Pascakemerdekaan Prakemerdekaan
- Ditandai dengan penggunaan - Ditandai dengan adanya
bahasa Melayu (lingua franca) Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928
Dasar Penggunaan Bahasa Melayu sebagai akar dari bahasa Indonesia:
1. Kedudukannya yang telah berabad-abad sebagai bahasa perhubungan
antarpulau (lingua franca)
2. Bentuk tata bahasanya yang luwes dan mudah dipelajari
3. Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan-tingkatan (speech levels)
(Kunardi, 2005: 6)
Melayu Tinggi merupakan bentuk yang lebih resmi. Pada masa lalu
bentuk ini digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera,
Malaya, dan Jawa. Bentuk ini lebih sulit karena penggunaannya sangat
halus, penuh sindiran, agak sulit dimengerti dibanding Melayu Pasar,
tingkat toleransi kesalahan yang rendah, dan tidak ekspresif seperti
bahasa Melayu Pasar.
Adapun pertimbangan pilihan bahasa Melayu tuturan
Riau dipakai sebagai akar bahasa Indonesia sebagai
berikut.
1. Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang
ditetapkan pada tahun 1901. Pada tahun inilah Ch. A. van Ophuijsen
membuat ejaan resmi bahasa Melayu yang dimuat dalam
Kitab Logat Melayu.
12. Pada tahun 1976 Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa Indonesia
dan terdapat 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu 23 tahun hanya
terdapat 1.000 penambahan kata baru.
15. Kongres Bahasa Indonesia V dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari negara
sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda,
Jerman, dan Australia. Kongres ini dilakukan di Jakarta pada 28
Oktober s.d. 3 November 1988. Kongres ini juga mempersembahkan
karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berupa
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
16. Kongres Bahasa Indonesia VI dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1993. Kongres ini pun
tetap dilaksanakan di ibukota, Jakarta dan belum
pernah dilaksanakan di daerah-daerah yang lain.
Hasil kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa statusnya ditingkatkan
menjadi Lembaga Bahasa Indonesia. Selain itu, juga
mengusulkan agar Undang-Undang Bahasa
Indonesia disusun.
Jakarta.
Pendekatan
Komunikatif
Pembelajaran Kontekstual
dan Bermakna
Media Permainan Bahasa
Gaya Belajar Siswa/ Mahasiswa