Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN PERTEMUAN KEDUA

“SEJARAH BAHASA DAN BAHASA INDONESIA”

Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Dosen Mata Kuliah : Kasmanah, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Nama: Melati Febriana Putri (202101500990)

Prodi: Bimbingan dan Konseling

KELAS: R1D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2021

1
Sejarah Bahasa dan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia lahir dari bahasa Melayu. Alasan bahasa Melayu digunakan sebagai dasar lahirnya
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bahasa Melayu merupakan lingua franca, bahasa perhubungan atau bahasa perdagangan.
2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana, mudah dipelajari.
3. Suku bangsa Jawa dan Sunda telah dengan sukarela menerima bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional, semata-mata didasarkan pada keinsafan karena sadar akan perlunya kesatuan
dan persatuan bangsa.
4. Pada kenyataannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang dapat
dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasaan secara jelas.

Sejalan dengan pendapat Slametmulyana di atas, Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan
mengapa bahasa Melayu yang dijadikan landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut.

Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama berabad-abad
sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita (Nusantara). Hal tersebut tidak terjadi pada bahasa Jawa,
Sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.

Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-batas wilayah
bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli bahasa Jawa, Sunda , Madura,
ataupun bahasa daerah lainnya.

Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga tidak dianggap
sebagai bahasa asing.

Bahasa Melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa sehingga mudah dipelajari.
Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda, Madura yang mengenal tingkat-tingkat bahasa. Bahasa Melayu
mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang berasal dari berbagai daerah.

Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap
golongan yang lebih kuat dan tidak ada persaingan antarbahasa daerah. Di dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebangsaan nasional, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

Di dalam kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi
negara; (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan; (3) alat perhubungan dalam tingkat nasional

2
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah; dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia (Ditinjau dari Prespektif Sejarah Bangsa


Indonesia)

Upaya untuk terus menjaga dan mengembangkan Bahasa Indonesia dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satu cara untuk terus menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia yaitu dengan diadakannya
beberapa kongres bahasa Indonesia. Pada dasarnya kongres-kongres yang dilaksanakan merupakan
wujud dari eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus tetap berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman dari masa ke masa. Dari kongres yang telah dilaksanakan telah
menghasilkan beberapa inovasi yang ditunjukan untuk eksistensi bahasa Indonesia seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Dalam konteks kedudukannya sebagai bahasa nasional negara
Indonesia, bahasa Indonesia memiliki fungsi:

1. Lambang kebanggaan nasional


2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial budaya dan bahasa yang
berbeda, dan
4. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya.

Sebagai sebuah simbol identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan cerminan dari nilai-nilai sosial
budaya bangsa yang mendasari rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Melalui bahasa Indonesia, bangsa
Indonesia berusaha untuk mengkristalisasikan semangat kebersamaannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Berikut ini kongres bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan:

1. Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama)


Dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni 1938 di Solo, Jawa Tengah. Pada kongres pertama ini
menghasilkan beberapa kesepakan dan kesepahaman yakni urgensi dari usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh para cendikiawan dan
budayawan Indonesia pada waktu itu.

2. Kongres Bahasa Indonesia II


Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober – 1 November 1954 di Kota Medan, Sumatera Utara.
Kongres bahasa Indonesia ini merupakan sebuah tindakan rasionalisasi dari keinginan yang
kuat dan keras dari bangsa Indonesia untuk selalu menyempurnakan bahasa Indonesia yang

3
dijadikan bahasa nasional. Pemerintah pada 16 Agustus 1972, meresmikan penggunaan Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) yang diperkuat dengan adanya Keputusan Presiden No. 57
Tahun 1972. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada 31 Agustus 1972, menetapkan
Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).

3. Kongres Bahasa Indonesia III


Dilaksanakan pada 28 Oktober – 2 November 1978 di Jakarta. Hasil yang didapat yaitu
memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun
1928 dan selalu berusaha dengan optimal.

4. Kongres Bahasa Indonesia IV


Diselenggarakan pada tanggal 21 – 26 November 1983 di Jakarta. Pada kongres ini juga
bertepatan pada hari Sumpah Pemuda ke-55 yang menghasilkan kesepakatan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat
yang tercantum di dalam GBHN, yang mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tercapai seoptimal mungkin.

5. Kongres Bahasa Indonesia V


Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988 di Jakarta.. Pada kongres bahasa
Indonesia kelima ini, dilahirkan karya monumental yaitu sebuah Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

6. Kongres Bahasa Indonesia VI


Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1993 di Jakarta. Hasil dari kongres
bahasa Indonesia kelim diantaranya yaitu pengusulan Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, di samping
mengusulkan disusunnya UndangUndang Bahasa Indonesia.

7. Kongres Bahasa Indonesia VII


Dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa
Indonesia ke tujuh yaitu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia.

8. Kongres Bahasa Indonesia VIII


Diselenggarakan pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di Jakarta. Pada kongres bahasa Indonesia
ke tujuh menghasilkan kesepakatan pengusulan bulan Oktober dijadikan bulan bahasa.

4
Agenda pada bulan bahasa adalah berlangsungnya seminar bahasa Indonesia di berbagai
lembaga yang memperhatikan bahasa Indonesia.

9. Kongres Bahasa Indonesia IX


Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres bahasa
Indonesia ke lima membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah,
penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres
bahasa ini berskala internasional yang menghadirkan pembicara-pembicara dari dalam dan
luar negeri.

10. Kongres Bahasa Indonesia X


Dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa
Indonesia ke sepuluh merekomendasikan yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah.

5
DAFTAR PUSTAKA

Pramuki, B. Esti. "Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia." (2014).

Repelita, Tridays. "SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA (Ditinjau dari Prespektif


Sejarah Bangsa Indonesia)." Jurnal Artefak 5.1 (2018): 45-48.

Anda mungkin juga menyukai