Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

ALMIRA HAZARIYAH (T20178003)

PRODI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan republik Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan. Bahasa
merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga,
Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting.

Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa
penghubung antara suku-suku, bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan
internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa
Indonesia dengan para pedagang asing.

Pada tanggal 28 Oktober 1982, tepatnya pada hari sumpah pemuda bahasa Indonesia
diresmikan dan diakui sebagai bahasa nasional. Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia
tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis.
BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

A. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan republik Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi.

Dari segi linguistic, Bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa melayu. bahsa
melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-Sulawesi yang digunakan
sebagai lingua francaatau bahasa perhubungan di nusantara sejak abad awal penggalan
modern.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami perubahan akibat


penggunaannya sebagai bahsa kerja di lingkungan administrasi colonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak
canangkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang bertujuan untuk
menghindari kesan “imperialisme bahasa”

B. Sejarah awal perkembangan bahasa Indonesia

Kridalaksana (2010:1) menjelaskan bahwa kelahiran bahsa Indonesia tidak


terpisahkan dari kebangkitan nasional. Para perintis kemerdekaan tidak hanya memikirkan
bagaimana merebut kekuasaan dari penjajah, melainkan juga bagaimana mengisi
kemerdekaan kemerdekaan dan menjadikan bangsa yang merdeka mempunyai kebudayaan
yang bisa dibanggakan. Sejak awal tokoh tokoh seperti Ki hajar Dewantara, Mohamad
tarbani, Soemanang, Soedarjo Tjokrosisworo, STA, Poebatjaraka, Sanusi Pane, Arjmin Pane,
dan para perintis kemerdekaan lain sudah memikirkan dan mengungkapkan pemeikirannya
bagiamana bangsa ini dapat memiliki bahasa yang bukan hanya berfungsi sebagai bahasa
kebudayaan yang mencerminkan kedawasaan pemakainya dalam segala aspek kehidupan
berbangsa.

Saat yang paling penting bagi bahasa Indonesia bagi perjalanan bahasa Indonesian
dan bangsa Indonesia adalah saat diikrarkannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober
2928. Peristiwa itu kemudian menjadi tonggak sejarah bagi terwujudnya sebuah bangsa yang
akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. sejak itu, peran
bahsa Indonesia sangatlah besar dalam mempersatukan bangsa Indonesia yang telah
menyatakan dirinya sejajar dengan bangsa lain di dunia.

Peran yang tidak kecil dalam perkembangan bahasa Indonesia juga


diperlihatkan oleh pengarang-pengarang novel yang terbit di Sumatra (Medan dan Padang),
seperti hamka, matu mona, jusuf sjuib. Mereka saling bahu-membahu menghasilkan tulisan
dalam bahsa Indonesia yang pembacanya sampai diseluruh nusantara. peran majalah-majalah
umum dan agama seperti pedoman masyarakat yang juga terbit Sumatra juga tidak dapat
diabaikan dalam perkembangan bahsa Indonesia.

Pada kongres bahasa Indonesia pertama yang diadakan di solo pada tahun 1838, para
pemuda kita telah berani menyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai milik kita bangsa
Indonesia meskipun ketika itu kita masih dalam penjajahan belanda. ketika roda sejarah terus
berputar, perang dunia ke-2 pada tahun 1941 meluas ke asia. jepang menyerang pearl harbor
(Hawaii) dan pada awal tahun 1942 dan jepang menduduki wilayah hindia belanda
(Indonesia). ketika itulah bahsa Indonesia digunakan secara menyeluruh di semua kegiatan
sehari hari karena bahsa jepang belum dikuasai. rakyat Indonesia semakin dekat dan akrab
dengan bahasa Indonesia karna bahasa Indonesia telah menjadi alat komunikasi utama dan
terpenting.

Perang dunia ke-2 berakhir dengan kekalahan jepang, pada tanggal 17 agustus 1945
Bung karno dan BUNG Hatta menyampaikan pernyataan proklamasi bangsa Indonesia ke
seluruh dunia. penyataan proklamasi itu ditulis dan disampaikan dalam bahasa Indonesia.
kemudian, dengan dikukuhkannya bahsa Indonesia sebagai bahsa negara dalam Undang-
Undang Dasar RI 1945 dalam Bab XV, pasal 36, lengkaplah sudah sejarah perkembangan
bahasa Indonesia dalam menentukan kedudukannya ditengah-tengah bangsa yang
menamakan dirinya Indonesia.

1. Sumber Bahasa Indonesia

Sejarah tumbuh dan berkembangnya bahasa Indonesia tidak lepas dari bahasa melayu.
bahasa melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai bahasa perantara atau bahasa pergaulan.
bahasa melayu tidak hanya digunakan dikepulauan nusantara, tetapi juga digunakan hampir
diseluruh asia tenggara. hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti bahasa
melayu kuno dari kerajaan di Indonesia yang ditulid dengan menggunakan bahasa melayu.

Pada saat itu bahasa melayu telah berfungsi sebagai :

a) Bahasa kebudayaan yaitu bahsa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra

b) Bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia

c) Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang
berasal dari luar Indonesia

d) Bahasa resmi kerajaan

2. Peresmian Nama bahasa indonesia

Bahasa indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat sumpah
pemuda tanggal 28 oktober 1982. Secara sosiologis hal ini sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu "kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
indonesia".. Namun secara yuridus, bahasa indonesia diakui pada tanggal 18 agustus 1945
atau setelah kemerdekaan indonesia.1

C. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan perkembangan


indonesia sebagai berikut:

1. Tahun 1996 disusunlah ejaan resmi bahasa melayu oleh van ophuijsen yang
dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Ejaan ini dimuat dalam ejaan logat melayu.
2. Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku
bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Tamaan Bacaan
Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi balai pustaka. Badan
penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan,
buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun pemelihara kesehatan, yang tidak
sedikit membantu penyebaran bahasa melayu dikalangan masyarakat luas.
3. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang
berpidato menggunakan bahasa indonesia.
4. Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar
bahasa melayu menjadi bahasa persatuan indonesia.
5. Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
6. Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun tatabahasa baru Bahasa
Indonesia.
7. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres Bahasa Indonesia I di solo. Dari
hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiwan dan budayawan
indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan
indonesia saat itu.
8. Tanggal 18 agustus 1945 ditandatanginilah Undang-Undang dasar 1945, yang
salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara.
9. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti
ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
10. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujutan tekad bangsa indonesia
untuk terus menerus menyempurnakan bahasa indonesia yang diangkat sebagai
bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
11. Tanggal 16 Agustus 1972 H.M.Soeharto, presiden republik indonesia,
meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)

1
Prima gusti yanti,BAHASA INDONESIA Konsep Dasar dan Penerapan,
(jakarta,2016,grasindo)Hal10 -15
melalui pidato kenegaraan dihadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan
keputusan Presiden No.57 tahun 1972.
12. Tanggal 31 Agustus 1972 Mentri Pendidikan dan kebudayaan menetapkan
pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakandan Pedoman
Umum Pembentukan istilah resmi berlaku diseluruh wilayah Indonesia (Wawasan
Nusantara).
13. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati
Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan,
dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha
memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia.
14. Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum didalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang diwajibkan kepada
semua warga negara indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
15. Tanggal 28 Oktober – 3 November 1988 diselenggarakan kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar
bahasa Indonesia dari seluruh indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat
seperti Brunei Darusslam, Malaysia, Singapur, Belanda, Jerman dan Oustralia.
Kongres ini ditandatangani dengan dipersembahkan karya besar Pusat Pembina
dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta Bahasa di Nusantara, yakni Kamus
Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia.
16. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta. Peserta sebanyak 770 pakar bahasa dari indonesia dan 53
peserta tamu dari mancanegara meliputi oustralia, Brunei Darussalam, Jerman,
Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan dan Amerika
Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan
disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
17. Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan kongres bahasa Indonesia VII di
Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa.2

D. Peristiwa-peristiwa yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia


a. Budi Oetomo
Pada tahun 1908, Budi Oetomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa

2
Mansurudin Silo.2010.Mozaik Bahasa Indonesia (Materi bahan ajar bernuansa “ulul
albab”.Malang.UIN-Maliki Press hal 6-9
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk sekolah
Belanda diperingan. Pada kesempatan pemulaan abad ke-20, bangsa Indonesia
asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda, sebab
bahasa Belanda merupakan syarat untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu
pengetahuan barat.
b. Sarikat Islam
Serikat Islam berdiri tahun 1912. Mulanya partai ini hanya bergerak dibidang
perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik.sejak berdirinya, serikat
islam yang sifatnya non-kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik
tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka gunakan ialah
bahasa Indonesia.
c. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue tahun 1908 Balai Pustaka didirikan. Selain
menerbitkan buku-buku, Balai Pustaka juga meberbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya Balai Pustaka terhadap perkembangan
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebut sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan kepada pengarang-pengarang bahasa Indonesia untuk
menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
2. Memberi kesempatan pada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptan
bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
3. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat, sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan
hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya,
4. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab antara
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di
Balai Pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun biak dan
pelihara.

E. Sejarah Ejaan

Sebelum huruf latin menuliskan bahasa indonesia, Kita mengenal huruf Arab.
Sampai sekarang masih tampak buku atau makalah lama yang berbahasa Melayu
(yaitu asal mula bahasa indonesia) yang menggunakan huruf itu. Huruf Arab yang di
pakai untuk menuliskan bahasa Melayu itu dikenal dengan nama huruf jawi.
Aturan ejaan untuk menuliskan bahasa Melayu dengan huruf jawi (yaitu huruf
Arab yang tidak bertanda baris dan mempunyai beberapa huruf tambahan untuk
bahasa Melayu) sudah ada. Akan tetapi, antara menulis yang satu dengan penulis yang
lain tidak sama.

a. Ejaan van Ophuijsen


Ejaan ini merupakan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1898. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van ophuijsen itu resmi diakui pemerintah
kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
1. Huruf i untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulai dengan ramai. Juga digunakan
untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaia.
2. Huruf J untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goereo, iteo, oemoer, dan lain sebagainya.
4. Tanda diakrikttik, seperti koma ain dan tanda tema, untuk menuliskan kata-kata
ma’oer, akal, ta’, pa’ dan lain sebagainya.

b. Ejaan Republik
Keinginan memperbaiki bagi bahasa indonesia baru dilaksanakan pada tahun
1947. Menteri pengajaran pendidikan dan kebudayaan Mr. Soewandi
mengeluarkan surat keputusan dan diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947, No.
264/Bhg A. Kemudian lampiran surat keputusan itu diperbarui dengan lampiran
pada surat keputusan No. 345/Bhg A, tanggal 1 April 1947 menggantikan ejaan
sebelumnya.
Surat keputusan itu merupakan peresmian bagi ejaan yang baru di dalam
bahasa indonesia yang disebut sebagai Ejaan Republik, atau kadang-kadang
disebut orang Ejaan Soewandi.
Ejaan Republik tidak banyak bedanya jika kita bandingkan dengan ejaan Van
Ophuysen. Beberapa perbedaan di antara kedua ejaan itu.
Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umum dsb.
2. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti kanak-kanak, ber-jalan2, ke-
barat2-tan.
3. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakyat,
dsb.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.

c. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)


Konsep Ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan
politik selama tahun-tahun berikutnya diurungkanlah peresmian ejaan ini.
d. Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Dalam bahasa indonesia dikenal istilah ejaan yang disempurnakan (EYD).
EYD adalah aturan-aturan untuk berbahasa baik yang benar. Ejaan yang
disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang
mulai resmi dipakai dan digunakan diindonesia tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ini
masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib
digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup
penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda
titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik
dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.3

F. Perkembangan Ejaan

Kongres Bahasa Indonesia II diselenggarakan di Medan pada tanggal 2 November


1954. Kongres itu membicarakan juga hal-hal yang berhubungan dengan ejaan bahasa
Indonesia. Sebagai keputusan kongres, dikemukakan beberapa hal, yaitu :
1. bersetuju untuk sedapat-dapatnya menggambarkan ejaan sebagai satu fonem
dengan satu huruf.
2. bersetuju untuk menyerahkan penyelidikan dan penetapan dasar-dasar ejaan
selanjutnya kepada suatu badan kompeten yang di akui oleh pemerintah.
3. Mengusulkan agar badan tersebut berusaha menyunsun :
a. suatu aturan ejaan yang praktis untuk keperluan sehari-hari dengan sedapat
mungkin mengingat pertimbangan ilmu.
b. suatu logat bahasa indonesia yang halus, berdasarkan penyelidikan yang
seksama dengan mempergunakan alat-alat modern.
4. menyetujui agar ejaan, untuk kata-kata asing yang di pakai dalam bahasa
indonesia, ditetapkan sesudah ejaan bahasa indonesia asli terlaksana, dengan
pengertian bahwa untuk kata-kata Arab diadakan kerja sama dengan kementerian
agama.
5. mengusulkan agar ejaan itu di tetapkan di undang-undang.

Dua tahun setelah kongres itu, menteri pengajaran pendidikan dan kebudayaan,
Sarino Mangunpranoto, membentuk panitia pembaharuan ejaan bahasa indonesia
yang di ketahui oleh Prof. Dr. Prijono (kemudian dilanjutkan oleh E. Katoppa).
Panitia itu berhasil menyusun rancangan ejaan pada tahun 1957.4

3
Mansurudin Silo.2010.Mozaik Bahasa Indonesia (Materi bahan ajar bernuansa “ulul
albab”.Malang.UIN-Maliki Press. Hal 9-11
4
Hakim Lukman. 1991. Ejaan dalam Bahasa Indonesia. Hal 40-42
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Prima Gusti Yanti. 2016. Konsep-konsep Dasar dan Penerapan. Jakarta :


Grasindo.
Mnsurudin Silo. 2010. Mozaik Bahasa Indonesia. Malang : UIN Maliki.
Hakim Lukman, dkk. 1991. Ejaan dalam Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai