Anda di halaman 1dari 116

MODUL 1

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat memahami sejarah bahasa


Indonesia, kedudukan bahasa Indonesia, serta dapat memahami fungsi-fungsi bahasa
Indonesia.

Tujuan:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah bahasa Indonesia


2. Mahasiswa mampu menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara
4. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi bahasa Indonesia.

PENDAHULUAN

Pembahasan pada modul pertama ini adalah tentang kedudukan bahasa Indonesia. Materi
ini terbagi atas beberapa subbahasan, yakni (1) sejarah bahasa Indonesia, (2) bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara, (3) bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan, (4) bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan (5) bahasa indonesia
sebagai bahasa dalam pembangunan.
Dengan materi ini, Saudara diharapkan dapat menjelaskan tentang sejarah bahasa
Indonesia dan beberapa kedudukan bahasa Indonesia. Melalui materi ini juga, Saudara
diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia dalam
kegiatan sehari-hari, baik di lingkungan kampus pada khususnya dan di masyarakat pada
umumnya.

Modul MPK Bahasa Indonesia 1


Saudara juga harus lebih berkonsentrasi pada kegiatan latihan di modul ini. Dengan
kegiatan latihan, pemahaman dan kemampuan Saudara tentang materi ini akan lebih
mendalam. Di samping itu pula, ada rangkuman yang akan membantu saudara dalam
memahami isi bacaan ini secara garis besarnya.
Untuk mengukur kemampuan Saudara, disediakan lembar tes formatif yang merangkum
beberapa pertanyaan. Silahkan Saudara koreksi jawabannya dengan mencocokkan pada kunci
jawaban yang tersedia. Selamat belajar

Modul MPK Bahasa Indonesia 2


KEGIATAN BELAJAR 1

SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

A. Sejarah Bahasa Indonesia


Berbicara tentang sejarah bahasa Indonesia, mau tidak mau kita harus membicarakan
bahasa Melayu sebagai sumber (akar) bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu Riau yang merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini telah
digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) di wilayah nusantara sejak berabad-
abad yang lalu. Bahasa ini dikukuhkan menjadi bahasa persatuan pada peristiwa Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Ikrar Sumpah Pemuda tersebut berisi tentang kesepakatan
dan janji untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Bahasa melayu mulai digunakan sebagai alat komunikasi sebagaimana terbukti dari
berbagai prasasti kuno yang ditemukan. Prasasti-prasasti tersebut antara lain:
1. Prasasti kedukan bukit di Palembang, tahun 683
2. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684
3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686
4. Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kapupaten Merangin, Jambi, tahun 688
5. Prasasti Gandasuli di Jawa Tengah, tahun 832
6. Prasasti Bogor di Bogor, tahun 942. (Halim dikutip Arifin dan Tasai, 2010:5).
Nama bahasa Indonesia diresmikan pada peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Naskah putusan kongres pemuda itu berisi tiga butir kebulatan tekad sebagai
berikut.
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air
Indonesia
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

Modul MPK Bahasa Indonesia 3


Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda resmilah bahasa Melayu yang sudah dipakai di
kerajaan Sriwijaya sejak pertengahan abad VII itu menjadi bahasa indonesia. (Arifin dan
Tasai, 2010:7).

Ada beberapa alasan mengapa bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai bahasa persatuan.
Alasan-alasan tersebut adalah: (1) bahasa Melayu telah tersebar luas di nusantara, (2) bahasa
Melayu diterima luas oleh semua suku di Indonesia, (3) bahasa Melayu tidak mengenal
tingkatan dalam penggunaannya, dan (4) bahasa Melayu bersifat reseptif artinya mudah
menerima masukan dari bahasa lain (Rahayu, 2007:8).

Beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia di


antaranyasebagai berikut.
1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen.
2. Pada tahun 1908 pemerintah sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi
nama Commssie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
3. Pada 28 Oktober 1928 pada momentum sumpah pemuda.
4. Pada tahun 1933 berdirinya angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru.
5. Pada tanggal 25—28 juni 1938 dilaksanakan kongres Bahasa Indonesia I di Solo.
6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 (salah
satunya pasal 36 yang berisi tentang bahasa negara adalah bahasa Indonesia).
7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai
pengganti Ejaan Van Ophuijsen.
8. Kongres bahasa Indonesia II diselenggarakan di Medan pada tahun 1954.
9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 presiden Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan
Bahasa Indonesia Yang disempurnakan (EYD).
10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengesahkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
11. Kongres bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada 28 Oktober—2
November 1978.
12. Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta.

Modul MPK Bahasa Indonesia 4


13. Kongres bahasa Indonesia V diselenggarakan di Jakarta 28 Oktober—3 November
1988.
14. Kongres bahasa Indonesia VI diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1993.
15. Kongres bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada
tahun 1998.
16. Kongres bahasa Indonesia VIII diselenggaraklan di Jakarta pada tanggal 14—17
Oktober 2003.
17. Kongres IX bahasa Indonesia di Jakarta pada tanggal 28 Oktober—1 November
2008.
18. Kongres X bahasa Indonesia di Jakarta pada tanggal 28 Oktober—31 Oktober
2013 (Arifin dan Tasai, 2010:8-11).

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional berdasarkan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Kedua, bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36 yang
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai:
1. lambang kebanggaan bangsa
2. lambang identitas nasional
3. alat perhubungan
4. alat pemersatu bangsa
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara juga memiliki beberapa fungsi,
di antaranya sebagai:
1. bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan
3. sebagai bahasa penghubung tingkat nasional dan untuk perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintah
4. bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu dan teknologi,
serta seni (Undang-Undang Bahasa, Nomor 24 tahun 2009).

Modul MPK Bahasa Indonesia 5


C. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional sejak peristiwa Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Dengan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang
terdiri dari berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah berbagai
bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya (Alex
dan Achmad, 2011:19).
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-
nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai
realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa
rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
2. Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas
seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus
menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya
dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu
dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia,
bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa
bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan
adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan

Modul MPK Bahasa Indonesia 6


nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-
masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit
pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa
Indonesia.
4. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat
berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan
seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

D. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa negara. Hal itu telah
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
digunakan dalam segala aktivitas kenegaraan, seperti upacara, peristiwa kenegaraan,
dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah, dan sebagainya (Alex
dan Achmad, 2011:16).
Pemerintah juga mengatur bahasa Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang negara, serta Lagu Kebangsaan. Undang-
Undang ini dibuat dengan tujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, menjaga
kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa, dan menciptakan ketertiban, kepastian,
dan standarisasi penggunaan bahasa Indonesia. Pengaturan bahasa Indonesia dalam Undang-
Undang ini dijabarkan pada Bab III pasal 25 – 45.
Selain sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa resmi.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa
komunikasi timbal balik anatara pemerintah dan masyarakatnya. Bahasa Indonesia juga
dijadikan sebagai alat hubungan formal pemerintahan dan kegiatan-kegiatan formal lainnya
seperti surat-menyurat, lokakarya, seminar pemerintahan, dan lainnya.

Modul MPK Bahasa Indonesia 7


Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945.
Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta
kegiatan kenegaraan.
2. Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk
memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media
cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa.
Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
4. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia
yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar
jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui
buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media
cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai
hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat

Modul MPK Bahasa Indonesia 8


lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Seiring dengan
kemajuan zaman, bahasa Indonesia dijadikan pula sebagai bahasa ilmu. Artinya,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan Iptek
dan pemanfaatannya bagi pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Semua karya tulis atau buku-buku teks yang berisi tentang
teknologi disusun dengan menggunakan bahasa Indonesia (Alex dan Achmad,
2011:20).

D. Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Jelaskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia!


2. Tuliskan alasan mengapa bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa persatuan sejak
peristiwa sumpah pemuda!
3. Tuliskan landasan hukum yang mengatur tentang penggunaan bahasa Indonesia!
4. Tuliskan penjelasan tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni!
5. Bagaimana pendapat Anda tentang kalimat Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia?

E. Petunjuk Jawaban Latihan


1. Ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional berdasarkan sumpah pemuda, 28 Oktober 1928. Kedua, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945, pasal 36 yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
lambang kebanggaan kebangsaan (2) lambang identitas nasional (3) alat perhubungan
antarwarga, anatardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda ke dalam
kesatuan kebangsaan Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara bahasa

Modul MPK Bahasa Indonesia 9


Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan (2) bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan pembangunan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Alasan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan (bahasa Indonesia) adalah: (1)
bahasa Melayu telah tersebar luas di nusantara, (2) bahasa Melayu diterima luas oleh
semua oleh semua suku di Indonesia, (3) bahasa Melayu bersifat reseptif artinya mudah
menerima masukan dari bahasa lain.
3. Landasan hukum tentang bahasa Indonesia adalah Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928),
Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36, dan Undang-Undang No. 24 tahun 2009.
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; artinya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan untuk semua mata kuliah/
mata pelajaran pada setiap jenjang pendidikan.
5. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita
bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

F. Rangkuman
1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau yang diresmikan menjadi bahasa
persatuan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
2. Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa negara, artinya bahasa Indonesia
digunakan dalam berbagai acara kenegaraan.
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diharapkan dapat menjadi pemersatu di
antara berbagai bahasa daerah dan etnis-etnis di seluruh nusantara.
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, artinya
bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa dalam literatur dan buku-buku yang
beredar di nusantara. Di samping itu, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pengantar pendidikan di seluruh instansi pendidikan di Indonesia.
5. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa dalam pembangunan, artinya dengan
bahasa Indonesia, seluruh elemen negara dapat membangun di segala aspek
kehidupan melalui bahasa.

Modul MPK Bahasa Indonesia 10


G. Tes Formatif

Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa ….
a. Jawa
b. Melayu Riau
c. Sunda
d. Bugis
e. Betawi
2. Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan pada peristiwa ….
a. Sumpah Pemuda
b. Kebangkitan Nasional
c. Proklamasi
d. Kesaktian Pancasila
e. Perundingan Meja Bundar
3. Sumpah Pemuda sebagai tonggak lahirnya bahasa persatuan diperingati setiap
tanggal .…
a. 26 Oktober
b. 27 Oktober
c. 28 Oktober
d. 29 Oktober
e. 30 Oktober
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar
1945 pada Bab XV pasal ….
a. 32
b. 33
c. 34
d. 35
e. 36
5. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni yang
berarti ….
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan

Modul MPK Bahasa Indonesia 11


b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib bagi warga asing yang bekerja di
Indonesia
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan internasional
d. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam diskusi di luar negeri
e. Bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib bagi budaya dan seni negara lain di
Indonesia
6. Makna dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berarti Bahasa Indonesia ….
a. Sebagai bahasa pengantar bagi pergaulan antarsuku
b. Sebagai bahasa wajib di semua universitas
c. Sebagai bahasa dalam kegiatan kenegaraan
d. Sebagai bahasa dalam pagelaran seni
e. Sebagai bahasa dalam ritual keagamaan
7. Bahasa Indonesia diharapkan menjadi penghubung dan jembatan antar suku bangsa
di Indonesia dalam berkomunikasi. Kedudukan bahasa Indonesia yang dimaksudkan
pada pernyataan tersebut adalah .…
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
c. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
d. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pembangunan
e. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
8. Bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian
bersama-sama dengan mata kuliah .…
a. Pendidikan Kewarganegaraan dan matematika
b. Matematika dan bahasa Inggris
c. Pendidikan Kewarganegaraan dan bahasa Inggris
d. Pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan Agama
e. Pendidikan Agama dan Matematika
9. Sudah lama bahasa Melayu Riau dijadikan sebagai Lingua franca. Artinya .…
a. Bahasa ibu
b. Bahasa kerajaan Melayu
c. Bahasa yang paling tua

Modul MPK Bahasa Indonesia 12


d. Bahasa perdangangan dan perhubungan
e. Bahasa di pulau Jawa
10. Sumpah Pemuda dilangsungkan pada tanggal ….
a. 27 Oktober 1928
b. 28 Oktober 1928
c. 29 Oktober 1928
d. 28 September 1928
e. 5 Oktober 1928

H. Patokan Penilaian
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100 %
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Tingkat penguasaan Saudara dapat dideskripsikan dengan kriteria berikut:

80% - 100% = baik sekali

70% - 79% = baik

60% - 69% = cukup

< 59 % = kurang

I. Kunci Jawaban

1. B
2. A
3. C
4. E
5. A
6. C
7. B
8. D
9. B
10. D

Modul MPK Bahasa Indonesia 13


J. Daftar Pustaka

Alex dan Achmad H.P. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.

Dikti. 2006. Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan


Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Matakuliah


Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,


dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. 2009. Jakarta.

Modul MPK Bahasa Indonesia 14


MODUL 2

MENULIS AKADEMIK

STANDAR KOMPETENSI

Setelah mempelajari modul 2 ini, mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman


yang benar mengenai pengertian menulis, menulis paragraf, menulis makalah, menulis
ringkasan, dan menulis kutipan dan daftar pustaka.

TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu menulis paragraf


2. Mahasiswa mampu menulis makalah
3. Mahasiswa mampu menulis kutipan dan daftar pustaka

PENDAHULUAN

Pada modul ini dibahas beberapa subbahasan tentang menulis akademik. Menulis
akademik merupakan kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada media dengan
menggunakan tulisan yang bersifat ilmiah. Menulis akademik ini mencakup menulis paragraf,
menulis makalah, menulis kutipan, dan menulis daftar pustaka.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan


kepada mahasiswa. Dengan materi ini diharapkan Saudara dapat menemukan kesalahan
struktur kalimat, kesalahan pembentukan kata, kesalahan penulisan, kesalahan ejaan, dan
kesalahan koherensi paragraf. Setelah itu, Saudara dapat memperbaiki dan mampu menulis
dengan sistematika yang benar.

Modul 2 ini berisi 4 subbahasan. Subbahasan tersebut meliputi menulis paragraf,


menulis makalah, menulis kutipan, dan menulis daftar pustaka. Materi-materi tersebut
diberikan kepada Saudara dengan tujuan dapat mempermudah dan menunjang kegiatan
perkuliahan.
Modul MPK Bahasa Indonesia 15
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai

mahasiswa. Menulis akademik merupakan hal yang penting dalam kegiatan perkuliahan.

Berbagai tugas perkuliahan seperti menulis resensi, menulis ringkasan, makalah, artikel,

laporan ilmiah menuntut mahasiswa terampil menulis.

Menulis akademik adalah jenis menulis yang dilakukan dalam dunia pendidikan baik

di sekolah maupun di universitas. Menurut Alex (2011:106) hakikat menulis adalah sebuah

kegiatan menciptakan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

Menulis akademik merupakan sebuah proses yang tidak bisa digolongkan ke dalam

kegiatan sederhana. Proses menulis jenis ini pada hakikatnya merupakan kegiatan yang

bersifat kompleks/rumit. Menulis dilakukan dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan,

tahap penulisan, dan tahap revisi (Rahayu, 2007:136). Senada dengan pendapat di atas,

Oshima dan Ann Hogue (1999:3—12) juga menyatakan beberapa langkah-langkah dalam

menulis, meliputi: (1) pramenulis, (2) perencanaan, (3) menulis, (4) merevisi, (5) menulis

ulang, dan (6) menulis hasil revisi yang sudah final.

Modul MPK Bahasa Indonesia 16


KEGIATAN BELAJAR 1

MENULIS PARAGRAF

A. Definisi Paragraf

Dalam bahasa Indonesia istilah paragraf sama artinya dengan alinea. Paragraf
merupakan satuan bahasa yang terdiri dari penggabungan beberapa kalimat. Ramlan (1993:1)
mengartikan paragraf sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya. Menurut Arifin dan Tasai (2004:113) paragraf adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam gagasan atau topik
tersebut. Selanjutnya Rahayu (2007:97) menyatakan bahwa paragraf adalah unit keterampilan
berbahasa taraf komposisi, yaitu kumpulan beberapa kalimat yang secara bersama-sama
mendukung satu kesatuan pikiran.
Pada kenyataannya kita sering menemukan sebuah paragraf yang hanya terdiri dari satu
kalimat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sebuah paragraf dapat berupa satu kalimat
sebagai paragraf pendek dan juga terdiri dari sepuluh kalimat sebagai paragraf yang panjang.
Banyaknya kalimat dalam satu paragraf itu tidak penting. Yang utama adalah sebuah paragraf
itu dapat mengembangkan ide pokok secara jelas.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tuggal paragraf. Sebuah paragraf yang tidak baik atau
terlalu panjang perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh paragraf berikut ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua
macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah
yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah.

Modul MPK Bahasa Indonesia 17


Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk,
umpamanya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.

B. Struktur Paragraf
Pada dasarnya, sebuah paragraf mempunyai satu kalimat topik dan atau beberapa kalimat
penjelas. Pada beberapa paragraf, ada yang menambahkan dengan sebuah kalimat
kesimpulan. Secara lebih jelas, perhatikan penjabaran berikut.
1. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok dalam satu paragraf.
Kalimat topik harus memiliki sebuah topik dan ide pengontrol. Ide pengontrol
merupakan batasan-batasan yang dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan
sebuah paragraf. Artinya penjelasan yang dikemukakan pada kalimat-kalimat
selanjutnya (kalimat penjelas) tidak boleh menyimpang dari ide pengontrolnya
(Oshima dan Ann Hogue, 2006:3).
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat topik:
a. Kalimat topik adalah kalimat yang lengkap dan berdiri sendiri
b. Terdiri dari dua bagian, topik dan ide pengontrol
c. Kalimat topik merupakan persyaratan umum dan tidak memberikan persyaratan
yang spesifik.
Perhatikan contoh kalimat topik berikut.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua
macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Keterangan:
Garis bawah : topik
Cetak miring : ide pengontrol
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas atau pendukung bertujuan mengembangkan topik. Kalimat ini
memberikan penjelasan atau pembuktian kalimat topik dengan mengajukan informasi
lebih tentang apa yang dibahas pada kalimat topik.

Modul MPK Bahasa Indonesia 18


Contoh
(a) Citra bisnis retail dipengaruhi oleh dua faktor. (b) Faktor pertama yang
membentuk dan mempengaruhi citra adalah komunikasi melalui media. (c)
Komunikasi tersebut membentuk citra karena kemampuannya dalam
mempengaruhi persepsi konsumen tentang bauran pemasaran suatu perusahaan. (d)
Faktor berikutnya adalah pengalaman konsumen, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dalam berhubungan dengan penyedia produk atau jasa. (e) Apabila
konsumen mendapatkan produk atau jasa, harga, dan kualitas yang memuaskan,
konsumen cenderung mempunyai persepsi yang positif terhadap organisasi
tersebut (Wijayanti, 2015:116).
Gagasan pokok: Faktor-faktor yang mempengaruhi citra bisnis retail.
Kalimat topik: Citra bisnis retail//diperngaruhi oleh dua faktor (kalimat a)
Gagasan penjelas: (1) komunikasi melalui media (kalimat b)
(2) pengalaman konsumen (kalimat d).

3. Kalimat Kesimpulan
Kalimat kesimpulan bertujuan memberikan isyarat tentang akhir paragraf dan
memberikan poin-poin penting yang harus diingat oleh pembaca. Hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni:
a. dengan meringkas poin-poin utama paragraf
b. dengan mengulang kalimat topik dengan kata-kata yang berbeda
Contoh:
Keluarga kami selalu tampak sibuk pada pagi hari. Ayah selalu mencuri waktu tiga
puluh menit untuk berlari pagi atau bersepeda keliling rumah. Ibu sebelum subuh
menyiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal untuk dibawa saya dan adik ke sekolah.
Saya dan adik pun bersiap-siap berangkat ke sekolah. Tepat pukul 06.00 semua
anggota keluarga, kecuali ibu, sudah meninggalkan rumah (Wijayanti, 2015:120).

Modul MPK Bahasa Indonesia 19


C. Syarat-Syarat Paragraf
Menurut Oshima dan Ann Hogue (2006:18—21), sebuah paragraf yang baik adalah
paragraf yang mampu menyampaikan pikiran dengan baik pula. Ada dua elemen penting
yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf yang baik, yaitu kesatuan dan kepaduan.
1. Kesatuan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
paragraf hanya membicarakan satu ide pokok/ satu topik mulai dari paragraf awal
hingga paragraf akhir. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang
menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf
tersebut terdapat lebih dari satu ide.
Perhatikan paragraf berikut.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum
menjadi guru saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-
sungguh. Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Melalui
perjuangannya, Obama berhasil menjadi Presiden Amerika yang Populer.
Amerika adalah Negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu
pengetahuan maju pesat. Semua bahasa yang dipelajari untuk kepentingan
politik Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di benak
saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di
Amerika.
Jika dibaca sekilas, tidak tampak adanya kesalahan dalam paragraf tersebut. Akan
tetapi, jika dibaca lebih mendalam akan terasa bahwa topik paragraf lebih dari satu.
Hal itu membuat pembaca sulit menangkap ide pokok atau ide utama paragraf.
Dalam paragraf tersebut, ada tiga ide yang potensial untuk dikembangkan, yaitu (1)
saya sebagai guru bahasa Indonesia, (2) Obama sebagai Presiden Amerika, dan (3)
Amerika adalah negara kaya. Oleh sebab itu, paragraf tersebut harus dipecah
menjadi tiga paragraf. Perhatikan perbaikan paragraf tersebut sebagai berikut.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara, termasuk Amerika.
Pernah terlintas dibenak saya, suatu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru
bahasa Indonesia di Amerika.

Modul MPK Bahasa Indonesia 20


Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Jabatan itu
diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Obama termasuk Presiden Amerika
Amerika adalah Negara kaya. Di amerika, perkembangan ilmu pengetahuan
maju pesat. Di sana semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari
untuk kepentingan politik Amerika.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan atau koherensi dalam sebuah paragraf akan terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus dan lancar serta logis. Untuk itu, cara repetisi, kata ganti, dan kata
sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan untuk memadukan sebuah
paragraf. Berikut contoh paragraf yang dibentuk dengan repetisi.
Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia adalah Presiden
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat dipilih menjadi presiden
walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan
nyaris buta. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini di awal masa jabatan terlalu
sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas dari
lawan politiknya. Kiyai dari Jawa Timur ini juga sering mengeluarkan perkataan
yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, mantan ketua PBNU ini sering
diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, suami Sinta Nuriah ini
tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.

D. Jenis-Jenis Paragraf
Ada beberapa jenis paragraf secara umum. Berikut pengelompokkan paragraf agar
Saudara dapat memahaminya secar cepat dan tepat.
1. Paragraf berdasarkan letak kalimat topik
a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
awal paragraf
b. Paragraf induktif adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
akhir paragraf
c. Paragraf campuran adalah paragraf yang mempunyai kalimat topik yang terletak di
awal dan akhir paragraf

Modul MPK Bahasa Indonesia 21


d. Paragraf tersirat adalah paragraf yang berisi semua kalimat topik. Paragraf ini
biasanya banyak digunakan pada karangan narasi (Wijayanti, 2015:127).
2. Paragraf berdasarkan letaknya dalam sebuah karangan
a. Paragraf pembuka adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk mengutarakan suatu
aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
b. Paragraf pengembang adalah paragraf yang isinya bertujuan mengembangkan
pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam
paragraf pembuka.
c. Paragraf penutup adalah paragraf yang isinya simpulan bagian karangan (subbab,
bab) atau simpulan seluruh karangan (Wijayanti, 2015:127).
3. Paragraf berdasarkan tujuan penulisan
a. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang isinya membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung. Paragraf ini umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
b. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang isinya melukiskan atau menggambarkan
sesuatu dengan bahasa. Paragraf ini umumnya dipakai dalam karangan ilmiah
seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
c. Paragraf narasi adalah paragraf yang isinya menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita. Paragraf ini umumnya dipakai dalam karangan fiksi atau
nonilmiah seperti novel, dan cerpen.
d. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya memaparkan sesuatu fakta atau
kajian tertentu. Paragraf ini umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,
skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
e. Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi tentang ajakan atau rayuan kepada
pembaca dengan tujuan agar pembaca mengikuti apa yang disampaikan. Paragraf
ini banyak dipakai dalam penulisan surat kabar dan majalah. (Wijayanti, 2015:129-
131).

Modul MPK Bahasa Indonesia 22


E. Langkah-langkah Menulis Paragraf
Menurut Oshima dan Ann Hogue (1999:3—12), proses menulis akademik atau paragraf
terdiri atas 3 langkah, yaitu pramenulis, merencanakan (membuat kerangka), menulis dan
merevisi draf tulisan.
1. Pramenulis
a. Memilih dan menyempitkan topik
Langkah awal menulis paragraf dalam kegiatan pramenulis adalah memilih dan
menyempitkan topik.
b. Brainstorming
2. Menyusun kerangka tulisan
a. Membuat sub-subbagian
b. Menulis kalimat topik
c. Menyusun kerangka tulisan
3. Menulis dan merevisi draf
a. Menulis draf kasar
b. Merevisi isi dan pengorganisasian
c. Menulis draf final

Contoh Kerangka Paragraf

Gagasan Utama : alasan tertarik menjadi wartawan

Gagasan pendukung : 1. cita-cita sejak kecil

a. kagum kepada wartawan


2. senang meliput berita
a. ikut jurnalistik sejak SMA

Gagasan simpulan : menikmati profesi sebagai wartawan

Contoh paragraf

Saya mempunyai alasan tersendiri mengapa sekarang berprofesi sebagai wartawan


(kalimat topik). Pertama, saya memang bercita-cita menjadi wartawan (kalimat mayor).
Keinginan saya menjadi wartawan didorong oleh rasa kagum saya kepada para wartawan

Modul MPK Bahasa Indonesia 23


yang senantiasa gigih mencari berita siang dna malam dalam kondisi apapun (kalimat minor).
Kedua, saya senang mencari tahu sesuatu yang sedang menjadi topik pembicaraan (kalimat
mayor). Karena itulah saya selalu mengikuti pelatihan jurnalistik dan menjadi ketua redaksi
majalah sekolah sejak duduk di bangku SMA (kalimat minor). Di sanalah saya banyak belajar
menjadi seorang jurnalis (kalimat subminor). Kedua alasan itulah yang mengantarkan saya
menjadi wartawan dan sampai sekarang saya sangat menikmati pekerjaan itu (kalimat
simpulan).

F. Latihan
1. Perhatikanlah beberapa contoh kalimat topik berikut, tentukanlah yang merupakan
topik dan ide pengontrol!
a. Masalah utama bagi mahasiswa adalah tingginya biaya kuliah dan harga buku
b. Fitur canggih dalam ponsel ini adalah akses internet yang cepat dan kamera yang
beresolusi tinggi
2. Perbaikilah paragraf di bawah ini agar menjadi paragraf yang efektif!
Pasar tradisional akan hampir kehilangan pamor dibandingkan dengan pasar modern.
Orang-orang lebih memilih berbelanja di pasar modern yang lebih keren. Bagi anak
muda, pasar modern jadi teman mejeng. Di samping itu, meskipun harga-harga di
pasar tradisional memang tergolong murah dibanding pasar modern akan tetapi pasar
modern lebih bersih dan berkelas.
3. Bacalah paragraf berikut lalu tentukan letak kalimat topik!
Kemacetan lalu lintas selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya di
seminarkan dan berkali-kali pula masalahnya dirancang. Namun, keterbatasan-
keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan lalu lintas sebagai masalah yang pelik.
Pada waktu seminar itu berlangsung, penumpukan kendaraan terus terjadi. Hal ini
mengunndang keperihatinan kita karena masalah kemacetan lalulintas banyak
sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran udara dan suara. Selama
tingkah laku pengemudi, jumlah angkutan massal, dan penambahan ruas jalan itu
belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula kemacetan jadi masalah.

Modul MPK Bahasa Indonesia 24


4. Susunlah kalimat-kalimat berikut menjadi paragraf yang runtut dengan menuliskan
hurufnya saja!
a. Komputer juga dapat mengerjakan bermacam-macam pekerjaan yang jika
dikerjakan dengan tenaga manusia akan makan waktu lama.
b. Komputer adalah alat bantu manusia yang dapat mengerjakan bermacam-macam
pekerjaan.
c. Berbagai data dan fakta dapat disimpan di dalam komputer dan dapat dicari
kembali apabila diperlukan.
d. Di bagian komputer yang terkecil, yang disebut mikroprosesor yang berukuran
tidak lebih besar daripada jari kelingking manusia.
e. Sebenarnya mikroprosessor ini adalah komputer yang dapat diolah menjadi
berbagai jenis mesin.
5. Tuliskan sebuah paragraf yang lengkap dengan memperhatikan kalimat topik,
kalimat penjelas, dan kalimat penegas/kesimpulan dengan topik tentang komunikasi
sesuai dengan bidang yang Saudara kuasai!

G. Kunci Petunjuk Latihan


1. Bagian kalimat yang dicetak miring adalah topik, sedangkan yang digaris bawahi
adalah ide pengontrol.
a. Masalah utama bagi siswa adalah tingginya biaya kuliah dan harga buku
b. Fitur canggih dalam ponsel ini adalah akses internet yang cepat dan kamera
2. Pasar tradisional hampir kehilangan pamor dibandingkan dengan pasar modern.
Orang-orang lebih memilih berbelanja di pasar modern karena suasananya yang
tenang, tidak kepanasan dibandingkan dengan pasar tradisional yang bau dan becek
akibat hujan. Bagi anak muda, pasar modern menjadi tempat yang asyik untuk
bertemu teman. Di samping itu, meskipun harga-harga di pasar tradisional memang
tergolong murah, sekarang ini pasar modern memasang harga-harga yang tidak
berbeda dengan pasar tradisional.
3. Letak kalimat topik pada paragraf tersebut pada awal paragraf yaitu kemacetan
lalulintas selamanya selalu memusingkan.

Modul MPK Bahasa Indonesia 25


4. Urutan kalimat-kalimat tersebut sehingga menjadi paragraf yang runtut adalah b, a,
d, e, c.
5. Perhatikan contoh paragraf berikut sebagai acuan Saudara dalam menulis paragraf!
Virus di dalam komputer mirip dengan virus di dalam dunia medis. Virus komputer
merupakan sebuah program yang sengaja dibuat oleh programmer agar komputer
yang diserang terinfeksi. Efek yang ditimbulkan oleh virus ini bervariasi, dari
sekedar menampilkan pesan di layar komputer sampai merusak struktur komputer.
Bahkan, pada kasus yang lebih parah, virus dapat menghapus dokumen-dokumen
penting.

H. Rangkuman
1. Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membahas satu ide pokok.
2. Sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, bahkan ada juga yang
memiliki kalimat penegas.
3. Sebuah kalimat topik harus memiliki topik dan ide pengontrol.
4. Sebuah pargraf yang baik memiliki persyaratan adanya kesatuan (unity) dan kepaduan
(coherence).
5. Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat topik dibedakan atas paragraf deduktif,
induktif, campuran, dan tersirat.
6. Jenis paragraf berdasarkan fungsinya terdiri atas paragraf pembuka, pengembang, dan
penutup

I. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih jawaban A, B, C, D atau E
yang Saudara anggap paling benar!
1. Selama Mei 2010 ini Aremania mengumpulkan dana sumbangan. (2) Dana itu
digunakan untuk membeli bahan-bahan kebutuhan hidup, seperti beras, gula, teh,
kopi, mie instan, dan lain-lain. (3) Setelah itu, bahan-bahan tersebut mereka bagi-
bagikan ke berbagai panti asuhan. (4) Hal itu membuktikan, Aremania adalah
suporter yang memiliki kepedulian sosial.

Modul MPK Bahasa Indonesia 26


Gagasan utama paragraf diatas adalah . . .
a. (1)
b. (3)
c. (2)
d. (4)
e. (1) dan (4)
2. Kalimat persuasif yang tepat untuk melengkapi paragraf rumpang tersebut adalah . . .
a. Marilah kita beribadah dengan sekuat tenaga agar masa depan cerah.
b. Marilah kita menjauhi perbutan yang tidak benar dan tidak terpuji.
c. Marilah kita saling membantu, menyayangi, dan menghormati.
d. Marilah kita merenungkan perbuatan baik yang telah kita lakukan.
e. Marilah kita membersihkan harta dan pikiran yang kotor.
3. Cermatilah paragraf berikut!
Lembah Harau, di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat merupakan
jurang yang besar dengan diameter mencapai 400 meter. Di Harau ini banyak
keindahan yang memukau. Tebing-tebing granit menjulang tinggi dengan bentuknya
yang unik mengelilingi lembah. ... Dari mulai memasuki Lembah Harau, pengunjung
sudah menikmati tebing-tebing granit ini.
Kalimat deskripsi yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ....
a. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80-300 meter.
b. Sebagian pemanjat tebing dunia telah mengunjungi tempat ini untuk dipanjatnya.
c. Banyak orang membandingkan Lembah Harau yang indah dengan “Grand
Canyon”.
d. Pengunjung menikmati keindahan alamnya dalam udara yang sangat segar dan
bersih.
e. Tebing granit di Lembah Harau sudah lama menjadi daya tarik wisata Provinsi
Sumatra Barat.
4. Sebuah kalimat topik yang baik harus terbagi atas …
a. Adanya topik saja
b. Ide pengontrol saja

Modul MPK Bahasa Indonesia 27


c. Kesatuan dan kepaduan
d. Topik dan ide pengontrol
e. Tidak ada yang benar
5. Menyetir di jalan raya membutuhkan kemampuan dan kewaspadaan.
Ide pengontrol pada kalimat topik di atas adalah …
a. Menyetir
b. Di jalan raya
c. Membutuhkan
d. Kemampuan
e. Kemampuan dan kewaspadaan
6. Letak kalimat topik yang paling baik pada suatu paragraf adalah …
a. Pada awal paragraf
b. Pada akhir paragraf
c. Tengah paragraf
d. Tidak ada yang benar
e. Bebas
7. Sebuah paragraf harus memiliki kesatuan (unity), artinya …
a. Membahas satu pokok pikiran
b. Memiliki koheren
c. Menggunakan tanda-tanda transisi
d. Repetisi kata kunci
e. Penggunaan kata ganti
8. Antara kalimat dalam satu paragraf harus koheren, artinya …
a. Memiliki kepaduan
b. Memiliki kesamaan
c. Memiliki berbagai gagasan
d. Memiliki keserasian
e. Memiliki keseragaman
9. Berikut adalah jenis paragraf berdasarkan letak kalimat topiknya, kecuali paragraf …
a. Deskripsi
b. Induktif

Modul MPK Bahasa Indonesia 28


c. Deduktif
d. Campuran
e. Tersirat
10. Bendungan di Desa Jatirogo ini tidak ada duanya di Indonesia. Tubuh bendungan
tersebut dari bantalan karet berisi air. Tinggi permukaannya bisa diatur secara
fleksibel karena terbuat dari karet. Bila terjadi banjir, bantalan karet itu dikempiskan
dan air bah lancar mengalir ke laut. Sebaliknya, bila volume air sungai mengecil,
tubuh bendungan diisi penuh, sehingga tingginya mencapai 3 m. Sungai terbendung
dan airnya dimanfaatkan sebagai air minum dan irigasi. Pada saat yang sama, air
pasang dari laut akan terhambat dan tak mencemari sungai yang menjadi sumber
utama air tawar masyarakat di sekitar sungai.
Simpulan isi paragraf di atas adalah …
a. Bendungan dari bantalan karet dapat membendung sungai.
b. Bendungan dari bantalan karet sangat bermanfaat.
c. Bendungan dari bantalan karet dapat mengalirkan air.
d. Pemanfaatan air melalui bendungan bantalan karet.
e. Bendungan bantalan karet dapat diisi dengan air.

Modul MPK Bahasa Indonesia 29


KEGIATAN BELAJAR 2

MENULIS MAKALAH

A. Definisi Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup perkuliahan. Makalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan (Djuharie, 2001:68). Alex dan Achmad (2011:111) menyatakan makalah
merupakan karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan
yang akan disampaikan dalam forum resmi (seminar). Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan makalah adalah tulisan resmi tentang pokok yang dipresentasikan di muka
umum.
Ciri-ciri makalah adalah sebagai berikut:
1. Logis, artinya yang disajikan dalam makalah dapat dikaji, dibuktikan, dan diterima
secara akal sehat (rasio)
2. Objektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya
3. Sistematis, artinya yang disampaikan tersusun secara runtut dan berkesinambungan
4. Jelas, data yang tersaji dalam makalah (pendapat, keterangan, dan pandangan)
dikemukakan secara jelas dan tidak ambigu
5. Kebenaran dapat diuji, artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang
dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya (Alex dan
Achmad, 2011, 121-122).
Ada beberapa langkah dalam menulis makalah. Lngkah-langkah tersebut meliputi
persiapan (preparation), proses menulis (writing), dan perbaikan (editing).
Makalah terdiri atas makalah ilmiah sederhana dan makalah ilmiah lengkap. Sebuah
makalah sederhana terdiri dari judul, latar belakang, rumusan masalah, pembahasan,
kesimpulan, saran-saran, dan daftar pustaka sedangkan makalah ilmiah yang lengkap terdiri:
1. bagian awal yang terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar table
atau gambar
2. bagian tengah yang terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan
3. bagian akhir yang terdiri atas saran-saran dan daftar pustaka

Modul MPK Bahasa Indonesia 30


Pada kegiatan belajar 1 ini kita membahas tata cara penulisan makalah ilmiah
sederhana.

B. Kerangka Makalah Ilmiah Sederhana


Kerangka makalah ilmiah yang panjang terdiri atas tiga bagian utama: bagian awal,
bagian isi , dan bagian penutup (Universitas Negeri Malang, 2000: 50—55).

Bagian Awal

1. Halaman sampul
Poin-poin yang harus ada dalam halaman sampul adalah judul makalah, maksud
ditulisnya makalah, nama penulis, dan tempat serta waktu penulisan makalah. Judul
sebuah makalah harusnya bersifat informatif, lengkap, dan tidak terlalu panjang atau
terlalu pendek yaitu antara 5 sampai 15 kata. Sebuah judul juga harus memuat
variabel-variabel yang diteliti.
2. Daftar Isi
Daftar Isi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Tujuan
dari daftar isi ini, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian isi
dalam makalah.
3. Daftar tabel dan gambar (bila diperlukan)
Penulisan daftar tabel dan gambar dimaksudkan untuk memudahkan pembaca
menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Dalam hal ini, penulisan
identitas tabel dan gambar harus lengkap.

Bagian Isi

1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar belakang,
permasalahan, dan tujuanm makalah.
a. Latar belakang
Butir-butir yang harus ada dalam latar belakang adalah landasan teoretis ataupun
paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang
terpenting, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik

Modul MPK Bahasa Indonesia 31


yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah/topik itu memang
perlu atau layak untuk dibahas.
b. Permasalahan
Permasalahan adalah sesuatu yang akan dibahas dalam makalah. Permasalahan ini
sebenarnya merupakan hal yang pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan
makalah.
c. Tujuan penulisan
Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas
guru atau dosen, tetapi lebih mengarah pada apa yang akan dicapai dengan
penulisan makalah tersebut. Tujuan penulisan makalah ini memiliki dua fungsi:
bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah.
2. Teks Utama
Teks utama terdiri atas pembahasan topik-topik masalah. Bagian teks utama ini
bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Ada beberapa teknik yang
digunakan dalam merangakai bahan-bahan untuk membahas topik, yaitu;
a. Mulailah dari ide/hal yang bersifat sederhana atau khusus menuju hal yang
bersifat kompleks/umum
b. Gunakan teknik metapor, kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan perbandingan
c. Gunakan teknik diagram dan klasifikasi
d. Gunakan teknik pemberian contoh
3. Penutup
Bagian penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Penulisan bagian penutup
makalah dapat dilakukan dengan:
a. Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah diuraikan
b. Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah

Bagian Akhir

1. Daftar rujukan
Daftar rujukan atau bibliografi merupakan daftar yang berisi judul
buku/bahan-bahan penerbitan yang mempunyai hubungan dengan tulisan. Pada
dasarnya, unsur-unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi

Modul MPK Bahasa Indonesia 32


(1) nama penulis, ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah,
tanpa gelar akademik (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (dicetak
miring), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
2. Lampiran
Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam
proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data ataupun yang
berupa deskripsi verbal.

C. Langkah-langkah Menulis Makalah


Dalam menulis makalah, ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan. Langkah-
langkah ini digunakan agar makalah yang dihasilkan lebih baik. Berikut ini langkah-
langkah menulis makalah seperti yang dijabarkan oleh Wijayanti (2013:197-198).
1. Memilih topik
Topik yang dipilih seharusnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Apabila
tujuan makalah untuk memberikan gambaran umum, maka topik yang bersifat umum
sudah tepat. Jika tujuannya untuk menganalisis, maka topik harus lebih khusus atau
spesifik.
2. Menentukan tujuan
Tujuan makalah disesuaikan dengan topik yang dipilih. Tujuan menulis makalah ini
berupa upaya penulis dalam meyakinkan pembaca ataukah sekedar untuk menjelaskan
tentang suatu proses.
3. Membuat kerangka
Karangka penulisan dibuat untuk meletakkan ide-ide tentang topik dalam format yang
terorganisasi.
4. Menetapkan tesis
Pernyataan tesis merupakan pencerminan isi makalah dan poin penting yang akan
disampaikan penulis. Tesis dinyatakan dengan mengungkapkan topik atau
menyatakan poin-poin penting dalam pembahasa masalah.

Modul MPK Bahasa Indonesia 33


D. Contoh Makalah

PEMBELAJARAN MEMBACA DI SEKOLAH

Dipresentasikan oleh: Eka Damayanti

I. PENDAHULUAN
Searah dengan semakin membaiknya kehidupan ekonomi masyarakat dewasa ini,
harapan untuk menata kultur perikehidupan masa depan lebih baik semakin tumbuh. Sekolah
sebagai salah satu institusi sosial yang terencana secara sistematis telah dijadikan sebagai
tumpuan untuk mewujudkan harapan tersebut (Ahmadi dkk, 2004: 45). Karena melalui
institusi inilah seluruh ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang berkembang di
masyarakat dapat ditransformasikan kepada para peserta didik. Pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah mencakup empat keterampilan berbahasa.

“Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu


keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan kemampuan menulis. Setiap keterampilan itu erat
hubungannya dengan proses-proses yang mendasari bahasa.
Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pikirannya.
Keterampilan dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik
dan banyak latihan karena melatih keterampilan berbahasa berarti
pula melatih keterampilan berfikir” (Tarigan, 2008: 1).

Salah satu komponen dari keterampilan berbahasa di atas adalah membaca. Membaca
merupakan satu jenis kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dapat pula dikatakan bahwa
kemampuan ini merupakan bakal yang hendaknya ditumbuhkembangkan agar siswa mampu
berperan serta dalam pembangunan ini.

Dengan membaca kita dapat menyerap informasi dan menambah pengetahuan yang
kita miliki. Mengingat begitu pentingnya kebiasaan membaca dalam kehidupan sehari-hari
sehingga membaca dianggap kunci untuk membuka sebuah gudang yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Dengan terbukanya gudang ilmu itu, ilmu pengetahuan kita bertambah. Hal itu
sangat berguna dalam dunia pendidikan yang sedang digeluti dan bukan hal yang mustahil
bahwa dengan kemampuan membaca yang baik seorang siswa bisa sukses menempuh
pendidikannya.
Modul MPK Bahasa Indonesia 34
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat, dan kelembagaan (Sunarto dan Hartono, 2002: 132).

Kemampuan membaca hendaknya dikembangkan dari lembaga pendidikan yang


terendah hingga yang tinggi, karena proses belajar formal pembentukan kemampuan
membaca seorang siswa berlangsung dalam sebuah proses dimana kebiasaan membaca yang
baik harus dimulai dari sedini mungkin pada masa anak-anak.

Menindak lanjuti pernyataan “kebiasaan membaca yang baik harus dimulai dari
usia sedini mungkin pada masa anak-anak”. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
pengajaran membaca di sekolah cenderung di abaikan. Faktor yang melatarbelakangi
barangkali adalah anggapan yang salah terhadap membaca itu sendiri. Umumnya orang,
khususnya guru, menganggap bahwa pengajaran membaca dan menulis permulaan biasanya
dilaksanakan di kelas I dan II SD. Pada jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas III dan IV,
pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius. Membaca di kelas tinggi
seolah-olah lebih menekankan pada kegiatan membaca nyaring yang merupakan lanjutan dari
membaca dan menulis permulaan di kelas I dan II SD. Sedangkan membaca tidak hanya
sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari kata-kata sulit dalam suatu teks
bacaan. Akan tetapi, lebih dari itu, membaca melibatkan pemahaman memahami apa yang
dibaca, apa maksudnya, dan apa implikasinya. Ketika siswa mengalami kesukaran
memahami suatu teks bacaan, tugas pengajaran membaca semakin kompleks. Bagaimana
siswa bisa belajar dari suatu teks jika mereka tidak bisa memahami tugas membaca yang
diberikan kepada mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin menguraikan permasalahan tersebut
dalam makalah ini. Dengan maksud untuk menguraikan masalah pembelajaran membaca di
sekolah. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
pembelajaran membaca yang di terapkan di sekolah?

Modul MPK Bahasa Indonesia 35


II. KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengertian Membaca

Menurut Soedarso (2001: 4), “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah”. Selanjutnya Tarigan (2008: 2)
mengemukakan bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata atau bahasa tulis. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembaca dalam usaha memahami isi
dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat guna memperoleh pesan atau informasi yang
disampaikan penulis melalui bahasa tulis.

2.2 Tujuan Membaca

Menurut Tarigan (2008: 9), “Tujuan utama dari membaca adalah untuk menceritakan
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan”. Anderson dalam
Tarigan (2008: 9-10) menyatakan tujuan membaca sebagai berikut.
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail of
facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan oraganisasi cerita (reading for sequence
or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to
classify).
6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertanyakan (reading to compare or
contrast).

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk
memperoleh informasi yang terkandung dalam bacaan.
Sejalan dengan kedua pendapat di atas Waples dalam Nurhadi (2008: 136)
mengemukakan bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut.

Modul MPK Bahasa Indonesia 36


1) Mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu membaca untuk tujuan memperoleh
sesuatu yang bersifat praktis, misalnya cara membuat masakan, dan cara membuat topi.
2) Mendapat hasil yang berupa prestise (prestige effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin
mendapat rasa lebih (self image) dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan
pergaulannya. Misalnya, seseorang akan merasa lebih bergengsi bila bacaannya majalah-
majalah yang terbit di luar negeri.
3) Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan, misalnya membaca untuk mendapat
kekuatan keyakinan pada partai politik yang kita anut, dan memperkuat keyakinan agama.
4) Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, misalnya membaca untuk tujuan
mendapat sensasi-sensasi baru melalui penikmatan emosional bahan bacaan atau buku
cerita, novel, dan cerita pendek.

5) Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

2.3 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang melibatkan
kegiatan fisik dan mental peserta didik. Sedangkan pembelajaran, menurut Undang-Undang
Sisdiknas 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (Emzir dan Sam M. Chan, 2010: 107).
Kedua batasan mengisyaratkan bahwa apa yang seharusnya dilakukan pendidik
adalah membantu peserta didik agar dapat belajar dan bagaimana belajar. Artinya, tugas
pendidik bukanlah menuangkan sejumlah pengetahuan ke dalam otak peserta didik, tetapi
pendidik berusaha untuk menyalakan api yang ada dalam otak mereka, sehingga kompetensi
yang ada dalam diri mereka, pengetahuan, keterampilan,dan sikap beserta nilai-nilai dapat
dikembangkan secara optimal melalui proses pembelajaran bermakna (Meaningful Learning).

2.4 Pelaksanaan Pembelajaran Membaca

Untuk mendorong siswa dapat memahami berbagai bahan bacaan, guru seharusnya
menggabungkan kegiatan prabaca, saat baca, dan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
Beberapa teknik lebih umum dan mencakup lebih dari satu kegiatan, dalam satu
pembelajaran. Berikut ini dijelaskan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan dalam prabaca,
saat baca, dan pascabaca.

Modul MPK Bahasa Indonesia 37


2.4.1 Kegiatan Prabaca

Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum siswa


elakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru mengarahkan perhatian pada
pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan skemata
siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan skemata siswa bisa dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan cara peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan
makna, menulis sebelum membaca, dan drama kreatif (Rahim, 2008: 99).
Skemata ialah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa
tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu. Skemata menggambarkan sekelompok
konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat,
tindakan, atau peristiwa. Skema (kata tunggal dari skemata) seseorang menggambarkan apa
yang diketahui seseorang tentang konsep tertentu dan hubungan antarpotongan-potongan
informasi yang telah diketahui seseorang. Dua orang mungkin mempunyai skemata yang
sangat berbeda tentang suatu konsep dasar yang sama.
Gruber (dalam Rahim, 2008: 100) mengemukakan beberapa teknik yang bisa
dilakukan guru untuk mengaktifkan skemata siswa melalui kegiatan prabaca. Kegiatan
prabaca yang dimaksud ialah membuat prediksi seperti yang dikemukakan berikut ini:

1) Guru membaca judul bacaan dengan nyaring, kemudian memperkenalkan para pelaku
dengan menceritakan nama-nama mereka dan beberapa pernyataan yang
menceritakan tentang para pelaku, tokoh, akhirnya guru menyuruh siswa memprediksi
kelanjutan cerita.
2) Kegiatan memprediksi untuk menceritakan minat siswa pada bacaan dengan
menggunakan teknik prediksi kegiatan prabaca yang dilakukan ialah membaca
nyaring beberapa halaman dari sebuah buku. Jika tebalnya 100 halaman, suruh siswa
mengambil 3 halaman antara halaman 1 sampai dengan 100. Baca 3 halaman tersebut
dengan nyaring, kemudian suruh siswa memprediksi isi cerita. Kegiatan ini
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa kepada buku tersebut.
3) Kegiatan lain yang tercakup dalam kegiatan prabaca ialah menggunakan berbagai
stimulus untuk mempertahankan perhatian siswa pada pelajaran. Pada kegiatan ini
guru harus berusaha menggunakan berbagai cara, dengan menggunakan media suara

Modul MPK Bahasa Indonesia 38


yang bervariasi (mungkin juga berhenti berbicara), gerakan-gerakan misalnya gerakan
tangan, ekspresi wajah, dan sebagainya. Apabila dikaitkan dengan kegiatan membaca,
guru dapat mencontohkan cara membaca nyaring pada waktu prabaca. Pertama, guru
memperlihatkan gambar kulit buku, dan membicarakannya dengan siswa. Kemudian
guru membaca nyaring buku tersebut dengan suara yang kadang-kadang keras dan
kadang-kadang lembut dengan ekspresi wajah yang sesuai (Rahim, 2008: 100-101).

2.4.2 Kegiatan Saat Baca

Setelah kegiatan prabaca, kegiatan berikutnya ialah kegiatan saat baca (during
Reading). Beberapa strategi dan kegiatan bisa digunakan dalam kegiatan saat baca untuk
meningkatkan pemahaman siswa. Akhir-akhir ini perhatian banyak dicurahkan pada
penggunaan strategi metakognitif siswa selama membaca. Burns (dalam Rahim, 2008)
mengungkapkan bahwa penggunaan teknik metakognitif secara efektif mempunyai pengaruh
positif pada pemahaman. Strategi belajar secara metakognitif akan meningkatkan
keterampilan belajar siswa.
Metakognisi itu sendiri merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi
intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk memonitor
dan mengontrol fungsi ini. Metakognisi melibatkan kegiatan menganalisis cara berpikir yang
sedang berlangsung. Dalam tugas membaca, pembaca yang memperlihatkan metakognisinya,
memilih keterampilan dan teknik-teknik membaca yang cocok dengan tugas membaca
tertentu.
Bagian dari proses metakognitif ialah memutuskan tipe tugas yang dibutuhkan untuk
mencapai pemahaman. Pembaca menanyakan pada dirinya sendiri, seperti pertanyaan
berikut: (1) apakah jawaban yang saya butuhkan dapat dikemukakan secara langsung dalam
teks? Jika ya, pembaca akan mencari kata-kata penulis yang tepat untuk satu jawaban, (2)
apakah teks tersebut mengimplikasikan jawaban dengan memberi petunjuk yang jelas
berhubungan dengan pertanyaan serta alasan yang berkaitan dengan informasi yang tersedia
sehingga pembaca bisa menentukan jawaban yang cocok, (3) apakah jawaban harus berasal
dari pengetahuan dan gagasan saya sendiri yang berkaitan dengan cerita? Jika demikian,
pembaca harus menghubungkan pengetahuan awalnya dengan informasi yang diberikan
dalam teks sehingga mendapatkan jawaban yang diperlukan.

Modul MPK Bahasa Indonesia 39


Kegiatan saat baca lebih lanjut bisa dikembangkan dengan cara lain seperti berikut.
Sesudah siswa membaca suatu cerita atau bab, suruh satu kelompok siswa berlatih membaca
bagian bacaan. Tugas siswa mengambil bagian dari karakter yang berbeda di dalam adegan
dan salah seorang menjadi narator. Siswa yang lain disuruh mengikutinya bersama-sama.
Kegiatan ini membantu siswa memahami dialog dan penggunaan tanda-tanda kutipan.

2.4.3 Kegiatan Pascabaca

Kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru


yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat
pemahaman yang lebih tinggi (Rahim, 2008). Strategi yang dapat digunakan pada tahap
pascabaca adalah belajar mengembangkan vahan bacaan pengajaran, memberikan
pertanyaan, menceritakan kembali, dan presentasi visual.
Dalam kegiatan pascabaca, anak-anak diberikan kesempatan mengembangkan belajar
mereka dengan menyuruh siswa mempertimbangkan apakah siswa tersebut
membutuhkan/menginginkan informasi lebih lanjut tentang topik tersebut dan di mana
mereka bisa menemukan informasi lebih lanjut.

2.5 Memilih Bahan Bacaan

Memilih materi bacaan merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru. Materi
bacaan yang memiliki daya Tarik bagi siswa akan memotivasi siswa membaca teks tersebut
dengan sungguh-sungguh, yang selanjutnya akan menunjang pemahaman membaca siswa.
Materi pelajaran yang mudah dipahami akan menjadi bahan bacaan yang menarik untuk
dibacanya lebih lanjut, akhirnya membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan yang
merupakan salah satu tujuan program membaca.
Bahan bacaan yang dipilih guru hendaknya diambil dari berbagai sumber,misalnya:
1) Buku teks,
2) Buku sastra anak-anak,
3) Majalah anak-anak,
4) Surat kabar,
5) Buku referensi.

Modul MPK Bahasa Indonesia 40


Memilih materi bacaan dari berbagai sumber selain dimaksudkan agar siswa memiliki
wawasan yang luas, juga agar membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak
membosankan.
1) Buku teks
Umunya buku menawarkan berbagai gambaran spesifik yang membantu pembaca
menemukan informasi yang dibutuhkan. Buku teks sering digunakan guru sebagai
satu-satunya sumber bacaan. Vacca & Vacca (dalam Rahim, 2008) memberikan kritik
terhadap buku teks, juga terhadap kebiasaan guru dalam menggunakannya dalam
kelas. Dalam praktiknya guru sering hanya menggunakan satu buku teks saja.
Sementara itu diketahui bahwa buku teks bukanlah membahas suatu bidang secara
luas dan mendalam sehingga tidak bisa membantu menembangkan gagasan dan
konsep secara penuh.
2) Buku sastra anak-anak
Buku sastra anak-anak hendaknya dipilih yang berisi pengalaman tentang kehidupan
anak-anak itu sendiri. Pengalaman tersebut antara lain pengalaman seni dan budaya.
Pengalam di rimah, misalnya menceritakan tentang keluarga, binatang, olahraga,
perjalanan dan benda-benda yang berada di rumah. Pengalam di sekolah, misalnya
membicarakan tentang pustaka, perkelahian di lapangan sekolah, dan lain-lain.
Pengalaman masalah kehidupan, misalnya membicarakan tentang masakan dan
makanan, pengalaman masalah kehidupan juga bisa membicarakan tentang binatang
piaraan atau tumbuh-tumbuhan.
Buku sastra anak-anak terutama ditujukan agar abak-anak bisa memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya karena karya sastra, khususnya buku
sastra merupakan gambaran kehidupan anak-anak sehari-hari pada umumnya, juga
menggambarkan masalah dan solusi yang dihadapi anak-anak.
3) Buku referensi
Siswa sekolah sering perlu menemukan informasi dalam buku referensi seperti
kamus, almanak, dan atlas. Keterampilan menggunakan referensi bermanfaat bagi
seseorang sepanjang hidup mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Memperkuat dan memperluas keterampilan ini pada anak merupakan hal yang

Modul MPK Bahasa Indonesia 41


berharga. Siswa perlu diberi pemahaman bahwa buku telepon, katalog, kamus, juga
merupakan buku referensi.
4) Majalah anak-anak
Majalah anak-anak bisa menjadi alternatif lain sebagai bahan bacaan di kelas. Majalah
sebagai vahan bacaan mempunyai daya Tarik tersendiri bagi anak-anak karena:
a. Menarik secara visual. Pada umunya sebuah majalah menampilkan gambar yang
bervariasi dengan warna yang menarik.
b. Artikel-artikel disajikan dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami.
c. Artikel-artikelnya edisi terbaru.
d. Berisi artikel-artikel pendek yang bisa dibaca sekali duduk.
e. Berisi cerita bergambar (komik).
f. Berisi games dan teka-teki yang menantang dan lucu.
g. Berisi cerita pendek atau cerita bersambung yang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari anak-anak.
Di samping itu, majalah banyak menyediakan informasi aktual yang mempunyai
spesifikasi tertentu dan mempunyai kewenangan untuk menyampaikan suatu
informasi.
5) Surat kabar
Surat kabar merupakan bahan bacaan yang efektif dalam pembelajaran membaca.
Surat kabar merupakan sumber bahan bacaan tambahan yang memungkinkan guru
membawa komunitas bahasa ke dalam kelas. Di samping itu, surat kabar merupakan
vahan bacaan yang hidup untuk bidang pengetahuan sosial. Melalui surat kabar, siswa
bisa belajar tentang sejarah hari ini (misalnya peristiwa yang terjadi hari ini).

III. PENUTUP
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan dalam bahasa yang harus
dikuasai untuk berbagai tujuan. Ia merupakan keterampilan penting yang diperlukan para
siswa/mahasiswa agar berhasil dalam studinya. Belajar membaca untuk berbagai tujuan
merupakan kegiatan penting agar berhasil di sekolah atau belajar pada umumnya. Sebagai
anak-anak, siswa atau mahasiswa mungkin dianjurkan membaca sebagai hiburan atau
membaca untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kedua anjuran tersebut, dapat

Modul MPK Bahasa Indonesia 42


disimpulkan bahwa ketrerampilan membaca yang solid merupakan hal yang sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Informasi, terutama yang dibutuhkan oleh siswa sekolah, baik untuk keperluan belajar
maupun kebutuhan siswa sehari-hari tidak mungkin semuanya diajarkan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Informasi yang dibutuhkan siswa tidak bisa hanya yang bersumber
dari buku teks atau buku paket yang disediakan sekolah. Siswa juga membutuhkan informasi
yang berasal dari surat kabar, majalah, kamus, ensiklopedi, atau media tulis lainnya.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hartono, Agung dan Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sam M. Chan & Emzir. 2010. Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Soedarso. 2001. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

E. Latihan

Kerjakan beberapa perintah berikut dengan tepat dan benar!


1. Tuliskan definisi tentang makalah ilmiah!
2. Tuliskan unsur-unsur dalam daftar pustaka!
3. Tuliskan 3 (tiga) jenis makalah!
4. Buatlah sebuah makalah dengan tema yang Saudara kuasai! Perhatikan struktur
makalah Saudara dan sesuaikan dengan struktur makalah yang sudah dijabarkan
sebelumnya! Selamat bekerja!
5. Hadirilah seminar atau konferensi ilmiah. Amatilah makalah yang disajikan oleh
pemakalah. Analisislah jenis dan sistematika makalah yang disajikan.

Modul MPK Bahasa Indonesia 43


F. Petunjuk Jawaban Latihan
1. Makalah ilmiah adalah salah satu jenis tulisan ilmiah yang membahas suatu
permasalahan dan biasanya disajikan dalam sebuah seminar maupun tugas dalam
perkuliahan
2. Unsur-unsur dalam daftar pustaka/daftar rujukan antara lain:
a. nama penulis
b. tahun penerbitan
c. judul buku
d. kota tempat terbit
e. nama penerbit
3. Jenis-jenis makalah antara lain:
a. makalah studi
b. makalah kerja
c. makalah kajian
4. Saudara diperintahkan untuk menulis makalah dengan struktur yang sudah dijelaskan
pada materi pada kegiatan belajar ini. Pilihlah judul makalah berdasarkan permasalahan
yang Saudara kuasai. Sebagai panduan bagi Saudara, berikut ini adalah rubrik penilaian
yang digunakan dalam menilai makalah Saudara!

No Aspek yang dinilai


1. Pemilihan & Ketepatan & perumusan judul
perumusan judul a. Tepat (skor 3)
b. Cukup tepat (skor 2)
c. Kurang tepat (skor 1)
d. Tidak tepat (skor 0)
2. Relevansi Kesesuaian antara topik dan isi karangan
a. Sesuai (skor 3)
b. Cukup sesuai (skor 2)
c. Kurang sesuai (skor 1)
d. Tidak sesuai (skor 0)
3. Isi Kejelasan topik,kejelasan dan kerincian
detail, definisi, klasifikasi, identifikasi,
komparasi, dan proses
a. Jelas (skor 3)
b. Cukup jelas (skor 2)
c. Kurang jelas (skor 1)
d. Tidak jelas (skor 0)
4. Organisasi gagasan Ketepatan & kelengkapan pola pendahuluan,

Modul MPK Bahasa Indonesia 44


isi, dan penutup
a. Ada pola & tepat (skor 3)
b. Ada pola, kurang tepat (skor 2)
c. Pola kurang lengkap & kurang tepat
(skor 2)
d. Pola tidak jelas & tidak tepat (skor 0)
5. Bahasa Ketepatan penyusunan paragraf, kalimat,
pilihan dan bentuk kata, ketepatan makna
a. Tepat (skor 3)
b. Cukup tepat (skor 2)
c. Kurang tepat (skor 1)
d. Tidak tepat (skor 0)
6. Mekanik Ketepatan penggunaan ejaan, tanda baca,
kerapian dan kejelasan tulisan, dan ketepatan
penulisan kata
a. Tepat (skor 3)
b. Cukup tepat (skor 2)
c. Kurang tepat (skor 1)
d. Tidak tepat (skor 0)
(Sumber: Wahyuni & Abdul, 2012:72)

5. Saudara diperintahkan untuk menghadiri seminar dan menganalisa jenis dan sistematika
makalah yang sudah dijelaskan pada materi pada kegiatan belajar ini.

G. Rangkuman
1. Makalah merupakan bentuk tulisan yang membahas suatu permasalahan yang
biasanya akan dibicarakan dalam rapat kerja, seminar, dan sejenisnya.
2. Kerangka makalah meliputi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
3. Unsur-unsur dalam daftar pustaka meliputi nama penulis, tahun penerbitan, judul
buku, kota tempat terbit, dan nama penerbit.

H. Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang benar!


1. Berikut adalah syarat-syarat judul makalah yang baik, kecuali …
a. Sesuai dengan topik
b. Sesuai dengan isi

Modul MPK Bahasa Indonesia 45


c. Singkat
d. Berbentuk kalimat yang panjang
e. Jelas
2. Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri makalah adalah …
a. Objektif
b. Subjektif
c. Jelas
d. Logis
e. Sistematis
3. Sebuah makalah dapat dikatakan sistematis apabila …
a. Kebenarannya dapat diuji
b. Penjelasannya dapat diterima secara akal sehat
c. Mengemukakan sesuatu secara apa adanya
d. Tidak bersifat ambigu
e. Tersusun secara runtut dan tidak tumpang tindih
4. Kerangka makalah sederhana terdiri atas beberapa bagian seperti berikut ini,
kecuali…
a. Kata pengantar
b. Judul
c. Latar belakang
d. Rumusan masalah
e. Pembahasan
5. Daftar pustaka merupakan bagian dari makalah yang tersusun dari …
a. Nama penulis, alamat, tahun, judul, dan nama penerbit
b. Nama penulis, tahun, judul, kota penerbitan, dan nama penerbit
c. Nama penulis, tahun, alamat, judul, dan kota penerbitan
d. Nama penulis, tahun, judul, alamat, dan nama penerbit
e. Nama penulis, judul, tahun, alamat, dan kota

Modul MPK Bahasa Indonesia 46


6. Perhatikan identitas buku berikut!
Pengarang : Abdul Rozak
Judul Buku : Kalimat Efektif
Penerbit : PT Gramedia
Kota tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 1986
Penulisan daftar pustaka yang tepat berdasarkan identitas buku tersebut adalah . . .

a. Rozak, Abdul. Kalimat Efektif. Jakarta: PT Gramedia. 1986.


b. Rozak, Abdul. 1986. Kalimat Efektif. Jakarta: PT Gramedia.
c. Abdul, Rozak. 1986. Kalimat Efektif. Jakarta: PT Gramedia.
d. Abdul, Rozak. Kalimat Efektif. Jakarta: PT Gramedia. 1986.
e. Abdul Rozak. Kalimat Efektif. Jakarta: PT Gramedia. 1986.
7. Di bawah ini yang bukan merupakan penelusuran pustaka adalah ...
a. Penyajian data
b. Sumber informasi
c. Tulisan
d. Person
e. Tempat
8. Berikut ini adalah hal yang terdapat pada cover karya tulis, kecuali ...
a. judul
b. tujuan penulisan
c. identitas penyusun
d. alamat penulis
e. lokasi dan tahun
9. Penulis mengakui bahwa masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, demi
perbaikan karya tulis ini, penulis akan menerima segala kritikan dari semua pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan.
Kutipan tersebut berupa bagian karya tulis yang terdapat pada ...

a. pendahuluan
b. kata pengantar
c. kesimpulan
d. isi karya tulis

Modul MPK Bahasa Indonesia 47


e. latar belakang
10. Sebuah paragraf yang baik dan lengkap harus terdiri atas …
a. Kalimat topik dan kalimat penegas
b. Kalimat topik dan kalimat penjelas
c. Kalimat penegas dan kalimat penjelas
d. Kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penegas
e. Tidak ada yang benar

Modul MPK Bahasa Indonesia 48


KEGIATAN BELAJAR 3

KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA

A. KUTIPAN
1. Definisi Kutipan
Pada tulisan ilmiah, baik penulisan artikel ilmiah, karya tulis, maupun penulisan skripsi
dan disertasi seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian. Keraf
(1994:179) menjelaskan kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah.
Ada dua macam kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung adalah kutipan dari teks asli yang tidak diubah oleh penulis. Penulis tidak
mengubah kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sementara itu,
kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang telah diubah redaksi kalimatnya oleh penulis
dari teks asli. Artinya dalam kutipan ini, penulis menyimpulkan sendiri berdasarkan teks asli.

2. Kutipan Langsung
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kutipan langsung, yaitu:
a. Tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli
b. Menggunakan tanda [sic!] jika ada kesalahan dalam teks asli
c. Menggunakan tiga titik berspasi [...] jika ada bagian dari kutipan yang dihilangkan

Kutipan langsung dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kutipan yang kurang dari
empat baris dan kutipan yang lebih dari empat baris (kutipan kurang dari 40 kata dan kutipan
40 kata atau lebih).
2.1 Kutipan Langsung kurang dari empat baris
Kutipan langsung kurang dari empat baris dapat ditulis dengan cara

Modul MPK Bahasa Indonesia 49


1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) Diapit oleh tanda petik
3) Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
4) Dituliskan sumber kutipannya (nama akhir pengarang, tahun:halaman)
Contoh:
......................................................................................................................................................
....... “Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia” (Keraf, 1994:1).
2.2 Kutipan Langsung empat baris atau lebih
Dalam kutipan langsung 4 baris atau lebih dapat ditulis dengan cara:
1) dipisah dari teks dengan jarak 2,5 spasi
2) jarak antar baris dengan baris kutipan satu spasi
3) kutipan tersebut boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip
4) dicantumkan sumber kutipannya
5) seluruh kutipan dimasukkan 5-7 ketikan.
Contoh:
......................................................................................................................................................
.........sebagai berikut.
Suatu pikiran yang salah yang tersebar luas sekali di kalangan orang banyak
menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang berjiwa, tidak efektif,
serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam kelindungan-kelindungan
sejuk dan ketenangan akademis dari biara-biara dan universitas-universitas dan
tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang jauh dari dunia yang jahat dan
materialistis ini (Asrul Sani, 1959:7).

..........................................................................................................................................
........................................................................................

3. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang disusun oleh penulis dengan kalimatnya
sendiri tetapi tetap mengambil kesimpulan dari teks yang dikutip. Kutipan ini dapat disajikan
dengan cara:
1) diintegrasikan dengan teks
2) diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
Modul MPK Bahasa Indonesia 50
3) tidak boleh menggunakan tanda petik
4) dicantumkan sumber rujukan

contoh:
......................................................................................................................................................
........ Keraf (1994:7) menjelaskan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”.

B. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka atau bibiliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-
artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah
karangan atau sebagian dari karangan yang digarap (Keraf, 1994:223).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka antara lain:
1. Nama penulis diurutkan berdasar urutan alfabet. Nama akhir atau nama keluarga
(marga) ditulis terlebih dahulu.
2. Baris pertama dimulai dari margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai
dengan 3 ketikan ke dalam.
3. Jarak antarbaris untuk satu referensi adalah satu (1) spasi sedangkan jarak antara
pokok satu dengan yang lain adalah satu setengah (1,5) spasi atau dua (2) spasi.
4. Jika untuk seorang penulis terdapat lebih dari satu bahan referensi, maka untuk
referensi kedua dan seterusnya harus dicantumkan ulang.

Unsur-unsur dalam daftar pustaka adalah:


1. Nama penulis ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, dan
tanpa menuliskan gelar akademiknya.
2. Tahun penerbitan.
3. Judul buku/tulisan, termasuk subjudul (dicetak miring)
4. Kota tempat penerbitan, dan
5. Nama penerbit.
6. Tempatkan daftar literatur pada halaman tersendiri setelah selesai isi karangan.
7. Jika ada lampiran, daftar literature ditempatkan sebelum lampiran tersebut.

Modul MPK Bahasa Indonesia 51


8. Daftar literature tidak boleh diletakkan pada halaman yang bersambungan dengan teks
lain.
9. Judul daftar literatur ditempatkan di tengah atas secara simetris dengan menggunakan
huruf capital semua.
10. Nama pengarang pertama dibalik (pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik) dan
pisahkan dengan tanda koma.
11. Jika tidak ada nama pengarang, nama lembaga atau institusi yang menjadi ketentuan.
12. Pengarang (dibalik), tahun, judul buku/artikel, kota penerbit, dan nama penerbit.
13. Susun daftar literatur itu secara alfabetis setelah nama pengarang dibalik.
14. Antara buku yang satu dengan buku yang lain dipisahkan dengan 2 spasi.
15. Daftar literatur tidak diberi nomor urut.
Contoh:

Arifin, Z & S. Amran Tasai. (2000). Cermat berbahasa Indonesia. Jakarta:


Akademika Pressindo.

Borg, W.R. dan Gall, M.D. (1983). Education research: An introduction. London: Longman,
Inc.

Depdiknas. (2008). Panduan pengembangan bahan ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Atas Dirjen manajemen Pendidikan dasar dan menengah
Depdiknas

Dick, W, Carey, L., & Carey, J.O. (2005). The systematic design of instruction. Boston:
Pearson.

Dikti. (2006) Rambu-rambu pelaksanaan kelompok matakuliah pengembangan kepribadian


di perguruan tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Djaali & Mulijono, P. (2008). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta, Indonesia:
Grasindo.

Finoza, L. (2010). Komposisi bahasa indonesia: untuk mahasiswa non-jurusan bahasa.


Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Jolly, D dan Rod Bolitho. (1998). A framework for material writing dalam brian tomlinson
(ed.) material development in language teaching. Cambridge: Cambridge University
Press.

Modul MPK Bahasa Indonesia 52


Berikut ini contoh cara penyusunan daftar pustaka
a. Daftar pustaka untuk buku satu orang penulis
Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
b. Daftar pustaka untuk buku dua orang penulis
Arifin, Z & S. Amran Tasai. 2000. Cermat berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.

c. Daftar pustaka untuk buku tiga orang penulis


Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suharjo. 2012. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra wacana Media

d. Daftar pustaka untuk buku lebih dari tiga orang penulis


Surip, Suwardi, dkk. 2007. Buku Ajar Matakuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa
Indonesia. Palembang. Universitas Sriwijaya.

e. Daftar pustaka untuk buku terjemahan


Wibowo, Herman (Penterjermah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
Erlangga.
f. Daftar pustaka untuk editor atau penyunting
Iskandar, Yul. Ed. 2001. Tes Potensi Akademik. Jakarta: Yayasan Dharma Graha.
g. Daftar pustaka untuk majalah dan jurnal
Arifin, Samsul. “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesama”. Jurnal
Character Building, 1:1, 31-33, (Jakarta, Juli 2004)
h. Daftar pustaka untuk surat kabar
Nin. 1983. “Kisah Newhause tentang Industri Penumpang Jet,” Kompas, 10 November
1983.
i. Daftar pustaka untuk untuk terbitan instansi/lembaga
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 2009. Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PT. Grasindo.
j. Daftar pustaka dari internet
http: // adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-oraganisasi.html pukul 10.20.

Modul MPK Bahasa Indonesia 53


k. Daftar pustaka dari skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.
Komara, Gina Sari. 2010. Strategi Public Relations PT. Kereta Api (Persero) Pusat
Bandung Untuk Meningkatkan Informasi Kepada Setiap Divisi Melalui Penyebaran
Kliping. Univerisitas Komputer Indonesia.
C. Latihan
1. Buatlah masing-masing sebuah contoh dari:
a. kutipan langsung kurang dari 4 baris
b. kutipan tidak langsung
2. Buatlah daftar pustaka dari beberapa buku dalam tabel berikut! Cermatilah hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penyusunannya berdasarkan pada materi yang sudah
dipelajari sebelumnya!

No. Nama penulis Judul buku Tahun Kota Penerbit


1. Drs. Moekizat Teori Komunikasi 1993 Bandung Mandar
Maju
2. Drs. Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi: 2002 Bandung PT.
Rakhmat Contoh Analisis Statistik Remaja
Rosda
Karya
3. Deddy Mulyana Metode Penelitian Komunikasi: 2008 Bandung PT.
dan Solatun Contoh-contoh Penelitian Remaja
Kualitatif dengan Pendekatan Rosda
Praktis Karya

D. Kunci Petunjuk Latihan


1. Berikut contoh kutipan langsung dan tidak langsung.
Contoh kutipan langsung kurang dari empat baris:
Blog merupakan halaman web pribadi yang berisi posting berupa tulisan, gambar, ataupun
video dan disertai link-link ke website lain yang dianggap menarik” (Nandhita, 2011:11).

Contoh kutipan tidak langsung:


Gora (2009:45) mengemukakan bahwa tumpang sari merupakan teknik dan cara dalam
mengolah dan memanfaatkan lahan pertanian dengan menanam berbagai jenis tanaman
dalam satu tempat.

Modul MPK Bahasa Indonesia 54


2. Berikut susunan daftar pustaka dari data di atas
Moekizat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi: Contoh Analisis Statistik.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy. 2008. Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-contoh Penelitian


Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.

E. Rangkuman
1. Kutipan dapat didefinisikan sebagai salinan kalimat, paragraf, atau pendapat seorang
pengarang atau ucapan orang terkenal yang terdapat di dalam buku maupun jurnal.
2. Kutipan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.
3. Kutipan langsung terdiri dari kutipan langsung 4 baris (kurang dari 40 kata) dan
kutipan 4 baris atau lebih (40 kata atau lebih).
4. Daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel-artikel,
dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai hubungan dengan karangan
yang ditulisnya.
5. Unsur-unsur daftar pustaka adalah: (1) nama penulis, (2) tahun penerbitan, (3) judul,
(4) kota tempat terbit, dan (5) nama penerbit.

F. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban A, B, C, D, atau E
yang telah disediakan!
1. Kegiatan menyalin kalimat, paragraf, atau pendapat orang lain ke dalam tulisan kita
disebut…
a. kutipan
b. daftar pustaka
c. catatan kaki
d. glosarium
e. tidak ada yang benar
Modul MPK Bahasa Indonesia 55
2. Salah satu ciri-ciri kutipan tidak langsung adalah…
a. dipisah dari teks
b. jarak antarbaris dalam kutipan dirapatkan
c. menggunakan tanda petik
d. tidak menggunakan tanda petik
e. tidak ada yang benar
3. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau
hasil karya itu patut mendapat sambutan masyarakat atau tidak (Keraf, 1993:273).
Cuplikan di atas merupakan contoh…
a. kutipan
b. kutipan langsung kurang dari 4 baris
c. kutipan langsung 4 baris atau lebih
d. kutipan tidak langsung
e. tidak ada yang benar
4. Kutipan yang dilakukan dengan menyalin semua kalimat dan pendapat orang tanpa
mengubah ejaannya disebut…
a. kutipan langsung
b. kutipan tidak langsung
c. rangkuman
d. ringkasan
e. resensi
5. Unsur-unsur yang harus ada dalam daftar pustaka adalah, kecuali…
a. nama penulis
b. judul buku
c. tahun
d. penerbit
e. gelar akademik
6. Susunan yang tepat dalam daftar pustaka secara berurutan adalah…
a. nama, tahun, penerbit, kota, dan judul buku
b. nama, penerbit, judul buku, tahun, dan kota
c. nama penulis, tahun, judul buku, kota dan penerbit

Modul MPK Bahasa Indonesia 56


d. penerbit, kota, judul buku, tahun, dan nama penulis
e. tidak ada yang benar
7. Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang benar, yaitu…
a. Drs. Moekizat. Teori Komunikasi. 1993. Bandung: Mandar Jaya.
b. Moekizat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Jaya.
c. Moekizat. 1993. Teori Komunikasi. Mandar Jaya: Bandung.
d. Drs. Moekizat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Jaya.
e. Moekizat. Teori Komunikasi. Bandung. Mandar Jaya. 1993
8. Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang…
a. menyalin semua yang ada pada teks
b. menggunakan tanda kutip
c. menyimpulkan teks dan menyusunnya sesuai dengan kalimat sendiri
d. hanya mengambil data statistik saja
e. tdak ada yang benar
9. Daftar pustaka dapat disebut juga…
a. biografi
b. bibliografi
c. kaligrafi
d. autobiografi
e. koreografi
10. Dalam mengutip teks yang ada kesalahannya, penulis menggunakan…
a. tiga titik (…)
b. dicoret saja
c. direvisi menjadi kalimat atau kata yang benar
d. empat titik (…)
e. tanda [sic!]

G. Patokan Penilaian
Setelah mengerjakan tes formatif sebelumnya, Saudara dapat menghitung tingkat
penguasaan Saudara dengan menggunakan rumus berikut.

Modul MPK Bahasa Indonesia 57


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, tingkat penguasaan Saudara dapat


dideskripsikan sebagai berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—60 = cukup
< 59 = kurang

Kunci Jawaban Tes Formatif

A. Kegiatan Belajar 1 (Menulis Paragraf)


1. D 6. A
2. A 7. A
3. A 8. E
4. E 9. A
5. A 10. B
B. Kegiatan belajar 2 (Menulis Makalah)
1. A 6. A
2. C 7. D
3. E 8. B
4. C 9. A
5. B 10. C
C. Kegiatan Belajar 3 (Menulis Kutipan dan Daftar Pustaka)
1. A 6. A
2. C 7. D
3. E 8. B
4. C 9. A
5. B 10. C

Modul MPK Bahasa Indonesia 58


Daftar Pustaka
Alex dan Achmad HP. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.
Jauhari, Heri. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Oshima, Alice dan Ann Hogue. 2006. Writing Academic English. New York: Longman

Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Matakuliah Pengembangan


Kepribadian. Jakarta: Grasindo
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UNM

Widjono, HS. 2005. Bahasa Indonesia Matakuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.

Modul MPK Bahasa Indonesia 59


MODUL 3

MEMBACA UNTUK MENULIS

STANDAR KOMPETENSI

Setelah mempelajari modul 3 ini, mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman


yang benar tentang definisi membaca, tujuan membaca, tulisan ilmiah, dan tulisan populer.

TUJUAN:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi membaca


2. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan membaca
3. Mahasiswa dapat membaca informasi melalui tulisan ilmiah
4. Mahasiswa dapat membaca informasi melalui tulisan populer

PENDAHULUAN

Pada modul ini kita membahas kegiatan membaca yang nantinya akan digunakan
dalam proses menulis. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.
Tingkatan membaca dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu membaca permulaan dan
membaca pemahaman (reading comprehension). Menurut Anderson dikutip Alex (2011:74)
membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat dalam tersurat, melihat pikiran
yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Adapun menurut Wahyuni dan Ibrahim
(2012:33) membaca pada hakikatnya merupakan suatu proses yang meliputi proses fisik dan
psikologis. Proses tersebut mencakup pengamatan simbol-simbol tulisan,menginterpretasi
yang diamati, mengikuti urutan kata, menghubungkan kata-kata, membuat inferensi dan
evaluasi, membangun asosiasi, dan menyikapi secara personal kegiatan membaca.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Artinya proses membaca tidak
hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi melibatkan banyak hal. Beberapa hal yang terlibat
dalam proses membaca antara lain aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif
(Mountain dikutip Rahim, 2008:2—3).
Modul MPK Bahasa Indonesia 60
Menurut Grabe dikutip Subadiyono (2011:27) membaca adalah proses interaktif.
Artinya membaca merupakan proses memadukan informasi tekstual dengan informasi yang
dibawa pembaca terhadap teks yang dibacanya. Proses membaca tidak hanya aktivitas
mencari informasi dari teks tetapi juga merupakan pengaktifan sejumlah pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca sehingga terjadi interaksi antara pembaca dengan teks.
Aktivitas membaca merupakan kegiatan yang dapat disebut sebagai kegiatan yang
gampang-gampang susah. Membaca membutuhkan bebeberapa situasi atau kondisi yang
mempengaruhi keberhasilannya. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah:
(1) kondisi pembaca, (2) bahan bacaan, dan (3) lingkungan sekitar (Nuriadi, 2008:1).
Situasi pembaca sangat mempengaruhi kegiatan membaca. Situasi tersebut meliputi
kondisi perasaan (suasana hati) dan ketertarikan terhadap bahan bacaan tersebut. Orang yang
memiliki suasana hati yang baik dan ketertarikan terhadap suatu topik bacaan akan
mempermudah proses membaca. Kondisi pembaca juga dapat disebabkan oleh tujuan
membaca itu sendiri. Apabila tujuan membaca tersebut hanya untuk hiburan, aktivitas
membaca akan terasa menyenangkan. Sebaliknya bila aktivitas ini untuk menyelesaikan tugas
kuliah atau pekerjaan, aktivitas membaca akan menjadi beban dan terlalu serius.
Kondisi lain yang mempengaruhi aktivitas membaca adalah tulisan atau objek yang
dibaca. Jenis bacaan sangat berpengaruh besar pada keberhasilan membaca. Anda dapat
membandingkan membaca novel atau cerpen dengan membaca buku-buku mata kuliah.
Sudah dapat dipastikan bahwa membaca novel/cerpen jauh lebih santai dan rileks bila
daripada membaca buku mata kuliah.
Kondisi lain yang berpengaruh dalam aktivitas membaca adalah lingkungan sekitar
pembaca itu sendiri. Mengapa demikian? Hal itu disebabkan oleh lingkungan sekitar kita
yang memiliki peranan membentuk konsentrasi pembaca. Artinya aktivitas membaca di
lingkungan yang tenang dan sunyi akan lebih efektif bila dibandingkan dengan kondisi
lingkungan yang ramai dan bising.
Ada beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu ahli oleh
Anderson dikutip Alex (2011:75—76) mengemukakan tujuan-tujuan membaca sebagai
berikut.

Modul MPK Bahasa Indonesia 61


1. bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian dan fakta-fakta (reading for details or facts).
2. untuk mengetahui topik utama yang baik dan menarik untuk dibaca (reading for
main ideas).
3. untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita dan
untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or
organization).
4. untuk menemukan dan mengetahui apa yang dirasakan oleh para tokoh. Membaca
ini sama seperti membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading
for inference).
5. untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar, dan
kebenaran tentang sebuah cerita. Membaca ini biasa disebut sebagai membaca
untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
6. untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran
tertentu dan apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh.
Membaca ini disebut juga membaca untuk menilai atau membaca untuk
mengevaluasi (reading to evaluate).
7. untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah dan bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal. Membaca ini bertujuan untuk
membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Menulis merupakan alat yang memungkinkan seseorang untuk menuangkan ide dan

gagasannya dalam setiap disiplin keilmuan. Menulis merupakan aktivitas fisik yang tidak

serupa dengan membaca. Menulis mengharuskan kita menggunakan berbagai perlengkapan

seperti pena, pensil, mesin tik, komputer untuk menuliskan gagasan kita di atas selembar

kertas. Menulis juga mendorong kita untuk melibatkan “bahasa” dalam menyusun ide dan

gagasan sehingga dapat terpresentasikan secara baik (Ruddell, 2005:281).

Modul MPK Bahasa Indonesia 62


Untuk dapat menulis dengan baik mahasiswa harus banyak membaca. Membaca

merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa.

Kemampuan ini sangat diperlukan ketika mahasiswa sedang belajar, menulis artikel,

makalah, kajian teori dan lain-lain. Membaca bukan berarti harus memusatkan perhatian agar

dapat memahami setiap kata dan mengingatnya.

Modul MPK Bahasa Indonesia 63


KEGIATAN BELAJAR 1

MEMBACA TULISAN ILMIAH

A. Definisi Tulisan Ilmiah


Tulisan ilmiah (karya ilmiah) merupakan tulisan yang berisi tentang pemaparan atau
penyajian tentang suatu topik pembahasan secara ilmiah oleh seorang penulis. Musaba
(2012:93) menyatakan bahwa tulisan ilmiah adalah tulisan yang bersifat ilmu pengetahuan
atau tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Alex dan Achmad
(2011:166) karya ilmiah merupakan karya tulis yang berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh penulis yang disusun secara logis dan
sistematis.
Pada dasarnya tulisan terbagi atas tiga jenis yaitu: (1) tulisan ilmiah, (2) tulisan populer
atau tulisan semi ilmiah, dan (3) tulisan non-ilmiah. Yang tergolong dalam tulisan ilmiah
antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Tulisan populer atau tulisan semi
ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feature, dan reportase. Tulisan non-ilmiah
mencakup anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.

B. Prinsip-prinsip Tulisan Ilmiah


Pada dasarnya ada beberapa prinsip-prinsip dalam penulisan ilmiah, yaitu:
1. Objektif. Setiap pernyataan ilmiah dalam karya tulis ilmiah harus didasarkan pada
data dan fakta (kenyataan) dan tidak terpengaruh hal-hal yang bersifat subjektif oleh
pandangan pribadi penulisnya.
2. Prosedur penemuannya melalui penalaran induktif dan penalaran deduktif.
3. Rasional. Penulis karya ilmiah menganalisis datanya harus menggunakan
pengalaman dan pikiran secara logis (Alex dan Achmad, 2011:167-168).

Modul MPK Bahasa Indonesia 64


C. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Ada beberapa ciri-ciri karya tulis ilmiah, di antaranya:
1. Logis, artinya semua keterangan dan pernyataan yang dipaparkan dalam tulisan
tersebut dapat diterima oleh akal pikiran.
2. Sistematis, artinya data yang dikemukakan disusun dalam urutan yang benar dan
berkesinambungan.
3. Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan apa adanya dan tidak
terpengaruh oleh sikap subjektif.
4. Lengkap, artinya masalah atau pembahasan disajikan secara lengkap.
5. Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada pokok permasalahan.
6. Saksama, artinya penulis berusaha menghidarkan diri dari segala kesalahan sekecil
apapun.
7. Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat menungkapkan maksud secara
jelas dan jernih.
8. Empiris, artinya segala kebenaran dalam tulisan ilmiah tersebut dapat diuji.
9. Terbuka, artinya konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah bila ada pendapat
yang baru.
10. Menggunakan ragam bahasa ilmiah.
11. Tuntas, artinya masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya. (Alex
dan Achmad, 2011:178-179).

D. Langkah-langkah Membaca Tulisan Ilmiah

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau
artikel ilmiah (Rahardi, 2010: 20).
1. Mengenali tesis/ pernyataan masalah
2. Meringkas butir-butir penting
3. Memahami konsep-konsep penting (teori, pandangan ahli, dan hasil penelitian)
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
5. Menentukan sumber yang akan dikutip
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip.

Modul MPK Bahasa Indonesia 65


E. Contoh Tulisan Ilmiah
Lihat contoh menulis makalah pada materi modul 2.

F. Latihan
1. Apa yang membedakan tulisan ilmiah dan tulisan populer?
2. Tulisan ilmiah dan tulisan populer memiliki persamaan. Tuliskanlah persamaan itu!
3. Dalam refleksi anda, apakah yang menjadikan penulisan karya ilmiah itu dirasakan sulit
bagi banyak orang? Adakah kaitan penulisan itu dengan kebiasaan membaca dari
penulisnya? Jelaskan!
4. Apakah tulisan populer itu fiksi atau nonfiksi?
5. Bacalah sebuah karya ilmiah kemudian buatlah ringkasan dari tulisan tersebut!

G. Kunci Petunjuk Latihan


1. Perbedaan tulisan ilmiah dan tulisan ilmiah populer yaitu perbedaan karya ilmiah dengan
karya ilmiah populer adalah adanya perbedaan penggunaan bahasa, terlihat bahwa bahasa
karya ilmiah populer lebih mudah dipahami, lebih cair, dan lebih enak dibaca jika
dibandingkan dengan bahasa yang biasa digunakan dalam laporan penelitian atau artikel
ilmiah. Tulisan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, sedangkan tulisan ilmiah
populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan
dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang
menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya.
2. Persamaan tulisan ilmiah dan tulisan populer yaitu merupakan karya tulis yang dijadikan
sebagai sarana informasi tentang apa yang disampaikan penulis melalui karya yang
dibuatnya untuk menyelesaikan tugas akhir ataupun sekedar memuat pendapat penulis
sehingga bisa dibaca oleh khalayak umum.
3. Penulisan ilmiah dirasakan sulit dikarenakan penulis harus menguasai tata cara dalam
penulisan ilmiah mulai dari prosedur penulisan sampai teori dalam penulisan karya ilmiah.
Membaca sangat berpengaruh dalam kemampuan menulis ilmiah. Untuk dapat menulis
dengan baik mahasiswa harus banyak membaca. Membaca merupakan salah satu

Modul MPK Bahasa Indonesia 66


keterampilan penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Kemampuan ini sangat
diperlukan ketika mahasiswa sedang belajar menulis karya ilmiah.
4. Tulisan populer bersifat non fiksi. Mengingat tujuan dari tulisan populer itu sendiri untuk
dapat menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca. Tulisan populer biasanya tulisan
ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Tulisan baik bersifat fiksi maupun non fiksi
asalkan pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Bahasa
dan istilahnya sederhana, mudah dicerna dan pupler di masyarakat. Materinya tidak selalu
harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan
atau perenungan (refleksi). Hal ini menunjukkan bagaimana penulis dapat menyampaikan
kepada pembaca sesuai dengan cara menulis dan pemikiran mereka sendiri.
5. Mahasiswa diminta membuat ringkasan berdasarkan hasil membaca sebuah karya ilmiah.

H. Rangkuman
1. Tulisan ilmiah (karya ilmiah) merupakan tulisan yang berisi tentang pemaparan atau
penyajian tentang suatu topik pembahasan secara ilmiah oleh seorang penulis.
2. Pada dasarnya tulisan terbagi atas tiga jenis yaitu: (1) tulisan ilmiah, (2) tulisan populer
atau tulisan semi ilmiah, dan (3) tulisan non-ilmiah. Yang tergolong dalam tulisan ilmiah
antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Tulisan populer atau tulisan semi
ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, dan reportase. Tulisan non-ilmiah
mencakup anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
3. Prinsip penulisan ilmiah yaitu, objektif, prosedur, dan rasional.

I. Tes Formatif

1. Judul karya tulis: Pengaruh Narkoba terhadap Perkembangan Kejiwaan


Paragraf pengantar yang tepat berdasarkan judul karya tulis tersebut yaitu . .
a. Kebiasaan mengonsumsi narkoba sangat merugikan. Kerugian itu berupa gangguan
fisik dan mental. Dengan begitu, jauhilah narkoba dan jangan mencoba
menggunakannya. Sayangilah dirimu!
b. Melalui berbagai media massa, kita memperoleh informasi bahwa banyak kalangan
menggunakan narkoba. Para remaja, mahasiswa, bahkan pejabat ada yang terlibat

Modul MPK Bahasa Indonesia 67


penggunaan dan peredaran narkoba. Hal ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu,
perlu dirumuskan langkah-langkah penanggulangannya.
c. Sehubungan dengan maraknya peredaran dan penggunaan narkoba di berbagai
kalangan, pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap lalu-lalang pergerakan
narkoba. Semua jajaran keamanan disiagakan. Termasuk tim khusus antinarkoba.
d. Sebaiknya, semua pihak harus waspada terhadap penyalahgunaan narkoba. Jangan
sampai jatuh kepada orang-orang yang tak bertanggung jawab. Jika sampai lengah
kita semua akan menanggung akibatnya. Bangsa akan merugi.
e. Katakan tidak pada narkoba karena narkoba dapat merusak bangsa.
2. Cermati identifikasi masalah berikut:
1) Apakah hakikat koperasi?
2) Bagaimanakah peran koperasi dalam meningkatkan ekonomi petani?

Latar belakang karya ilmiah yang tepat berdasarkan identifikasi masalah tersebut
adalah.....

a. Koperasi adalah kumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Mereka
berkumpul untuk berusaha dengan tujuan kemakmuran bersama, terutama bagi
anggota koperasi.
b. Koperasi sudah marak di mana-mana, terutama di kota besar, karena koperasi itu
mudah berkumpul untuk mencapai kesejahtraan yang sama bagi anggota koperasi.
c. Dalam dunia perekonomian di masyarakat koperasi sangat dominan, terutama di
daerah pedesaaan. Koperasi sangat dekat dengan kehidupan petani. Berdasarkan hal
tersebut, penulis ingin meneliti bagaimana peran koperasi terhadap peningkatan
ekonomi petani.
d. Penulis tertarik meneliti koperasi karena orangtua penulis adalah ketua koperasi di
tempat kami tinggal. Tentunya hal tersebut akan mempermudah kami mengerjakan
karya tulis ini.
e. Koperasi dapat meningkatkan peran ekonomi para petani di pedesaan.
3. Topik karya tulis: pemuda sebagai calon pemimpin pemerintahan masa depan.
Permasalahan yang sesuai dengan topik karya tulis tersebut adalah . . . .
a. Apa yang harus dimiliki pemuda demi masa depan pemerintah?
b. Bagaimanakah menjadi pemimpin pemerintahan?
c. Pemuda dari daerah mana yang pantas jadi pemimpin masa depan?
d. Pemuda yang bagaimanakah yang mampu memimpin pemerintahan masa depan?
e. Usia berapakah pemuda bisa menjadi pemimpin?

Modul MPK Bahasa Indonesia 68


4. Cermati penulisan judul-judul dalam karya tulis berikut!
1) Pembinaan Bahasa Indonesia di Kalangan Siswa SMA
2) Pengaruh Lingkungan terhadap Perkembangan Jiwa Anak
3) Penggunaan tanda baca dalam karangan siswa SMA
4) Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Cerpen Remaja.
Penulisan judul karya tulis yang sesuai dengan EYD adalah nomor
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 1 dan 4
5. Rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja disebut
a. laporan
b. karya Ilmiah
c. proposal
d. skripsi
e. naskah
6. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat melepaskan diri dari teknologi, baik yang
sederhana maupun yang mutakhir. Pada era modernisasi, teknologi memberikan
sumbangan yang begitu besar. Namun, banyak pula akibat buruk yang diperoleh dari
dampak teknologi. Oleh karena itu, perlu diciptakan teknologi yang manusiawi, yaitu
teknologi yang mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia.
Dalam karya tulis ilmiah, uraian di atas merupakan bagian …
a. Tujuan penulisan
b. Landasan teori
c. Rumusan masalah
d. Pembatasan masalah
e. Latar belakang masalah
7. Cermati tema karya tulis berikut!
Dampak Pesatnya Perkembangan Teknologi Informasi Internet Terhadap Pola Pikir

Modul MPK Bahasa Indonesia 69


Pelajar SMA
Latar belakang karya tulis yang tepat sesuai tema tersebut adalah ...
a. Meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas dengan memberdayagunakan teknologi
informasi internet.
b. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi
internet dalam pembelajaran.
c. Membentuk pola pikir pelajar SMU yang rasional, sistematis, modem, dan berorientasi
ke depan.
d. Membentuk pola pikir pelajar SMU yang individualis, sekuler, dan menurunkan
kualitas moral mereka.
e. Masih banyak pelajar yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi
internet secara optimal.
8. Berikut merupakan tulisan ilmiah, kecuali...
a. skripsi
b. makalah
c. tesis
d. laporan
e. artikel.
9. Tulisan yang bersifat ilmu pengetahuan atau tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan disebut...
a. laporan
b. karya Ilmiah
c. proposal
d. skripsi
e. naskah
10. 1) pendahuluan
2) hasil seminar
3) pelaksaan seminar
4) lampiran
5) kesimpulan

Modul MPK Bahasa Indonesia 70


Urutan dari laporan hasil seminar adalah....
a. 1, 2, 3, 4, 5
a. 1, 3, 2, 5, 4
b. 1, 2, 3, 5, 4
c. 1, 3, 5, 4, 2
d. 1, 5, 4, 3, 2.

J. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, tingkat penguasaan saudara dapat


dideskripsikan sebagai berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—69 = cukup
< 69 = kurang

Modul MPK Bahasa Indonesia 71


KEGIATAN BELAJAR 2

MEMBACA TULISAN POPULER

A. Definisi Tulisan Populer


Tulisan populer merupakan sebuah tulisan atau rubrik informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah tetapi dikemas dengan cara penuturan yang
mudah dimengerti (Alex dan Achmad, 2011:177). Tulisan populer tidak hanya merupakan
pemaparan hasil penelitian tetapi juga dapat berupa petunjuk teknis, pengalaman, dan
pengamatan biasa yang diuraikan dengan meggunakan metode ilmiah. Tulisan-tulisan
populer biasanya ditulis dengan bahasa yang ringan dan menarik sehingga masyarakat awam
atau pembaca pemula dapat memahami tulisan tersebut.
Topik-topik dalam tulisan populer lebih beragam. Selain bertema tentang dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi, tulisan populer juga membahasa tentang sejarah, penemuan,
perkembangan baru, aplikasi, dan bahkan tentang isu-isu kontroversial yang sedang terjadi.
Pembahasan yang berat dalam tulisan populer tidak akan dirasakan oleh pembacanya karena
penyajiannya yang ringan dan sudut pandang materinya tidak mendalam.
Tulisan populer makin marak dimuat dalam media massa, baik koran/surat kabar atau
majalah. Selain sebagai wahana dalam mengkomunikasikan iptek kepada pembaca, tulisan
populer juga dapat dijadikan sebagai hiburan (entertainment) bagi pemabaca majalah atau
surat kabar. Oleh karena itu, tulisan populer sudah seharusnya menggunakan bahasa yang
menarik dan menarik minat orang untuk membacanya.

B. Karakteristik Tulisan Populer


Ada beberapa karakteristik tulisan populer yang membedakannya dengan tulisan ilmiah.
Beberapa karakteristik itu adalah:
1. Sasaran pembaca
Apabila pembaca tulisan ilmiah adalah orang-orang profesional atau spesialis/ahli
dalam suatu disiplin ilmu maka tulisan populer merupakan tulisan yang dibaca oleh
orang-orang awam, masyarakat biasa, dan orang-orang profesional di bidang lain.
Artinya, bila tulisan populer itu membahas tentang pencemaran lingkungan yang

Modul MPK Bahasa Indonesia 72


seharusnya hanya dipahami oleh orang-orang ahli pertanian/lingkungan, tetapi karena
penyajiannya yang santai dan ringan dapat pula dinikmati oleh masyarakat umum
dan para profesional bidang lain.
2. Identitas penulis
Penulis karya ilmiah mencantumkan data identitasnya lebih lengkap bila
dibandingkan dengan penulis populer. Pada tulisan ilmiah, penulis mencantumkan
nama, lembaga akademik tempat ia bekerja, dan kualifikasi pendidikannya. Penulis
populer hanya hanya mencantumkan nama saja sebagai data identitasnya tanpa
menyertakan informasi lainnya.
3. Gaya penulisan
Gaya penulisan pada karya ilmiah mengedepankan gaya tulisan yang faktual dan apa
adanya demi objektivitas suatu tulisan sedangkan tulisan populer ditulis dengan gaya
informal, anekdot, personal, dan menghibur. Kalimat yang digunakan pada karya
tulis ilmiah lebih panjang, kompleks, dan banyak menggunakan istilah teknis
sedangkan tulisan populer menggunakan kalimat yang pendek dan mudah dipahami
pembacanya.

C. Langkah-langkah Membaca Tulisan Populer


1. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas
2. Menentukan relevansi isu dengan hasil tulisan yang dihasilkan
3. Memanfaatkan isu tulisan populer untuk bahan/ inspirasi dalam menulis
4. Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah

D. Perbedaan Tulisan Ilmiah dengan Tulisan Populer


Ada beberapa perbedaan yang mendasar pada tulisan populer dengn tulisan ilmiah.
Perbedaan-perbedaan itu dapat anda lihat pada tabel berikut.

No Sumber perbedaan Tulisan Ilmiah Tulisan Populer


1. Judul Menggunakan bahasa baku Bahasa yang menarik
(tidak harus baku)
2. Teknik penulisan Disesuaikan dengan kebutuhan Bebas, runtut, dan jelas

Modul MPK Bahasa Indonesia 73


dan teori yang dibahas serta tidak mengacu pada
salah satu pedoman
tertentu
3. Tujuan karya tulis Sebagai tugas akhir kuliah Memberikan informasi
(skripsi, tesis, disertasi) atau kepada pembaca
untuk keperluan penelitian
akademik
4. Bahasa Menggunakan ragam bahasa Menggunakan bahasa yang
ilmiah serta menerapkan Ejaan umum di masyarakat
yang disempurnmakan (bahasa kolokial)
5. Topik yang dibahas Lebih bersifat kepada topik-topik Isu-isu mutakhir yang
khusus pada lingkup disiplin ilmu tengah menjadi wacana
tertentu publik (isu teroris,
tanaman organik, senajata
biologis, dan lainnya)
6. Validator Menggunakan teman sejawat dan Editor pada surat kabar
validator ahli atau majalah yang menjadi
validatornya
7. Penunjang isi Banyak menggunakan tabel dan gambar, foto, dan ilustrasi
bagan

E. Contoh Tulisan Populer

Globalisasi dan Budaya

Modul MPK Bahasa Indonesia 74


Globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat
dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya
pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh
adalah kebudayaan.
Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut
oleh masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai
wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian,
yang merupakan bagian sistem dari kebudayaan bangsa Indonesia. Aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam,
termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya
dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang
paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu
pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru
negara-negara maju.
Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal
dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara
mendasar.
Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya
setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Dalam proses

Modul MPK Bahasa Indonesia 75


alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan
baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Dalam
proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara
struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.

Contoh di atas merupakan salah satu dari tulisan ilmiah populer mengenai globalisasi dan
budaya. Isi artikel tersebut sangat mudah dipahami oleh masyarakat umum karena
menggunakan bahasa sehari-hari bukan bahasa ilmiah. Oleh karena itu, kita sendiri dapat
mengambil inti bacaan tersebut dengan mudah.

F. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian tulisan populer beserta contohnya?
2. Apakah tulisan populer itu fiksi atau nonfiksi?
3. Apakah Perbedaan antara penulisan populer dengan artikel ilmiah?
4. Bagaimanakah cara menulis tulisan populer yang baik?
5. Buatlah kesimpulan berupa satu buah paragraf berdasarkan isi artikel tentang “ Globalisasi
dan Budaya” pada contoh tulisan populer”

G. Kunci Petunjuk Latihan


1. Tulisan populer merupakan sebuah tulisan atau rubrik informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bersifat ilmiah tetapi dikemas dengan cara penuturan yang mudah
dimengerti. Menulis populer adalah menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca.
Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan menyiksa
pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan istilah
sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan mengakui
kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis untuk benar-benar menguasai
persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak serta lebih keras. Penulis juga
dituntut untuk berusaha menyederhanakan sajian, mencari analogi dan sebagainya. Contoh

Modul MPK Bahasa Indonesia 76


tulisan populer yaitu: artikel-artikel pada koran, majalah seperti trubus, tabloid, puisi,
editorial, opini, feature, dan reportase.
2. Tulisan populer bersifat non fiksi. Mengingat tujuan dari tulisan populer itu sendiri untuk
dapat menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca. Tulisan populer biasanya tulisan
ringan yang tidak rumit dan bersifat hiburan. Tulisan baik bersifat fiksi maupun non fiksi
asalkan pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Bahasa
dan istilahnya sederhana, mudah dicerna dan pupler di masyarakat. Materinya tidak selalu
harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan
atau perenungan (refleksi). Hal ini menunjukkan bagaimana penulis dapat menyampaikan
kepada pembaca sesuai dengan cara menulis dan pemikiran mereka sendiri.
Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan
informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan
wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya. Materinya tidak selalu harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau
perenungan (refleksi). Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci,
namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat
menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Pembahasan dan analisisnya
sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat yang mudah dicerna
dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti “aturan
main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik.
3. Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah terletak
pada tujuan dan cara penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang
penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk meberikan
informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus
berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan
penggunaan tat bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan istilah-istilah yang
mudah dicerna dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus
tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin
disampaikan.

Modul MPK Bahasa Indonesia 77


4. Cara menulis tulisan populer yang baik, yaitu (1) hindari istilah teknis atau jargon, (2)
pakailah kalimat sederhana, (3) sajikan secara konkret dan spesifik, (4) permudah dengan
analogi.
5. Globalisasi telah mempengaruhi kebudayaan. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari
kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Oleh karena itu,
negara Indonesia harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur
nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing.

H. Rangkuman

1. Tulisan populer merupakan sebuah tulisan atau rubrik informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bersifat ilmiah tetapi dikemas dengan cara penuturan yang mudah
dimengerti.
2. Tulisan populer atau tulisan semi ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, dan
reportase.
3. Karakteristik tulisan populer, yaitu; (1) tulisan populer merupakan tulisan yang dibaca oleh
orang-orang awam, masyarakat biasa, dan orang-orang profesional di bidang lain (2)
Penulis populer hanya hanya mencantumkan nama saja sebagai data identitasnya tanpa
menyertakan informasi lainnya (3) tulisan populer ditulis dengan gaya informal, anekdot,
personal, dan menghibur.

I. Tes Formatif

1. Jumlah angkatan kerja yang meningkat setiap tahun merupakan keuntungan sekaligus
sebagai tantangan bagi pemerintah dan bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Menurut pendapat para ahli bahwa manusia sebagai sumber
potensial merupakan salah satu modal dasar pembangunan, yaitu sebagai motor penggerak
dalam mekanisme kerja dalam proses produksi, serta sebagai sasaran dan hasil produksi
itu sendiri.
Opini (pendapat) yang terdapat dalam paragraf diatas adalah …
a. Jumlah angkatan kerja yang meningkat.

Modul MPK Bahasa Indonesia 78


b. Setiap tahun merupakan keinginan dan sekaligus sebagai tantangan.
c. Melaksanakan pembangunan nasional.
d. Manusia sebagai sumber potensi merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
e. Sebagai sasaran dan hasil produksi itu sendiri.
2. Bacalah cuplikan artikel berikut ini!
Penderita kelainan katup jantung saat ini bisa semakin lega. Bila selama ini mereka hanya
mempunyai beberapa pilihan untuk memperbaiki katup jantungnya, seperti dengan katup
jantung mekanis dan katup jantung biologis dari hewan mamalia, kini ada tawaran baru,
yaitu katup jantung dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.
Alternatif yang baru diperkenalkan di Indonesia itu adalah bedah katup jantung dengan
katup jantung biologis, yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri atau
perikardium otograf. Katup ini berfungsi seperti katup aslinya. Penanganan dengan cara
ini terbukti dapat menekan tingkat kematian yang tergolong tinggi. Penggunaan katup
biologis otograf tingkat mortalitasnya di bawah satu persen.
Pakar bidang jantung dari AS, Carlos Mg Duran yang juga penemu cincin rekonstruksi
katup jantung memperkenalkan hal tersebut dalam jumpa pers pada forum diskusi ilmiah
”Indonesia pada Kelainan Katup Jantung” di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta.
(Kompas, 16 September 2000)

Cuplikan artikel di atas jika diringkas menjadi…

a. Penderita kelainan katup jantung lega dengan ditemukannya katup jantung dengan katup
biologis yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri.

b. Carlos Mg Duran di Jakarta mengenalkan bedah jantung terbaru dengan menggunakan


teknik perikardium otograf yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi.

c. Penderita penyakit jantung lega dengan ditemukannya bedah katup jantung biologis
yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri yang terbukti dapat menekan
kematian. Penemunya Carlos Mg Duran dari AS.

d. Pakar bedah jantung dari AS memperkenalkan bedah jantung dengan dengan teknik
katup biologis yang diambil dari jaringan tubuh penderita sendiri di RS Jantung
Harapan Kita, Jakarta.

Modul MPK Bahasa Indonesia 79


e. Harapan hidup penderita penyakit jantung di Indonesia semakin tinggi dengan
ditemukannya bedah jantung yang menggunakan teknik perikardium otograf.

3. Bacalah kutipan karya tulis berikut ini!


Manusia dalam kehidupannya tidak dapat melepaskan diri dari teknologi, baik yang
sederhana maupun yang mutakhir. Pada era modernisasi, teknologi memberikan
sumbangan yang begitu besar. Namun, banyak pula akibat buruk yang diperoleh dari
dampak teknologi. Oleh karena itu, perlu diciptakan teknologi yang manusiawi, yaitu
teknologi yang mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia.
Dalam karya tulis ilmiah, uraian di atas merupakan bagian …
a. Tujuan penulisan
b. Landasan teori
c. Rumusan masalah
d. Pembatasan masalah
e. Latar belakang masalah
4. Bacalah kutipan tajuk rencana berikut dengan saksama!
…….perencanaan gerakan hemat air dan sekaligus berarti berdisiplin dalam penggunaan
air di Surabaya menjadi amat relevan. Disiplin dalam penggunaan air bersih harus dilihat
sebagai semacam kesetiakawanan sosial. Sebab dengan kita berdisiplin menggunakan air
bersih berarti memberikan peluang kepada anggota masyarakat lainnya yang selama ini
kesulitan air untuk berkesempatan menikmati air bersih.
Pernyataan yang berupa pendapat penulis dalam tajuk rencana tersebut adalah…
a. Sejumlah anggota masyarakat dengan semena-mena menggunakan air.
b. Kesulitan air yang menimpa sebagian besar penduduk hendaknya dapat ditarik
maknanya.
c. PDAM harus terus berjuang keras untuk meningkatkan suplai air bersihnya.
d. Sebaiknya penduduk menggunakan air sumur dengan memperhatikan peruntukannya.
e. Masyarakat harus berdisiplin dalam penggunaan air bersih karena hal ini dapat
mencerminkan kestiakawanan sosial.
5. (1) Jakarta menduduki peringkat tertinggi kasus demam berdarah musim hujan kali ini. (2)
Dari sekitar 90 ribu kasus demam berdarah (DB) yang sudah dilaporkan, 30% di antaranya
diderita warga Jakarta. (3) Penderitanya didominasi oleh anak-anak usia sekolah hampir

Modul MPK Bahasa Indonesia 80


70% dari total kasus yang ada. (4) Salah satu faktornya adalah banyaknya nyamuk DB
yang berkeliaran di ruang belajar anak-anak. (5) Sistem sanitasi yang buruk menjadikan
DB gampang meluas di Jakarta.
Kalimat opini dalam paragraf tersebut terdapat pada kalimat....
a. Kelima
b. Keempat
c. Ketiga
d. Kedua
e. Kesatu
6. Kenaikan BBM kali ini hendaknya jangan dipandang sebagai sebuah pencabutan subsidi,
tetapi sebagai pengalihan subsidi, dari subsidi harga ke subsidi langsung. Kalaulah
sekarang masyarakat bergejolak, itu adalah karena memang sudah sejak lama kita
dininabobokan oleh BBM yang murah, ketika barang dan jasa lainnya terus melambung.
Opini penulis dalam kutipan tajuk rencana tersebut adalah...
a. Sekarang masyarakat bergejolak karena pemerintah akan mencabut harga subsidi
BBM.
b. Pemerintah menaikkan harga BBM sehingga masyarakat merasakan sulit dalam
kehidupan.
c. Masyarakat Indonesia sudah lama dininabobokan dengan subsidi harga BBM yang
murah.
d. Kenaikan BBM kali ini hendaknya jangan dipandang sebagai sebuah pencabutan
subsidi.
e. Harga barang dan jasa lainnya melambung tinggi sejak pemerintah menaikkan harga
BBM.

7. Masalah dalam kutipan tajuk rencana tersebut adalah ...


a. pengalihan subsidi
b. pencabutan subsidi
c. kenaikan harga
d. kenaikan BBM
e. gejolak masyarakat

Modul MPK Bahasa Indonesia 81


8. Sistem ujian SD/MI tahun 2008 dinamakan ujian nasional yang terintegrasi dengan
ujian sekolah. Ini adalah jalan tengah, mempersiapkan sekolah beradaptasi dengan
UN yang menetapkan peserta didik harus lulus Bahasa Indonesia, Matematika, dan
IPA. Jalan tengah itu diharapkan menghentikan protes penyelenggaraan UN tingkat
SD setelah pemerintah berseikeras pantang mundur dan menyelenggarakan UN
jenjang SLTP dan SLTA. Protes selama ini berisi UN tidak bisa dipakai untuk
memetakan kondisi praktis pendidikan. UN hanya memotret sesaat, apalagi
kemudian ternyata siswa didril dengan tiga mata pelajaran yang diujikan nasional,
sebab sekolah mengharapkan sebanyak mungkin lulus. Pemetaan mesti
ditempatkan dalam konteks proses dan bukan diorientasikan pada hasil saja. (Kompas,12
November 2007)

Simpulan yang tepat isi tajuk rencana diatas adalah…


a. Ujian nasional yang terintegrasi dengan ujian sekolah adalah jalan tengah yang
diharapkan menghentikan protes penyelenggaraan UN tingkat SD.
b. Ujian nasional yang terintegrasi dengan ujian sekolah mempersiapkan sekolah
beradaptasi dengan UN yang menetapkan peserta didik harus lulus Matematika, IPA,
Bahasa Indonesia.
c. Protes selama ini berisi UN tidak bisa dipakai untuk memetakan kondisi praktis
pendidikan yang hanya memotret sesaat, apalagi kemudian ternyata siswa didril dengan
tiga mata pelajaran yang diujikan.
d. UN hanya memotret sesaat dimana siswa hanya didril dengan tiga mata pelajaran yang
diujikan nasional sementara sekolah mengharapkan sebanyak mungkin lulus.
e. Pemerintah bersikeras pantang mundur menyelenggarakan UN jenjang SLTP dan SLTA
dan SD meski protes selama ini berisi UN tidak bisa dipakai untuk memetakan kondisi
praktis pendidikan
9. Berikut merupakan tulisan ilmiah populer, kecuali....
a. artikel
b. opini
c. makalah
d. editorial
e. feature

Modul MPK Bahasa Indonesia 82


10. Bacalah kutipan tajuk rencana berikut dengan seksama!
…….perencanaan gerakan hemat air dan sekaligus berarti berdisiplin dalam penggunaan
air di Surabaya menjadi amat relevan. Disiplin dalam penggunaan air bersih harus dilihat
sebagai semacam kesetiakawanan sosial. Jika kita berdisiplin menggunakan air bersih
berarti telah memberikan peluang kepada anggota masyarakat lainnya yang selama ini
kesulitan air untuk berkesempatan menikmati air bersih.
Pernyataan yang berupa pendapat penulis dalam tajuk rencana tersebut adalah…
a. Sejumlah anggota masyarakat dengan semena-mena menggunakan air.
b. Kesulitan air yang menimpa sebagian besar penduduk hendaknya dapat ditarik
maknanya.
c. PDAM harus terus berjuang keras untuk meningkatkan suplai air bersihnya.
d. Sebaiknya penduduk menggunakan air sumur dengan memperhatikan peruntukannya.
e. Masyarakat harus berdisiplin dalam penggunaan air bersih karena hal ini dapat
mencerminkan kesetiakawanan sosial.

I. Patokan Penilaian

Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, tingkat penguasaan saudara dapat


dideskripsikan sebagai berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—69 = cukup
< 69 = kurang

Modul MPK Bahasa Indonesia 83


Kunci Jawaban Tes Formatif

A. Kegiatan Belajar 1 (Membaca Tulisan Ilmiah)


1. B 6. B
2. A 7. A
3. D 8. E
4. A 9. B
5. B 10. B
B. Kegiatan belajar 2 (Membaca Tulisan Populer)
1. D 6. C
2. D 7. B
3. B 8. E
4. E 9. C
5. E 10. A

Modul MPK Bahasa Indonesia 84


Daftar Pustaka

Alex dan Achmad HP. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Aswaja.

Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nuriadi. 2008. Teknik Jitu menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Matakuliah Pengembangan


Kepribadian. Jakarta: Grasindo
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ruddell, M.P. 2005. Teaching content reading and writing. USA: Wiley.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk
Penulisan Akademik di Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra Wacana Media
Subadiyono. 2011. Peningkatan Pemahaman Bacaan dengan Menggunakan Pendekatan
Interaktif. Yogyakarta: Pohon Cemara.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UNM

Wahyuni, Sri dan Abdul Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Malang:
Refika Aditama
Widjono, HS. 2005. Bahasa Indonesia Matakuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.

Modul MPK Bahasa Indonesia 85


MODUL 4

BERBICARA AKADEMIK

STANDAR KOMPETENSI

Setelah mempelajari modul 4 ini, mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman


yang benar tentang pengertian atau konsep berbicara, cara dan teknik berbicara untuk
presentasi, berbicara dalam seminar, berpidato atau ceramah dalam situasi formal,
menganalisis situasi pendengar sebelum berbicara dalam presentasi, berseminar, dan
berpidato dalam forum formal.

TUJUAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dan konsep berbicara


2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara dan teknik berbicara untuk presentasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara dan teknik berbicara dalam seminar
4. Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan cara dan teknik berpidato
dalam situasi formal
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan cara menganalisis situasi dan
pendengar
PENDAHULUAN

Selamat belajar Saudara pada Modul 4 Bahasa Indonesia ini. Pada modul ini akan
dipaparkan beberapa jenis kemampuan berbicara akademik yang lazim dilakukan dalam
kegiatan perkuliahan. Pada hakikatnya berbicara merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berbicara ini tidak dapat
dikuasai oleh pesesrta didik secara otomatis tetapi perlu latihan yang terus-menerus.
Berbicara dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu berbicara untuk situasi formal dan
berbicara untuk situasi santai. Berbicara dalam situasi yang santai tidak ditentukan oleh
aturan-aturan yang mengatur. Berbicara dalam kondisi ini lebih ditekankan pada kemampuan
berbahasa seseorang yang dapat dipahami oleh lawan bicara atau audiensnya. Sementara

Modul MPK Bahasa Indonesia 86


dalam berbicara formal (akademik) ada hal-hal yang harus dikuasai oleh peserta didik
sebelum melakukan kegiatan berbicaranya.
Berbicara akademik merupakan bagian dari public speaking (berbicara di depan
publik). Kemampuan berbicara khususnya berbicara akademik sangat menentukan dalam
proses pembelajaran. Sebuah mata pelajaran yang dianggap momok bagi banyak orang akan
semakin susah dipahami jika dibawakan oleh seorang pendidik yang mempunyai kemampuan
komunikasinya rendah (Sirait, 2012: viii).
Berbicara akademik (berbicara ilmiah) tentu berbeda dengan berbicara pada saat
santai. Berbicara akademik memerlukan kemampuan khusus baik secara penyajian, maupun
pengungkapan melalui bahasa (diksi, gaya bahasa, gaya penyampaian, mimik, dan gestur).
Alex dan Achmad (2011:31) menyatakan bahwa berbicara akademik ialah berbicara
dalam lingkungan akademik atau lembaga pendidikan berlandaskan pada hal-hal yang
bersifat ilmiah atau ilmu pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas
bahwa berbicara akademik merupakan kemampuan dalam berbahasa dalam situasi resmi atau
formal untuk menyampaikan ide-ide atau hasil penelitian.
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan praktik. Artinya, semakin banyak dan
intensif manusia melakukan kebiasaan dan mengikuti forum-forum ilmiah tentu lambat laun
mereka juga akan dapat melakukannya. Ada beberapa kriteria yang diperlukan untuk menjadi
pembicara yang baik, di antaranya: (1) berbicara dengan gaya bicara sendiri, (2) mampu
mengemas sesuatu yang sederhana dengan sudut pandang baru, (3) berbicara apa adanya, (4)
tidak berbicara diri sendiri secara berlebihan, (5) mampu memulai dengan baik, (6) didukung
suara yang meyakinkan, (7) menunjukkan empati, (8) memiliki selera humor, (9) memiliki
antusias terhadap hal yang dibicarakan, (10) mampu mengatasi demam panggung
(Pamungkas, 2012:42—44).
Kemampuan berbicara juga harus diimbangi dengan etika. Etika merupakan
ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Menurut Rismawaty dikutip Pamungkas (2012:45—47), etika berbicara adalah
sebagai berikut.
1. upayakan suara pembicara harus dapat didengar
2. hindarilah pembicaraan yang tidak berguna
3. janganlah membicarakan semua yang didengar

Modul MPK Bahasa Indonesia 87


4. hindarilah perdebatan dan saling membantah
5. menyampaikan pengalaman dan ilmunya dengan tenang
6. menghindari sikap memaksakan diri
7. menghindari ghibah atau adu domba
8. bersedia mendengarkan pendapat orang lain
9. tidak memonopoli pembicaraan
10. menghindari perkataan kotor
11. tidak memandang rendah lawan bicara.

Modul MPK Bahasa Indonesia 88


KEGIATAN BELAJAR 1
BERBICARA UNTUK PRESENTASI

A. Pengantar Berbicara Untuk Presentasi


Dalam kegiatan perkuliahan presentasi merupakan kegiatan pembelajaran yang
lumrah atau biasa dilaksanakan. Berbicara dalam presentasi merupakan salah satu kegiatan
berbicara akademik harus dipersiapkan terlebih dahulu. Presentasi merupakan kegiatan untuk
menyampaikan pesan, ide, atau informasi kepada audiens. Artinya dalam presentasi ini,
seorang pembicara berbicara langsung kepada audiens tentang suatu topik yang biasanya
dibantu dengan alat bantuan visual.

B. Tujuan Presentasi
Menurut Wijayanti (2013:233), presentasi ilmiah mempunyai beberapa tujuan antara lain.
1. Memberikan informasi
Presentasi yang bertujuan memberikan informasi dilakukan ketika peserta belum
mengenal topik yang dibahas. Presentasi jenis ini biasanya banyak memberikan fakta
dan data agar peserta memahami apa yang akan terjadi. Presentasi jenis ini banyak
dilakukan oleh dosen atau guru dalam memberikan materi pembelajaran.
2. Mengharapkan masukan
Presentasi ini bertujuan mendapatkan masukan atas materi yang dibentangkan. Dari
masukan yang diperoleh dari peserta, penyaji dapat menindaklanjutinya dengan
melakukan tindakan atau menyempurnakan materinya untuk ditindaklanjuti ke suatu
media cetak ilmiah.
3. Mempengaruhi atau membujuk orang lain
Presentasi ini bertujuan untuk mempengaruhi peserta/ orang lain, memiliki call to
action, yaitu apa yang dilakukan oleh peserta setelah selesai mendengarkan presentasi.
Presentasi ini biasa digunakan untuk perusahaan dalam memasarkan produknya,
asuransi, atau ajakan bergabung komunitas tertentu.

Modul MPK Bahasa Indonesia 89


C. Tata Cara Presentasi
Menurut Wijayanti (2013:234-235), ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam
presentasi. Beberapa cara tersebut adalah.
1. Penyaji harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai informasi yang
memadai dapat dipahami dengan baik oleh peserta jika mereka memperoleh materi
secara tertulis (baik makalah maupun slide power point).
2. Penyaji memanfaatkan waktu seefisien mungkin
Penyaji seharusnya dapat menyampaikan materi sebaik mungkin karena keterbatasan
waktu yang dialokasikan. Artinya penyaji harus dapat merencanakan materi secara
keseluruhan dengan batasan waktu yang diberikan.
3. Penyaji mematuhi etika yang berlaku
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengenai segala hal. Etika dalam
presentasi perlu diperhatikan karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuan
dan akademisi untuk saling mengasah otak dan hati, serta bertukar informasi
akademik.

D. Kiat-kiat Presentasi
Agar presentasi menarik dan berjalan lancar, Anda harus memahami beberapa kiat dalam
presentasi. Wijayanti (2013:237) menyatakan beberapa kiat dalam berpresentasi, yaitu:
1. Menarik perhatian dan minat peserta
Kunci ketertarikan peserta adalah pada topik dan penyaji. Pilihlah topik yang penting,
mendesak, dan menarik perhatian. Meskipun topik menarik, jika tidak disajikan secara
menarik, tentunya akan mengecewakan bagi peserta. Ketertarikan para peserta juga
dapat dibangun dengan menggunakan multimedia yang disajikan secara berbeda.
2. Menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas
Untuk menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas, disamping
penyaji harus mendalami materi, juga harus mampu menyampaikan materi secara
sistematis, singkat, dan padat.
3. Untuk menjaga etika saat tampil
Untuk menjaga etika, usahakan untuk menghindari hal-hal yang dapat menyinggung
perasaan orang lain. Ada beberapa etika dalam berbicara khususnya dalam presentasi.

Modul MPK Bahasa Indonesia 90


Menurut Rismawaty dikutip Pamungkas (2012:45-47), etika berbicara adalah sebagai
berikut.
1. Seorang pembicara harus dalam kondisi yang sehat jasmani dan rohani
2. Suara pembicara harus dapat didengar
3. Hindari pembicaraan yang tidak berguna
4. Jangan membicarakan semua yang didengar
5. Hindari perdebatan dan saling membantah
6. Menyampaikan pengalaman dan ilmunya dengan tenang
7. Menghindari sikap memaksakan diri
8. Menghindari ghibah atau adu domba
9. Bersedia mendengarkan pendapat orang lain
10. Tidak memonopoli pembicaraan
11. Menghindari perkataan kotor
12. Tidak memandang rendah lawan bicara.

E. Tahap-tahap Presentasi
Ada beberapa tahapan dalam presentasi yang harus Anda perhatikan, diantaranya.
1. Mempersiapkan materi
Tahap ini dimulai dengan membaca berbagai sumber untuk menambah wawasan
tentang materi yang akan dipresentasikan. Langkah berikutnya dapat disusun pula
materi tersebut ke dalam bentuk slide power point dengan tampilan semenarik
mungkin.
2. Melaksanakan presentasi
Dalam pelaksanaan presentasi perlu diperhatikan hal-hal berikut (1) bersikap
tenanng, (2) sisipkan humor, (3) libatkan peserta, (4) gunakan bahasa yang mudah
dipahami, (5) berbicaralah dengan tenang dan santun, dan (6) perhitungkan waktu
presentasi dan waktu diskusi.
3. Mengevaluasi presentasi
Evaluasi materi presentasi yang baru saja dilakukan sangat baik untuk mengetahui
kekurangan presentasi. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

Modul MPK Bahasa Indonesia 91


satunya dengan membagikan kuisioner kepada peserta (Wijayanti, 2015: 264-
269).

F. Teknik-teknik Presentasi
Presentasi perlu perencanaan yang jelas dan strategis. Selain Anda harus mengetahui siapa
saja peserta, mempersiapkan media dan materi, perlu juga memiliki teknik presentasi yang
tepat sesuai dengan materi. Ada tiga teknik umum yang digunakan dalam presentasi menurut
Wijayanti(2013:246), yaitu.
1. Teknik menghafal
Teknik digunakan pemateri dengan cara menghafal urutan materi, bahkan kata demi
kata yang akan disampaikan tanpa menggunakan catatan.
2. Teknik membaca
Materi presentasi disiapkan untuk dibaca. Teknik ini dapat dilakukan jika materi
kompleks dan teknis, tetapi lebih baik jika tidak dibaca secara keseluruhan. Teknik ini
juga harus mengkombinasikan dengan aspek-aspek lainmya agar presentasi tetap
menarik.
3. Teknik kerangka
Teknik ini paling efektif karena penyaji tampil hanya dengan catatan mengenai
pokok-pokok pikiran dari presentasinya. Penyaji mengembangkan sendiri pokok-
pokok tersebut dalam uraian yang jelas dengan tetap menjaga kontak mata dengan
audiens.

G. Sistematika Slide Presentasi


Sebuah presentasi disampaikan dalam tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, dan
penutup. Dalam sebuah presentasi, ketiga bagian tersebut harus disajikan secara jelas Rahayu
dikutip (Wijayanti, 2015:269-270).
1. Pendahuluan
Pada bagian ini, penyaji perlu membangkitkan minat audiens agar menerima materi
yang disampaikan. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membuka
presentasi, yaitu:
a. Menceritakan pengalaman ringan yang menarik dan menyegarkan

Modul MPK Bahasa Indonesia 92


b. Memberikan data statistik
c. Menyisipkan humor
d. Mengutip ucapan ahli atau tokoh terkenal
e. Menampilkan gambar atau film multimedia
2. Isi
Setelah membangkitkan minat dan ketertarikan peserta pada bagian pendahuluan,
presentasi dapat dimulai dengan menjelaskan secara singkat poin-poin besar yang
dibahas. Penyampaian isi divisualisasikan dengan media power point yang menarik
dengan memasukkan grafik, gambar, atau diagram yang mempunyai hubungan
dengan materi.
3. Penutup
Bagian ini mengulas kembali poin-poin penting yang perlu mendapat penekanan
dalam presentasi tersebut. Tujuan utama bagian akhir ini adalah memfokuskan
kembali perhatian peserta kepada isi atau pesan yang hendak disampaikan. Strategi
yang dapat digunakan untuk mengkhiri presentasi adalah
a. Mengungkapkan kembali pokok-pokok penting presentasi
b. Memberikan ringkasan butir-butir penting
c. Memberikan saran atau harapan untuk bertindak
d. Mengungkapkan peluang atau tantangan.

H. Latihan
Kerjakan perintah berikut ini dengan benar!
1. Tuliskan definisi berbicara untuk presentasi!
2. Tuliskan tiga tahap-tahap dalam presentasi!
3. Tuliskan beberapa aspek nonverbal yang perlu diperhatikan dalam presentasi!
4. Pilihlah salah satu topik berikut, kemudian buatlah presentasi penyajiannya dengan
menggunakan media power point. Perhatikanlah hal-hal apa saja yang harus
diutamakan dalam berpresentasi!
a. Swasembada pangan
b. Kontroversi impor daging
c. Penerapan kurikulum 2013

Modul MPK Bahasa Indonesia 93


5. Bentuklah diskusi kelas, yang terdiri atas pemakalah, peserta, moderator, dan
notulis.
Lakukanlah peran masing-masing. Pemakalah menyajikan makalah secara mandiri
atau berkelompok. Peserta memberikan komentar atas presentasi pemakalah.
Moderator membuka presentasi, membacakan biodata singkat, menjaga ketertiban
diskusi, mengatur tanya jawab, dan mengakhiri presentasi. Notulis mencatat secara
garis besar pertanyaan dan jawaban diskusi yang berlangsung.

I. Kunci Petunjuk Latihan


1. Berbicara dalam presentasi adalah sebuah kegiatan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kepada orang lain dengan menyajikan alat bantu berupa slide power point
yang biasa dilakukan dalam pembelajaran di kelas atau dalam seminar dan rapat
kerja.
2. Tahap-tahap dalam presentasi adalah
a. Mempersiapkan materi
b. Melaksanakan presentasi
c. Mengevaluasi presentasi
3. Aspek-aspek nonverbal yang perlu diperhatikan dalam presentasi dan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah penampilan adalah: (1) penampilan, (2)
sikap tubuh, dan (3) bahasa tubuh.
4. Setelah Saudara memilih topik yang disediakan, buatlah sebuah penyajian presentasi
dengan menggunakan power point. Upayakan penyajian Saudara disusun secara
menarik. Berikut ini disediakan rubrik penilaian yang dapat Saudara perhatikan
dalam memaksimalkan penampilan Saudara! Selamat mencoba!

Modul MPK Bahasa Indonesia 94


No Aspek yang dinilai 1 2 3 4
1. Berdiri tegak
2. Memandang ke arah hadirin
3. Pelafalan
4. Sistematika
5. Mimik
6. Intonasi
7. Kejelasan gagasan
Jumlah
Skor maksimum 28
(Hamzah B. Uno dan Satria Koni, 2012:21).
Kriteria penskoran nomor 1 dan 2:
1= bila tidak pernah melakukan
2= bila jarang melakukan
3= bila kadang-kadang melakukan
4= bila selalu melakukan
Kriteria penskoran nomor 3 sampai dengan 7, semakin baik penampilan mahasiswa
semakin tinggi skor yang diperoleh.

5. Pada latihan ini, saudara diminta untuk melaksanakan diskusi kelas. Perhatikanlah
rubrik penilaian latihan ini dengan melihat rubrik penilaian di atas tentang berbicara
untuk presentasi. Catatan yang harus diperhatikan dalam latihan ini adalah
kekompakan Saudara dalam satu tim!

J. Rangkuman
1. Berbicara dalam presentasi adalah sebuah kegiatan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kepada orang lain dengan menyajikan alat bantu perupa slide power point
yang biasa dilakukan dalam pembelajaran di kelas atau dalam seminar dan rapat
kerja.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata cara berpresentasi adalah:
a. Penyaji harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai

Modul MPK Bahasa Indonesia 95


b. Penyaji memanfaatkan waktu seefisien mungkin
c. Penyaji berupaya untuk mematuhi etika yang berlaku
3. Teknik-teknik dalam presentasi antara lain; (1) menghafal, (2) membaca, dan (3)
kerangka
4. Tahap-tahap dalam presentasi antara lain: tahap persiapan, tahap melaksanakan
presentasi, dan tahap mengevaluasi
5. Di samping materi yang harus diutamakan, dalam sebuah presentasi juga harus
memperhatikan aspek-aspek nonverbal. Aspek nonverbal tersebut mencakup
penampilan, sikap tubuh, dan bahasa tubuh.

K. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang telah disediakan!
1. Berbicara akademik adalah berbicara yang dilakukan pada hal dan lingkungan yang
bersifat akademik atau ilmiah, kecuali…
a. Seminar
b. Presentasi makalah di kelas
c. Simposium
d. MC ulang tahun
e. Diskusi panel
2. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam berpresentasi. Teknik yang paling efektif
adalah…
a. Teknik menghafal
b. Teknik membaca
c. Teknik membaca dan menghafal
d. Teknik spontanitas
e. Teknik mencatat
3. Berikut ini merupakan jenis-jenis bahasa tubuh yang harus dihindari dalam
berpresentasi, kecuali…
a. Menjaga pandangan mata ke audiens
b. Posisi tubuh diam pada satu titik
c. Menciptakan humor yang berlebihan

Modul MPK Bahasa Indonesia 96


d. Memasukkan tangan ke saku celana
e. Menghindari kontak mata dengan audiens
4. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam mengakhiri presentasi, kecuali…
a. Mengungkapkan kembali pokok-pokok penting presentasi
b. Mengungkapkan jika waktu sudah habis
c. Memberikan ringkasan butir-butir penting
d. Memberikan saran atau harapan untuk bertindak
e. Mengungkapkan peluang atau tantangan
5. Berikut adalah strategi dalam membuka sebuah presentasi, kecuali…
a. Menceritakan pengalaman ringan yang menarik dan menyegarkan
b. Memberikan data statistik
c. Menyisipkan humor
d. Mengutip ucapan ahli atau tokoh terkenal
e. Membuka dengan salam dan langsung ke topik
6. Dalam mengevaluasi sebuah presentasi, biasanya dibagikan kuesioner dengan tujuan
untuk…
a. Menarik audiens untuk hadir
b. Sebagi pelengkap acara seminar saja
c. Meminta masukan tentang kekurangan pada presentasi
d. Mengisi waktu di sela-sela seminar
e. Mencari informasi tentang latar belakang audiens
7. Aspek nonverbal yang harus diperhatikan dalam presentasi adalah…
a. Penampilan, bahasa tubuh, dan sikap tubuh
b. Materi, media penyampaian, dan penampilan
c. Materi, bahasa tubuh, dan sikap tubuh
d. Media penyampaian, bahasa tubuh, dan sikap tubuh
e. Media penyampaian, materi, dan gaya rambut
8. Hal-hal yang merupakan ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari disebut…
a. Hukum
b. Undang-undang

Modul MPK Bahasa Indonesia 97


c. Kesepakatan
d. Etika
e. Kerjasama
9. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan praktik, artinya…
a. Kemampuan karena faktor bakat
b. Kemampuan karena faktor lingkungan
c. Kemampuan yang ada karena tiba-tiba
d. Kemampuan yang biasa saja
e. Kemampuan akan semakin baik jika dilatih terus-menerus
10. Berikut adalah kriteria-kriteria untuk menjadi pembicara yang baik, kecuali…
a. Memandang hal dari sudut pandang yang baru
b. Meniru gaya bicara seseorang yang sudah terkenal
c. Berbicara apa adanya
d. Memiliki selera humor
e. Memiliki gaya bicara tersendiri/karakter

L. Patokan Penilaian
Setelah melaksanakan tes formatif, Saudara dapat menghitung tingkat kemampuan atau
penguasaan Saudara dengan rumus berikut.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Dari rumus di atas, kemampuan Saudara dapat dideskripsikan pada masing-masing


kelompok berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—69 = cukup
< 59 = kurang

Modul MPK Bahasa Indonesia 98


KEGIATAN BELAJAR 2
BERBICARA UNTUK SEMINAR

A. Pengantar Berbicara untuk Seminar


Seminar adalah kegiatan ilmiah yang memungkinkan hadirnya informasi atau temuan baru
yang dilakukan oleh mahasiswa dengan arahan dosen atau ahli dalam bidang tertentu dalam
membahas suatu masalah. Seminar biasanya disebut sebagai diskusi dengan menghadirkan
beberapa pembicara/narasumber yang mengupas permasalahan menurut pandangan dan
pemahamannya.
Berbicara untuk keperluan seminar merupakan bentuk wicara yang melibatkan banyak
pendengar atau audiensi. Berbicara untuk seminar merupakan kelompok berbicara pada
konferensi (conference speaking) yang meliputi: (1) seminar kelompok baik formal maupun
nonformal; (2) prosedur parlementer; (3) debat (Tarigan, 1986: 22-23).
Seminar sering juga disebut sebagai percakapan terpimpin. Artinya setiap individu dalam
kelompok seminar tersebut merupakan penggabungan individu yang berada dalam satu
forum. Oleh sebab itu, dalam seminar setiap individu hendaknya menyadari adanya tujuan
bersama sehingga membangkitkan kesadaran saling menghormati dan menghargai pendapat.

B. Pelaksana Kegiatan Seminar


Ada beberapa unsur yang menopang dalam suatu seminar. Unsur-unsur tersebut meliputi:
1. Panitia, bertugas merencanakan dan mempersiapkan seminar, baik pendanaan, tempat,
hingga pembicara.
2. Moderator, orang yang memimpin seminar dan mengatur jalannya diskusi atau tanya
jawab antara pembicara dengan peserta.
3. Notulis (penambat), orang yang mencatat jalannya seminar.
4. Pembicara atau narasumber, orang yang ahli atau pakar dalam bidang tertentu.
5. Peserta, orang yang terlibat atau ikut serta dalam seminar.

Modul MPK Bahasa Indonesia 99


C. Unsur-Unsur Kegiatan Seminar
Ada beberapa unsur dalam kegiatan seminar, antara lain:
1. Unsur manusia, diantaranya penyaji/pemateri, moderator, penulis/notulen, dan peserta
2. Unsur materi, adalah persoalan-persoalan yang akan menjadi topik pembicaraan yang
akan diseminarkan
3. Unsur fasilitas, adalah semua hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan
seminar, seperti ruangan, meja, kursi, alat audiovisual, papan tulis, kertas, dan lain-
lain.

D. Tujuan Pelaksanaan Seminar Akademis Mahasiswa


Ada beberapa tujuan pelaksanaan seminar oleh mahasiswa, antara lain:
1. Melatih mahasiswa dalam membahas persoalan
2. Melatih mahasiswa menanggapi persoalan-persoalan yang dikemukakan seminar
3. Melatih mahasiswa mengarahkan dan memimpin seminar
4. Melatih mahasiswa merumuskan dan menuliskan persoalan-persoalan yang muncul
dalam seminar baik dari tanggapan peserta maupun jawaban dari penyaji
5. Melatih mahasiswa berfikir positif dan argumentatif secara sistematis sesuai denga
konteks masalah.

E. Kriteria Penyaji Efektif


Pembicara/ penyaji yang baik tentu harus memiliki beberapa persyaratan yang wajib
dipenuhi. Kriteria-kriteria ini harus dipenuhi agar topik atau persoalan yang disampaikan
akan tersaji dengan baik dan menarik. Penyaji yang efektif yaitu penyaji yang:
1. Memiliki karakter yang unik dan menarik, pengetahuan dan pertimbangan yang
menimbulkan rasa hormat.
2. Mengetahui bahwa dirinya memiliki pesan yang akan disampaikan. Mempunyai
tujuan jelas dalam menyampaikan pesan, dan memiliki tanggung jawab untuk
menyampaikan pesan itu.
3. Menyadarai bahwa tujuan utama penyajian adalah komunikasi ide dan perasaan untuk
memperoleh respon yang diinginkan.
4. Mampu menganalisis dan menyesuaikan dengan setiap situasi.

Modul MPK Bahasa Indonesia 100


5. Mampu memilih topik yang jelas dan layak saji.
6. Mampu membaca dan mendengarkan berbagai perbedaan yang menolak atau
berlawanan dengan idenya.
7. Mampu menjaga fakta dan pendapat melalui penyelidikan yang rinci.
8. Mampu memilih dan mengatur bahan-bahan sehingga membentuk suatu
penggabungan yang saling terkait.
9. Mampu menggunakan bahasa yang jelas, langsung, layak, dan nyata.

F. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Tuliskan bagian-bagian yang menjadi pelaksana dalam seminar!
2. Tuliskan 3 (tiga) tujuan diadakannya seminar bagi mahasiswa!
3. Tuliskan kriteria-kriteria menjadi penyaji yang baik dan efektif!
4. Buatlah kelompok di kelas Saudara dengan masing-masing lima orang! Bagilah tugas
kepada rekan-rekan Saudara, serta ilustrasikan seolah-olah Saudara sedang
melaksanakan seminar! Gunakanlah makalah yang sudah Saudara buat pada modul
sebelumnya dan sajikan di depan kelas!
5. Hadirilah seminar atau konferensi. Berilah kritik dan saran atas salah satu penyaji
dalam seminar atau konferensi tersebut. Amati pula sikap peserta yang hadir dan
sikap moderator.

G. Kunci Petunjuk Latihan


1. Bagian-bagian yang menjadi pelaksana dalam sebuah seminar adalah panitia,
moderator, notulis (penambat), pembicara atau narasumber, dan peserta.
2. Tujuan diadakannya seminar bagi mahasiswa adalah
a. Melatih mahasiswa dalam membahas persoalan
b. Melatih mahasiswa menanggapi persoalan-persoalan yang dikemukakan di
seminar
c. Melatih mahasiswa mengarahkan dan memimpin seminar

Modul MPK Bahasa Indonesia 101


d. Melatih mahasiswa merumuskan dan menuliskan persoalan-persoalan yang
muncul dalam seminar baik dari tanggapan peserta maupun jawaban dari penyaji
e. Melatih mahasiswa berpikir positif dan argumentatif secara sistematis sesuai
dengan konteks masalah
3. Kriteria untuk menjadi penyaji yang baik dan efektif antara lain:
a. Memiliki karakter yang unik dan menarik, pengetahuan dan pertimbangan yang
menimbulkan rasa hormat.
b. Mengetahui bahwa dirinya memiliki pesan yang akan disampaikan. Mempunyai
tujuan jelas dalam menyampaikan pesan, dan memiliki tanggung jawab untuk
menyampaikan pesan itu.
c. Menyadari bahwa tujuan utama penyajian adalah komunikasi ide dan perasaan
untuk memperoleh respon yang diinginkan.
d. Mampu menganalisis dan menyesuaikan dengan setiap situasi.
e. Mampu memilih topik yang jelas dan layak saji.
f. Mampu membaca dan mendengarkan berbagai perbedaan yang menolak atau
berlawanan dengan idenya.
g. Mampu menjaga fakta dan pendapat melalui penyelidikan yang rinci .
h. Mampu memilih dan mengatur bahan-bahan sehingga membentuk suatu
penggabungan yang saling terkait.
i. Mampu menggunakan bahasa yang jelas, langsung, layak, dan nyata.
4. Pada latihan ini, hampir tidak ada perbedaaan dengan kegiatan belajar sebelumnya
tentang berbicara untuk presentasi. Perbedaan yang bisa dilihat hanya pada model
berbicara pada seminar ini lebih terarah pada kegiatan berbicara secara terpimpin.
Perhatikanlah rubrik penilaian latihan ini dengan melihat rubrik penilaian pada
kegiatan belajar 1 tentang berbicara untuk presentasi. Catatan yang harus
diperhatikan dalam latihan ini adalah kekompakan Saudara dalam satu tim!
5. Saudara diminta menghadiri seminar atau konferensi. Berilah kritik dan saran atas
salah satu penyaji dalam seminar atau konferensi tersebut. Amati pula sikap peserta
yang hadir dan sikap moderator.

Modul MPK Bahasa Indonesia 102


H. Rangkuman
1. Seminar adalah suatau kegiatan ilmiah yang memungkinkan hadirnya sebuah
informasi atau temuan baru yang dilakukan oleh mahasiswa dengan arahan dosen
atau para ahli tertentu dalam membahas suatu masalah.
2. Bagian-bagian yang menjadi pelaksana dalam sebuah seminar adalah panitia,
moderator, notulis (penambat), pembicara atau narasumber, dan peserta
3. Tujuan diadakannya seminar bagi mahasiswa adalah
a. Melatih mahasiswa dalam membahas persoalan
b. Melatih mahasiswa menanggapi persoalan-persoalan yang dikemukakan di
seminar
c. Melatih mahasiswa mengarahkan dan memimpin seminar
d. Melatih mahasiswa merumuskan dan menuliskan persoalan-persoalan yang
muncul dalam seminar baik dari tanggapan peserta maupun jawaban dari penyaji
e. Melatih mahasiswa berfikir positif dan argumentatif secara sistematis sesuai
dengan konteks masalah

I. Tes Formatif
Jawablah pertnyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih jawaban A, B, C, D, atau E
yang menurut Saudara paling benar!
1. Seminar dapat juga didefinisikan sebagai…
a. Percakapan biasa
b. Percakapan terpimpin
c. Percakapan nonformal
d. Percakapan nonilmiah
e. Tidak ada yang benar
2. Berikut ini adalah unsur manusia dalam seminar, kecuali…
a. Moderator
b. Notulis
c. Pembicara atau pemateri
d. Slide presentasi
e. Peserta

Modul MPK Bahasa Indonesia 103


3. Orang yang mengatur jalannya seminar disebut…
a. Moderator
b. Sekretaris
c. Notulis
d. Peserta
e. Tidak ada yang benar
4. Berikut ini merupakan unsur fasilitas dalam sebuah seminar, kecuali…
a. Meja
b. Kursi
c. LCD projector
d. Papan tulis
e. Penambat
5. Berikut ini merupakan tujuan diadakannya seminar bagi mahasiswa, kecuali…
a. Melatih mahasiswa dalam membahas persoalan
b. Melatih mahasiswa menanggapi persoalan-persoalan yang dikemukakan di
seminar
c. Melatih mahasiswa menulis
d. Melatih mahasiswa merumuskan dan menuliskan persoalan-persoalan yang
muncul dalam seminar baik dari tanggapan peserta maupun jawaban dari penyaji
e. Melatih mahasiswa berfikir positif dan argumentatif secara sistematis sesuai
dengan konteks masalah
6. Unsur-unsur dalam seminar adalah…
a. Unsur manusia
b. Unsur fasilitas
c. Unsur materi
d. Unsur manusia, materi, dan fasilitas
e. Tidak ada yang benar
7. Orang yang bertugas mencatat semua hasil seminar disebut…
a. Notulis
b. Moderator
c. Fasilitator

Modul MPK Bahasa Indonesia 104


d. Mediator
e. Tidak ada yang benar
8. Berikut merupakan syarat menjadi penyaji/pembicara, kecuali…
a. Memiliki karakter yang unik dan menarik, pengetahuan dan pertimbangan yang
menimbulkan rasa hormat
b. Mengetahui bahwa dirinya memiliki pesan yang akan disampaikan
c. Menyadari bahwa tujuan utama penyajian adalah komunikasi ide dan perasaan
untuk memperoleh respon yang diinginkan
d. Menguasai minimal lima bahasa
e. Mampu menganalisis dan menyesuaikan dengan setiap situasi
9. Yang bertugas merencanakan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan sebuah
seminar adalah…
a. Promotor
b. Panitia seminar
c. Peserta seminar
d. Pembicara
e. Dosen
10. Topik seminar yang diangkat seharusnya bersifat aktual. Artinya…
a. Terbaru dan sedang dalam perbincangan publik
b. Dapat dipercaya
c. Bersifat subjektif
d. Tersusun secara sistematis
e. Dapat diuji kebenarannya

J. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Modul MPK Bahasa Indonesia 105


Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, tingkat penguasaan Saudara dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—69 = cukup

< 59 = kurang

Modul MPK Bahasa Indonesia 106


KEGIATAN BELAJAR 3
BERBICARA DALAM SITUASI FORMAL (PIDATO)

A. Berbicara sebagai Cara Berkomunikasi


Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Artinya dalam kegiatan bermasyarakat dan
berbaur antara satu dengan yang lain diperlukan suatu sarana dalam bertukar pikiran,
perasaan, dan berbagai informasi. Sarana yang dimaksud adalah komunikasi.
Mahasiswa juga perlu dibekali dengan kemampuan berkomunikasi agar dapat menunjang
kegiatan pembelajaran. Salah satu cara berkomunikasi adalah dengan berbicara, baik
berbicara dalam situasi formal maupun nonformal. Misalnya dalam kegiatan diskusi di kelas,
setiap mahasiswa diwajibkan untuk berbicara dalam menyampaikan argumen, sanggahan,
menyampaikan pendapat, dan ketidaksetujuannya tentang suatu masalah.
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif berbahasa yang harus dilatih
secara terus-menerus. Kemampuan ini tidak hadir secara tiba-tiba melainkan diasah dan
dilatih secara berkelanjutan. Untuk itulah perlu adanya treatment atau pelatihan secara
mendalam dalam mengasah kemampuan berbicara tersebut.
Dalam perkembangannya, berbicara di muka umum lebih dikenal dengan sebutan public
speaking. Istilah ini digunakan pada awalnya oleh para pembawa acara, para juru bicara, atau
karyawan pada perusahaaan-perusahaan. Namun, public speaking tidak sesederhana yang kita
pahami secara awam. Sekilas kita memahami teori berbicara atau public speaking hanya
berkutat pada kemampuan berbicara saja (words). Pada kenyataannya, sebuah komunikasi
atau berbicara yang sukses merupakan kombinasi yang saling terkait antara kata-kata, variasi
vokal, dan aspek nonverbal. Aspek nonverbal menguasai lebih dari separuh dari persentase
sebuah komunikasi yang baik, yakni 55% sedangkan variasi vokal mengambil porsi 38%, dan
kata-kata hanya 7% (Wang& Young, 2011:53).
Aspek kata-kata pada kemampuan berkomunikasi (berbicara) meliputi penggunaan kata-
kata atau kalimat yang sesuai dengan audiens, sedangkan variasi vokal terdiri atas permainan
intonasi, penekanan, power, dan kejelasan kata-kata. Untuk aspek nonverbal dapat dilihat dari
gerakan tubuh, gerak mata, dan ekspresi wajah.

Modul MPK Bahasa Indonesia 107


B. Aspek-aspek Berbicara dalam Situasi Formal
Menurut Damayanti (2013:128) Aspek-aspek penggunaan bahasa yang harus diperhatikan
oleh seorang pembicara ketika berbicara dalam situasi formal:
1. Menggunakan bahasa baku, artinya bahasa yang digunakan harus sesuai dengan
bahasa yang telah umum dipakai orang
2. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan audiens,
maksudnya seorang pembicara harus membedakan siapa teman bicara atau audiens
sehingga bahasa yang digunakan pun disesuaikan agar mudah dipahami
3. Menggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaan pendengar atau audiensi
4. Menggunakan bahasa yang efektif
5. Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas
6. Memperhatikan informasi atau pesan yang benar dan bermanfaat bagi pendengar atau
audiensi.

C. Menganalisis Situasi Pendengar


Sebelum melakukan aktivitas berbicara di depan umum, khususnya berbicara dalam situasi
formal, disarankan Saudara untuk menganalisis siapa saja yang akan menjadi audiensnya.
Seringkali kita terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu pentingnya sehingga lupa
memperhatikan siapa pendengar kita. Bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta
bagaimana situasi yang ada pada saat itu.
Hal-hal yang dapat dianalisis sebelum melakukan public speaking dapat digolongkan menjadi
2 (dua) bagian berikut.
1. Data umum
Data umum yang dapat digunakan dalam menganalisis pendengar antara lain: jumlah
pendengar, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial.
2. Data khusus
Data khusus dalam menganalisis pendengar dapat berupa pengetahuan pendengar
mengenai topik yang akan dibawakan, minat, dan keinginan pendengar, dan sikap
pendengar (Damayanti, 2013:130).

Modul MPK Bahasa Indonesia 108


D. Langkah-langkah Berbicara dalam Situasi Formal (Pidato)
Ada beberapa langkah yang dapat Anda gunakan sebelum berpidato Damayanti
(2013:131-132) menyatakan bahwa langkah-langkah berpidato sebagai berikut.
1. Menentukan topik. Topik dapat berupa topik bebas atau topik terikat dengan
syarat baru, relevan, dan menarik.
2. Mengumpulkan data atau opini disertai sumber asal data.
3. Membuat kerangka pidato.
4. Mengembangkan kerangka pidato, dapat berupa narasi, deskripsi, eksposisi,
persuasi, maupun argumentasi.

E. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif yang harus dilatih secara
terus-menerus. Tuliskan apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut!
2. Tuliskan definisi public speaking!
3. Tuliskan tujuan dari pentingnya melakukan analisis pendengar!
4. Tuliskan hal-hal apa sajakah yang dapat dianalisis dari situasi pendengar!
5. Pilihlah salah satu topik berikut kemudian lakukanlah analisis pendengar.
Umpamakan saja Saudara yang menjadi pembicara dalam forum tersebut!
a. Pengaruh televisi terhadap pendidikan
b. Pentingnya asuransi pendidikan anak

F. Kunci Jawaban Latihan


1. Kemampuan berbicara adalah kemampuan produktif yang dapat ditingkatkan dengan
melakukan latihan-latihan secara intensif. Kemampuan ini tidak muncul secara alam
atau tiba-tiba tetapi merupakan kemampuan yang ada karena treatment atau
perlakuan secara terus-menerus.
2. Public speaking atau berbicara di depan umum adalah sebuah kegiatan yang awalnya
digunakan oleh pembawa acara, juru bicara, dan para karyawan pada perusahaan-
perusahaan. Public speaking ini semakin berkembang seiring kemajuan zaman.
Berbicara ini tidak hanya sesederhana pandangan kita yaitu pada kemampuan

Modul MPK Bahasa Indonesia 109


berbicaranya saja, tetapi juga merupakan kemampuan yang memadukan antara kata-
kata, variasi vokal, dan aspek nonverbal.
3. Tujuan analisis pendengar bagi para pembicara sebelum melaksanakan kegiatan
berbicara adalah untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menunjang
kemampuan berbicaranya nanti. Hal ini sangat penting dilakukan agar kita tidak salah
dalam membawakan materi pembicaraan karena tidak sesuai dengan tingkat atau
latar belakang pendengar.
4. Hal-hal yang perlu dianalisis dari pendengar adalah:
a. Data umum pendengar: jumlah pendengar, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan latar belakang sosial politiknya.
b. Data khusus: pengetahuan pendengar tentang topik, minat dan keinginan
pendengar, dan sikap pendengar.
5. Sebelum melakukan presentasi, seharusnya Saudara melakukan terlebih dahulu
kegiatan analisis pendengar. Analisis ini berguna untuk membantu Saudara dalam
proses berbicara nanti. Pada hakikatnya apa yang Saudara sampaikan harus sesuai
dengan latar belakang pendengar agar apa yang disampaikan mudah dipahami.
Misalkan Saudara diminta menjadi pembicara dalam penyuluhan tentang pertanian
organik di suatu desa, maka hal-hal yang dapat Saudara analisis adalah:
Data Umum Deskripsi
1. Jumlah pendengar Jumlah peserta mencapai 50 orang sesuai
dengan jumlah pendaftar
2. Usia a. Para pendengar adalah usia pertengahan
atau dewasa berkisar 25—50 tahun
b. Rata-rata usia yang sama mendominasi
calon pendengar
3. Jenis kelamin a. Hampir 60% peserta adalah laki-laki
b. Sisanya adalah ibu-ibu yang membantu
pekerjaan suaminya
4. Pendidikan a. 80% berlatar belakang SMA
b. Sebagian telah memahami topik ini dari
penyuluhan sebelumnya
5. Keanggotan politik atau Semuanya adalah anggota dari kelompok
masyarakat pertanian di desa tersebut

Modul MPK Bahasa Indonesia 110


Data khusus Deskripsi
1. Pengetahuan pendengar Para pendengar rata-rata sudah pernah
tentang topic mendengar tentang pertanian organik tetapi
belum sepenuhnya memahami cara kerjanya

2. Minat pendengar Pendengar sangat antusias tentang topik ini


terlihat dari banyaknya yang mendaftar

3. Sikap pendengar - Pendengar menaruh perhatian pada topic


- Pendengar sangat bersahabat dengan
topik karena berhubungan dengan
kehidupan mereka
- Sikap yang paling dominan adalah
mereka (pendengar) sangat antusias
terhadap tujuan pembicara tentang
penyuluhan tersebut

G. Rangkuman
1. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif yang harus dilatih secara
intensif dan terus-menerus agar semakin baik tingkat kemampuannya
2. Aspek bahasa yang perlu diperhatikan oleh pembicara dalam forum resmi antara lain:
a. Menggunakan ragam bahasa resmi/baku
b. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan pendengar
c. Tidak menggunakan bahasa yang menyinggung orang lain
d. Menggunakan bahasa yang efektif
e. Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas
f. Memperhatikan pesan atau informasi yang benar kepada pendengar
3. Hal-hal yang perlu dianalisis dari pendengar adalah:
a. Data umum pendengar: jumlah pendengar, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan latar belakang sosial politiknya.
b. Data khusus: pengetahuan pendengar tentang topik, minat dan keinginan
pendengar, serta sikap pendengar.

Modul MPK Bahasa Indonesia 111


H. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban A, B, C, D, atau D
yang Saudara anggap benar!
1. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam interaksinya,
sehingga manusia dapat disebut sebagai makhluk…
a. Sosial
b. Berpendidikan
c. Sensitif
d. Individual
e. Personal
2. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan produktif berbahasa, artbjinya…
a. Kemampuan yang muncul tiba-tiba
b. Kemampuan karena faktor bakat
c. Kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan latihan-latihan
d. Kemampuan yang biasa
e. Tidak ada yang benar
3. Berbicara di depan umum disebut juga…
a. Public corner
b. Public speaking
c. Preface
d. Writing academic
e. Tidak ada yang benar
4. Sebelum menjadi pembicara, seharusnya melakukan…
a. Evaluasi presentasi
b. Menyebar kuesioner
c. Merevisi makalah
d. Menentukan tarif
e. Analisis situasi dan pendengar
5. Analisis pendengar dilakukan dengan tujuan agar materi pembicaraan…
a. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan pendengar
b. Sekedar formalitas

Modul MPK Bahasa Indonesia 112


c. Mengkaji sisi lain pendengar
d. Mengharapkan umpan balik dari pendengar
e. Tidak ada yang benar
6. Berikut adalah data umum dari analisis situasi pendengar, kecuali…
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Jumlah pendengar
d. Latar belakang politik
e. Sikap pendengar
7. Berikut ini merupakan data khusus dari analisis pendengar, kecuali…
a. Sikap pendengar
b. Minat pendengar terhadap topik
c. Usia
d. Keinginan pendengar
e. Salah semua
8. Berikut ini merupakan aspek bahasa yang perlu diperhatikan oleh pembicara dalam
forum resmi, kecuali…
a. Menggunakan ragam bahasa resmi/baku
b. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan pendengar
c. Tidak menggunakan bahasa yang menyinggung orang lain
d. Menggunakan bahasa yang efektif
e. Menggunakan bahasa daerah dari awal sampai akhir
9. Berikut adalah aspek nonverbal dalam berbicara yang perlu diperhatikan, kecuali…
a. Gerak tubuh
b. Gerak tangan
c. Bahasa
d. Gerak mata
e. Ekspresi wajah
10. Aspek nonverbal dalam berbicara atau berkomunikasi memiliki pengaruh dan porsi
yang besar dalam menarik pendengar, yaitu…
a. 70%

Modul MPK Bahasa Indonesia 113


b. 55%
c. 50%
d. 60%
e. 65%

I. Patokan Penilaian
Untuk menghitung tingkat penguasaan Saudara pada materi ini, Saudara dapat
menghitung dengan menggunakan rumus berikut.
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
Tingkat penguasaan= x 100
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, tingkat penguasaan saudara dapat


dideskripsikan sebagai berikut.
80—100 = baik sekali
70—79 = baik
60—69 = cukup
< 69 = kurang

Modul MPK Bahasa Indonesia 114


Kunci Jawaban Tes Formatif
A. Kegiatan Belajar 1 (Berbicara untuk Presentasi)
1. D 6. C
2. E 7. A
3. A 8. D
4. B 9. E
5. E 10. B
B. Kegiatan belajar 2 (Berbicara untuk Seminar)
1. B 6. D
2. D 7. A
3. A 8. D
4. E 9. B
5. C 10. A
C. Kegiatan Belajar 3 (Berbicara dalam Situasi Formal)
1. A 6. E
2. C 7. C
3. B 8. E
4. E 9. C
5. A 10. B

Modul MPK Bahasa Indonesia 115


Daftar Pustaka
Alex dan Achmad H.P. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

Damayanti. 2013. 1 Jam Mahir Public Speaking untuk Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pinang
Merah.

Musaba, Zulkifli. 2012. Terampil Berbicara: Teori dan Pedoman Penerapannya.


Yogyakarta: Aswaja.

Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi

Sirait, Charles Bonar. 2012. Public Speaking for Teacher. Jakarta: Grasindo

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara. Bandung: Angkasa.

Uno, Hamzah B dan Satria Koni. 2012. Asessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wang, Efendy & Karen Young. 2011. True Power of Communication. Jakarta: RAS.

Modul MPK Bahasa Indonesia 116

Anda mungkin juga menyukai