Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI 2

Nama : Muh. Agus


Nim : 03120210205
Kelas : A3
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia

1. Tuliskan kembali peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perkembangan


bahasa Indonesia!
2. Mengapa bahasa Indonesia dikatakan sebagai bahasa negara dan bahasa pemersatu?
3. Kemukakan urgensi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia!
4. Kemukakan fungsi-fungsi bahasa Indonesia!

Jawab

1. 1. Tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen
yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan
Ma’moer. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

2. Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda mendirikan badan penerbit buku


bacaan yang kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau
Taman Bacaan Rakyat. Pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan
penerbit tersebut menerbitkan berbagai macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku
penuntun bercocok tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran
bahasa Melayu.

3.. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia di dalam
pidatonya. Hal ini merupakan pertamakalinya dalam sidang Volksraad (dewan
rakyat), terdapat seseorang yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.

4. Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan


supaya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia

5. Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Armijn Pane, Amir
Hamzah dan Sutan Takdir Alisyahbana. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan
yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra
Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis
karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak
lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.

6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa


Indonesia.

7. Tanggal 25-28 Juni 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah
Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah.
Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti
Ki Hajar Dewantara, Prof. Dr. Poerbatjaraka dan Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat.
Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya
bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara
lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.

8. Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa


Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia.
Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin
penting.

9. Tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai


bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: "Bahasa negara
adalah bahasa Indonesia".

10. Tanggal 19 Maret 1947 melalui SK No. 264/Bhg. A/47, Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan penggunaan ejaan
Republik sebagai pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.

11. Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa
dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi
Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.

12. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia


II di Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad
bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara
Indonesia.

13. Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula
dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972..

14. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa
itu menetapkan mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di
Indonesia (Wawasan Nusantara).

15. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dilaksanakan Kongres Bahasa


Indonesia III di Jakarta. Kongres tersebut untuk memperingati hari Sumpah Pemuda
ke-50. Selain telah memperlihatkan kemajuan, perkembangan, dan pertumbuhan
bahasa Indonesia, juga telah berusaha untuk memantapkan kedudukan serta fungsi
bahasa Indonesia itu sendiri.

16. Tanggal 21 - 26 November 1983 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IV di


Jakarta. Kongres ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan agar amanat yang
tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada
seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
2. Bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan dikarenakan NKRI terdiri
dari berbagai macam suku, agama, ras,dan bahasa daerah yang beraneka ragam.
Jadi, untuk mempersatukanya, diperlukan 1 bahasa yg menjadi bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia
3. Karena, bahasa Indonesia mampu menjadi pemersatu khususnya komunikasi dari
ratusan suku dan kelompok yang berbeda di Indonesia. Bayangkan apabila
dengan suku, ras dan kelompok yang banyak dan beraneka ragam namun tidak
memiliki bahasa nasional.
4. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, sarana pemersatu suku
bangsa dan alat komunikasi antarbudaya daerah.

Anda mungkin juga menyukai