Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN

BAHASA INDONESIA
KELOMPOK 03
AL FAJRI CHOIRI (142019029)
HERNANDO (142019006)
RINDI ANTIKA (142019021)
Sejarah
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar ;
1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan
tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia
dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa
negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia
(Bab XV, Pasal 36). Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II
tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca)
bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di
seluruh Asia Tenggara.
Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia

1. Ejaan van Ophuijsen


Ada tiga ciri penanda lingual dalam Ejaan van Ophuijsen, yaitu:
1. Penggunaan huruf j dibaca /y/
2. Penggunaan huruf oe dibaca /u/ dan
3. Penggunaan tanda diakritik meliputi tanda koma (,), ain (‘), dan trema (¨).

2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ciri penanda lingual dalam Ejaan Soewandi, yaitu:
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dan
sebagainya.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak,
rakjat, dan sebagainya.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2,
ke-barat2-an.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mendampinginya.
3. Ejaan Pembaharuan
Konsep ejaan pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal
sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai
panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo. Pada tahun 1957
panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru.
Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Salah satu hal yang
menarik dalam konsep ejaan pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-
huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal, contohnya :
1. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
5. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
Selain itu, gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin yang termuat
dalam pengumuman bersama ejaan bahasa Melaju-Indonesia
(Melindo) pada tahun 1959 sebagai hasil usaha penyatuan
sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan
Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam perjanjian
persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959.
Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.
5. Ejaan yang Disempurnakan
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), yaitu :
1. "tj" menjadi "c": tjutji → cuci
2. "dj" menjadi "j": djarak → jarak
3. "j" menjadi "y": sajang → sayang
4. "nj" menjadi "ny": njamuk → nyamuk
5. "sj" menjadi "sy": sjarat → syarat
6. "ch" menjadi "kh": achir → akhir

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:


7. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
8. Penulisan kata.
9. Penulisan tanda baca.
10. Penulisan singkatan dan akronim.
11. Penulisan angka dan lambang bilangan.
12. Penulisan unsur serapan.
6.Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan. Tidak
terdapat banyak perbedaan antara EYD dan EBI. Pada EBI,
terdapat penambahan satu huruf diftong, yaitu huruf ei sehingga
huruf diftong dalam Bahasa Indonesia menjadi empat huruf,
yakni ai, ei, au, dan oi. Selain itu terdapat juga penambahan
aturan pada penggunaan huruf tebal dan huruf kapital.
Fungsi
Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Secara Umum
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri yaitu mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan
perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2. Sebagai alat komunikasi yaitu pada saat menggunakan bahasa sebagai
komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang.
3. Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial yaitu pada saat
beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
4. Sebagai alat kontrol Sosial yaitu yang mempengaruhi sikap, tingkah
laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada
diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-buku pelajaran, ceramah
agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat.
Fungsi Bahasa Secara Khusus
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari yaitu manusia
adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya baik menggunakan bahasa formal atau
non formal.
2. Mewujudkan seni (sastra) yaitu bahasa yang dapat dipakai untuk
mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi,
prosa dll.
3. Mempelajari bahasa kuno yaitu dengan mempelajari bahasa kuno,
akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau.
4. Mengeksploitasi IPTEK yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga
dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan
manusia itu sendiri.
Kedudukan
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
yang tercantum didalam :
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “ Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa,
dan lambing Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36
menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”.
Kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi dua ;

1.Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
1. Lambang kebanggaan Nasional.
2. Lambang Identitas Nasional.
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa.
4. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
2. Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara
Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari
1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan.
3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah.
4. Bahasa resmi kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
KESIMPULAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 ”bahasa Negara
adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan
berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia pasca kemerdekaan.
Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi
diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial, budaya,
pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar
dan penghubung di masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat kita
mampu mengembangkan pemikiran dan ide-ide dengan baik.
SARAN

1. Kita sebagai warga negara Indonesia harus terus bangga


menggunakan bahasa Indonesia dan tidak terus
mengelu-elukan bahasa asing, karena dengan bangga
terhadap bahasa Indonesia berarti kita ikut berperan
mengembangkan dan mempertahankan salah satu jati
dir NKRI.
2. Kita sebagai warga negara Indonesia harus
mampuvmenjaga, mengembangkan dan
mempertahankan bahasa kebanggaan kita yaitu bahasa
Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai