Anda di halaman 1dari 10

Vol. 9 No.2 Juni 2017 Halaman 88-97 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2017.v9i2.

1856

Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi

PERAN DOSEN DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER MAHASISWA

Devi Syukri Azhari dan Alaren


UPI YPTK Padang
syukri.devi87@gmail.com

INFO ARTIKEL Abstrak

Diterima: Pendidikan karakter dewasa ini merupakan suatu yang


10 April 2017 menjadi harga mati bagi pembentukan karakter mahasiswa di
Direview: perguruan tinggi. Salah satu unsur penting dalam pendidikan
8 Mei 2017 karakter mahasiswa di perguruan tinggi adalah dosen. Dosen
Disetujui: memiliki peran penting dalam pendidikan karakter di
3 September 2017 perguruan tinggi. Dalam melaksanakan tugas utama Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu melakukan pengajaran,
Kata Kunci: penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, seorang
dosen melakukan proses internalisasi nilai-nilai luhur yang
Statistik Dasar, Modul,
kemudian menjadi budaya kampus. Dosen menjadi aktor
Software R, CTL
utama dalam pembentukan dan pengembangan karakter para
dengan keteladanan. Sebelum mendidik karakter para
mahasiswa, seorang dosen paling tidak memiliki karakter yang
sesuai dengan tugas utama seorang dosen. Selain itu, peran
dosen yang amat penting tidak dilupakan adalah mendidik,
mengajar, melatih, membimbing, dan mengevaluasi.
Abstract
Character building education today is non-negotiable for the
Keywords:
character building of students in college. One important
Elementary of element in the character education of students in college is
Statistics, Module, lecturers. Lecturers have an important role in character
Software R, CTL education in college. In carrying out the main task of the Tri
Dharma University, which is doing the teaching, research, and
community service, a lecturer does a process of internalization
of the noble values which later become the campus culture.
Lecturers are the main actors in the formation and
development of the students’ character with exemplary. Before
educating the students’ character, a lecturer at least has the
character corresponding to the main task of a teacher. In
addition, a very important role of which is not overlooked is to
educate, teach, train, guide, and evaluate.

ISSN: 2085-1057 E-ISSN: 2460-3740


Jurnal Pelangi 89

PENDAHULUAN akademisi, buku, dan juga artikel yang


diambil dari Internet. Penulis melakukan
Seorang dosen yang memiliki
identifikasi wacana dari laporan, buku,
karakter seperti yang disebutkan dapat
makalah atau artikel, jurnal, dan
dikatakan sebagai sebuah modal untuk
informasi lainnya tentang peran dosen
melakukan proses pembelajaran karakter
dalam membimbing dan membina para
di perguruan tinggi. Di sini, dosen
mahasiswa sehingga tindakan
memiliki peran yang cukup penting
menyontek yang merupakan satu hal
dalam membangun dan
yang bertentangan dengan karakter yang
mengembangkan karakter para
diajarkan.
mahasiswa. Untuk itu, dalam paper ini
Setelah mengidentifikasi data yang
penulis secara khusus menekankan peran
diperoleh,penulis menyimpulkan tentang
penting dosen dalam pendidikan karakter
masalah yang dikaji. Dan dalam hal ini
di perguruan tinggi. Pertama penulis
data yang sudah ada kemudian
akan membahas tentang pendidikan
dianalasis. Analisis yang digunakan
karakter sebuah kaharusan untuk zaman
adalah analisis deskriptif yakni data yang
sekarang, menyadari tugas dosen,
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,
mengajar dan belajar berkarakter, dan
dan bukan angka. Hal ini disebabkan
sebagai pamungkas tentang kontribusi
oleh adanya penerapan metode kualitatif.
dosen dalam pendidikan karakter.
Selain itu, semua data yang dikumpulkan
dimungkinkan menjadi kunci terhadap
METODE PENELITIAN apa yang sudah diteliti. Dengan
Metode penelitian yang digunakan demikian, peran dosen dalam
dalam penulisan ini adalah penelitian mengembangkan karakter mahasiswa ini
kepustakaan. Artinya, peneliti berisi kutipan dan pengolahan data untuk
menggunakan literatur (kepustakaan), memberikan gambaran tentang penyajian
baik berupa buku, catatan, maupun laporan tersebut.
laporan hasil penelitian sebelumnya.
Namun dalam penelitian ini, penulis HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan literatur berupa buku dan Pengembangan karakter bukanlah
catatan, serta pengamatan penulis ketika sebuah pelajaran seperti mata kuliah
berada di kampus. atau mata pelajaran yang lain.
Pengumpulan data tidak langsung Pengembangan karakter adalah sebuah
ditujukan pada sebuah penelitian, namun pembelajaran tentang kehidupan, maka
melalui dokumen. Dokumen yang pembelajaran karakter terus berlangsung
digunakan dapat berupa buku harian, sepanjang hidup kita. Pembelajaran
surat pribadi, laporan, notulen rapat, karakter sebaiknya dimulai dari
catatan khusus dalam pekerjaan sosial pendidikan tingkat dasar sampai di
dan dokumen lainnya. Jadi semua perguruan tinggi. Di sini perguruan
dokumentasi diposisikan setara tinggi mampu memberikan pembelajaran
tergantung ketersambungan dengan topik karakter kepada para mahasiswa. Maka
utama. peran dosen sangat penting dalam
Data yang dipakai oleh penulis pembelajaran karakter. Dosen tidak
dalam artikel tentang peran dosen dalam hanya mengajar materi pembelajaran,
mengembangkan karakter mahasiswa tetapi juga dapat menjadi panutan dan
adalah laporan hasil menyontek yang juga contoh dalam karakter serta mampu
dibuat oleh Kampus Universitas Bina membuka mata hati para mahasiswa
Nusantara yang ditempel di depan ruang
90 Devi Syukri Azhari dan Alaren

untuk melaksanakan nilai-nilai kegiatan perguruan tinggi adalah


kehidupan. Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga
Pentingnya Pendidikan Karakter di semua kegiatan pendidikan, penelitian,
Perguruan Tinggi Fenomena atau kasus dan pengabdian kepada masyarakat
menyontek yang dilakukan oleh para dilaksanakan dengan berkarakter.
mahasiswa sebenarnya menjadi Namun, untuk melaksanakan kegiatan
pekerjaan rumah bagi para dosen. pendidikan berkarakter, diperlukan
Fenomena ini menunjukkan bahwa pembiasaan kehidupan keseharian di
pendidikan karakter yang diajarkan kampus yang menjadi budaya kampus.
belum menyentuh kehidupan praktis Pembiasaan itu akan tampak dalam
mahasiswa. Para mahasiswa yang berbagai kegiatan kemahasiswaan dalam
menghidupi budaya instan sebenarnya berbagai bidang seperti olahraga, karya
telah menunjukkan degradasi moralitas. tulis, kesenian, dan lain-lain. Pembiasaan
Mereka hanya mencari kesenangan seperti yang telah disebutkan,
sendiri tanpa memahami sebuah sebenarnya merupakan pengejawantahan
perjuangan, kesabaran, kesetian, dan dari nilai-nilai luhur total dalam budaya
nilai kejujuran. Untuk memperbaiki akademik. Norma kegiatan akademik
moralitas dan karakter mahasiswa, maka yang dirujuk di Indonesia bersubjek
pendidikan karakter yang telah diajarkan kepada mahasiswa yang melakukan
bukan hanya sebagai sebuah teori proses pembelajaran. Wujudnya berupa
pembelajaran tetapi sebuah praktik kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan
kehidupan mahasiswa ketika belajar di ekstrakurikuler.
kampus. Sudah saatnya pendidikan Beban kegiatan akademik tersebut
karakter di perguruan tinggi berfungsi seutuhnya harus proporsional, produktif,
membendung degradasi moralitas atau dan positif. Contoh yang mudah
karakter dan membentuk karakter dipahami adalah untuk tidak melakukan
mahasiswa yang kokoh guna tindakan menyontek atau plagiat
menghadapi berbagai tantangan masa (Wibowo, 2013). Melalui pendidikan
depan. karakter diperguruan tinggi yang efektif,
Pendidikan karakter pun menjadi diharapkan terlahir model pendidikan
daya pendorong bagi para mahasiswa yang bermakna bagi mahasiswa, tidak
untuk menjadi intelektual muda bangsa sekadar memberikan pengetahuan
yang memiliki kepribadian unggul, kognitif, tetapi juga juga afektif, dan
sebagaimana dimuat dalam undang- konatif pada kelompok bahan ajar
undang pendidikan nasional. Perguruan keahlian dan keterampilan. Wibowo
tinggi memiliki dua unsur utama, yaitu (2013) secara terperinci menjelaskan
dosen dan mahasiswa. Kedua unsur ini bahwa pendidikan karakter di perguruan
perlu memiliki orientasi ke arah tinggi mempunyai beberapa fungsi
perkembangan budaya akademik. sebagai berikut.
Keduanya pun diikat dalam etika Pertama, pembentukan dan
akademik yang tumbuh dari nilai-nilai pengembangan potensi mahasiswa
luhur dan berujung pada terbentuknya artinya upaya untuk membentuk dan
budaya akademik. mengembangkan manusia dan warga
Menurut Santoso (2011), patut Negara Indonesia berpikiran, berhati,
dipahami bahwa latar belakang dan berperilaku baik sesuai dengan
keseluruhan unsur yang ada dan lebih falsafah Pancasila. Kedua, perbaikan dan
dicermati lagi dinamika eksternal penguatan yaitu upaya memperbaiki
kampus. Dalam pelaksanaannya inti karakter manusia dan warga Negara
Jurnal Pelangi 91

Indonesia yang bersifat negatif dan pendidikan karakter secara tegas dan
memperkuat peran keluarga, satuan terbatas dipandang sebagai sebuah mata
pendidikan di perguruan tinggi, kuliah yang diajarkan.
masyarakat, dan pemerintah, untuk Pendidikan karakter hanya bisa
berpartisipasi dan bertangung jawab diwujudkan secara efektif dengan
dalam mengembangkan potensi manusia membuat mata kuliah khusus yang
atau warga negara, menuju bangsa yang diajarkan kepada para mahasiswa sama
berkarakter, maju, mandiri, dan seperti mata kuliah pada umumnya.
sejahtera. Ketiga, sebagai alat penyaring, Mata kuliah ini didesain sedemikian rupa
yaitu upaya memilah nilai-nilai bangsa, sehingga materi, metode, dan
dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa evaluasinya dapat dipakai sebagai
lain yang positif untuk manjadi karakter pedoman untuk menilai tingkat
manusia dan warga negara Indonesia pembentukan karakter dalam diri
seutuhnya. mahasiswa. Pendidikan karakter seperti
Melalui proses penyaringan karakter ini terwujud secara nyata di dalam
ini, diharapkan para mahasiswa menjadi sebuah mata kuliah seperti mata kuliah
bagian dari bangsa ini yang memiliki character building, agama, dan juga
karakter yang mulia, intelektual dan pendidikan Pancasila. Mata kuliah ini
bermartabat. Melihat fungsi pendidikan menjadi bagian integral dan penting
karakter tersebut, penerapan atau dalam pembentukan karakter mahasiswa.
pelaksanaan pendidikan karakter di
perguruan tinggi merupakan suatu harga DOSEN BERKARAKTER
mati. Pertanyaannya, apakah pendidikan Pendidikan karakter di perguruan
karakter itu hanya dilakukan dalam satu tinggi tidak dapat ditawar lagi dewasa
mata kuliah saja atau terintegrasi dalam ini. Salah satu unsur yang terlibat dalam
setiap mata kuliah? Yang mesti pendidikan karakter adalah dosen.
diperhatikan, pembelajaran pendidikan Dalam proses pembelajaran di kelas
karakter hendaknya dilakukan pada seorang dosen tidak hanya
semua perkuliahan. menyampaikan materi pembelajaran,
Pendidikan karakter tidak perlu tetapi juga harus menjiwai seluruh
diajarkan pada mata kuliah khusus, proses pembelajaran dengan nilai-nilai
sebab pendidikan karakter sesungguhnya luhur seperti kejujuran, keterbukaan,
sudah dapat ditemukan dalam mata saling menghargai, tanggung jawab, dan
kuliah tertentu yang dianggap memiliki sebagainya. Di sini seorang dosen dapat
muatan pendidikan karakter lebih dikatakan sebagai dosen yang
kental. Pengelompokan mata kuliah ini berkarakter.
seperti pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa dan Sastra, dan Seni. Oleh Dengan kata lain, seorang dosen
karena itu, pendidikan karakter di tidak saja dituntut memiliki kemampuan
perguruan tinggi hendaknya menjadi intelektual, tetapi juga memiliki
tanggung jawab setiap dosen. Dengan kemampuan emosional dan spiritual.
demikian setiap dosen mempunyai Tujuannya adalah agar dapat membuka
kewajiban membentuk karakter mata hati mahasiswa yang belajar agar
mahasiswa dan tidak hanya dibebankan memiliki kemampuan intelektual yang
kepada dosen mata kuliah tertentu atau dapat dipercaya dan juga memiliki
program studi tertentu. Namun, karakter-karakter bangsa yang berasalah
pendidikan karakter juga dapat diajarkan nilai-nilai luhur.Seorang dosen dapat
melalui mata kuliah khusus. Di sini
92 Devi Syukri Azhari dan Alaren

dikatakan berkarakter jika memiliki ciri- seorang dosen dapat terlihat dalam kata-
ciri sebagai berikut. Memiliki kata dan juga tindakannya.
Komitmen Di sini seorang dosen Memiliki Jiwa Sederhana
mempunyai tekad yang kuat. Tekad Kesederhanaan sebenarnya tidak identik
seorang dosen adalah melaksanakan dengan kemiskinan. Seorang dosen dapat
tugas dan tanggung jawabnya sebagai dikatakan sederhana jika mampu
seorang pendidik. Seorang dosen yang mengaktualisasikan seseuatu secara
memiliki komitmen yang tinggi akan efektif dan efisien. Kesederhanaan
memiliki ketajaman visi, rasa memiliki, seorang dosen terpancar lewat perilaku
dan bertanggung jawab terhadap tugas seperti bersahaja, tidak bermewah-
dan panggilan yang diembannya sebagai mewah baik penampilan maupun model
pendidik. hidup, tidak berlebihan dalam
Komitmen menjadi seorang dosen mempergunakan apa saja, tepat guna
akan terlihat dalam visi dan misinya. artinya memanfaatkan segala sesuatu
Seperti dikatakan Ki Hajar Dewantara, secara tepat, dan memiliki kegundaan
komitmen seorang dosen/guru adalah atau kontribusi positif.
misi kemanusiaan, mencerahkan dan Kemampuan Berinteraksi Seorang
membebaskan bangsa dari kebodohan. dosen juga dituntut memiliki
Ketika mengemban tugas ini, segala kemampuan berinteraksi secara dinamis
macam tantangan harus dihadapi dengan dengan para mahasiswa secara
tegar dan kuat. Jika mau menjadi dosen, emosional dalam mencapai tujuan
disarankan harus memiliki komitmen pembelajaran. Menjaga Diri dan
untuk mencerahkan para mahasiswa Kehormatan Seorang dosen yang
akan nilai-nilai luhur bangsa. Memiliki profesional tidak akan terpengaruh
Kompetensi Seorang dosen dianggap segala macam tawaran seperti kenaikan
kompeten jika mampu melaksanakan gaji, pangkat, kedudukan, atau iming-
pembelajaran, dan memecahkan iming materi. Menjaga kehormatan
berbagai masalah guna mencapai tujuan dosen dapat dilakukan dengan
pendidikan. Seorang dosen kompeten meningkatkan kompetensi diri,
ditandai dengan keahlian di bidangnya, membekali diri dengan keterampilan
menjiwai profesi yang dimiliki, memiliki serta senantiasa menjaga tutur kata,
kompetensi pedagogik, kepribadian, pikiran, dan perbuatan negatif. Menjadi
sosial, dan profesional. Teladan bagi Mahasiswa Teladan
Memiliki Semangat Kerja Keras memiliki makna sebagai sesuatu dari
Sebagai seorang dosen, kerja keras proses mengajar, hubungan interaksi
merupakan suatu keharusan terutama selama proses pendidik, yang kemudian
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, hari atau masa depan mahasiswa menjadi
khususnya dalam internalisasi contoh yang ditiru.
pendidikan karakter bagi para Dosen yang teladan bukanlah dosen
mahasiswa. Seorang dosen dianggap yang menjaga wibawa atau Image saja,
memiliki semangat untuk bekerja keras tetapi keteladanan dosen dapat terpancar
jika bekerja dengan ikhlas dan lewat perilakunya. Tutur kata, sikap, dan
sunggguh-sungguh, bekerja melebihi perbuatan merupakan sebuah
target, dan produktif. Konsisten komunikasi yang efektif dalam
Konsisten sebenarnya menjadi tanda pendidikan karakter. Secara psikologis,
bahwa dosen telah menjiwai dan pengaruh perilaku adalah pengaruh
melaksanakan profesinya. Konsistensi bawah sadar peserta didik, yang akan
muncul kembali saat ia melakukan
Jurnal Pelangi 93

aktivitas dalam bersikap, bertindak atau


menilai sesuatu pada dirinya dan orang Keempat, adil (fairness); seorang
lain. dosen memiliki watak ini akan tampak
Keteladanan seorang dosen akan ketika akan memberikan penilaian
tertanam dalam benak peserta didik jika terhadap para mahasiswanya. Ia tidak
dalam interaksi dosen dan para akan membeda-bedakan mahasiswa yang
mahasiswa dilakukan secara profesional. satu dengan mahasiswa yang lain.
Proses pemindahan keteladanan diri, Pemberian nilai pun harus berdasarkan
pengetahuan diri, dan perilaku kriteria objektif dan juga berdasarkan
profesional seorang dosen kepada aspek-aspek yang disepakati.
peserta didik, dibutuhkan teknik yang Kelima, peduli (caring); seorang
disebut dengan teknik mendampingi, dosen yang memiliki watak peduli akan
menolong, dan mendidik. Selain mempergunakan kehalusan budi dan
karakter-karakter tersebut, menurut perasaan sehingga dapat berempati
UNESCO, seperti yang dikutip Zamroni terhadap para mahasiswanya, baik ketika
(2011) dari Rynder (2006) disimpulkan mengalami kesulitan dalam perkuliahan,
bahwa ada enam dimensi karakter yang maupun mencapai prestasi yang baik.
bersifat universal bagi dosen. Enam Keenam, menjadi warga negara
dimensi karakter tersebut sebagai yang baik (citizenship); seorang dosen
berikut. adalah warga negara juga. Maka dari itu,
Pertama, dapat dipercaya seorang dosen perlu memahami tugas
(trustworthiness); seorang dosen dapat dan tanggung jawabnya sebagai warga
menjadikan dirinya dapat dipercaya jika negara yang baik. Penjelasan di atas,
memiliki kejujuran, integritas, loyalitas, dapat dikatakan bahwa dalam
dan reliabilitas. Dosen seperti ini tidak pendidikan karakter dituntut satu hal
mungkin berbohong, mengutamakan bahwa seorang guru atau dosen harus
institusinya sendiri dari pada institusi memiliki karakter. Karakter bukan
lainnya, dan konsisten antara kata dan sekadar hafalan tetapi sebuah keteladan
perbuatan. hidup memberi pengaruh lewat
Kedua, respek (respect); seorang keteladan hidup. Keteladanan hidup
dosen yang memiliki karakter ini akan dosen akan menjadi komunikasi yang
selalu menghormati dan menghargai efektif dalam pendidikan karakter.
orang lain tanpa memandang latar Peran Dosen Membangun dan
belakang yang menyertainya, termasuk Mengembangkan Karakter Mahasiswa
latar belakang keilmuan, menjunjung Pada bagian awal telah dibahas tentang
tinggi harkat dan martabat rekan sejawat tugas utama seorang dosen yaitu
dan para mahasiswa, memiliki sikap melaksanakan Tri Dharma Perguruan
toleransi yang tinggi, dan mudah Tinggi, yaitu melaksanakan pendidikan
menerima semua mahasiswanya dengan dan pengajaran, melaksanakan
tulus. penelitian, dan melaksanakan
Ketiga, tanggung jawab pengabdian kepada masyarakat. Sebagai
(responsibility); seorang dosen yang pendidik, seorang dosen mempunyai
memiliki karakter bertanggung jawab peran penting dalam mengembangkan
senantiasa akan menunjukkan dirinya karakter para mahasiswanya.
dan yang telah diperbuat. Watak ini akan Berdasarkan beberapa pengertian di
melahirkan kerja keras dan bekerja atas, mendidik dapat diartikan sebagai
sebaik mungkin untuk mencapai prestasi proses bimbingan dan pengajaran dalam
terbaik. rangka mengalihkan nilai-nilai, bukan
94 Devi Syukri Azhari dan Alaren

sekedar pengetahuan saja. Peran Dosen pembelajaran, baik berkaitan dengan


dalam merupakan suatu pekerjaan yang cara seorang dosen memerankan diri
dipikul guru untuk mengarahkan peserta dalam pembelajaran maupun
didik dalam belajar dan dalam memosisikan mahasiswa dalam proses
berperilaku yang baik, baik itu di kelas pembelajaran.
atau di masyarakat. Jika demikian, dosen Dewasa ini ada banyak paradigma
yang menjalankan tugas mendidik harus atau sudut pandang yang dianut dalam
memiliki kemampuan-kemampuan pendidikan. Salah satu paradigma yang
tertentu. berkembangan sekarang ini adalah
Menurut Kartadinata (2009) paradigma kosntruktivistik. Menurut
kemampuan seorang dosen sebagai paradigma ini, pengetuhan itu temporer,
pendidik sebagai berikut: merancang nonobjective, selalu berubah, dan tidak
program pembelajaran yang menentu. Belajar merupakan
memfasilitasi penumbuhan karakter sert penyusunan pengetahuan dari
soft skill, di samping pembentukan pengalaman konkret, aktivitas
penguasaan hard skill, baik yang kolaboratif, dan refleksi serta
berdampak langsung dari tindakan interpretasi. Untuk mendukung
pembelajaran maupun berdampak tidak paradigma, diperlukan alat yaitu mind
langsung terhadap ;mengimplementasi yang berfungsi untuk menginterpretasi
program pembelajaran dengan peristiwa, objek, atau perspektif yang
kewaspadaan penuh (informed ada dalam dunia nyata sehingga makna
responsiveness) terhadap peluang untuk yang dihasilkan bersifat unik dan
mengoptimalkan dampak instruksional individualistis.
dan dampak pengiring pembelajaran Di sini mengajar menjadi sebuah
yang dibingkai dengan wawasan upaya untuk menata lingkungan agar
kependidikan; mengakses proses dan mahasiswa termotivasi dalam menggali
hasil pembelajaran yang tercapai baik makna serta menghargai
berdampak langsung maupun ketidakmenentuan. Dalam proses
berdampang pengiring; memanfaatkan pembelajaran ini, kebebasan mahasiswa
hasil asesmen terhadap proses dan hasil menjadi hal yang esensial. Kegagalan
pembelajaran untuk melakukan atau keberhasilan kemampuan atau
perbaikan pengelolaan pembelajaran ketidakmampuan dilihat sebagai
secara berkelanjutan. interpretasi yang berbeda yang perlu
Mengajar (Membelajarkan) Tugas dihargai. Kebebasan dipandang sebagai
mengajar seorang dosen selalu dikaitkan penentu keberhasilan belajar.Mahasiswa
dengan metode yang dipakai dalam merupakan subjek yang harus mampu
pembelajaran. Metode adalah salah satu menggunakan kebebasan untuk
unsur dalam proses pembelajaran. melakukan pengaturan diri dalam
Diharapkan seorang dosen dalam belajar. Kontrol belajar dipegang oleh
mengajar dapat memperkaya metodologi mahasiswa. Metode pembelajaran seperti
pembelajaran dan memberikan berbagai berpusat pada mahasiswa sendiri.
metode pembelajaran yang efektif. Paradigma ini berpengaruh terhadap
Dalam pembelajaran, seorang dosen strategi atau cara dosen melaksanakan
dituntut memiliki paradigma yang benar, pembelajaran. Misalnya, penyajian isi
khususnya paradigma tentang belajar, menekankan pada penggunaan
membelajarkan, dan mahasiswa. pengetahuan bermakna menggunakan
Paradigma atau cara pandang akan metode induktif. Aktivitas belajar
berimplikasi langsung dalam mahasiswa lebih banyak didasarkan pada
Jurnal Pelangi 95

data primer dan bahan manipulatif pembelajaran telah mencapai sasaran.


dengan penekanan pada keterampilan Kegiatan evaluasi atau menilai
berfikir kritis. Pembelajaran berorientasi pada kegiatan mengukur dan
menekankan pada proses bukan menilai sejauh mana program
langsung pada hasil. Namun dalam pembelajaran sudah tercapai. Kegiatan
mengajar, seorang dosen harus memiliki evaluasi yang dirancang secara
komitmen yang kuat. Komitmen menjadi sistematis dan komprehensif akan
daya untuk mempertahankan paradigma memberikan gambar sejauh mana proses
dan cara pelaksanaan mengajar atau pembelajaran memberi hasil belajar pada
membelajarkan mahasiswa. Jika seorang diri siswa. Oleh karena itu, perlu
dosen memiliki tiga kekuatan ini yaitu dirancang alat evaluasi proses
paradigma, cara, dan komitmen akan pembelajaran yang valid, mendidik,
mampu menumbuhkan karakter berorientasi pada kompetensi, adil,
mahasiswa. Dosen menjadi aktor untuk terbuka, berkesinambungan,
membentuk karakter mahasiswa. menyeluruh, dan bermakna (Harsanto,
Sementara, perguruan tinggi 2007).
menjadi laboratorium karakter. Lickona Lebih lanjut, Harsanto (2007)
(2012) mengatakan bahwa dosen mengungkapkan beberapa komponen
sebenarnya menjadi model yang secara penilaian atau evaluasi dalam pendidikan
aktif menjadi contoh dalam melakukan karakter antara lain sebagai berikut.
kegiatan belajar efektif seperti Pertama, perilaku dalam proses
mencontohkan penggunaan strategi pembelajaran mencakup sikap dan
belajar atau cara mengungkapkan tindakan mahasiswa terhadap sesama
pemikiran secara verbal yang dapat rekan mahasiswa dan dosen. Sikap dan
membantu proses konstruksi tindakan yang dinilai adalah sikap dan
pengetahuan. Maka dalam membimbing tindakan yang mengacu pada nilai-nilai
para mahasiswa seorang dosen harus yang terkandung dalam materi
mampu menerapkan diri atau pembelajaran.
menjadikan diri sebagai orang yang Beberapa teknik penilai untuk
ditiru atau digugu. Keteladanan dan budi mengungkapkan komponen ini adalah
pekerti seorang dosen akan memberikan observasi, pertanyaan langsung,
pengaruh yang kuat terhadap para pertanyaan tidak langsung, portofolio,
mahasiswa yang dibimbing. Melatih dan penilaian diri. Kedua, kesungguhan
Seorang dosen dapat berperan sebagai dan kedisiplinan mahasiswa dalam
pelatih. Dalam melatih seorang dosen mengikuti pembelajaran. Komponen ini
menjadi pemicu atau pendorong, mencakup aspek: kehadiran dalam
stimulus, memacu para mahasiswa untuk pembelajaran, ketepatan waktu
memaksimalkan potensi otak kanan dan mengikuti pembelajaran, ketepatan
otak kiri. Dosen bertugas memberikan waktumengumpulkan tugas, frekuensi
petunjuk, umpan balik, dan pengarahan dan kualitas bertanya, frekuensi dan
terhadap upaya belajar mahasiswa. kualitas berpendapat, dan frekuensi
Mahasiswa sedapat mungkin tetap berkonsultasi di luar jam perkuliahan
mencoba memecahkan masalahnya dalam rangka pengayaan dan konsultasi
sebelum memperoleh masukan dari akademik, dan kreativtas penalaran yang
dosen. ditunjukkan dalam kegiatan atau karya
Menilai Inti pokok menilai atau yang berkaitan dengan pembelajaran.
mengevaluasi adalah upaya untuk Teknik untuk menilai menggunakan
mengetahui sejauh mana proses observasi, pertanyaan langsung,
96 Devi Syukri Azhari dan Alaren

pertanyaan tidak langsung, portofolio, merupakan instrumen penting dalam


dan penilain diri. Ketiga, prestasi pengembangan karakter mahasiswa;
mahasiswa yang terdiri dari prestasi keteladan dosen dalam pendidikan
akademik dan prestasi nonakademik. karakter.
Untuk mengukur kedua aspek tersebut Keteladanan menjadi komunikasi
dapat digunakan teknik penilaian tes dan yang efektif dalam mengembangkan
portofolio. nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa;
dosen perlu menekankan daya kritis pada
PENUTUP mahasiswa; membangun budaya
perguruan tinggi yang menghargai nilai-
Berdasarkan berbagai uraian
nilai luhur atau karakter bangsa; dan
tersebut, peran dosen dalam membentuk
melakukan pembiasaan dalam kehidupan
karakter mahasiswa merupakan aspek
sehari-hari di kampus kemudian
yang sangat penting. Dosen tidak hanya
membentuk budaya kampus.
mengajar tetapi juga mendidik,
membimbing, melatih, dan juga
memberikan evaluasi atau penilaian UCAPAN TERIMA KASIH
terhadap berbagai pembelajaran di kelas. Terbitnya tulisan ini tidak terlepas
Di sini dosen merupakan salah satu dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
unsure utama selain mahasiswa, dan penulis ucapkan terima kasih kepada
masyarakat akademik di perguruan UP3M STKIP PGRI Sumatera Barat dan
tinggi. Tugas pokok dosen adalah pengelola jurnal Pelangi yang telah
melaksanakan Tri Dharma Perguruan memberikan saran dan revisi dalam
Tinggi, yaitu kegiatan pendidikan, penulisan artikel ini.
penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan karakter di perguruan Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas
tinggi harus dilakukan melalui yang Dinamis, Paradigma Baru
pembiasaan kehidupan keseharian di Pembelajaran Menuju Kompetensi
kampus, sehinggai menjadi budaya Siswa Yogyakarta:
kampus. Bentuk nyata tampak dalam
kegiatan mahasiswa seperti Wujudnya Kanisius Kartadinata, S. (2009). Terapi
dalam bentuk kegiatan kurikuler,
dan Pemulihan Pendidikan
kokurikuler, atau kegiatan mahasiswa Bandung: UPI. Lickona, T. (2012).
yang berbasi pada bidang profesi yang Educating for Character. Jakarta:
dipelajari, dan ekstrakurikuler. Secara Bumi Aksara Sadulloh, U., dkk.
lengkap peran dosen dalam 2010. Pedagogic (Ilmu Mendidik).
menginternalisasikan nilai-nilai luhur Bandung: Alfebata Santoso, D. (20
atau pendidikan karakter di perguruan
Mei 2011).
tinggi adalah menetapkan tujuan,
sasaran, dan target yang jelas dan Pendidikan Karakter di Perguruan
konkret; perlu kerja sama semua pihak Tinggi Diakses 2 September 2013
antara perguruan tinggi, orangtua http://suaraguru.wordpress.com/20
mahasiwa, dan juga dosen; menyadarkan 11/05/20/pendidikan-karakter-di-
pada semua dosen akan peran penting
perguruan-tinggi/
dan tanggung jawab dalam keberhasilan
melaksanakan dan mencapai tujuan Sugianto, E. (n. d.). Perbedaan Mendidik
pendidikan karakter; kesadaran para dan Mengajar. Diakses 2
dosen akan perlunya hidden curriculum
Jurnal Pelangi 97

September 2013 dari Zahir, A. (11 September 2011)


http://www.naqsdna.com/perbedaan Pengertian Pendidikan, Mendidik,
-mendidik-dan-mengajargg.html Pembelajaran, & Mengajar.
Diakses 2 September 2013 dari
Wibowo, A. (2013). Pendidikan http://hepimakassar.wordpress.com
Karakter di Perguruan Tinggi /tag/mengajar/
Membangun Karakter Ideal
Mahasiswa di Perguruan Tinggi Zamroni. (23 Mei 2011). Strategi dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Model Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Makalah pada
Wijanarko, J. (2005). Mendidik Anak: Seminar Pendidikan Karakter di
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Sekolah di Magelang.
Emosional dan Spiritual. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai