Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zaimatun Nisa

NIM : H051221003

Departemen Statistika

1. Tulislah peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan lahirnya bahasa Indonesia!

Jawaban : Berikut merupakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan lahirnya bahasa Indonesia.

• Tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang dibantu oleh
Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer. Ejaan ini dimuat dalam Kitab
Logat Melayu.
• Pada tahun 1908, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan penerbitan buku, yang
kemudian disebut Commissie voor de Volkslectuur atau Taman Bacaan Rakyat. Itu diubah
menjadi Balai Pustaka pada tahun 1917. Penerbit menerbitkan berbagai jenis novel, seperti Siti
Nurbaya, buku panduan pertanian, yang membantu mempopulerkan bahasa Melayu.
• Pada tanggal 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo berpidato dalam bahasa Indonesia. Ini adalah
pertama kalinya seseorang berpidato dalam bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad (Dewan
Rakyat).
• Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan penggunaan bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan Indonesia.
• Pada tahun 1933, majalah Pujangga Baru diterbitkan oleh Arijn Pane, Amir Hamzah dan Sutan
Takdir Alisyahbana. Redaktur majalah ini adalah para penulis yang telah berjasa besar bagi
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru, bahasa yang digunakan
untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia, digunakan oleh masyarakat dan tidak lagi
tunduk pada pembatasan yang diberlakukan oleh perpustakaan.
• Pada tahun 1936, Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
• Dari tanggal 25-28 Juni 1938 diadakan Kongres Bahasa Indonesia Pertama di Solo, Jawa Tengah,
dalam rangka memperingati 10 tahun Sumpah Pemuda. Kongres tersebut dihadiri oleh para ahli
bahasa dan budayawan terkemuka saat itu, termasuk Profesor Ki Hajar Dewantara. Poerbatjaraka
dan Prof. Hoesein Djajadiningrat. Dalam kongres tersebut, dihasilkan beberapa keputusan yang
sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut antara
lain mengubah ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan mengangkat
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di konsulat.
• Dari tahun 1942 sampai 1945 (di bawah pendudukan Jepang), Jepang melarang penggunaan
bahasa Belanda. Bahasa Belanda dianggap sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk administrasi dan sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan, karena bahasa Jepang tidak dipahami secara luas oleh orang
Indonesia. Akibatnya, bahasa Indonesia memainkan peran yang semakin penting.
• Pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia secara resmi diproklamasikan sebagai bahasa
resmi berdasarkan Bab 15 Pasal 36 UUD 1945, “Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional.”

2. Uraikan perkembangan bahasa Indonesia sejak hari kemerdekaan hingga saat ini!
Jawaban : Berikut merupakan uraian mengenai perkembangan bahasa Indonesia sejak hari kemerdekaan
hingga saat ini.

• Pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai bahasa resmi
berdasarkan Bab 15, Pasal 36 UUD 1945. "Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia."
• Dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg tanggal 19 Maret 1947. A/47, Menteri Pendidikan,
Pendidikan dan Kebudayaan Soewandi meresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
• Pada tahun 1948, erbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama
Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa
Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang
selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.
• Dari tanggal 28 Oktober sampai dengan 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia ke-2 di Medan. Kongres Bahasa Indonesia yang ke-2 ini bertujuan untuk tetap terus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan
menjadi bahasa negara Indonesia.
• Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Suharto, Presiden Republik Indonesia saat itu,
memperkenalkan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato
kenegaraan di depan sidang DPR, yang juga disetujui dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun
1972. Mulai digunakan.
• Pada tanggal 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu mengeluarkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan serta Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di Indonesia (Wawasan Nusantara).
• Dari tanggal 28 Oktober sampai dengan 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia ke-3 di Jakarta. Kongres ini menandai Hari Sumpah Pemuda Tahunan ke-50. Tidak
hanya menggambarkan kemajuan, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Indonesia, tetapi juga
upaya untuk memperkuat status dan fungsi bahasa Indonesia itu sendiri.
• Dari tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Indonesia IV di Jakarta. Kongres
tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-55. Keputusan ini
menunjukkan perlunya lebih meningkatkan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia agar
sedapat mungkin dapat memenuhi kewajiban yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang mewajibkan seluruh warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
 Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta.
Kongres Bahasa Indonesia V ini dihadiri oleh sekitar 700 pakar bahasa Indonesia dari seluruh
Indonesia serta terdapat peserta tamu dari berbagai negara sahabat. Kongres tersebut
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa kepada para pencinta bahasa Indonesia di Nusantara, yaitu Kamus Besar Bahasa
Indonesia serta Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
 Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
Pesertanya terdiri dari 770 pakar bahasa dari Indonesia dan terdapat 53 peserta tamu dari
mancanegara meliputi Amerika Serikat, Rusia, Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong,
Italia, India, Jepang, Korea Selatan dan Singapura. Kongres ini mengusulkan supaya Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk lebih ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Bahasa Indonesia, dan mengusulkan agar disusun Undang-Undang Bahasa Indonesia.
 Tanggal 26 - 30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia,
Jakarta. Kongres tersebut dilaksanakan guna mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan
Bahasa.
 Tanggal 28 Oktober - 1 November 2008 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta.
Kongres ini dilaksanakan tidak lepas dari peringatan 100 tahun kebangkitan nasional, 80 tahun
Sumpah Pemuda, dan 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa. Pada tahun tersebut dicanangkan sebagai
Tahun Bahasa. Dalam kongres ini dibahas 5 hal utama, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah,
penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa.
 Pada perkembangan berikutnya lahirlah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang diterbitkan oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada
tahun 2016.

3. Kapan bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional (bahasa persatuan) dan kapan ditetapkan
sebagai bahasa negara?

Jawaban : Pada tanggal 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Nasional. Dan
dikukuhkan sebagai Bahasa Negara melalui Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Bab XV Pasal 36, pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Bab XV Pasal 36 itu disebutkan
bahwa Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.

4. Jelaskan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia!

Jawaban : Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional sesuai ikrar ketiga sumpah
pemuda tahun 1928 dan sebagai bahasa negara yang tercantum dalam Bab XV, pasal 36 UUD 1945.
Sedangan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah lambang kebanggaan kebangsaan,
lambang identitas nasional, alat perhubungan antarwarga, antardaerah dan antarbudaya, juga sebagai alat
yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan
alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai