagai seorang Muslim yang telah melafalkan dua kalimat syahadat,
diwajibkan untuk menaati perintah dan anjuran Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya.
b. Mendirikan Salat
Rukun Islam kedua yang wajib dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam adalah
mendirikan salat setiap waktu dan tidak boleh meninggalkannya.
Salat yang perlu dikerjakan adalah salat wajib dan salat sunah. Salat wajib yang
perlu dilakukan oleh seorang muslim adalah sebanyak lima waktu.
Disebut sebagai salat lima waktu karena salat tersebut dilakukan dalam lima
waktu yang berbeda dalam satu hari dan memiliki hukum yang wajib untuk
dilakukan.
Salat wajib dikerjakan sesuai waktu yang telah ditetapkan, mulai salat subuh
yang dibatasi sampai terbitnya matahari hingga salat isya pada malam hari.
Jumlah rakaat salat wajib:
• Salat subuh - berjumlah dua rakaat.
• Salat zuhur - berjumlah empat rakaat.
• Salat asar - berjumlah empat rakaat.
• Salat maghrib - berjumlah tiga rakaat.
• Salat isya - berjumlah empat rakaat.
Selain itu ada salat yang memiliki hukum sunah, pengertiannya adalah jika salat
ini dilakukan akan memberikan pahala dan kebaikan, dan jika tidak lakukan
tidak apa-apa.
c. Mengerjakan Puasa Ramadhan
Rukun Islam yang ketiga adalah, seorang muslim wajib menjalankan ibadah
puasa pada bulan Ramadan yang jatuh satu kali pada setiap tahunnya.
Puasa adalah kegiatan yang dilakukan seorang umat Muslim, di mana menahan
untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman selama seharian penuh.
Tidak hanya menahan lapar dan haus, selama berpuasa di bulan Ramadan,
seorang Muslim juga harus menahan segala hawa nafsu dan amarah.
Selain mewajibkan seorang Muslim melakukan puasa, pada bulan Ramadan
adalah bulan yang dipenuhi berkah sehingga apabila umat Muslim melakukan
kebaikan, akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
d. Membayarkan Zakat
Rukun Islam yang berikutnya ialah zakat. Zakat merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan bagi setiap umat Muslim yang dirasa mampu untuk melakukannya.
Seperti halnya puasa dan salat, zakat ada dua tipe, yaitu zakat wajib dan sunah.
Zakat wajib biasa disebut zakat fitrah dan zakat sunah adalah zakat mal atau
zakat yang bergantung pada penghasilan yang didapatkan seorang Muslim.
Zakat fitrah dibayarkan pada akhir bulan Ramadan dan sebelum memasuki Hari
Raya Idulfitri, sedangkan zakat mal dibayarkan berdasarkan pendapatan yang
diperoleh setiap tahunnya.
Zakat bermanfaat dalam membantu orang yang kurang mampu dan kurang
beruntung sehingga mereka dapat terbantu dalam hal sandang dan pangan.
e. Naik Haji Bagi yang Sudah Mampu
Rukun Islam yang berikutnya atau rukun islam yang kelima adalah menunaikan
ibadah haji bagi setiap umat Muslim yang telah mampu untuk melakukannya.
Menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci merupakan kewajiban umat Muslim
yang mapan dan mampu, baik lahir maupun batin.
Dikatakan wajib bagi orang yang telah mampu karena perjalanan ke Tanah Suci
membutuhkan banyak persiapan yang memakan biaya dan kesiapan hati yang
matang.
Ibadah haji dilakukan setiap tahun pada bulan haji atau bulan Zulhijah. Umat
Muslim tetap dapat mengunjungi Tanah Suci selain pada bulan Zulhija untuk
menjalankan ibadah umrah.
Lembar kerja V
1. Tuliskan tujuan Alquran di turunkan menurut Yusuf Al Qordawi?
2. Jika umat Islam mau maju, harus berkomitmen menjalankan ajaran Islam
dengan baik. Mengapademikian jelaskan?
JAWABAN
1. Pandangan Yusuf Al-Qardhawi terhadap Al-Qur’an
Menurut pandangan Yusuf Qardhawi Al-Qur’an adalah kitab Ilahi yang
bersumber asli dari Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai
pedoman hidup beragama. Untuk itu al-Qur’an perlu dipahami oleh manusia
secara umum, untuk mencapai tingkat pemahaman tersebut perlu diadakan
penafsiran. Barang siapa yang hendak menafsiri al-Qur’an Menurut Qardhawi
harus mempersiapkan pirantinya, mempersiapkan akalnya, amal dan jiwa.[6]
Meskipun al-Qur’an diturunkan dengan bahasa arab yang berlaku
dimasyarakat hijaz pada saat itu, al-Qur’an tetap tidak terlepas dari kalam
ilahy. Karena ada sebagian kelompok manusia yang menganggap bahwa Al-
Qur’an merupakan hasil dari kebudayaan masyarakat arab, sehingga al-
Qur’an tidak dapat disesuaikan dengan pemikiran manusia selayaknya karya
ilmiah.
Untuk menunjukkan bahwa al-Qur’an memang sebagai kalam ilahi
selanjutnya Yusuf Qardhawi memberikan penjelasan bahwa al-Qur’an
sebagai kalam allah yang mempunyai Mu’jizat. Diantara kemukjizatan al-
Qur’an adalah
a. Lafadz-lafadz dan susunan kata (tarkib) yang digunakan,Al-QUr’an telah
menggunakan lafadz-lafadz dengan susunan kata yang amat unik. Ayat-ayat
yang menggunakan lafaza lembut untuk mengungkapakan makna
lembut,makna yang kasar untuk diungkapkan dengan lafaz yang kasar dan
seterusnya. Ayat yang menggunakan lafaz yang lembut untuk
mengungkapkan makna yang lembut terdapat pada surat Al-Insan : 17-18.
b. Irama kata yang digunakan,susunan huruf-huruf dan kata-kata dalam Al-
Qur’an tersusun dalam irama yang amat unik tidak dapat dijumpai dalam
pembicaraan manusia,baik syair maupun kalimat bersajak,sebagai contoh
dalam surat At-Ta’wir : 15-18.
c. Lafaz dan susunan kata yang digunakan mencakup makna yang beraneka
ragam dan menyeluruh,Al-Qur’an telah memberikan makna yang panjang
lebar (mendalam) dengan menggunakan lafaz yang ringkas,sebagai contoh
dalam surat Al-Baqarah : 179.[7].
Lebih lanjut Qardhawi menjelaskan bahwa al-Qur’an meruapakan kitab yang
memuat berbagai ajaran, diantaranya adalah Aqidah sebagai petunjuk untuk
mengetahui dan mempercayai tuhan yang hakiki. Dibalik aqidah tersebut juga
ada syari’at, ajaran syari’at dalam al-Qur’an mempunyai nilai perintah dan
larangan yang harus dilaksanakan dan dijauhi oleh segenap umat islam. Tidak
hanya berupa Aqidah dan syari’at saja, akan tetapi di dalam al-Qur’an juga
akhlak baik Akhlak rabbani maupun insani.[8] Ajaran Aqidah, syari’at dan
akhlak tersebut berlaku semua zaman, kitab untuk semua manusia, kitab
untuk semua agama dan kitab untuk semua hakekat. Dengan artian kitab yang
kekal bukan untuk masa tertentu atau bukan untuk generasi tertentu. Yang
dimaksud Qardhawi adalah hukum al-Qur’an tidak bersifat temporal dengan
batasan waktu tertentu, dan setelah itu tidak diamalkan lagi.
2. karena semakin tinggi ilmu yang kita pelajari dalam agama islam insyaalllah
akan berguna dimasa mendatang,sehingga umat islam bisa maju.
Lembar kerja VI
1. Jelaskan apa makna kalimat Islam sebagai rahmatan lilalamin?
2. Tuliskan dalil yang menyatakan bahwa kita di ciptakan dengan keaneka ragaman?
JAWABAN
1. Makna “Islam Rahmatan lil ‘Alamin” adalah Islam yang kehadirannya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam semesta.
Rahmatan lil’alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam
Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya’ ayat 107:
١٠٧﴿ َك ِإاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل َعالَ ِمين
َ ﴾ َو َما َأرْ َس ْلنَا
“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”.
Ayat tersebut menegaskan bahwa ajaran Islam yang dipahami secara benar akan
mendatangkan rahmat untuk semua orang, baik Islam maupun non muslim,
bahkan untuk seluruh alam. Islam tidak membenarkan ada diskriminasi karena
perbedaan agama, suku, ras, dan bangsa. Itu tidak boleh dijadikan alasan untuk
saling berpecah belah. Seorang muslim mempercayai, bahwa seluruh umat
manusia adalah keturunan Adam. Dan Adam diciptakan dari tanah. Perbedaan
suku, bangsa, dan warna kulit, adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan
kebijaksanaan Allah, dalam menciptakan dan mengatur makhluk-Nya.
2 Suroh Al Hujrot ayat 10 dan ayat 13
a. Berikut bacaan suroh Al Hujrot ayat 10
۟ ُُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق
َوا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون ۟ نَّما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ْخ َوةٌ فََأصْ لِح
ِإ َ ِإ
Arab latin
Artinya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Tafsir Menurut Kemenag
Menurut Kemenag, ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya semua orang-
orang Mukmin itu saudara layaknya hubungan persaudaraan dalam nasab. Hal
ini karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal dalam
surga.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dalam hadits sahihnya, dari 'Abdullah
bin 'Umar, "Muslim itu adalah saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya
dan jangan membiarkan melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan
saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan
satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di
antara kesulitan-kesulitannya pada hari Kiamat. Orang yang menutupi aib
saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat." (HR.
Bukhari).
b. Berikut bacaan surat Al Hujurat ayat 13
ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر
َ َر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َع ٰ ٓ
ٍ ٰيََأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَ ُكم ِّمن َذك
Arab latin
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Artinya ayat ini mengurai prinsip dasar hubungan manusia. Ayat menegaskan
kesatuan asal-usul manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan
manusia,
Dalam firmanNya ini Allah SWT mengingatkan, jangan sampai manusia merasa
bangga atau lebih tinggi daripada yang lain karena bangsa atau suku tertentu.
Warna kulit atau kondisi bawaan lain juga tidak menjadikan derajat satu manusia
beda dengan yang lain.
Surat Al Hujurat ayat 13 menegaskan tidak ada perbedaan nilai kemanusiaan
antara laki-laki dan perempuan. Repository menjelaskan, tujuan ayat ini adalah
agar manusia saling mengenal sehingga bisa memberi manfaat pada sesama.
"Perkenalan dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman, yang
menjadi modal meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Hasilnya tiap
manusia bisa merasakan kedamaian, kesejahteraan duniawi, dan kebahagiaan
ukhrowi," tulis repository tersebut.
Lembar kerja VII