1. Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda
kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah pemuda
2. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan
selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus.
Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa pemersatu
menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen
(dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih
menunjukan rasa
nasionalisme yang tinggi.
3. Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan
fase
lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti
dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil
tempat di Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November 2018. Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu
Kebangsaan juga ikut mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional,
khususnya pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah
adanya tenaga dan buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asin
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf a, i,
u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata adalah.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah huruf yang
selain huruf vokal yang terdiri dari huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r,
s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat 4 gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
e. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au,
dan oi. Contoh pemakaiannya dalam kata
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-
laki
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayur-
mayur
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya
Bermain-main
Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki : Lelaki
4. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda koma (,)
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain.
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang
belum
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam
bahasa Indonesia.
Konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Sebaliknya seandainya dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili
konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima
unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia
miskin kosakata atau ketinggalan. Penyerapan unsur serapan asing adalah hal wajar,
karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan
setiap penutur bahasa berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini
dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi.
1. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dalam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : fungsi, koordinasi, manajemen, atlet, sistem,
material, ekspor.
2. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik
tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara
adopsi, yaitu : bridge, de facto, civitas academica, editor.
Contohnya sbb
a. Ririn anak yang ringan tangan dan baik. 'Ringan tangan' bermakna anak yang
rajin/suka menolong.
b. Mutia merupakan anak emas dalam keluarganya. 'Anak emas' bermakna anak yang
paling disayang.
c. Pejabat tersebut mencari kambing hitam untuk mempertahankan jabatannya.
'Kambing hitam' bermakna orang yang disalahkan.
d. Karena besar kepala, Reno dijauhi teman-temannya. 'Besar kepala' bermakna
sombong.
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin. 'Hati dingin'
bermakna sabar.
f. Pak Rizal menjadi tangan kanan polisi untuk membantu memecahkan kasus
penculikan. 'Tangan kanan' bermakna orang kepercayaan.
g. Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. 'Gugur' bermakna
meninggal dunia
h. Seorang kuli tinta sedang melakukan peliputan berita. 'Kuli tinta' bermakna
wartawan.
i. Kesuksesan instan yang dia peroleh membuat dirinya menjadi lupa daratan. 'Lupa
daratan' bermakna sombong/lupa diri.
j. Para buruh merasa bahwa perusahaan tempat mereka bekerja hanya menjadikan
mereka sebagai ssapi perah belaka. 'Sapi perah' bermakna orang yang dimanfaatkan
oleh orang lain demi sebuah keuntungan.
2. Makna Denotasi
Denotasi menurut KBBI, adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas
penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi
tertentu dan bersifat objektif. Sementara, denotasi sangat mudah dijumpai karena
merupakan kata yang sebanarnya tertulis pada kalimat.
a. Makna kata sesuai apa adanya.
Contohnya sbb
a. Kambing hitam Pak Arif sudah terjual di pasar hewan. 'Kambing hitam' bermakna
sebenarnya, yaitu kambing berwarna hitam.
b. Bapak mendapat meja hijau gratis saat membeli beberapa barang elektronik.
'Meja hijau' bermakna sebenarnya, meja bewarna hijau
c. Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa. 'Duduk' bermakna sebenarnya,
yaitu meletakkan tubuh atau terletak tubuhnya dengan bertumpu pada pantat.
d. Panci ibu memanas setelah tiga menit diletakkan di atas kompor. 'Memanas'
bermakna sebenarnya, yaitu mulai menjadi panas.
e. Marina mengangkat tangannya ketika dipanggil ibu guru. 'Mengangkat tangan;
bermakna sebenarnya, yaitu melakukan angkat tangan.
f. Saya membantu ibu menggulung tikar usai pertemuan keluarga selesai.
'Menggulung tikar' bermakna sebenarnya, yaitu melakukan gulungan pada tikar.
g. Bau sampah dari masakan itu begitu pekat tercium hidung. 'Bau' bermakna
sebenarnya aroma tidak sedap.
h. Tini menyukai buah manggis. 'Menyukai' bermakna suka dan senang dengan buah
manggis.
i. Adik kecilku sangat suka menggigit jari. 'Menggigit jari' bermakna memasukkan
jari ke mulut dan di gigit.
j. Sungai yang berada di belakang rumah Anggi meluap akibat hujan tadi malam.
'Meluap' bermakna melimpah dengan banyak.
E. Karya Ilmiah
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta
menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan.
Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa hasil
kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam karya tulis ilmiah. Gagasan-
gagasan itu merupakan gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan
ilmiah.
Dengan kata lain, karya tulis ilmiah merupakan karangan yang menyajikan fakta umum yang
dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang tepat. Dalam
ruang lingkup perguruan tinggi, karya ilmiah disebut juga sebagai teks akademik. Salah satu
contoh karya tulis ilmiah atau teks akademik adalah laporan hasil penelitian khususnya jenjang
pendidikan S1 atau yang lazim disebut dengan skripsi. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah
yang ditulis oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai persyaratan utama untuk memeroleh gelar
kesarjanaan.
Penulisan skripsi oleh mahasiswa pada umumnya selalu dituntut kecermatan untuk
menghasilkan sebuah skripsi yang berkualitas. Skripsi yang berkualitas tentu harus memenuhi
ciri-ciri keilmiahan sebuah karya tulis ilmiah. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang
selama ini adalah bahwa teks akademik
mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis. Akan tetapi, selama ini pula
belum ada bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan
penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan
logis tersebut. Hal ini kemudian menjadi sesuatu yang perlu ditindak lanjut sehingga ciri
keilmiahan sebuah teks tidak hanya dipahami secara naluri, akan tetapi didasarkan pada data
atau teori tertentu.
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, linguistik sistemik fungsional memandang teks sebagai
sebuah objek kajian untuk menemukan makna keilmiahan sebuah karya ilmiah atau teks
akademik. Konstribusinya terhadap pemahaman teks menunjukkan bahwa analisis linguistik
sistemik fungsional mampu membuktikan keilmiahan sebuah teks yakni sederhana, padat,
objektif, dan logis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagiamanakah bentuk-bentuk metafora gramatika dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia ?
2. Bagaimanakah pola pergeseran leksis dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia ?
Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk metafora gramatika dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa
2. Mendeskripsikan pola pergeseran leksis dalam skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretisnya adalah untuk mengembangkan dan menambah wawasan tentang bahasa
khusunya mengenai metafora gramatika bagi mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia serta pembaca pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian diharapkan mampu memberikan motivasi dan konstruksi bagi para mahasiswa
pada umumnya dan khususnya bagi para mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
agar dalam proses penyusunan karya ilmiah, utamanya pada pembuatan skripsi dapat
informasi yang ingin disampaikan dalam skripsi tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan bagi peneliti selanjutnya