Bahas Melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan sejak jaman Sriwijaya.
Di sini bahasa Melayu menjadi bahasa yang dapat dipahami dan digunakan dalam
perdagangan oleh berbagai suku yang memiliki latar belakang bahas ibu yang
berbeda. Sehingga dengan demikian bahasa Melayu menjadi lingua france dalam
aktifitas perdagangan. Dengan menjadi lingua france, bahasa Melayu menjadi cepat
tersebar di berbagai daerah di nusantara.
3. Kebutuhan Politik
1. Waktu
Fase perkembangan bahasa Indonesia. Fase pertama atau disebut dengan masa
prakolonial. Pada masa ini terdapat berbagai bukti tertulis mengenai bahasa Melayu
tua yang ditemukan pada beberapa prasasti dan inskripsi. Bukti lain, dapat
diidentifikasikan melalui adanya dialek Melayu yang tersebar di wilayah Nusantara.
Fase kedua atau disebut juga masa kolonial. Pada abad XVI orang – orang barat
sudah sampai di Indonesia, mereka menemukan bahwa bahasa melayu telah
digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan dan perdagangan. Hal
ini dikuatkan oleh Pigafetta yang berkebangsaan Portugis yang mengunjungi Tidore
untuk menyusun daftar kata Melayu – Itali tahun 1522.
Fase ketiga atau disebut dengan Masa Pergerakan. Masa ini dimulai dari tahun
1901. Pada tahun ini telah disusun ejaan resmi bahasa melayu Van Ophuysen yang
merupakan cikal bakal ejaan bahasa Indonesia yang saat itu yang masih terdapat
penggabungan dua konsonan untuk membentuk huruf – huruf tertentu seperti huruf c
yang ditulis tj, atau j yang ditulis dj.
Pada tahun 1945 bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahas negara lewat pasal
36 Undang-undang dasar 1945. Bahas Indonesia semakin berkembang pada tahun
1947 yang ditandai dengan penetapan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
menganikan ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini kemudian mengalami perbaikan di tahun
1972. Perbaikan ini kemudian dinamakan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) yang diresmikan oleh presiden Soeharto lewat Keputusan
Presiden No. 57 tahun 1972. Di tahun yang sama, Pedoman Umum Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah ditetapkan oleh
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Setalh itu, pada 28 Oktober 1980 ditetapkan
sebagai Bulan Bahasa. Adapun pertemuan – pertemuan para ahli dalam kongres
Bahasa Indonesia.
Muatan politik sangat melengket bahkan sejak kelahiran Bahasa Indonesia. Unsur
politik yang paling nyata adalah dalam sumpah pemuda yang dilaksanakan pada 28
Oktober 1928. Saat itu, proses intimidasi terhadap penjajah dilakukan oleh
sekelompok pemuda yang mengikrarkan tiga ikrar yang kini sangat bersejarah, tiga
poin yang salah satunya berisi tentang pengakuan penggunaan Bahasa Indonesia.
3. Sosial Budaya
Bahasa Indonesia yang saat ini digunakan merupakan hasil dari interaksi masyarakat
antar suku dengan suku lainnya. Program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah
membuat interaksi antar suku ini semakin kuat selain arus urbanisasi yang tak dapat
dibendung. Sehingga hasil dari pertemuan sosial budaya inilah melahirkan istilah –
istilah kebahasaan yang dipahami dan berkembang oleh pemakainya yang kemudian
diakui sebagai bahasa Indonesia. Ada kata – kata dari bahasa daerah Sunda, Jawa,
Bugis, Batak, dan lain sebagainya yang kemudian menjadi kata bahasa Indonesia.
Selain foktor interaksi antar suku ini, perkembangan kebudayaan juga menghasilkan
bahasa. Istilah mencanting dalam perbuatan batik kemudian dikenal luas.
4. IPTEK
Dr. Ade Hikmat, M.Pd., Dr. Nani Solihati, M.Pd.. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta.
Grasindo