Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Bahasa Indonesia

Oleh: Evi Chamalah, M.Pd.


Disampaikan dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Universitas Islam Sultan Agung

Agar lebih mengerti tentang bahasa Indonesia maka Anda harus mengetahui
sejarahnya. Bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Ada beberapa alasan mengapa
yang dipilih untuk diangkat menjadi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu dan bukan
bahasa daerah lain. Alasan-alasan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdagangan.
2. Bahasa Melayu sudah dikenal oleh masyarakat.
3. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipahami karena tidak mengenal tingkatan
bahasa dan tidak ada perbedaan bahasa kasar dan bahasa halus.
4. Bahasa Melayu memiliki sifat terbuka untuk menerima pengaruh bahasa lain.
5. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
6. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas (Wagiran dan Doyin 2009:1-2).
Secara resmi bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Indonesia tercatat dalam teks
Sumpah Pemuda sebagai hasil Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya,
setelah Indonesia merdeka bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara sebagai
yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Bab
XV, Pasal 36.
Berbagai peristiwa kemudian mengiringi bahasa Indonesia, baik dalam
kedudukannya sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara. Peristiwa-
peristiwa tersebut sebagai berikut.
1. Lahirnya Ejaan Van Ophuijsen pada tahun 1901.
2. Berdirinya Taman Bacaan Rakyat tahun 1908.
3. Tahun 1917 bacaan tersebut berubah nama menjadi Balai Pustaka.
4. Terselenggaranya Kongres Pemuda tahun 1928 yang antara lain menghasilkan Sumpah
Pemuda.
5. Terbitnya Majalah Poejangga Baroe tahun 1933.
6. Ditandatanganinya UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 yang di dalamnya tercantum
pengakuan bahasa Indonesia.
7. Lahirnya Ejaan Republik/Ejaan Soewandi pada tanggal 19 Maret 1947.
8. Lahirnya Ejaan yang Disempurnakan pada tanggal 16 Agustus 1972.
9. Ditetapkannya Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah pada tanggal 31 Agustus 1972 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
10. Ejaan Bahasa Indonesia
Selain peristiwa-peristiwa tersebut, juga diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia yang diadakan setiap lima tahun sekali. Secara berturut-turut berikut waktu
diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia. Kemendikbud (2011) menjelaskan bahwa
sudah dilakukan X kali Kongres Bahasa Indonesia sebagai berikut.
1) Kongres Bahasa Indonesia I
Kongres Bahasa Indonesia I diselenggarakan di Solo pada tanggal 25-27 Juni 1938.
Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu perlu menyusun gramatika baru yang menurut
wujud bahasa Indonesia.
2) Kongres Bahasa Indonesia II
Kongres Bahasa indonesia II diselenggarakan di Medan pada tanggal 28 Oktober-2
November 1954. Keputusan kongres yang dihasilkan, yaitu (a) agar dibentuk badan yang
berkompeten yang bertugas untuk menyempurnakan bahasa Indonesia; (b) supaya
diadakan pembaruan ejaan; (c) memberikan perhatian pada pemakai bahasa dalam
undang-undang dan administrasi; (d) menyarankan supaya digiatkan pemakaian istilah
ilmiah internasional dan penggalian istilah dari bahasa daerah yang serumpun; dan (e)
pembuatan film memakai bahasa Indonesia yang baik.
3) Kongres Bahasa Indonesia III
Kongres Bahasa Indonesia III diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-
3 November 1978. Keputusan kongres yang dihasilkan, yaitu (a) menghasilkan simpulan
dan tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia dalam kaitannya dengan kebijaksanaan kebudayaan, keagamaan, sosial, politik,
dan ketahanan nasional; bidang pendidikan; bidang komunikasi; bidang kesenian; bidang
linguistik; bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Kongres Bahasa Indonesia IV
Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26
November 1983. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu mengambil simpulan dan usul
tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah-masalah dalam bidang bahasa, pengajaran
bahasa, dan pembinaan bahasa dalam kaitannya dengan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, yaitu sarana komunikasi pemerintahan
dan kemasyarakatan, sarana pengembangan kebudayaan, sarana pendidikan dan
pengajaran termasuk wajib belajar serta sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5) Kongres Bahasa Indonesia V
Kongres Bahasa Indonesia V diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3
November 1988. Hasil kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya KBBI dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
6) Kongres Bahasa Indonesia VI
Kongres Bahasa Indonesia VI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-
2 November 1993. Dalam kongres ini disepakati usulan agar pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa ditingkatkan statusnya menjadi lembaga bahasa Indonesia serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Kebahasaan Indonesia.
7) Kongres Bahasa Indonesia VII
Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Jakarta tanggal 26-30 Oktober
1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan anggota
tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra
Indonesia yang bertugas memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
8) Kongres Bahasa Indonesia VIII
Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta tanggal 14-17 Oktober
2003. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu badan pertimbangan bahasa di dalam
melaksanakan tugasnya hendaknya terus mengupayakan tersusunnya undang-undang
kebahasaan dan ditingkatkannya status kelembagaan Pusat Bahasa.
9) Kongres Bahasa Indonesia IX
Kongres Bahasa Indonesia IX diselenggarakan di Jakarta tanggal 28 Oktober-1
November 2008. Keputusan kongres yang dihasilkan yaitu (a) agar pemerintah dan DPR
segera mengesahkan RUU Kebahasaan menjadi UU Kebahasaan; (b) agar pemerintah
memiliki komitmen untuk menduniakan bahasa Indonesia melalui BIPA; (c) agar
pemerintah menerapkan UKBI sebagai salah satu persyaratan dalam menduduki jabatan
tertentu dan pengangkatan CPNS.
10) Kongres Bahasa Indonesia X
Kongres Bahasa Indonesia X mengusung tema ”Penguatan Bahasa Indonesia di
Dunia Internasional” yang dilaksanakan di Hotel Grand Sahid Jaya pada tanggal 28—31
Oktober 2013. Kongres diikuti oleh 1.500 peserta yang terdiri atas pakar bahasa, praktisi,
pemerhati, dosen, guru, mahasiswa, serta pencinta bahasa dan sastra, baik dari dalam
maupun luar negeri. Delapan subtema yang mengemuka dalam kongres tersebut, yaitu (1)
bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dan wahana Ipteks, (2) bahasa
Indonesia sebagai jati diri dan media pendidikan karakter bangsa dalam memperkukuh
NKRI, (3) diplomasi kebahasaan sebagai upaya jati diri dan pemartabatan bangsa, (4)
industri kreatif berbasis bahasa dan sastra dalam meningkatkan daya saing bangsa, (5)
bahasa daerah dan bahasa asing sebagai pendukung bahasa Indonesia, (6) membawa sastra
Indonesia sebagai warga sastra dunia, (7) optimalisasi peran media massa dalam
pemanfaatan bahasa dan sastra Indonesia, dan (8) perkembangan bahasa dan studi
Indonesia di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai