Anda di halaman 1dari 51

1.

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa kesatuan negara Republik Indonesia, dan menjadi bahasa
persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia adalah gabungan bahasa Melayu, sebuah bahasa
Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca saat awal abad penanggalan modern.

1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum kemerdekaan

Sejarah mengisahkan bahwa bangsa Indonesia menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa
persatuan bangsa yang di mulai dengan adanya Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi) yang
menggunakan bahasa Melayu (Melayu Kuna) sebagai bahasa kerajaan.

Hal ini diketahui dari beberapa prasasti, seperti :


1. Tulisan yang ada di batu nisan di Minye Tujoh, Aceh tahun, 1380 M.
2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, tahun 683.
3. Prasasti Talang Tuwo, di Palembang, tahun 684.
4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, tahun 686.
5. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, tahun 688.
Pada abad ke-15, bahasa Melayu dianggap sebagai bahasa resmi karena dipakai oleh
Kesultanan Malaka yang disebut dengan bahasa Melayu Tinggi. Tetapi hanya digunakan oleh
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.

Pada akhir abad ke-19, terbentuklah bahasa indonesia yang mulai terpisah dari bahasa
melayu secara perlahan, yang digunakan untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai
pribumi, tetapi pada saat itu belum banyak orang yang mengunakanya sebagai bahasa ibu.

Pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan buku yang berjudul Malay
Archipelago yang berceritakan tentang penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri
yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa
Melayu adalah yang Bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.
Awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah
Belanda yang menggunakan ejaan Van Ophuijsen. Sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di
bawah Inggris menggunakan ejaan Wilkinson.

2. Pergerakan Kebangsaan
Dengan timbulanya pergerakan kebangsaan, dirasakan perlu adanya suatu bahasa nasional
untuk mengikat bermacam-macam suku bangsa di Indonesia. Pergerakan yang besar dan hebat
hanya dapat berhasil jika semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu mereka mencari bahasa yang
dapat dipahami dan digunakan semua orang.
Pada mulanya memang agak sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi bahasa
persatuan. Tiap daerah tampaknya lebih senang mempergunakan bahasanya sendiri. Budi Utomo
misalnya, lebih menekankan kebudayaan dan bahasa Jawa. Tiap perhimpunan pemuda, baik Jong
Java, Jong Sumatera atau Jong Ambon lebih senang menggunakan bahasa daerahnya sendiri.
Hal-hal semacam ini dirasakan amat menghambat persatuan dan kesatuan yang hendak dicapai.
Mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersatukan berbagai suku bangsa di Indonesia,
maka pada tahun 1926 Jong Java merasa perlu mengakui suatu bahasa daerah sebagai media
penghubung semua pemuda-pemudi Indonesia. Bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa
pengantar. Pemuda-pemuda di Sumatera sudah lebih dahulu menyatakan dengan tegas
memutuskan untuk menggunakan bahasa Melayu Riau, yang disebut juga Melayu Tinggi,
sebagai bahas persatuan. Walaupun terdapat keinginan yang kuat, sebagian majalah-majalah
Jong Java dan Jong Sumatranen Bond masih ditulis dalam bahasa Belanda.
Akan tetapi, di samping itu perlu pula disebut jasa-jasa beberapa surat kabar yang turut
menyebarluaskan bahasa Melayu, seperti Bianglala, Bintang Timur, Kaum Muda, Neratja, dan
lain-lain. Di samping besar sekali pengaruhnya dalam perkembangan bahasa Melayu, mereka
sekaligus menjadi media penghubung dan sarana latihan bagi putra-putri Indonesia untuk
mengutarakan berbagai macam masalah dan pendapat.

3. Perkembangan Bahasa Indonesia Setelah Kemerdekaan


Dengan menyebarmya Bahasa Melayu ke seluruh negri serta menyebarnya agama islam, juga
berkembangnya bahasa melayu sebagai bahasa penghubung antar pulau, antar suku, antar
pedagang, dan antar kerajaan, membuat tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia. Dengan adanya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928, ini adalah bukti yang
mengiikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang semuanya dengan nama
indonesia.

Adapun isi dari sumpah pemuda itu adalah sebagai berikut:

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dengan adanya sumpah pemuda, Bahasa Indonesia resmi diakui sebagai bahasa nasional.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta,
Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesastraannya, hanya
ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu.
Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa persatuan.

4. Peristiwa-Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

1. Tahun 1901 disusunnya ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen yang
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Tahun 1908 Pemerintah mendirikan badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama
Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang pada tahun 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka. Balai tersebut digunakan untuk membantu penyebaran bahasa
Melayu di kalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 adalah hari yang paling menentukan dalam perkembangan
bahasa Indonesia, karena pada tanggal itulah para pemuda mamancangkan
tonggak untuk perjalanan bahasa Indonesia.
4. Tahun 1933 resmi didirikan angkatan sastrawan muda yang dinamakan sebagai Pujangga
Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Tanggal 25-28 Juni 1938 diadakannya Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Yang
menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia.
6. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (Pasal 36).
7. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen sebelumnya.
8. Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1954 diadakannya Kongres Bahasa Indonesia II di
Medan. ini adalah suatu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia.
9. Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan
penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) di hadapan sidang
DPR dengan Keputusan Presiden No. 57, tahun 1972.
10. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah resmi yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia .
11. Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1978 diadakannya Kongres Bahasa Indonesia III di
Jakarta yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang ke-50 yang memperlihatkan
kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga
berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
12. Tanggal 21-26 November 1983 diadkannya Kongres bahasa Indonesia IV di Jakarta.
Yang di putuskan agar pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih
ditingkatkan, agar amanat untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
dapat tercapai semaksimal mungkin.
13. Tanggal 28 Oktober s.d. 3 November 1988 diadakannya Kongres bahasa Indonesia V di
Jakarta yang dihadiri oleh tujuh ratus ahli bahasa Indonesia , serta tamu dari negara
Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu
ditandatangani dengan dipersembahkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
14. Tanggal 28 Oktober s.d. 2 November 1993 diadaknnya Kongres Bahasa Indonesia VI di
Jakarta . dengan peserta sebanyak 770 ahli bahasa dari Indonesia dan 53 tamu dari
mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia,
Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Syarikat. Yang mengusulkan agar
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, dan
mengusulkan agar disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
15. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diadakannya Kongres Bahasa Indonesia VII yang diadakan
di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan
Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut:

Para anggota terdiri dari tokoh masyarakat dan ahli yang mempunyai kepedulian terhadap
bahasa dan sastra.

Bertugas memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta
berupaya meningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


dan Bahasa Negara
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari Sumpah Pemuda lebih tepatnya, Dinyatakan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
Adapun penjelasanya :

1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.


Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan
dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya
sebagai berikut :
Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.

2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.


Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain
yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya.
Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.

3. Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi


Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan
dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya
saja Buku, Koran, acara pertelevisian, siaran radio, website, dll. Karena Indonesia adalah negara
yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua
itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.

4.Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa yang Berbeda SARA dan Budaya
Agar semua bangsa indonesia memiliki bahasa pemersatu dalam berkomunikasi walaupun
berbeda beda asal,suku,ras dan adat
Sebagai Bahasa Negara
Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang
diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara adalah:
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum di dalam:
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu
Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Maka kedudukan Bahasa Indonesia sebagai:
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik
Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan
bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a. Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial
budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap
bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita
harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
b. Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat,
tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri
kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak
menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang
sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-
cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan
serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi dijajah oleh
masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa
Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah
sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
d. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa
Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah,
segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi
antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila
pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
a. Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya
bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa
Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
b. Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan
belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa
Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing.
Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu
tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
d. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang
beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku
populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa
Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa
ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.

2. Pengertian Kalimat efektif , ciri-ciri dan contoh

3. Pengertian Surat

Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas lembaran kertas yang
sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga di zaman serba
modern ini, manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari kepentingan manusia lainnya baik yang
berada di sekitarnya maupun di tempat yang berjauhan.

Zaman dahulu bentuk surat sangat sederhana. Penulisan, bahan atau cara mengirimkannya pun
juga sangat sederhana. Dan kini zaman sudah maju dengan pesat. Sedikit demi sedikit cara lama
mulai ditinggalkan. Keberadaan surat itu sendiri kini dihubungkan dengan adanya alat canggih
yang bernama komputer.

Akan tetapi, walaupun kemajuan surat menyurat telah banyak dicapai dewasa ini maka ciri khas
surat sebagai alat komunikasi dibanding dengan alat komunikasi lainnya tetap ada. Yakni, surat
tetap merupakan alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan dan kertas
sebagai medianya.

Di era modern ini penulisan surat sebagian besar beralih menggunakan komputer karena
dianggap penggunaannya lebih praktis, lebih cepat, dan memiliki kelebihan dalam menyimpan
arsip secara otomatis. Barangkali hanya sebagian kecil saja orang yang masih menggunakan
mesin ketik biasa dan tulisan tangan, bergantung dari kebutuhan dan tujuan dari surat itu sendiri.

Jenis Surat
Surat secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga
apabila ditinjau dari segi bentuk, isi, dan bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan
berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat resmi, dan surat
dinas.

Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa
korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu:

1. Tidak menggunakan kop surat


2. Tidak ada nomor surat
3. Salam pembuka dan penutup bervariasi
4. Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis
5. Format surat bebas

Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi,
maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan. Ciri-ciri surat
resmi:

1.Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi


2.Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
3.Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
4.Penggunaan ragam bahasa resmi
5.Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
6.Ada aturan format bakuBagian-bagian surat resmi:
Kepala/kop surat
Kop surat terdiri dari:
1. Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
2. Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
3. Logo instansi/lembaga
Nomor surat, yakni urutan surat yang dikirimkan
Lampiran, berisi lembaran lain yang disertakan selain surat
Hal, berupa garis besar isi surat
Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
Isi surat

Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil,
terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikan.
Penutup surat
Penutup surat, berisi:
1. salam penutup
2. jabatan
3. tanda tangan
4. nama (biasanya disertai nomor induk pegawai atau NIP)
Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu
kegiatan

Surat Niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti industri
dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar
sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat jual beli, kwintansi, dan
perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan surat niaga eksternal. Salah satu
contoh dari surat niaga adalan surat penawaran dan surat penagihan.
Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas
kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi. Fungsi dari surat
dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip,
bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan
surat instruksi. Ciri-ciri surat dinas:
1. Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
2. Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
3. Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
4. Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
5. Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
6. Format surat tertentu

Surat Lamaran Pekerjaan


Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin
bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran pekerjaan termasuk
surat dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan
dalam penulisannya. Secara umum surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini:
Kepala surat
Tempat dan tanggal pembuatan surat
Nomor surat
Lampiran
Hal atau perihal
Alamat tujuan
Salam pembuka
Isi surat yang terbagi lagi menjadi tiga bagian pokok yaitu :
1. paragraf pembuka
2. isi surat
3. paragraf penutup
Salam penutup
Tanda tangan dan nama terang

Bagian-bagian surat yang saya akan uraikan di bawah ini merupakan bagian-bagian
surat resmi, bagian-bagian surat resmi tersebut adalah sebagai berikut ini:

1. Kepala Surat/ Kop Surat


Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan bagian teratas
dalam sebuah surat. Fungsi penyertaan kepala surat tersebut tidak terlepas dari
pemberian informasi mengenai nama, alamat, kegiatan dari lembaga tersebut serta juga
bisa menjadi alat promosi. Bagian surat yang pertama ini berisi:

Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan atau organisasi,
Nama instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.

Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis horizontal
pemisah yang memisahkan antara kepala surat dengan bagian-bagian surat yang lain
seperti tempat dan tanggal pembuatan.

2. Tempat dan Tanggal Surat


Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk memberikan
informasi mengenai tempat dan tanggal penulisan surat tersebut. Untuk tempat
biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat sudah ditulis di kepala surat yang
berupa alamat instansi. Tapi bagi surat bukan resmi yang tidak memiliki kepala surat,
wajib menuliskan tempat di bagian surat ke 2 ini.
Contoh:
Jakarta, 3 Januari 2014
Cirebon, 18 Mei 1990

3. Nomor Surat
Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan atau
organisasi biasanya menggunakan penomoran terhadap surat yang dikeluarkan atau
yang diterima. Nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat,
tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Penomoran surat tersebut berfungsi untuk:

Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya


kembali apabila diperlukan
Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi,
lembaga atau perusahaan
Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
Penunjukan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.

Contoh:
Nomor: 023/PMR/05/12/2013
Nomor: 042/PRMK/28/08/2013

4. Lampiran
Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada
sejumlah berkas atau dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. Jika tidak
terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka bagian lampiran bisa
ditiadakan.

5. Hal
Pada bagian surat ke lima ini berisi hal atau perihal. Hal berfungsi memberikan
petunjuk bagi pembaca mengenai pokok isi surat tersebut.
6. Alamat Dalam
Terdapat dua alamt yang dituliskan dalam surat, yaitu alamat luar (yang ditulis di
sampul surat) dan alamat dalam (yang ditulis di dalam surat). Alamat yang dimaksud
dalam bagian ini merupakan alamat dalam. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menulis alamat dalam ini, hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

Kata "kepada" pada alamat dalam sebenarnya tidak harus ada. Kata "kepada"
dirasa berlebihan karena sudah ada kata "YTH/ yang terhormat"
Menggunakan kata "Yang terhormat" yang bisa disingkat menjadi "YTH"
Menggunakan kata "Bapak", "Ibu" atau "Sdr" jika yang dituju adalah seseorang
bukan nama instasi. Kata "Bapak, Ibu, Sdr" selalu ditulis dengan huruf kapital
diawal kata dan diikuti oleh nama orang.
Di setiap bari pada bagian alamat dalam tidak diakhiri oleh tanda titik.
Menuliskan alamat orang atau lembaga yang dituju, lengkap lebih bagus.

Contoh:
Yth. Bapak Sugiono
Kepala Sekolah SMA Karang Tengah 01
Jalan Mawar, Losari Lor
Brebes, 52255

7. Salam Pembuka
Bagian surat yang ke 7 adalah salam pembuka yang berfungsi sebagai sapaan dalam
surat. Salam pembuka ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh tanda
koma.
Contoh:
Dengan hormat,
Salam pramuka,
Assalamualaikum wr.wb.

8. Isi Surat

Pembuka

Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai pengantar atau


pendahuluan terhadap infomrasi yang disampaikan di alenia isi.

Isi

Alendia isi berisi informasi yang akan disampaikan.

Penutup

Sedangkan alenia penutup ini berisi ucapan terima kasih atau harapan dari
penulis surat kepada pembaca surat.
9. Salam Penutup
Salam penutup merupakan penutup surat yang biasanya menggunakan kata: "Hormat
saya, Hormat kami, Wassalam". Penulisan salam penutup tersebut seperti salam
pembuka, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri oleh tanda koma.

10.Nama Jelas Pengirim dan Tanda tanganSetelah salam penutup, terdapat nama
jelas pengirim surat beserta tanda tangannya.

11. Tembusan
Tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain yang juga
berhak mendapatkan surat tersebut.
Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMA Negeri 01 Tanjung
2. Pembina OSIS SMA Negeri 01 Tanjung
Contoh surat resmi dan surat cinta

Contoh Surat Dinas Resmi Sekolah 1

SMA Negeri 1 Jakarta

Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1 Jakarta

No. Telp. (021) 6503333

_________________________________________________________________________________

Jakarta, 11 September 2014

No : 002/SMAN 1 Jakarta/09/2014
Lampiran :
Perihal : Undangan

Yth. Orang tua / Wali Murid


Kelas XII SMA Negeri 1
Jakarta

Dengan hormat,
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan para siswa siswi SMAN 1 Jakarta khususnya kelas XIII. Maka
melalui surat ini kami selaku badan pendidikan sekolah, bermaksud mengadakan studi lapangan bagi
siswa siswi baik kelas IPA di luar sekolah.

Adapun acara tersebut akan kami laksanakan pada :

Hari/Tanggal : Senin, 20 September 2014


Pukul : 08.00 s.d. 13.00 WIB
Tempat : Jakarta
Acara : Penelitian Flora Langka

Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan, atas segala perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah
SMAN 1 Jakarta
Bagito Sumangko, SPd.

Contoh Surat Dinas Resmi Sekolah 2

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 345 JAKARTA

Jl. Jaya 345 Jakarta, telp. (021) 556-12345

_______________________________________________________________________________

Jakarta, 10 September 2014


Nomor : 199/smp345/2014

Lampiran : -
Perihal : Undangan Wali Murid

Yth. Orang Tua / Wali Murid


SMP Negeri 345
Jakarta,

Assalamu'alaikum Wr. Wb., salam sejahtera bagi kita sekalian


Dalam rangka memperingati hari ulang tahun SMP Negeri 345 Jakarta, Kami pengurus OSIS akan
melakukan acara santunan kepada anak yatim piatu, dan mohon kiranya para Orang Tua / Wali Murid
dapat berpartisipasi dalam memberikan sumbangan, oleh karena itu kami mohon kehadirannya pada :

Hari / tanggal : Senin / 15 september 2014


Tempat : Aula Serba Guna SMP Negeri 345
Acara : Partisipasi dari Orang Tua / Wali Murid

Mengingat pentingnya acara tersebut, dimohon kehadirannya tepat pada waktunya, demikian undangan
ini, atas kehadiran dan partisipasinya kami mengucapkan terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Mengetahui,
Kepada Sekolah SMP Negeri 345 Jakarta Ketua OSIS

Mardoko Boneng Maknyos


NIP : 122133144155166
Contoh Surat Cinta

Untuk Kakak OSIS yang baik hati,

Apa kabar, Kak? Aku harap sih Kakak saat ini sedang baik kesehatannya agar bisa membaca surat ku ini
hingga selesai.

Kak, namaku (....). Aku menulis surat ini bukan hanya karena tugas semata tapi juga sebagai rasa dan
ungkapan terimakasihku kepada Kakak.

Selama mengikuti kegiatan MOS di sekolah ini, aku memang terkadang merasa lelah dan suntuk. Tapi,
sikah ramah dari Kakak setidaknya bisa mengurangi rasa lelah dan suntuk itu. Ditambah senyuman
Kakak yang bisa memberikan spirit bagiku.

Di sisi lain, sikap tegas dan disiplin Kakak tidak membuat saya tegang, gentar atau takut. Tapi, malah
menjadikan semangat kembali membara agar bisa menjadi murid yang sebaik mungkin.

"Jangan menyayangi seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim berganti. Sayangilah
mereka seperti sungai, karena sungai mengalir selamanya."

Sekian surat pendek dari saya. Maaf kalau kata-kata dan tulisan saya jelek dan kurang berkenan di hati
ya, Kak.Salam,

(.......)

Dear Kakak Kelasku

Selamat Pagi Kak


Selamat Pagi Kakak Seniorku yang saya kagumi
Sudah sejak lama saya memperhatikan kakak. Sudah sejak lama saya tertarik dengan kakak.
Kemarin saya lihat kakak di pintu gerbang sekolah.
Waktu itu kakak sedang berdiri bertolak pinggang memelototi kami para yunior yang baru
masuk sekolah ini.

Tau nggak sih kak


Ketika pertama kali saya melihat kakak, hati saya langsung deg-degan lho kak
Jantung saya terasa berhenti berdetak

Ada desir-desir aneh di hati saya


Ada debar-debar yang menggelora di sanubari saya
Saya tidak tahu apa itu namanya
Mungkinkah ini Cinta
Entahlah
Tapi Apapun itu namanya

Yang jelas
Saya berani Sumpah Kak
Saya begitu terpaku memandang kakak
Saya begitu kagum pada kakak
Saya begitu terkesan dengan penampilan kakak yang penuh percaya diri itu

Kakak begitu tegar kokoh berdiri di pintu gerbang itu


Bagaikan Tonggak batu karang yang pantang menyerah disapu ombak pantai selatan.

Dan asal tau saja kak


Saya bertambah kagum dengan kakak

Karena kakak berani berdiri tegak disana


Tetapi melotot tetap bertolak pinggang tetap sok-sok pasang muka menyeramkan

Soooo Cool banget deh kak

Walaupun

Ritsleting celana panjang kakak waktu itu terbuka lebar lho kak

So
Saya pesan lain kali periksa dulu celana panjangnya ya kakak
dan tarik ritsletingnya jika selesai dari Toilet
Mohon garasinya ditutup dulu
Kan nggak enak kalo mobil VW kodoknya kelihatan

Setelah itu baru boleh nampang narcis di depan kami


Ok Ok Kak ??? Peace ahh

Salam saya selalu Kak

Muuuaaahhhh
(ingat ya kak Tutup Garasinya dulu Jangan Lupa !!!)
Pengertian karya ilmiah, jenis-jenis karya ilmiah, bagian-bagian karya ilmiah
serta cari 5 judul karya ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah
tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah
dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung
dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian
atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah
seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan
laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah
yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Jenis Jenis Karya Ilmiah

1. Makalah/Paper
Makalah/Paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian
sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya
ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa
untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah
kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya
disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.

A. Karakteristik makalah

1. Diangkat dari suatuu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan lapangan

2. Ruang lingkup masalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu mata kuliah

3. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang di kaji atau dalam
menerapkan sutau prosedur,prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan

4. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa tengang permasalan teoritis yang dikaji atau dalam
menerapkan suatu prosedur , prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan

5. Memperlihatkan kemampuan mahasiswadalam merangkai berbagai sumber inforamasi sebagai satu


kesatuan sintesis yang utuh .

6. Objektif
7. Tidak manipulatif

8. Aktual

9. Faktual dan akurat

10. Berdasarkan hasil observasi

B. Tujuan penulisan makalah

1. Untuk membahas tentang masalah tertentu baik berupa kajian perpustakaan atau laporan dari praktek
langsung lapangan

2. Sebagai tugas akhir sekolah atau perkuliahan

C. Sasaran pembacaannya /audience

1. Orang yang mebutuhkan makalah yang dicari sesuai temanya

D. Analisis

a. Substansi

Penulis membahas masalah dengan jelas dan rinci dimana penulis menjelaskan tentang

1. Definisi pendidikan luar sekolah (PLS)

2. Dasar pendidikan luar sekolah (PLS)

3. Persamaan dan perbedaan PLS dengan pendidikan sekolah

4. Sasaran pendidikan luar sekolah (PLS)

b. Tata tulis

Tata tulis penulis, menggunakn kata kata yang baku mudah di pahami dan sedikit mengguakan
kata kata khusus dari pls itu sendiri namun jugadi beri tahu makna nya.

c. Sistematika
Sistematika yang buat penulis rinci dan menggunakan kaidah pembuatan makalah di mulai dengan
kata pengantar. Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Ruang Lingkup Pembahasan dan Tujuan dan
manfaatdilanjutkan dengan isi dan di akhiri dengan penutup yang di lengkapi dengan kesimpulan dan
daftar pustaka

2. Artikel
Artikel adalah gagsan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahna tentang yang di dasarkan
pada kajian pustaka atau hasil penelitian.

1. Karakteristik Artikel

A. Ditulis dengan atas nama

B. Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial

C. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagaian khalayak mpembaca

D. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual

E. Disajiakan dalam bahasa yang hidup , segar , poopuler , komunikatif

F. Singkat dan tuntas

G. Orisinil

2. Tujuan penulisan Artikel

A. Memperoleh pengakuan profesional dari kalangan profsesinya

B. Memperdalam penguasaan bidang ilmu

C. Memperelancar peningkatan karir akademik atau jabatan fungsionalnya

D. Berpatisipasi dalam penyebaran dsn pengembangan ilmu

E. Di dalam penulisan artikel penulis memiliki tujuan tertentu seperti , menghimbau/mengajak, memberi
tahu/ memberi informasi, melarang atau mempengarui.

3. Sasaran pembacaannya /audience


Orang yang mencari sumber sumber pembelajaran dan pengetahuan dari sebuah artikel sesuai dengan
tema yang di carinya.

4. Analisis

a. Substansi

Penulis membahas apa itu bahasa indonesia dengan jelas dan rinci dimana dikatakan bahasa
indonesia merupakan bahasa resmi yang menjadi bahasa pemersatu warga negara indonesia.

b. Tata tulis

Tata tulis yang singkat ,padat dan menggunakan kata kata yang mudah dimengerti.

c. Sistematika

Sistematika yang i buat penulis menggunakan sitematika yang sederhana dimulai dengan judul
artikel dilanjutkan dengan pendahuluan yang singkat lalu ke pokok pembahasan dan di beri kesimpulan.

3. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian,diamana laporan
penelitianadalah suatu dokumen yang mengungkapkan apa yang telah dilakukan peneliti untuk
memcahkan masalah secara jujur , obyektif, jelas dan tepat.

1. Karakteristik Laporan Penelitian

d. Sederhana logis mudah di baca

e. Pengembanngan dengan memberikan judul & sub judul, bagian & sub bagian

f. Pengaturan yang lebih efektif dan efisien

g. Memulai menulis dengan merujuk pada outline ,tabel tabel grafik dan data lainnya.

2. Tujuan Laporan penelitian


a. Mengatasi suatu masalah

b. Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif

c. Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah

d. Mengadakan pengawasan dan perbaikan

e. Menemukan teknik teknik baru.

3. Sasaran Pembacanya

A. Masyarakat akademis

B. Sponsor penelitian atau penyandang dana

C. Masyarakat umum

4. Analisis

a. Substansi

Penulis membahas secara rinci apa itu anak jalanan itu penyebab kenapa maraknya anak jalanan
serta penelitian yan dilakukan sehingga diperoleh hasil atas penelitian yang telah dilakukan sehingga
dapat di tarik kesimpulan.

b. Tata tulis

Tata tulis penulis menggunakan bahsa yang mudah dimengerti di sertai contoh contoh yang
jelas, serta rincidan terstruktur

c. Sistematika

Sistematika yang i buat penulis rinci terstruktur dimana penulis menggunakan kaidah kaidah
dalam pembuatan laporan penelitian seperti dimulai dari judul,pendahuluan, metode penelitian,
pembahsan dan hasil, simpulan dan daftar pustaka
5. Resensi
Resensi adalah kegiatan untuk mengulas atauu menilai sebuah hasil karya baik berupa
buku,novel atau pun film dengan cara memaparkan data data,sinopsis dan kritikan pada karya tersebut.

1. Karakteristik Risensi

a. Untuk mengetahui perbedaan topik dengan judul

b. Mampu menuangkan gagasan atau ide dalam karangan ilmiah.

2. Tujuan Risensi

a. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya
lainnya

b. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi

c. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

d. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis

e. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan
substansi buku

f. Sebagi suatu alat promosi suatu karya untuk mengenalkan pada khalayak umum yang belum mngetahui
karya tersebut

g. Mendapatkan informasi atau pemahaman yang komprehensif terhadap suatu karya

3. Sasaran Pembacanya

a. Masyarakat umum ataupun suatu golongan tretentu yang ingin mengetahui ulasan dari sebuah karya
tanpa harus membaca seluruh bagian nya terlebih dahulu, karna tidak semua orang mempunyai banyak
waktu untuk mengabiskan waktu dengan duduk dan dan membaca sebuah karya novel atau buku maka
resensi ini memang kadang sangat dibutuhkan.
4. Analisis

a. Substansi/isi

Penulis mencoba memberi tahu sejelas jelasnya tentang cerita pada novel tersebut, dengan
diimbuhi dengan kesimpulan yang mengandung sebuah amanat penting tentang kehidupan , Sinopsis
dari novel tersebut secara rinci dan menarik.

b. Tata tulis

Bahasa yag digunakan kebanyakan bahasa populer,kalimat kalimat nya lugas , banyak menggunakan
tanda baca yang tidak sesuai kaidah seperti kalimat yang diulang seharusnya menggunakan (-) namun
menggunakan()

c. Sistematika

Sistematika sudah jelas dan terinci , yaitu

Judul Novel

Judul resensi novel

Pengarang

Penerbit

Tahun Terbit

Kota Terbit

Jumlah Halaman

Isi dari cerita secara ringkas


5. Karya ilmiah populer

Karangan yang mengandung unsur ilmiah berdasarkan fakta , aktualisasi, tidak


mengikut.

1. Karakteristik Karya ilmiah populer

a. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka
pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain.

b. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta
kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain,
kecuali ia adalah repoter.

c. Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan dingin (tak-emosional) demi objektifitas,
maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur

d. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan
istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta
mudah dibaca.

e. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi
yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-
informasi tersebut.

f. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer
seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.

2. Tujuan karya ilmiah populer

a. mampu merangkul atau mencuri perhatian pembaca, serta mendorong pembaca untuk membaca
bagian-bagian berikutnya

b. memberikan sentuhan-sentuhan kemanusiaan pada karangan ilmiah populer dapat meningkatkan daya
tarik artikel tersebut

c. Memberikan fakta berbicara sendiri , sekalipun di dahului dengan mmebimbing dan mendorong
pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi

3. Sasaran Pembacanya
Sasaran baca karya ilmiah populer adalah masyarakat umum, hampir tidak ada bentuk penyusunan
karya ilmiah populer ini yang baku. Kebiasaan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan para penulis untuk
membentuk teknis penulisan sendiri sendiri.

4. Analisis

a. Substansi

Penulis membahas secara rinci tentang tema yang dibahas dimana dimulai dengan membahas
pendidikan karakter yang semakinn buruk, lalu bagaimana cara mengangggulanginya dandijelaskan
tindakan apa yangharus dilakukan.

b. Tata tulis

Tata tulis yang di buat penulis cukup jela denan menggunakan bahsa yang mudah di pahmiijadi
masyarakat luas dapat dengan mudah mencerna pokok bahasan yang di bahas.

c. Sistematika

Sistematika yang i buat penulis rinci di mulai Paragraf pertama menjelaskan tentang pendidikan
merupakan karakter pendidikan selanjutnya menjelakan masyarakat yang tidak punya pendiidkan
karakter yang baik, dilajutkan dengan pendidikan karakter berpengaruh terhadap sistem pendidikan lalu
dampak apa saja yang disebabkan , dilanjutkan dengan diakhiri kesimpulan yang dapat diambi

BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH

Pengantar

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-bagian yang harus
dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain berfungsi sebagai acuan dasar
penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk memaparkan alur tulisannya. Untuk itu,
sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah
awal yang harus dilalui oleh penulis.

Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami
kerangka penulisan karya ilmiah, dan metode penulisannya.
Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan:


1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel dan makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah penulisan karya
ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran

A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian di tulis
dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

(a) Dirumuskan secara singkat


(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap

B. KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orang-
orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar
dikerik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks
pada pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman
kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis tanpa
menyebut nama terang.

C. ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak,
di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri
titik. Tahun penulisan ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik
dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata
jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan
koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat, nama universitas dan diakhiri dengan
titik. kemudian diocantumkan siapa nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing.
Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran
penelitian dengan mudah.

Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian yang
mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,
kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.
Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya
skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari
mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau
Kata Pengantar pada bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman
informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang
ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat
dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga
dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam
satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian,
metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

Contoh Abstrak Artikel Jurnal:

Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is one
indicator of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and
Anthropology Study Program graduates in opportunities of employment is much needed. Most of
the Sociology and Anthropology Study Program graduates are become teacher, both in state or
private school. Beside become a teacher, they work in non educational field, such as in bank, in
hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study Program graduate
seek the information through asking friends, internet media, mass media, and trial and error
method.
Key words: absorption, graduates, job opportunity.

Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:

Abstrak
Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang
mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan
memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan
tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu
upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama
penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian dan
analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility
penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT
ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan
pangan.

Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap
berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data
Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi
bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan
pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan
hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b)
Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility
penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk
berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi LMDH;
Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang telah
dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung, ketela pohon di hutan jati
Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model
PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

D. PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal
topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam laporan
penelitian lebih kompek daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal.
Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsur-unsurnya
tidak harus dicantumkan secara eksplisit.

Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan
mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat,
termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan pendekatan
masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya
membimbing pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran logis yang berakhir dengan
pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya. berikan kesan
bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan.
Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai
tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan
dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau menerapkan
suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).

Pendahuluan dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian kuantitatif dan laporan
penelitian kualitatif. Pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif memuat uraian tentang: (1)
latar belakang masalah penelitian, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan
pembatasan masalah), (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) keguanaan penelitian, (7)
sistematik.

a. Latar Belakang Masalah


Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul
karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu
pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi
pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik
itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep dalam topik.

Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu
perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik atau yang
berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian
sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan
sesuatu yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian sebelumnya,
atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat
menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan)
pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya hasil
penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara kronologis.
Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan
diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan demikian
peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu teoritis) mengenai
pemilihan topik penelitiannnya.

Contoh Latar Belakang Masalah:

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain guru, kurikulum, sarana/prasarana, lingkungan belajar dan masyarakat
serta pemerintah. Dalam pembelajaran guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan
tugasnya dan para siswa harus terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan ditunjang
dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta tersedianya sarana dan prasarana,
belum cukup untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya kurikulum yang senantiasa disesuaikan
dengan kebutuhan. Dengan kata lain, agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
maka perlu tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya
kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu mata pelajaran di SMA diajarkan
sejak Kurikulum 1984 hingga sekarang. Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi digabung. Mata pelajaran ini tidak dipelajari sejak kelas I SMA, namun diberikan
sejak kelas II untuk jurusan A3 dan A4. Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi dipisah. Mata pelajaran Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum
sampai kelas III jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan mata pelajaran Antropologi hanya diberikan
di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP, mata pelajaran Sosiologi diberikan
di kelas X, kelas XI dan XII untuk Jurusan IPS. Mata pelajaran Antropologi diberikan di kelas
XI dan XII untuk jurusan Bahasa.
Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu ditunjang dengan tersedianya
guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Muatan kurikulum disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan kerja, tenaga guru yang profesional dan kompeten, sarana dan prasarana
disesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan pembelajaran Sosiologi dan
Antropologi harus tersedia secara memadai, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Secara
kuantitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus tersedia dalam jumlah tertentu agar beban
mengajarnya tidak terlalu banyak. Secara kualitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus
memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di SMA sejak Kurikulum 1984,
namun lembaga pencetak tenaga guru (ex IKIP) di Indonesia baru tahun 2001 membuka Program
Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru mata
pelajaran Sosiologi dan Antropologi maka menjadi terbatasnya jumlah tenaga guru. Lebih dari
itu, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru
yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari otoritas pendidikan bahwa beban
mengajar guru minimal 18 jam per minggu. Itulah sebabnya tidak aneh jika mata pelajaran
Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru yang berlatar belakang pendidikan Geografi,
Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK. Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan
Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai
ini perlu diadakan penelitian.

b. Identifikasi dan Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang
perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya,
atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan.
Yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau wujud
keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.

Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik.
Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang tergambarkan
dalam topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok
beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar
dapat dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode penentuan data
dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan perlu
diidentifikasi dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar belakang,
meskipu yang penting bukan judulnya melainkan identifikasinya. Dengan identifikasi masalah,
memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang
operasional memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan
variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara
akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat, (5) teknik analisis data dapat
diterapkan secara tepat.

Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:


(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan pentingnya
penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan pengetahuan dan
memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan menjalaskna
hubungannya dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta dengan konsep
dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara nyata dapat
dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan orientasi faktual
dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi praktis, ingin
mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan data empiris
atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.

Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja yang tersedia?
2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES?
3. Bagaimana upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja?
Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah Bagaimana keadaan dan
kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah? Berangkat dari
permasalahan ini maka penelitian ini ingin menjawab :
a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?
b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di
Jawa Tengah?

c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan
dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada pengaruh X terhadap Y,
maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara
hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan
Y, (3) bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah
mendeskripsikan persepsi..dst.

Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Adapun tujuan penelitian ini adalah:


a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa
Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi SMA di Jawa Tengah
d. Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini sekaligus berfungsi untuk
menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.

Pendahuluan dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya menguraikan bagian-bagian


yang sama seperti dalam laporan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif yang berisi
(1) latar belakang, (2) identifikasi dan pembatasan masalah, (3) perumusan masalah atau fokus
masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian
ada persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian yang
menggunakan penelitian kualitatif,:

a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan substansial anatara
penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih diarahkan atau ditujukan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus
difokuskan pada persoalan utama secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan
masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok) dan disajikan
setelah masalah pokok.

b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan
menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah
penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas, operasional, dan merupakan jabaran
pemecahan masalah penelitian.

c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan
praktis, diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
masalah yang dipilih itu benar-benar penting untuk diteliti.

Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:


a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa
Tengah.
b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan
Antropologi SMA di Jawa Tengah.

E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan metodologis. Kerangka
teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka
metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah
pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument,
serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan
dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka teoritis diuraikan dalam
bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.
Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian.
Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang
ahli. Namun, teori apapun, yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian
sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk
pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut
pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep
menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut
pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.

Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka
teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan. bagaian ini disajikan
dalam bab tersendiri (Bab II), dan disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan
kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.

Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan laporan penelitian yaitu
karena pada hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang berdiri
sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam
bagian ini hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk memberi gambaran
pengetahuan yang mendasari pola kesamaan penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui
kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau kebijakan praktis
secara jelas. Penelaahan kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran
teori maupun data empiris sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil
penelitian.

Kerangka teoritik berfungsi sebagai hipotesis kerja dimungkinkan untuk disajikan dalamm
penelitian kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan kumpulan konsep-
konsep relevan yang terintegrasi dalam satu system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman
kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil
penelitian.

Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi kaharusan dalam penelitian
kualitatif. Telaah pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan dihubungkan dengan
permasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi kriteria
berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk didalamnya identifikasi
variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara penarikan sampel,
ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah dan fokus
penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.

Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:

Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat
digunakan untuk pijakan.
Pertama, tulisan Drost Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan.
Diaktakan bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk menciptakan manusia-
manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan
negaranya.
Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa harapan masyarakat kepada
perguruan tinggi begitu besar. Ribuan lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi
dengan harapan kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa depannya
akan cerah.
Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang sarjana dan pasar tenaga kerja .
Dalam penjelasannya itu, dikemukakan bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin
memasuki pasar bebas. Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi pemerintah makin
bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta semakin penting menyediakan lapangan kerja.
Permintaan pasar kerja diduga akan lebih banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian
Prodi dan Jurusan Keilmuan harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun
demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.
Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang dialektika pendidikan tinggi dan
signifikansi masa depan. Dikatakan bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan
sarana mencapai kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik dapat menjadi alat
pengusir kebodohan dan kemiskinan.

F. METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri.
Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi
tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian
tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif dan
metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur penelitian
dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu
diuraikan dalam bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain
penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel yang dirumuskan
secara operasional, (4) instrument penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5)
teknik pengumpulan data , (6) teknik pengolahan dan analisis data.

Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti
angket guide interview observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu diterangkan
prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau
metode yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.
sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview,
guide observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam mata
kuliah metodologi penelitian. yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran
populasinya, berpa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis
data yang dipilih dan digunakan. masing-masing metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan
secara operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan oleh peneliti.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa perancangan dan hal ini
mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan penelitian kualitatif
yang sering digunakan, seperti: (1) fenomologi. (2) hermeneutika, (3) etnografi, (4) grounded
theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded study,
etnometodologi, biografi, historical social science, riset klinis dll. Kerangka penelitian kualitatif
yang diuraiakan dan dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis penelitian
kualitatif yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi kerangka dasar bagi penulisan
karya ilmiah atau laporan penelitian yang menggunakanj metode penelitian kulaitatif secara
umum.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-bagian sebagai berikut:
(1) dasar penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber data, (4) teknik sampling, (5) alat dan teknik
pengumpulan data, (6)objektivitas dan keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur
penelitian.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa terutama dalam penusunan laporan
yang dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian bagian ini hanya bersifat konseptual atau
teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di lapangan,
misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4
macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2) sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan
model analisis, secara teoritik ada beberapa model yang dapat digunakan seperti: interactive
analysis models dan (2) flow analysisi models.

Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:

Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi terdiri atas
lulusan tahun 2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian tidak semua subyek peneltian
yang diwawancarai tetapi dari lulusan tersebut diambil sejumlah diantaranya menjadi informan
melalui teknik cuplikan dari tiap angkatan.
Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Sumber
data lain adalah dokumen data lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan sumber
kepustakaan lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terbuka dan
tertutup. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara dan angket.
Data yang telah masuk dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan statistik
sederhana yaitu prosentase dan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, display
data, dan verifikasi/ penarikan simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar
memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN


Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat bagian
hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab
maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan
kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab
tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan
demikian hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau
gambar).

Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek
yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antar
faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan
masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian
masalah.Penulisan hasil dan pembahasan menggunakan huruf times new roman, 10 pt, Bold)
(kosong 1 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt).

Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya dan pembahasannya dapat
disajikan secara bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang
dilaporkan sudah harus berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus
dilengkapi nomor urut menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan
tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil
bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat
diuraikan secara bersamasama atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan
lugas. (Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times New
Roman, 10 pt).

Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena
dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).

Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :


a. Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang
lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya sert data utama yang
diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan secar sistematis.

b. Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan
penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.

Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto,
atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur
pengetahuan yang telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan
teori-teori baru atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan,
analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang dibicarakan.
Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak, adakalanya Anda
perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah tabel, grafik,
gambar atau alat penolong lain untuk memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus
diberikan. Jangan berikan informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel
dan gambar perldisebut dalam teks dan letaknya tidak berjauhan dari teks yang bersangkutan.
Hindari pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan
hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis
yang diungkapkan dalam Pendahu-luan. Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan,
menjadi bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya
Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam Pembahasan.
Pengembangan gagasan ini disebut argumen. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti
terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian, maka Pembahasan
merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan
percobaan Anda, serta hasilnya.

Dikatakan oleh Rifai (1995), bahwa Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling
bebas berekspresi. Pendapat orang yan sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan
Pustaka tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta
jelaskan bagaimana simpulan baru itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu
berikan implikasi penerapan temuan aru tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih
lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.

Menurut Calderon & Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat dituliskan dalam berargumen
dan menyampaikan implikasi dari temuan.
1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa memuaskan atau tidak memuaskan.
Misal: Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan sains.
2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada situasi,mestinya ada penyebab, dan
mestinya ada hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila tidak, yang dianggap penyebab
bukanlah penyebab yang sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis kurangnya guru
berkualifikasi untuk menangani mata ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen
dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya pelamar yang berkualifikasi untuk menduduki
posisi guru sains.
3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu. Hampir pasti, ada pula efek yang timbul
dari situasi tsb. dan mestinya ada hubungan logis antara situasi dan efek yang mungkin. Efek
logis dari kurangnya guru berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan
kurang efektif dan ini dapat merugikan siswa.
4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan atauuntuk meningkatkan
situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna meng-atasi situasi yang
kurang memuaskan. Namun, situasi yang sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan
ditingkatkan. Langkah logis untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah
dengan mensyaratkan peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains, menghadiri
seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains.
5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang diambil ini,
pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat melanjutkan pembahasan tentang
implikasi temuan Anda pada pengajaran sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk
keadaan pendidikan secara keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat
disatukan atau dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian ini
dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik instalasi produk (jika
diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional produk, tabel dan gambar teknis atau foto
setiap aplikasi metode, produk, dan hasil pengujian.

Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik jika memenuhi kriteria
berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan dan pertanyaan
penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau pengungkapan yang
tidak ada hubungannya dengan data penelitian
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara eksplisit dengan
menghindari distorsi data penelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan data diantipasi
sedemikian rupa melalui diskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam proses
penelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak terarah dalam data
temuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi, maupun posisi.

Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk memperhatikan ataupun merujuk pula hasil
penelitian lain ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula keterbatasan ataupun
limitasi dari hasil yang diperoleh dan diperiksa apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian tersebut, dan perlu juga diungkapkan saran ataupun penelitian
lanjutan yang perlu dilaksanakan.

H. PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel
bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau
bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan
keberhasilan metode dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan
penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan
saran. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab
dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam
bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. saran hendaknya disertai dengan
argumentasinya. kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau
teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian
lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas dasar
penelitian yang telah dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini timbul masalah lain yang
terkait.

Dalam penyusunan laporan penelitian kualitatif bagian penutup merupakan bab terakhir dari isi
pokok laporan penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan hendaknya berisi uraian
tentang -temuan yang penting dalam penelitian dan implikasi-implikasi dari temuan tersebut.
Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan merupakan ringkasan dari hasil pembahasan
dan analisi. Uraian dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam bab
pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan penelitian.

Saran dikemukakan dengan mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinka jalan
keluarnyajuga disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain itu, perlu juga
dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan dalan penelitian yang memerlukan
penelitian lanjutan.

Kesimpulan dan saran dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa disertai pernyataan
baru atau pengantar yang tidak relevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi data yang
disajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa saran atai
rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah operasional bagi
implementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang
dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah teknisnya.

Contoh Simpulan dan Saran Artikel Jurnal:


Berdasarakan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keterserapan lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan
Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja, termasuk memerlukan waktu yang singkat dari
tahun pertama hingga tahun ketiga telah terserap dengan prosentase yang tinggi.
2. Lapangan kerja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES sebagian besar telah sesuai dengan lapangan kerja yaitu
guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi atau IPS.
3. Upaya lulusan dalam mengakses lapangan kerja dengan cara mencari informasi melalui teman
dan kenalan, media internet, media massa cetak dan metode trial dan error, belum didasarkan
pada perencanaan dan konseptual yang jelas dan baru dilakukan setelah lulus.

Contoh Saran dalam Artikel Jurnal:

Saran yang diusulkan dari penelitian ini adalah:


1. Lulusan dalam mengakses lapangan kerja perlu persiapan sejak di bangku kuliah dengan
mengembangkan ketrampilan dalam mengakses informasi melalui internet, media masssa cetak,
mengembangkan jaringan dengan sekolah-sekolah.
2. Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi perlu membekali ketrampilan mengakses
lapangan kerja bagi mahasiswa di lingkungannya agar kelak jika lulus sudah lebih siap dalam
memasuki lapangan kerja yang tersedia atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
3. Pemerintah dan penyelenggara lembaga pendidikan sebaiknya meningkatkan pengaturan
pengajaran agar guru-guru dalam mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidang kelilmuannya.
Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mendukung profesionalisme dalam pendidikan dan
meningkatkan kualitas pendidikan.

I. DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang
digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan
tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta penerbitnya.
Tata cara penulisan daftar pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya ilmiah yang
dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi,
dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar
pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung
pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang. Tata cara
penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di UPI
diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan American Psychological 3
Hf/bhs.Ind/kim/2000

contoh-contoh judul karya ilmiah :


1. Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.
2. Kualitas Manusia Terhadap Pembangunan Nasional.
3. Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Pembuatan Siomay
4. Manfaat Mangrove Sebagai Pelestarian Lingkungan hidup Dan Objek Pariwisata
5. Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekstensi Kebudayaan Daerah
6. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
7. Dampak Globalisasi Pada Pendidikan
8. Perubahan-Perubahan Fisik Pada Tanaman Umbi Lapis
9. Permentasi Urine Sapi (Bisol benasus L) Sebagai Pupuk Cair Untuk Meningkatkan
Produksi Pertanian
10. Pendayaan Asam Jawa (Tamarindus indica L) Dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Kelapa

Judul Karya ilmiah sangat menentukan dari isi penelitian tersebut. Jadi usahakanlah
Sang Peneliti membuat judul karya ilmiah sebaik mungkin. Semangat juga sangat penting, agar
penelitiannya terlaksana dengan baik.

4. JENIS TANDA BACA, FUNGSI DAN CONTOH

Ragam Tanda Baca , Fungsi / pengunaannya Dan Contohnya

1. Tanda titik (.)


Fungsi dan pemakaian tanda titik:

Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,


Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,

Contoh :

Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.
Dr. Adit senang mengobati orang sakit.
Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5 dan 8.

2. Tanda Koma (,)

Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:

Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,


Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimat,
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.

Contoh :

Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.


Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
Jangan buang sampah sembarangan, kata Rudi.

3. Tanda Seru (!)

Fungsi dan pemakaian tanda seru :

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

Contoh :

Jangan letakan benda itu di depan saya !

4. Tanda Titik Koma (;)

Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara


Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Contoh :

Hari makin sore; kami belum selesai juga.


Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.

5. Tanda Titik Dua (:)

Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut

Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan

Contoh :

Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
Project By: Alland Project

Penulis: Indra Lesmana

Editor: Wicak

Jangan datang terlambat.

Budi: Siap, Pak.

6. Tanda Hubung (-)

Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:

Menyambung unsur-unsur kata ulang


Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing-

Contoh :

Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.


di- packing

7. Tanda Elipsis ()

Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut

Mengambarkan kalimat yang terputus-putus


Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Contoh :

PLAK .. ALHAMDULLLIILAHH kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu
tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.

8. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.


Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang
dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh :

Siapa Presiden Indonesia saat ini?

9. Tanda Kurung ( )

Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut

Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan


Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan

Contoh :

Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).

10. Tanda Kurung Siku ( [..] )

Tanda kurung siku digunakan untuk:

Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat
atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung

Contoh :

Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari
disini.

11. Tanda Petik ()

Fungsi tanda petik adalah:

Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
Contoh :

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.

12. Tanda Petik Tunggal (..)

Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain


Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing

Contoh :

Dia bilang padaku jangan kau ganggu dia, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.
Ujar Andi.

13. Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat


Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat

Contoh :

Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s.

14. Tanda Penyingkat (Apostrof) ()

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.

Contoh :

Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD 45.

5. Buatlah sebuah contoh penyuluhan yang lengkap yang berkaitan dengan kesling

selain untuk mendapatkan derajat kesehatan yang lebih baik, lingkungan sehat juga bisa melahirkan
kreatifitas lebih. ide-ide cemerlang pun bermunculan. Konsentrasi tetap terjaga.. tidak terganggu oleh
aroma bau.. pemandangan pun indah sedap untuk dipandang, tidak penuh sampah yang berserakan
perasaan pun nyaman jadinya.
Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan, bukan hanya mencakup daerah sekitar rumah saja tetapi meliputi lingkungan tempat kita
bekerja, lingkungan sekolah. Dll. Bayangkan jika kita sekolah ditempat yang super jorok kebersihan
ruang dan sekitar tidak terjaga penuh sampah dan bau. BISAKAH KITA FOKUS BELAJAR? Tentu saja tidak
ini merupakan sebuah contoh kecil dari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Jenis-jenis penyakit yang bisa disebabkan oleh lingkungan.

Sampai saat ini secara keselurahan Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
masyarakat (Kesmas) menyangkut program pemerintah tentang Kesling masih kurang Efektif. Tingkat
kesadaran masyarakat sangat kecil. Ini dibuktikan dengan masih tingginya kasus-kasus terjadinya
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan seperti : Penyakit Demam berdarah (DBD),
Malaria, Diare, radang pernafasan, disentri, infeksi berbagia penyakit kulit dan masih banyak lagi
penyakit lainnya.

Bagaimana cara mengajak orang-orang sekitar kita untuk ikut serta..?


Kebersihan lingkungan sekitar rumah merupakan kewajiban seluruh warga, begitu pun kebersihan
lingkungan sekolah kewajiban semua siswa, dikantor kewajiban seluruh karyawan. Dan mustahil
terwujud jika tidak sama-sama menjaga. Maka dari itu perlu adanya perubahan kebiasaan pada setiap
orang tentang kesadaran dan keinginan untuk peduli pada lingkungan sekitar.

Semua hal-hal besar dimulai dari sesuatu yang kecil.. setuju..?

So.. Mulailah dengan membuat perubahan dari diri sendiri, terkadang tanpa kita sadari banyak orang
disekitar yang memperhatikan apa yang kita lakukan. Baru Kemudian lakukan pendekatan secara
sistematis, pelan-pelan agar orang-orang disekitar mau ikut serta dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Hal ini memang tidak lah mudah. Berikan pemahaman- pemahaman yang bisa merubah
cakrawala berpikir Mereka.
''Ingat kebersihan sebagian dari iman. Allah itu zat yang paling indah dan allah menyukai keindahan''

Sekian dan terima kasih telah membaca artikel tentang Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
serta penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Semoga bermanfaat. Jika Ada yang kurang atau
jika ada yang ingin ditambah kan silakan komentar sob..

Bantu kami menyebarkan informasi ini melalui media sosial anda. Share di facebook twiter dan media
sosial lain nya.

7. Contoh angka romawi

Biasanya penulisan angka romawi yang sering mengalami kesalahan yaitu pada angka 40 dan 90
karena kadang anak-anak sering menuliskan romawi 40 dengan XXXX begitu juga kesalahan
dalam penulisan romawi 90 dengan LXXXX ini kesalahan yang sering dilakukan anak-anak.

Ketika kita sudah bisa menghafalkan point-point penting angka romawi diatas tentunya bukan
halsulit untuk dapat mentranslate angka-angka dalam bentuk angka romawi :)
misal kita ankan rubah angka 1574
untuk lebih mudahnya kita pecah menjadi 1000+500+70+4 = M+D+LXX+IV
Maka kita akan mendapatkan bahwa angka romawi dari 1574 adalah MDLXXIV

Contoh lainnya penulisan angka romawi kuno :


1. 16 = XVI
2. 35 = XXXV
3. 45 = XLV
4. 79 = LXXIX
5. 99 = IC
6. 110 = CX
7. 999 = CMXCIX
8. 1666 = MDCLXVI
9. 2014 = MMXIV
10 = X
20 = XX
30 = XXX
40 = XL
50 = L
60 = LX
70 = LXX
80 = LXXX
90 = XC
100 = C
500 = D
1000 = M
Contoh-contoh kalimat efektif:

Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.


Dia memakai baju merah.
Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas itu bagi saya sangat mudah.
Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
Saya sedang membuat nasi goreng.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai