STANDAR KOMPETENSI
Tujuan:
PENDAHULUAN
Pembahasan pada modul pertama ini adalah tentang kedudukan bahasa Indonesia. Materi
ini terbagi atas beberapa subbahasan, yakni (1) sejarah bahasa Indonesia, (2) bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara, (3) bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan, (4) bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan (5) bahasa indonesia
sebagai bahasa dalam pembangunan.
Dengan materi ini, Saudara diharapkan dapat menjelaskan tentang sejarah bahasa
Indonesia dan beberapa kedudukan bahasa Indonesia. Melalui materi ini juga, Saudara
diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia dalam
kegiatan sehari-hari, baik di lingkungan kampus pada khususnya dan di masyarakat pada
umumnya.
Ada beberapa alasan mengapa bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa persatuan.
Alasan-alasan tersebut adalah: (1) bahasa Melayu telah tersebar luas di nusantara, (2) bahasa
Melayu diterima luas oleh semua suku di Indonesia, (3) bahasa Melayu tidak mengenal
tingkatan dalam penggunaannya, dan (4) bahasa Melayu bersifat reseptif artinya mudah
menerima masukan dari bahasa lain (Rahayu, 2007:8).
D. Latihan
F. Rangkuman
1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau yang diresmikan menjadi bahasa
persatuan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
2. Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa negara, artinya bahasa Indonesia
digunakan dalam berbagai acara kenegaraan.
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diharapkan dapat menjadi pemersatu di
antara berbagai bahasa daerah dan etnis-etnis di seluruh nusantara.
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, artinya
bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa dalam literatur dan buku-buku yang
beredar di nusantara. Di samping itu, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pengantar pendidikan di seluruh instansi pendidikan di Indonesia.
5. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa dalam pembangunan, artinya dengan
bahasa Indonesia, seluruh elemen negara dapat membangun di segala aspek
kehidupan melalui bahasa.
H. Patokan Penilaian
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100 %
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
< 59 % = kurang
I. Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. C
4. E
5. A
6. C
7. B
8. D
9. B
10. D
Alex dan Achmad H.P. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi
MENULIS AKADEMIK
STANDAR KOMPETENSI
TUJUAN:
PENDAHULUAN
Pada modul ini dibahas beberapa subbahasan tentang menulis akademik. Menulis
akademik merupakan kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada media dengan
menggunakan tulisan yang bersifat ilmiah. Menulis akademik ini mencakup menulis paragraf,
menulis makalah, menulis kutipan, dan menulis daftar pustaka.
mahasiswa. Menulis akademik merupakan hal yang penting dalam kegiatan perkuliahan.
Berbagai tugas perkuliahan seperti menulis resensi, menulis ringkasan, makalah, artikel,
Menulis akademik adalah jenis menulis yang dilakukan dalam dunia pendidikan baik
di sekolah maupun di universitas. Menurut Alex (2011:106) hakikat menulis adalah sebuah
kegiatan menciptakan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Menulis akademik merupakan sebuah proses yang tidak bisa digolongkan ke dalam
kegiatan sederhana. Proses menulis jenis ini pada hakikatnya merupakan kegiatan yang
bersifat kompleks/rumit. Menulis dilakukan dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi (Rahayu, 2007:136). Senada dengan pendapat di atas,
Oshima dan Ann Hogue (1999:3—12) juga menyatakan beberapa langkah-langkah dalam
menulis, meliputi: (1) pramenulis, (2) perencanaan, (3) menulis, (4) merevisi, (5) menulis
MENULIS PARAGRAF
A. Definisi Paragraf
Dalam bahasa Indonesia istilah paragraf sama artinya dengan alinea. Paragraf
merupakan satuan bahasa yang terdiri dari penggabungan beberapa kalimat. Ramlan (1993:1)
mengartikan paragraf sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya. Menurut Arifin dan Tasai (2004:113) paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam gagasan atau topik
tersebut. Selanjutnya Rahayu (2007:97) menyatakan bahwa paragraf adalah unit keterampilan
berbahasa taraf komposisi, yaitu kumpulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama
mendukung satu kesatuan pikiran.
Pada kenyataannya kita sering menemukan sebuah paragraf yang hanya terdiri dari satu
kalimat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sebuah paragraf dapat berupa satu kalimat
sebagai paragraf pendek dan juga terdiri dari sepuluh kalimat sebagai paragraf yang panjang.
Banyaknya kalimat dalam satu paragraf itu tidak penting. Yang utama adalah sebuah paragraf
itu dapat mengembangkan ide pokok secara jelas.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tuggal paragraf. Sebuah paragraf yang tidak baik atau
terlalu panjang perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh paragraf berikut ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua
macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah
yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah.
B. Struktur Paragraf
Pada dasarnya, sebuah paragraf mempunyai satu kalimat topik dan atau beberapa kalimat
penjelas. Pada beberapa paragraf, ada yang menambahkan dengan sebuah kalimat
kesimpulan. Secara lebih jelas, perhatikan penjabaran berikut.
1. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok dalam satu paragraf.
Kalimat topik harus memiliki sebuah topik dan ide pengontrol. Ide pengontrol
merupakan batasan-batasan yang dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan
sebuah paragraf. Artinya penjelasan yang dikemukakan pada kalimat-kalimat
selanjutnya (kalimat penjelas) tidak boleh menyimpang dari ide pengontrolnya
(Oshima dan Ann Hogue, 2006:3).
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat topik:
a. Kalimat topik adalah kalimat yang lengkap dan berdiri sendiri
b. Terdiri dari dua bagian, topik dan ide pengontrol
c. Kalimat topik merupakan persyaratan umum dan tidak memberikan persyaratan
yang spesifik.
Perhatikan contoh kalimat topik berikut.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua
macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Keterangan:
Garis bawah : topik
Cetak miring : ide pengontrol
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas atau pendukung bertujuan mengembangkan topik. Kalimat ini
memberikan penjelasan atau pembuktian kalimat topik dengan mengajukan informasi
lebih tentang apa yang dibahas pada kalimat topik.
3. Kalimat Kesimpulan
Kalimat kesimpulan bertujuan memberikan isyarat tentang akhir paragraf dan
memberikan poin-poin penting yang harus diingat oleh pembaca. Hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni:
a. dengan meringkas poin-poin utama paragraf
b. dengan mengulang kalimat topik dengan kata-kata yang berbeda
Contoh:
Keluarga kami selalu tampak sibuk pada pagi hari. Ayah selalu mencuri waktu tiga
puluh menit untuk berlari pagi atau bersepeda keliling rumah. Ibu sebelum subuh
menyiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal untuk dibawa saya dan adik ke sekolah.
Saya dan adik pun bersiap-siap berangkat ke sekolah. Tepat pukul 06.00 semua
anggota keluarga, kecuali ibu, sudah meninggalkan rumah (Wijayanti, 2015:120).
D. Jenis-Jenis Paragraf
Ada beberapa jenis paragraf secara umum. Berikut pengelompokkan paragraf agar
Saudara dapat memahaminya secar cepat dan tepat.
1. Paragraf berdasarkan letak kalimat topik
a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
awal paragraf
b. Paragraf induktif adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
akhir paragraf
c. Paragraf campuran adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
awal dan akhir paragraf
Contoh paragraf
F. Latihan
1. Perhatikanlah beberapa contoh kalimat topik berikut, tentukanlah yang merupakan
topik dan ide pengontrol!
a. Masalah utama bagi mahasiswa adalah tingginya biaya kuliah dan harga buku
b. Fitur canggih dalam ponsel ini adalah akses internet yang cepat dan kamera yang
beresolusi tinggi
2. Perbaikilah paragraf di bawah ini agar menjadi paragraf yang efektif!
Pasar tradisional akan hampir kehilangan pamor dibandingkan dengan pasar modern.
Orang-orang lebih memilih berbelanja di pasar modern yang lebih keren. Bagi anak
muda, pasar modern jadi teman mejeng. Di samping itu, meskipun harga-harga di
pasar tradisional memang tergolong murah dibanding pasar modern akan tetapi pasar
modern lebih bersih dan berkelas.
3. Bacalah paragraf berikut lalu tentukan letak kalimat topik!
Kemacetan lalu lintas selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya di
seminarkan dan berkali-kali pula masalahnya dirancang. Namun, keterbatasan-
keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan lalu lintas sebagai masalah yang pelik.
Pada waktu seminar itu berlangsung, penumpukan kendaraan terus terjadi. Hal ini
mengunndang keperihatinan kita karena masalah kemacetan lalulintas banyak
sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran udara dan suara. Selama
tingkah laku pengemudi, jumlah angkutan massal, dan penambahan ruas jalan itu
belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula kemacetan jadi masalah.
H. Rangkuman
1. Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membahas satu ide pokok.
2. Sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, bahkan ada juga yang
memiliki kalimat penegas.
3. Sebuah kalimat topik harus memiliki topik dan ide pengontrol.
4. Sebuah pargraf yang baik memiliki persyaratan adanya kesatuan (unity) dan kepaduan
(coherence).
5. Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat topik dibedakan atas paragraf deduktif,
induktif, campuran, dan tersirat.
6. Jenis paragraf berdasarkan fungsinya terdiri atas paragraf pembuka, pengembang, dan
penutup
I. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih jawaban A, B, C, D atau E
yang Saudara anggap paling benar!
1. Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana itu
digunakan untuk membeli bahan-bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh,
kopi, mie instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-
bagikan ke berbagai panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah
suporter yang memiliki kepedulian sosial.
MENULIS MAKALAH
A. Definisi Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup perkuliahan. Makalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan (Djuharie, 2001:68). Alex dan Achmad (2011:111) menyatakan makalah
merupakan karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan
yang akan disampaikan dalam forum resmi (seminar). Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan makalah adalah tulisan resmi tentang pokok yang dipresentasikan di muka
umum.
Ciri-ciri makalah adalah sebagai berikut:
1. Logis, artinya yang disajikan dalam makalah dapat dikaji, dibuktikan, dan diterima
secara akal sehat (rasio)
2. Objektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya
3. Sistematis, artinya yang disampaikan tersusun secara runtut dan berkesinambungan
4. Jelas, data yang tersaji dalam makalah (pendapat, keterangan, dan pandangan)
dikemukakan secara jelas dan tidak ambigu
5. Kebenaran dapat diuji, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang
dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya (Alex dan
Achmad, 2011, 121-122).
Ada beberapa langkah dalam menulis makalah. Lngkah-langkah tersebut meliputi
persiapan (preparation), proses menulis (writing), dan perbaikan (editing).
Makalah terdiri atas makalah ilmiah sederhana dan makalah ilmiah lengkap. Sebuah
makalah sederhana terdiri dari judul, latar belakang, rumusan masalah, pembahasan,
kesimpulan, saran-saran, dan daftar pustaka sedangkan makalah ilmiah yang lengkap terdiri:
1. bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar table
atau gambar
2. bagian tengah yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan
3. bagian akhir yang terdiri atas saran-saran dan daftar pustaka
Bagian Awal
1. Halaman sampul
Poin-poin yang harus ada dalam halaman sampul adalah judul makalah, maksud
ditulisnya makalah, nama penulis, dan tempat serta waktu penulisan makalah. Judul
sebuah makalah harusnya bersifat informatif, lengkap, dan tidak terlalu panjang atau
terlalu pendek yaitu antara 5 sampai 15 kata. Sebuah judul juga harus memuat
variabel-variabel yang diteliti.
2. Daftar Isi
Daftar Isi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Tujuan
dari daftar isi ini, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian isi
dalam makalah.
3. Daftar tabel dan gambar (bila diperlukan)
Penulisan daftar tabel dan gambar dimaksudkan untuk memudahkan pembaca
menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Dalam hal ini, penulisan
identitas tabel dan gambar harus lengkap.
Bagian Isi
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar belakang,
permasalahan, dan tujuanm makalah.
a. Latar belakang
Butir-butir yang harus ada dalam latar belakang adalah landasan teoretis ataupun
paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang
terpenting, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik
Bagian Akhir
1. Daftar rujukan
Daftar rujukan atau bibliografi merupakan daftar yang berisi judul
buku/bahan-bahan penerbitan yang mempunyai hubungan dengan tulisan. Pada
dasarnya, unsur-unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi
I. PENDAHULUAN
Searah dengan semakin membaiknya kehidupan ekonomi masyarakat dewasa ini,
harapan untuk menata kultur perikehidupan masa depan lebih baik semakin tumbuh. Sekolah
sebagai salah satu institusi sosial yang terencana secara sistematis telah dijadikan sebagai
tumpuan untuk mewujudkan harapan tersebut (Ahmadi dkk, 2004: 45). Karena melalui
institusi inilah seluruh ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang berkembang di
masyarakat dapat ditransformasikan kepada para peserta didik. Pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah mencakup empat keterampilan berbahasa.
Salah satu komponen dari keterampilan berbahasa di atas adalah membaca. Membaca
merupakan satu jenis kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dapat pula dikatakan bahwa
kemampuan ini merupakan bakal yang hendaknya ditumbuhkembangkan agar siswa mampu
berperan serta dalam pembangunan ini.
Dengan membaca kita dapat menyerap informasi dan menambah pengetahuan yang
kita miliki. Mengingat begitu pentingnya kebiasaan membaca dalam kehidupan sehari-hari
sehingga membaca dianggap kunci untuk membuka sebuah gudang yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Dengan terbukanya gudang ilmu itu, ilmu pengetahuan kita bertambah. Hal itu
sangat berguna dalam dunia pendidikan yang sedang digeluti dan bukan hal yang mustahil
bahwa dengan kemampuan membaca yang baik seorang siswa bisa sukses menempuh
pendidikannya.
Modul MPK Bahasa Indonesia 34
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat, dan kelembagaan (Sunarto dan Hartono, 2002: 132).
Menindak lanjuti pernyataan “kebiasaan membaca yang baik harus dimulai dari
usia sedini mungkin pada masa anak-anak”. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
pengajaran membaca di sekolah cenderung di abaikan. Faktor yang melatarbelakangi
barangkali adalah anggapan yang salah terhadap membaca itu sendiri. Umumnya orang,
khususnya guru, menganggap bahwa pengajaran membaca dan menulis permulaan biasanya
dilaksanakan di kelas I dan II SD. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III dan IV,
pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas tinggi
seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari
membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II SD. Sedangkan membaca tidak hanya
sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari kata-kata sulit dalam suatu teks
bacaan. Akan tetapi, lebih dari itu, membaca melibatkan pemahaman memahami apa yang
dibaca, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Ketika siswa mengalami kesukaran
memahami suatu teks bacaan, tugas pengajaran membaca semakin kompleks. Bagaimana
siswa bisa belajar dari suatu teks jika mereka tidak bisa memahami tugas membaca yang
diberikan kepada mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin menguraikan permasalahan tersebut
dalam makalah ini. Dengan maksud untuk menguraikan masalah pembelajaran membaca di
sekolah. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
pembelajaran membaca yang di terapkan di sekolah?
Menurut Soedarso (2001: 4), “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah”. Selanjutnya Tarigan (2008: 2)
mengemukakan bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembaca dalam usaha memahami isi
dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat guna memperoleh pesan atau informasi yang
disampaikan penulis melalui bahasa tulis.
Menurut Tarigan (2008: 9), “Tujuan utama dari membaca adalah untuk menceritakan
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan”. Anderson dalam
Tarigan (2008: 9-10) menyatakan tujuan membaca sebagai berikut.
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail of
facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan oraganisasi cerita (reading for sequence
or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to
classify).
6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertanyakan (reading to compare or
contrast).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk
memperoleh informasi yang terkandung dalam bacaan.
Sejalan dengan kedua pendapat di atas Waples dalam Nurhadi (2008: 136)
mengemukakan bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut.
5) Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang melibatkan
kegiatan fisik dan mental peserta didik. Sedangkan pembelajaran, menurut Undang-Undang
Sisdiknas 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (Emzir dan Sam M. Chan, 2010: 107).
Kedua batasan mengisyaratkan bahwa apa yang seharusnya dilakukan pendidik
adalah membantu peserta didik agar dapat belajar dan bagaimana belajar. Artinya, tugas
pendidik bukanlah menuangkan sejumlah pengetahuan ke dalam otak peserta didik, tetapi
pendidik berusaha untuk menyalakan api yang ada dalam otak mereka, sehingga kompetensi
yang ada dalam diri mereka, pengetahuan, keterampilan,dan sikap beserta nilai-nilai dapat
dikembangkan secara optimal melalui proses pembelajaran bermakna (Meaningful Learning).
Untuk mendorong siswa dapat memahami berbagai bahan bacaan, guru seharusnya
menggabungkan kegiatan prabaca, saat baca, dan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
Beberapa teknik lebih umum dan mencakup lebih dari satu kegiatan, dalam satu
pembelajaran. Berikut ini dijelaskan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dalam prabaca,
saat baca, dan pascabaca.
1) Guru membaca judul bacaan dengan nyaring, kemudian memperkenalkan para pelaku
dengan menceritakan nama-nama mereka dan beberapa pernyataan yang
menceritakan tentang para pelaku, tokoh, akhirnya guru menyuruh siswa memprediksi
kelanjutan cerita.
2) Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada bacaan dengan
menggunakan teknik prediksi kegiatan prabaca yang dilakukan ialah membaca
nyaring beberapa halaman dari sebuah buku. Jika tebalnya 100 halaman, suruh siswa
mengambil 3 halaman antara halaman 1 sampai dengan 100. Baca 3 halaman tersebut
dengan nyaring, kemudian suruh siswa memprediksi isi cerita. Kegiatan ini
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa kepada buku tersebut.
3) Kegiatan lain yang tercakup dalam kegiatan prabaca ialah menggunakan berbagai
stimulus untuk mempertahankan perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini
guru harus berusaha menggunakan berbagai cara, dengan menggunakan media suara
Setelah kegiatan prabaca, kegiatan berikutnya ialah kegiatan saat baca (during
Reading). Beberapa strategi dan kegiatan bisa digunakan dalam kegiatan saat baca untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Akhir-akhir ini perhatian banyak dicurahkan pada
penggunaan strategi metakognitif siswa selama membaca. Burns (dalam Rahim, 2008)
mengungkapkan bahwa penggunaan teknik metakognitif secara efektif mempunyai pengaruh
positif pada pemahaman. Strategi belajar secara metakognitif akan meningkatkan
keterampilan belajar siswa.
Metakognisi itu sendiri merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi
intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk memonitor
dan mengontrol fungsi ini. Metakognisi melibatkan kegiatan menganalisis cara berpikir yang
sedang berlangsung. Dalam tugas membaca, pembaca yang memperlihatkan metakognisinya,
memilih keterampilan dan teknik-teknik membaca yang cocok dengan tugas membaca
tertentu.
Bagian dari proses metakognitif ialah memutuskan tipe tugas yang dibutuhkan untuk
mencapai pemahaman. Pembaca menanyakan pada dirinya sendiri, seperti pertanyaan
berikut: (1) apakah jawaban yang saya butuhkan dapat dikemukakan secara langsung dalam
teks? Jika ya, pembaca akan mencari kata-kata penulis yang tepat untuk satu jawaban, (2)
apakah teks tersebut mengimplikasikan jawaban dengan memberi petunjuk yang jelas
berhubungan dengan pertanyaan serta alasan yang berkaitan dengan informasi yang tersedia
sehingga pembaca bisa menentukan jawaban yang cocok, (3) apakah jawaban harus berasal
dari pengetahuan dan gagasan saya sendiri yang berkaitan dengan cerita? Jika demikian,
pembaca harus menghubungkan pengetahuan awalnya dengan informasi yang diberikan
dalam teks sehingga mendapatkan jawaban yang diperlukan.
Memilih materi bacaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru. Materi
bacaan yang memiliki daya Tarik bagi siswa akan memotivasi siswa membaca teks tersebut
dengan sungguh-sungguh, yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa.
Materi pelajaran yang mudah dipahami akan menjadi bahan bacaan yang menarik untuk
dibacanya lebih lanjut, akhirnya membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan yang
merupakan salah satu tujuan program membaca.
Bahan bacaan yang dipilih guru hendaknya diambil dari berbagai sumber,misalnya:
1) Buku teks,
2) Buku sastra anak-anak,
3) Majalah anak-anak,
4) Surat kabar,
5) Buku referensi.
III. PENUTUP
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan dalam bahasa yang harus
dikuasai untuk berbagai tujuan. Ia merupakan keterampilan penting yang diperlukan para
siswa/mahasiswa agar berhasil dalam studinya. Belajar membaca untuk berbagai tujuan
merupakan kegiatan penting agar berhasil di sekolah atau belajar pada umumnya. Sebagai
anak-anak, siswa atau mahasiswa mungkin dianjurkan membaca sebagai hiburan atau
membaca untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kedua anjuran tersebut, dapat
Informasi, terutama yang dibutuhkan oleh siswa sekolah, baik untuk keperluan belajar
maupun kebutuhan siswa sehari-hari tidak mungkin semuanya diajarkan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Informasi yang dibutuhkan siswa tidak bisa hanya yang bersumber
dari buku teks atau buku paket yang disediakan sekolah. Siswa juga membutuhkan informasi
yang berasal dari surat kabar, majalah, kamus, ensiklopedi, atau media tulis lainnya.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartono, Agung dan Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sam M. Chan & Emzir. 2010. Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Soedarso. 2001. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
E. Latihan
5. Saudara diperintahkan untuk menghadiri seminar dan menganalisa jenis dan sistematika
makalah yang sudah dijelaskan pada materi pada kegiatan belajar ini.
G. Rangkuman
1. Makalah merupakan bentuk tulisan yang membahas suatu permasalahan yang
biasanya akan dibicarakan dalam rapat kerja, seminar, dan sejenisnya.
2. Kerangka makalah meliputi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
3. Unsur-unsur dalam daftar pustaka meliputi nama penulis, tahun penerbitan, judul
buku, kota tempat terbit, dan nama penerbit.
H. Tes Formatif
a. pendahuluan
b. kata pengantar
c. kesimpulan
d. isi karya tulis
A. KUTIPAN
1. Definisi Kutipan
Pada tulisan ilmiah, baik penulisan artikel ilmiah, karya tulis, maupun penulisan skripsi
dan disertasi seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian. Keraf
(1994:179) menjelaskan kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah.
Ada dua macam kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung adalah kutipan dari teks asli yang tidak diubah oleh penulis. Penulis tidak
mengubah kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sementara itu,
kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang telah diubah redaksi kalimatnya oleh penulis
dari teks asli. Artinya dalam kutipan ini, penulis menyimpulkan sendiri berdasarkan teks asli.
2. Kutipan Langsung
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kutipan langsung, yaitu:
a. Tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli
b. Menggunakan tanda [sic!] jika ada kesalahan dalam teks asli
c. Menggunakan tiga titik berspasi [...] jika ada bagian dari kutipan yang dihilangkan
Kutipan langsung dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kutipan yang kurang dari
empat baris dan kutipan yang lebih dari empat baris (kutipan kurang dari 40 kata dan kutipan
40 kata atau lebih).
2.1 Kutipan Langsung kurang dari empat baris
Kutipan langsung kurang dari empat baris dapat ditulis dengan cara
..........................................................................................................................................
........................................................................................
contoh:
......................................................................................................................................................
........ Keraf (1994:7) menjelaskan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”.
B. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau bibiliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-
artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan atau sebagian dari karangan yang digarap (Keraf, 1994:223).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka antara lain:
1. Nama penulis diurutkan berdasar urutan alfabet. Nama akhir atau nama keluarga
(marga) ditulis terlebih dahulu.
2. Baris pertama dimulai dari margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai
dengan 3 ketikan ke dalam.
3. Jarak antarbaris untuk satu referensi adalah satu (1) spasi sedangkan jarak antara
pokok satu dengan yang lain adalah satu setengah (1,5) spasi atau dua (2) spasi.
4. Jika untuk seorang penulis terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk
referensi kedua dan seterusnya harus dicantumkan ulang.
Borg, W.R. dan Gall, M.D. (1983). Education research: An introduction. London: Longman,
Inc.
Dick, W, Carey, L., & Carey, J.O. (2005). The systematic design of instruction. Boston:
Pearson.
Djaali & Mulijono, P. (2008). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta, Indonesia:
Grasindo.
Jolly, D dan Rod Bolitho. (1998). A framework for material writing dalam brian tomlinson
(ed.) material development in language teaching. Cambridge: Cambridge University
Press.
E. Rangkuman
1. Kutipan dapat didefinisikan sebagai salinan kalimat, paragraf, atau pendapat seorang
pengarang atau ucapan orang terkenal yang terdapat di dalam buku maupun jurnal.
2. Kutipan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.
3. Kutipan langsung terdiri dari kutipan langsung 4 baris (kurang dari 40 kata) dan
kutipan 4 baris atau lebih (40 kata atau lebih).
4. Daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel-artikel,
dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai hubungan dengan karangan
yang ditulisnya.
5. Unsur-unsur daftar pustaka adalah: (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul,
(4) kota tempat terbit, dan (5) nama penerbit.
F. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban A, B, C, D, atau E
yang telah disediakan!
1. Kegiatan menyalin kalimat, paragraf, atau pendapat orang lain ke dalam tulisan kita
disebut…
a. kutipan
b. daftar pustaka
c. catatan kaki
d. glosarium
e. tidak ada yang benar
Modul MPK Bahasa Indonesia 55
2. Salah satu ciri-ciri kutipan tidak langsung adalah…
a. dipisah dari teks
b. jarak antarbaris dalam kutipan dirapatkan
c. menggunakan tanda petik
d. tidak menggunakan tanda petik
e. tidak ada yang benar
3. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau
hasil karya itu patut mendapat sambutan masyarakat atau tidak (Keraf, 1993:273).
Cuplikan di atas merupakan contoh…
a. kutipan
b. kutipan langsung kurang dari 4 baris
c. kutipan langsung 4 baris atau lebih
d. kutipan tidak langsung
e. tidak ada yang benar
4. Kutipan yang dilakukan dengan menyalin semua kalimat dan pendapat orang tanpa
mengubah ejaannya disebut…
a. kutipan langsung
b. kutipan tidak langsung
c. rangkuman
d. ringkasan
e. resensi
5. Unsur-unsur yang harus ada dalam daftar pustaka adalah, kecuali…
a. nama penulis
b. judul buku
c. tahun
d. penerbit
e. gelar akademik
6. Susunan yang tepat dalam daftar pustaka secara berurutan adalah…
a. nama, tahun, penerbit, kota, dan judul buku
b. nama, penerbit, judul buku, tahun, dan kota
c. nama penulis, tahun, judul buku, kota dan penerbit
G. Patokan Penilaian
Setelah mengerjakan tes formatif sebelumnya, Saudara dapat menghitung tingkat
penguasaan Saudara dengan menggunakan rumus berikut.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.
Jauhari, Heri. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Oshima, Alice dan Ann Hogue. 2006. Writing Academic English. New York: Longman
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
STANDAR KOMPETENSI
TUJUAN:
PENDAHULUAN
Pada modul ini kita membahas kegiatan membaca yang nantinya akan digunakan
dalam proses menulis. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.
Tingkatan membaca dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu membaca permulaan dan
membaca pemahaman (reading comprehension). Menurut Anderson dikutip Alex (2011:74)
membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat pikiran
yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Adapun menurut Wahyuni dan Ibrahim
(2012:33) membaca pada hakikatnya merupakan suatu proses yang meliputi proses fisik dan
psikologis. Proses tersebut mencakup pengamatan simbol-simbol tulisan,menginterpretasi
yang diamati, mengikuti urutan kata, menghubungkan kata-kata, membuat inferensi dan
evaluasi, membangun asosiasi, dan menyikapi secara personal kegiatan membaca.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Artinya proses membaca tidak
hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi melibatkan banyak hal. Beberapa hal yang terlibat
dalam proses membaca antara lain aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif
(Mountain dikutip Rahim, 2008:2—3).
Modul MPK Bahasa Indonesia 60
Menurut Grabe dikutip Subadiyono (2011:27) membaca adalah proses interaktif.
Artinya membaca merupakan proses memadukan informasi tekstual dengan informasi yang
dibawa pembaca terhadap teks yang dibacanya. Proses membaca tidak hanya aktivitas
mencari informasi dari teks tetapi juga merupakan pengaktifan sejumlah pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca sehingga terjadi interaksi antara pembaca dengan teks.
Aktivitas membaca merupakan kegiatan yang dapat disebut sebagai kegiatan yang
gampang-gampang susah. Membaca membutuhkan bebeberapa situasi atau kondisi yang
mempengaruhi keberhasilannya. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah:
(1) kondisi pembaca, (2) bahan bacaan, dan (3) lingkungan sekitar (Nuriadi, 2008:1).
Situasi pembaca sangat mempengaruhi kegiatan membaca. Situasi tersebut meliputi
kondisi perasaan (suasana hati) dan ketertarikan terhadap bahan bacaan tersebut. Orang yang
memiliki suasana hati yang baik dan ketertarikan terhadap suatu topik bacaan akan
mempermudah proses membaca. Kondisi pembaca juga dapat disebabkan oleh tujuan
membaca itu sendiri. Apabila tujuan membaca tersebut hanya untuk hiburan, aktivitas
membaca akan terasa menyenangkan. Sebaliknya bila aktivitas ini untuk menyelesaikan tugas
kuliah atau pekerjaan, aktivitas membaca akan menjadi beban dan terlalu serius.
Kondisi lain yang mempengaruhi aktivitas membaca adalah tulisan atau objek yang
dibaca. Jenis bacaan sangat berpengaruh besar pada keberhasilan membaca. Anda dapat
membandingkan membaca novel atau cerpen dengan membaca buku-buku mata kuliah.
Sudah dapat dipastikan bahwa membaca novel/cerpen jauh lebih santai dan rileks bila
daripada membaca buku mata kuliah.
Kondisi lain yang berpengaruh dalam aktivitas membaca adalah lingkungan sekitar
pembaca itu sendiri. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan oleh lingkungan sekitar kita
yang memiliki peranan membentuk konsentrasi pembaca. Artinya aktivitas membaca di
lingkungan yang tenang dan sunyi akan lebih efektif bila dibandingkan dengan kondisi
lingkungan yang ramai dan bising.
Ada beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu ahli oleh
Anderson dikutip Alex (2011:75—76) mengemukakan tujuan-tujuan membaca sebagai
berikut.
Menulis merupakan alat yang memungkinkan seseorang untuk menuangkan ide dan
gagasannya dalam setiap disiplin keilmuan. Menulis merupakan aktivitas fisik yang tidak
seperti pena, pensil, mesin tik, komputer untuk menuliskan gagasan kita di atas selembar
kertas. Menulis juga mendorong kita untuk melibatkan “bahasa” dalam menyusun ide dan
merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa.
Kemampuan ini sangat diperlukan ketika mahasiswa sedang belajar, menulis artikel,
makalah, kajian teori dan lain-lain. Membaca bukan berarti harus memusatkan perhatian agar
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau
artikel ilmiah (Rahardi, 2010: 20).
1. Mengenali tesis/ pernyataan masalah
2. Meringkas butir-butir penting
3. Memahami konsep-konsep penting (teori, pandangan ahli, dan hasil penelitian)
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
5. Menentukan sumber yang akan dikutip
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.
F. Latihan
1. Apa yang membedakan tulisan ilmiah dan tulisan populer?
2. Tulisan ilmiah dan tulisan populer memiliki persamaan. Tuliskanlah persamaan itu!
3. Dalam refleksi anda, apakah yang menjadikan penulisan karya ilmiah itu dirasakan sulit
bagi banyak orang? Adakah kaitan penulisan itu dengan kebiasaan membaca dari
penulisnya? Jelaskan!
4. Apakah tulisan populer itu fiksi atau nonfiksi?
5. Bacalah sebuah karya ilmiah kemudian buatlah ringkasan dari tulisan tersebut!
H. Rangkuman
1. Tulisan ilmiah (karya ilmiah) merupakan tulisan yang berisi tentang pemaparan atau
penyajian tentang suatu topik pembahasan secara ilmiah oleh seorang penulis.
2. Pada dasarnya tulisan terbagi atas tiga jenis yaitu: (1) tulisan ilmiah, (2) tulisan populer
atau tulisan semi ilmiah, dan (3) tulisan non-ilmiah. Yang tergolong dalam tulisan ilmiah
antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Tulisan populer atau tulisan semi
ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, dan reportase. Tulisan non-ilmiah
mencakup anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
3. Prinsip penulisan ilmiah yaitu, objektif, prosedur, dan rasional.
I. Tes Formatif
Latar belakang karya ilmiah yang tepat berdasarkan identifikasi masalah tersebut
adalah.....
a. Koperasi adalah kumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Mereka
berkumpul untuk berusaha dengan tujuan kemakmuran bersama, terutama bagi
anggota koperasi.
b. Koperasi sudah marak di mana-mana, terutama di kota besar, karena koperasi itu
mudah berkumpul untuk mencapai kesejahtraan yang sama bagi anggota koperasi.
c. Dalam dunia perekonomian di masyarakat koperasi sangat dominan, terutama di
daerah pedesaaan. Koperasi sangat dekat dengan kehidupan petani. Berdasarkan hal
tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana peran koperasi terhadap peningkatan
ekonomi petani.
d. Penulis tertarik meneliti koperasi karena orangtua penulis adalah ketua koperasi di
tempat kami tinggal. Tentunya hal tersebut akan mempermudah kami mengerjakan
karya tulis ini.
e. Koperasi dapat meningkatkan peran ekonomi para petani di pedesaan.
3. Topik karya tulis: pemuda sebagai calon pemimpin pemerintahan masa depan.
Permasalahan yang sesuai dengan topik karya tulis tersebut adalah . . . .
a. Apa yang harus dimiliki pemuda demi masa depan pemerintah?
b. Bagaimanakah menjadi pemimpin pemerintahan?
c. Pemuda dari daerah mana yang pantas jadi pemimpin masa depan?
d. Pemuda yang bagaimanakah yang mampu memimpin pemerintahan masa depan?
e. Usia berapakah pemuda bisa menjadi pemimpin?
J. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
Contoh di atas merupakan salah satu dari tulisan ilmiah populer mengenai globalisasi dan
budaya. Isi artikel tersebut sangat mudah dipahami oleh masyarakat umum karena
menggunakan bahasa sehari-hari bukan bahasa ilmiah. Oleh karena itu, kita sendiri dapat
mengambil inti bacaan tersebut dengan mudah.
F. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian tulisan populer beserta contohnya?
2. Apakah tulisan populer itu fiksi atau nonfiksi?
3. Apakah Perbedaan antara penulisan populer dengan artikel ilmiah?
4. Bagaimanakah cara menulis tulisan populer yang baik?
5. Buatlah kesimpulan berupa satu buah paragraf berdasarkan isi artikel tentang “ Globalisasi
dan Budaya” pada contoh tulisan populer”
H. Rangkuman
1. Tulisan populer merupakan sebuah tulisan atau rubrik informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bersifat ilmiah tetapi dikemas dengan cara penuturan yang mudah
dimengerti.
2. Tulisan populer atau tulisan semi ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, dan
reportase.
3. Karakteristik tulisan populer, yaitu; (1) tulisan populer merupakan tulisan yang dibaca oleh
orang-orang awam, masyarakat biasa, dan orang-orang profesional di bidang lain (2)
Penulis populer hanya hanya mencantumkan nama saja sebagai data identitasnya tanpa
menyertakan informasi lainnya (3) tulisan populer ditulis dengan gaya informal, anekdot,
personal, dan menghibur.
I. Tes Formatif
1. Jumlah angkatan kerja yang meningkat setiap tahun merupakan keuntungan sekaligus
sebagai tantangan bagi pemerintah dan bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Menurut pendapat para ahli bahwa manusia sebagai sumber
potensial merupakan salah satu modal dasar pembangunan, yaitu sebagai motor penggerak
dalam mekanisme kerja dalam proses produksi, serta sebagai sasaran dan hasil produksi
itu sendiri.
Opini (pendapat) yang terdapat dalam paragraf diatas adalah …
a. Jumlah angkatan kerja yang meningkat.
a. Penderita kelainan katup jantung lega dengan ditemukannya katup jantung dengan katup
biologis yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri.
c. Penderita penyakit jantung lega dengan ditemukannya bedah katup jantung biologis
yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri yang terbukti dapat menekan
kematian. Penemunya Carlos Mg Duran dari AS.
d. Pakar bedah jantung dari AS memperkenalkan bedah jantung dengan dengan teknik
katup biologis yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri di RS Jantung
Harapan Kita, Jakarta.
I. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
Alex dan Achmad HP. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nuriadi. 2008. Teknik Jitu menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruddell, M.P. 2005. Teaching content reading and writing. USA: Wiley.
Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra Wacana Media
Subadiyono. 2011. Peningkatan Pemahaman Bacaan dengan Menggunakan Pendekatan
Interaktif. Yogyakarta: Pohon Cemara.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UNM
Wahyuni, Sri dan Abdul Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Malang:
Refika Aditama
Widjono, HS. 2005. Bahasa Indonesia Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
BERBICARA AKADEMIK
STANDAR KOMPETENSI
TUJUAN:
Selamat belajar Saudara pada Modul 4 Bahasa Indonesia ini. Pada modul ini akan
dipaparkan beberapa jenis kemampuan berbicara akademik yang lazim dilakukan dalam
kegiatan perkuliahan. Pada hakikatnya berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berbicara ini tidak dapat
dikuasai oleh pesesrta didik secara otomatis tetapi perlu latihan yang terus-menerus.
Berbicara dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu berbicara untuk situasi formal dan
berbicara untuk situasi santai. Berbicara dalam situasi yang santai tidak ditentukan oleh
aturan-aturan yang mengatur. Berbicara dalam kondisi ini lebih ditekankan pada kemampuan
berbahasa seseorang yang dapat dipahami oleh lawan bicara atau audiensnya. Sementara
B. Tujuan Presentasi
Menurut Wijayanti (2013:233), presentasi ilmiah mempunyai beberapa tujuan antara lain.
1. Memberikan informasi
Presentasi yang bertujuan memberikan informasi dilakukan ketika peserta belum
mengenal topik yang dibahas. Presentasi jenis ini biasanya banyak memberikan fakta
dan data agar peserta memahami apa yang akan terjadi. Presentasi jenis ini banyak
dilakukan oleh dosen atau guru dalam memberikan materi pembelajaran.
2. Mengharapkan masukan
Presentasi ini bertujuan mendapatkan masukan atas materi yang dibentangkan. Dari
masukan yang diperoleh dari peserta, penyaji dapat menindaklanjutinya dengan
melakukan tindakan atau menyempurnakan materinya untuk ditindaklanjuti ke suatu
media cetak ilmiah.
3. Mempengaruhi atau membujuk orang lain
Presentasi ini bertujuan untuk mempengaruhi peserta/ orang lain, memiliki call to
action, yaitu apa yang dilakukan oleh peserta setelah selesai mendengarkan presentasi.
Presentasi ini biasa digunakan untuk perusahaan dalam memasarkan produknya,
asuransi, atau ajakan bergabung komunitas tertentu.
D. Kiat-kiat Presentasi
Agar presentasi menarik dan berjalan lancar, Anda harus memahami beberapa kiat dalam
presentasi. Wijayanti (2013:237) menyatakan beberapa kiat dalam berpresentasi, yaitu:
1. Menarik perhatian dan minat peserta
Kunci ketertarikan peserta adalah pada topik dan penyaji. Pilihlah topik yang penting,
mendesak, dan menarik perhatian. Meskipun topik menarik, jika tidak disajikan secara
menarik, tentunya akan mengecewakan bagi peserta. Ketertarikan para peserta juga
dapat dibangun dengan menggunakan multimedia yang disajikan secara berbeda.
2. Menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas
Untuk menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas, disamping
penyaji harus mendalami materi, juga harus mampu menyampaikan materi secara
sistematis, singkat, dan padat.
3. Untuk menjaga etika saat tampil
Untuk menjaga etika, usahakan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyinggung
perasaan orang lain. Ada beberapa etika dalam berbicara khususnya dalam presentasi.
E. Tahap-tahap Presentasi
Ada beberapa tahapan dalam presentasi yang harus Anda perhatikan, diantaranya.
1. Mempersiapkan materi
Tahap ini dimulai dengan membaca berbagai sumber untuk menambah wawasan
tentang materi yang akan dipresentasikan. Langkah berikutnya dapat disusun pula
materi tersebut ke dalam bentuk slide power point dengan tampilan semenarik
mungkin.
2. Melaksanakan presentasi
Dalam pelaksanaan presentasi perlu diperhatikan hal-hal berikut (1) bersikap
tenanng, (2) sisipkan humor, (3) libatkan peserta, (4) gunakan bahasa yang mudah
dipahami, (5) berbicaralah dengan tenang dan santun, dan (6) perhitungkan waktu
presentasi dan waktu diskusi.
3. Mengevaluasi presentasi
Evaluasi materi presentasi yang baru saja dilakukan sangat baik untuk mengetahui
kekurangan presentasi. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
F. Teknik-teknik Presentasi
Presentasi perlu perencanaan yang jelas dan strategis. Selain Anda harus mengetahui siapa
saja peserta, mempersiapkan media dan materi, perlu juga memiliki teknik presentasi yang
tepat sesuai dengan materi. Ada tiga teknik umum yang digunakan dalam presentasi menurut
Wijayanti(2013:246), yaitu.
1. Teknik menghafal
Teknik digunakan pemateri dengan cara menghafal urutan materi, bahkan kata demi
kata yang akan disampaikan tanpa menggunakan catatan.
2. Teknik membaca
Materi presentasi disiapkan untuk dibaca. Teknik ini dapat dilakukan jika materi
kompleks dan teknis, tetapi lebih baik jika tidak dibaca secara keseluruhan. Teknik ini
juga harus mengkombinasikan dengan aspek-aspek lainmya agar presentasi tetap
menarik.
3. Teknik kerangka
Teknik ini paling efektif karena penyaji tampil hanya dengan catatan mengenai
pokok-pokok pikiran dari presentasinya. Penyaji mengembangkan sendiri pokok-
pokok tersebut dalam uraian yang jelas dengan tetap menjaga kontak mata dengan
audiens.
H. Latihan
Kerjakan perintah berikut ini dengan benar!
1. Tuliskan definisi berbicara untuk presentasi!
2. Tuliskan tiga tahap-tahap dalam presentasi!
3. Tuliskan beberapa aspek nonverbal yang perlu diperhatikan dalam presentasi!
4. Pilihlah salah satu topik berikut, kemudian buatlah presentasi penyajiannya dengan
menggunakan media power point. Perhatikanlah hal-hal apa saja yang harus
diutamakan dalam berpresentasi!
a. Swasembada pangan
b. Kontroversi impor daging
c. Penerapan kurikulum 2013
5. Pada latihan ini, saudara diminta untuk melaksanakan diskusi kelas. Perhatikanlah
rubrik penilaian latihan ini dengan melihat rubrik penilaian di atas tentang berbicara
untuk presentasi. Catatan yang harus diperhatikan dalam latihan ini adalah
kekompakan Saudara dalam satu tim!
J. Rangkuman
1. Berbicara dalam presentasi adalah sebuah kegiatan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kepada orang lain dengan menyajikan alat bantu perupa slide power point
yang biasa dilakukan dalam pembelajaran di kelas atau dalam seminar dan rapat
kerja.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata cara berpresentasi adalah:
a. Penyaji harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai
K. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang telah disediakan!
1. Berbicara akademik adalah berbicara yang dilakukan pada hal dan lingkungan yang
bersifat akademik atau ilmiah, kecuali…
a. Seminar
b. Presentasi makalah di kelas
c. Simposium
d. MC ulang tahun
e. Diskusi panel
2. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam berpresentasi. Teknik yang paling efektif
adalah…
a. Teknik menghafal
b. Teknik membaca
c. Teknik membaca dan menghafal
d. Teknik spontanitas
e. Teknik mencatat
3. Berikut ini merupakan jenis-jenis bahasa tubuh yang harus dihindari dalam
berpresentasi, kecuali…
a. Menjaga pandangan mata ke audiens
b. Posisi tubuh diam pada satu titik
c. Menciptakan humor yang berlebihan
L. Patokan Penilaian
Setelah melaksanakan tes formatif, Saudara dapat menghitung tingkat kemampuan atau
penguasaan Saudara dengan rumus berikut.
F. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Tuliskan bagian-bagian yang menjadi pelaksana dalam seminar!
2. Tuliskan 3 (tiga) tujuan diadakannya seminar bagi mahasiswa!
3. Tuliskan kriteria-kriteria menjadi penyaji yang baik dan efektif!
4. Buatlah kelompok di kelas Saudara dengan masing-masing lima orang! Bagilah tugas
kepada rekan-rekan Saudara, serta ilustrasikan seolah-olah Saudara sedang
melaksanakan seminar! Gunakanlah makalah yang sudah Saudara buat pada modul
sebelumnya dan sajikan di depan kelas!
5. Hadirilah seminar atau konferensi. Berilah kritik dan saran atas salah satu penyaji
dalam seminar atau konferensi tersebut. Amati pula sikap peserta yang hadir dan
sikap moderator.
I. Tes Formatif
Jawablah pertnyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih jawaban A, B, C, D, atau E
yang menurut Saudara paling benar!
1. Seminar dapat juga didefinisikan sebagai…
a. Percakapan biasa
b. Percakapan terpimpin
c. Percakapan nonformal
d. Percakapan nonilmiah
e. Tidak ada yang benar
2. Berikut ini adalah unsur manusia dalam seminar, kecuali…
a. Moderator
b. Notulis
c. Pembicara atau pemateri
d. Slide presentasi
e. Peserta
J. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
< 59 = kurang
E. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif yang harus dilatih secara
terus-menerus. Tuliskan apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut!
2. Tuliskan definisi public speaking!
3. Tuliskan tujuan dari pentingnya melakukan analisis pendengar!
4. Tuliskan hal-hal apa sajakah yang dapat dianalisis dari situasi pendengar!
5. Pilihlah salah satu topik berikut kemudian lakukanlah analisis pendengar.
Umpamakan saja Saudara yang menjadi pembicara dalam forum tersebut!
a. Pengaruh televisi terhadap pendidikan
b. Pentingnya asuransi pendidikan anak
G. Rangkuman
1. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif yang harus dilatih secara
intensif dan terus-menerus agar semakin baik tingkat kemampuannya
2. Aspek bahasa yang perlu diperhatikan oleh pembicara dalam forum resmi antara lain:
a. Menggunakan ragam bahasa resmi/baku
b. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan pendengar
c. Tidak menggunakan bahasa yang menyinggung orang lain
d. Menggunakan bahasa yang efektif
e. Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas
f. Memperhatikan pesan atau informasi yang benar kepada pendengar
3. Hal-hal yang perlu dianalisis dari pendengar adalah:
a. Data umum pendengar: jumlah pendengar, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan latar belakang sosial politiknya.
b. Data khusus: pengetahuan pendengar tentang topik, minat dan keinginan
pendengar, serta sikap pendengar.
I. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏
Damayanti. 2013. 1 Jam Mahir Public Speaking untuk Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pinang
Merah.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi
Sirait, Charles Bonar. 2012. Public Speaking for Teacher. Jakarta: Grasindo
Uno, Hamzah B dan Satria Koni. 2012. Asessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wang, Efendy & Karen Young. 2011. True Power of Communication. Jakarta: RAS.